Laporan Praktikum Asidi Alkalimetri
Laporan Praktikum Asidi Alkalimetri
TUJUAN
a. Mahasiswa dapat menjelaskan proses titrasi asidi
alkalimetri.
b. Mahasiswa mampu menghitung konsentrasi sampel
II.
Perubahan warna
Trayek pH
Merah-Kuning
1,2-2,8
Kuning-Biru
3,0-4,6
Biru-Merah
3,0-3,6
Merah-Kuning
3,2-4,4
Kuning-Biru
3,8-5,2
Merah-Kuning
4,8-6,0
Kuning-Ungu
5,2-6,8
Kuning-Biru
6,0-7,6
Tak berwarna-Merah muda 8,2-10,0
untuk menitrasi (titran) disebut juga larutan baku.
Larutan baku dibedakan menjadi 2 yaitu larutan baku primer dan larutan baku
sekunder. Larutan baku sekunder diperoleh dari standardisasi larutan baku primer.
Larutan baku sekunder dari asidimetri biasanya merupakan asam kuat karena
pelarutannya sempurna. Asam kuat yang sering digunakan untuk larutan baku
sekunder
adalah
HCl
dan
H2SO4 harus
distandardisasi
dengan
boraks
(Na2B4O7.IOH2) yang merupakan larutan standar primer. Basa kuat yang sering
digunakan dalam alkalimetri adalah NaOH, bukan larutan basa primer. Titrasi
asidimetri digunakan untuk menentukan kadar basa seperti NaOH, KOH dan
sebagainya. Dapat juga digunakan untuk menghitung kadar garam yang bersifat
basa seperti Na2CO3, NaHCO3, Na2B4O7.IOH2O dan untuk menghitung kadar
Na2CO3 dalam suatu cuplikan. (Harjadi,133,1993)
Dalam titrasi Sangat sulit untuk menentukan berakhirnya titrasi pada titik
ekivalen, karena indikator tidak hanya mengalami perubahan warna pada titik
ekivalen saja, tetapi juga pada daerah yang disebut trayek perubahan warna.
Perubahan indikator menjadi penting karena harus mengalami perubahan warna
pada titik ekivalen, dan tidak boleh mengalami perubahan warna di luar titik
ekivalen. (Harjadi,130,1993).
Untuk titran asam kuat-basa kuat maka titik ekivalennya terjadi pada pH 7,
harus dipilih indikator yang mempunyai trayek perubahan pH dengan pH 7
termasuk di dalamnya. Begitu juga untuk titrasi asam kuat-basa lemah, titik
ekivalen terjadi pada pH yang lebih kecil dari 7 dan untuk titrasi asam lemah-bas
kuat pH diatas 7. Untuk standardisasi NaOH kira-kira 0,1 M jika larutan
mengandung karbonat harus digunakan jingga metil atau biru bromfenol dalam
menstandarkan asam klorida yang normalitasnya diketahui. Sedangkan dengan
hidroksida bebas karbonat dapat digunakan fenoftalein atau biru timol.
III.
PROSEDUR KERJA
1) Alat
a. Biuret,
klem
h.
dan
statif
b.
i.
Gamb
ar 1.3 Pipet
Tetes
j. Pipet
ukur
10 mL
k.
c.
Gamb
ar
1.1
Biuret, klem
dan statif
d. Erlenmeyer
100 mL
e.
f.
ar
l.
Gamb
ar 1.4 Pipet
ukur
m. Ball filler
n.
Gamb
1.2
Erlenmeyer
g. Pipet tetes
o.
Gamb
ar 1.5 Ball
filler
p. Corong
q.
z.
Gamb
ar
1.7
Beker glass
aa.
Aqua
r.
Gamb
ar 1.6
Corong
s.
t.
u.
v.
w.
x. Beker glass
y.
des
ab.
ac.
Gamb
ar
1.8
Aquades
ad.
ae.
2) Bahan
a. Larutan HCl
b. Larutan NaOH
c. Larutan Na2CO3
d. Larutan H2C2O4
e. Larutan CH3COOH
f. Indikator Metil Orange (mo)
g. Indikator fenoftalein (pp)
af.
3) Skema kerja
a. Standarisasi larutan HCl
ag.
10 mL Na2CO3 0,1 N
ah.
erlenmeyer
ai.
Ditambah indikator metil
orange 4 tetes
Warna orange
aj.
ak.
Titrasi HCl
Warna Merah Muda
an.
HCl
ao.
b. Standarisasi larutan NaOH
ap.
10 mL H2C2O4 0,1 N
erlenmeyer
aq.
ar.
Ditambah indikator fenoftalein
Warna Bening
4 tetes
as.
at.
Warna Lembayung
Titrasi NaOH
au.
NaOH yang
av.
catat volume
terpakai
NaOH
c. Penentuan konsentrasi CH3COOH
aw.
ax. 10 mL CH3COOH 0,1 N
ay.
erlenmeyer
az.
Ditambah indikator fenoftalein
4 tetes
Warna Bening
ba.
Titrasi NaOH
bb.
bc.
Warna Lembayung
NaOH yang
bd.
IV.
catat volume
terpakai
CH3COOH
be.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil percobaan
Tabel
bf.
I.1
Cara
Kerja
Asidi Alkalimetri
1. Standarisasi HCl dengan Na2CO3 0,1 N
bg.
bh.
Volume HCl
bi.
Volume Na2CO3
bj.
35 mL
bk.
10 mL
bl.
34 mL
bm.
10 mL
bn.
37 mL
bq.
10 mL
bo.
bp.
Volume rata-rata = 10 mL
br.
bu.
V
cb.
35,3
bw.
N
cd.
cf.
ci.
ck.
cg.
cr.
cp.
N
cw.
da.
= 0,0283 N
NHCl
dd.
de.
N
dg.
di.
MH
Cl
dj.
dl.
do.
M
dn.
dq.
dt.
2. Standarisasi NaOH dengan H2C2O4 0,1 N
du.
dv.
Volume NaOH
dw.
34 mL
10 mL
dy.
dz.
35 mL
10 mL
ea.
eb.
Volume rata-rata =
Volume rata-rata = 10
34,5mL
mL
ec.
Mencari konsentrasi NaOH dengan H2C2O4
ed.
0,1 N
eg.
V
ee.
ei.
ek.
en.
34,5
ep.
0,1 N
ew.
el.
eu.
34,5
er.
es.
fb.
fd.
fi.
fm.
NNaOH
= 0.0289 N
fp.
fq.
fs.
fu.
MN
aOH
fv.
fx.
ga.
M
gc.
gf.
gj.
gk.
gl.
gn. Volu
me
CH3C
OOH
go.
gq.
gp.
20 mL
gr.
10 mL
gs.
17 mL
10 mL
gt.
gu.
Volume rata-rata =
Volume rata-rata = 10
18,5mL
mL
gv.
Mencari konsentrasi Asam Asetat
gw.
hd.
gz.
hb.
gx.
he.
hg.
18,5
hi.
hk.
10mL
hn.
18,5
hl.
hp.
hr.
hu.
0.53
hw.
ib.
ie.
ij.
il.
io.
iq.
is. Val
.A
sa
m
MC
H3COOH
it.
iv.
ix. 1
iy.
ja.
jc.
jd.
b. Pembahasan
1. Standarisasi larutan HCl
je.
Standarisasi
larutan
HCl
dilakukan
digunakan
untuk
menentukan
orange
bahwa
larutan
memiliki
pH
jh.
Berdasarkan
data
yang
diperoleh,
jo.
= 10
jp.
=10-5
jq.
jr.
js.
jt.
-5
0.1
0,1
pOH= 5
pH = 14- 5
=9
Dari perhitungan diatas maka pH=9 tercakup dalam
ju.
itu
sebabnya
alasan
kenapa
indikator
a. Simpulan
1) Pada standarisasi HCl dengan Na2CO3 0.1 N dapat diperoleh
konsentrasi konsentrasi HCl sebesar 0.0283 M, setra indikator yang
digunakan adalah indikator metil orange.
2) Pada standarisasi NaOH dengan H2C2O4 0.1 N dapat diperoleh
konsentrasi konsentrasi NaOH sebesar 0.0289 M, setra indikator
yang digunakan adalah indikator fenoftalein.
3) Pada standarisasi CH3COOH dengan NaOH dapat diperoleh
konsentrasi konsentrasi CH3COOH sebesar 0.0535 M, setra
indikator yang digunakan adalah indikator fenoftalein.
b. Saran
1) Lebih teliti dalam mengamati perubahan warna dan skala volume
pada biuret.
2)
jz.
ka.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
kb.
Tim Dosen Praktikum Kimia Analisa 2013
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analisa Teknik
Kimia FT UNNES Semarang.
kc.Http//google.com
kd.
Http://dipomhacaraxakanu.files.wordpress.
com/2011/05/laporan-resmi-pdtk-11.pdf
diakses 7 Juni 2013 pukul 20:35 WIB
ke.
kf.
kg.
2013
kh.
ki.Mengetahui,
kj.
kk.
kl.
km.
kn.
Semarang, 8 Juni
Dosen Pengampu
Dewi Artanti Putri,ST
NIP.
ko.
Praktikan I
Praktikan II
Praktikan III
kp.
kq.
kr.
Ami
Ridowati
ks.
Mahfud Fauzi
NIM. 5213412006
NIM.
5213412034
NIM. 5213412029
kt.
ku.
kv.
kw.
kx.