1.
Pemberian
kalsium
intravena,
dapat
menghambat
efek
hiperkalemia
asidosis
metabolik,
disesuaikan
dengan
keadaan
asidosis
metabolik yg ada.
c. Pemberian 2 agonis secara inhalasi maupun tetesan intavena. 2
agonis akan merangsang pompa Na K ATPase, kalium masuk ke dalam sel.
Albuterol 10 20mg, onset dalam 30 menit, menurunkan konsentrasi
kalium plasma 0,5 1,5 mmol/L dan efek paling lama dalam 2-4 jam.
3. Mengeluarkan kalium dari dalam tubuh
Pada keadaan kronik hiperkalemia sedang, ekskresi kalium oleh ginjal cukup
dengan pemberian loop diuretik atau tiazid diuretik. Hiperkalemia akut pada
umumnya tidak dapat diobati dengan diuretik, karena kecepatan ekskresi
kalium tidak adekuat. Cara lain untuk mengeliminasi kalium adalah dengan
resin, sodium polystyrene sulfonate. Resin mempunyai efek untuk mengganti
natrium dengan kalium di sistem saluran cerna. Pemberian dapat dengan
oral atau lewat rectum. Ketika diberikan secara oral, dosis 25-50 gr dicampur
dengan 100 mL sorbitol 20 % untuk mencegah konstipasi. Ini umumnya akan
menurunkan konsentrasi kalium plasma 0,5 1 mmol/L dalam 1 -2 jam dan
paling lama dalam 4 -6 jam. Jika melalui rektum (enema), 50 gr resin dan 50
mL sorbitol 70 % dicampur dalam 150 mL air. 1 gram sodium polystyrene
sulfonat dapat memindahkan 1 mEq dari kalium dengan 23 mEq natrium.
Kecepatan removal relative lambat, efek sempurnanya terlihat dalam 4 jam.
Dialisis merupakan tindakan utama untuk mengeliminasi kalium pada
penderita gangguan fungsi ginjal, persisten hiperkalemia dan hiperkalemia
berat. Peritoneal dialisis dapat membuang kalium tetapi hanya 15-20 %
seperti keefektifan hemodialisis.
Adelia
Melianti
(406107010)
FK UNTAR
Periode 21 Mei 2012 28 Juli
2012