Anda di halaman 1dari 2

PENATALAKSANAAN HIPERKALEMIA

Pengobatan hiperkalemia bertujuan untuk :

1.

mengurangi efek terhadap jantung


merangsang sel untuk menguptake kalium sehingga mengurangi kadar

kalium dalam plasma


mengeluarkan kalium dari dalam tubuh
Mengurangi efek terhadap jantung.

Pemberian

kalsium

intravena,

dapat

menghambat

efek

hiperkalemia

terhadap sistem konduksi dan repolarisasi otot jantung. Kalsium yang


diberikan dapat berupa kalsium glukonat dan harus diberikan melalui
intravena. Efek pemberian kalsium akan dapat dilihat pada EKG dalam waktu
13 menit setelah pemberian, paling lambat dalam waktu 3060 menit. Pada
hiperkalemia berat, sambil menunggu efek insulin dan bikarbonat, dapat
diberikan kalsium glukonat 10 % iv 10 ml dalam 2 3 menit dgn monitor
EKG. Bila perubahan EKG masih belum ada, pemberian kalsium glukonat
dapat diulang setelah 5-10 menit.
2.

Meningkatkan uptake kalium oleh sel.


Insulin atau 2-adrenergik agonist keduanya mempunyai efek tersebut.
Pemberian insulin secara cepat dapat merangsang sel untuk menguptake
kalium oleh sel-sel ekstrarenal seperti hepatosit dan miosit. Glukosa
biasanya diberikan bersamaan untuk mencegah hipoglikemia. Pengobatan
dengan 2-adrenergik agonist dilaporkan juga efektif. Pemberian albuterol
intravena, 0,5 mg mempunyai efek yang cepat bagi sel untuk menguptake
kalium dan dapat menurunkan kalium serum 1 mmol/L, di Amerika Serikat
tidak dianjurkan cara intravena.
a. Insulin reguler 10 - 20 unit dan 25-50 gr glukosa. Jika efektif, Kalium
plasma akan turun 0,5 1,5 mmol/L dalam 15 30 menit dan efek paling
lama dalam beberapa jam. Insulin memicu pompa ion Na K ATPase
memasukkan kalium ke dalam sel, sedang glukosa atau dextrosa memicu
pengeluaran insulin endogen.
b. Natrium bikarbonat akan meningkatkan pH sistemik.
Peningkatan pH akan merangsang ion H keluar dari dlm sel yg kemudian
menyebabkan ion K masuk ke dalam sel. Dlm keadaan tanpa asidosis

metabolik, Na bikarbonat diberikan 50 meq iv selama 10 menit. Bila dlm


keadaan

asidosis

metabolik,

disesuaikan

dengan

keadaan

asidosis

metabolik yg ada.
c. Pemberian 2 agonis secara inhalasi maupun tetesan intavena. 2
agonis akan merangsang pompa Na K ATPase, kalium masuk ke dalam sel.
Albuterol 10 20mg, onset dalam 30 menit, menurunkan konsentrasi
kalium plasma 0,5 1,5 mmol/L dan efek paling lama dalam 2-4 jam.
3. Mengeluarkan kalium dari dalam tubuh
Pada keadaan kronik hiperkalemia sedang, ekskresi kalium oleh ginjal cukup
dengan pemberian loop diuretik atau tiazid diuretik. Hiperkalemia akut pada
umumnya tidak dapat diobati dengan diuretik, karena kecepatan ekskresi
kalium tidak adekuat. Cara lain untuk mengeliminasi kalium adalah dengan
resin, sodium polystyrene sulfonate. Resin mempunyai efek untuk mengganti
natrium dengan kalium di sistem saluran cerna. Pemberian dapat dengan
oral atau lewat rectum. Ketika diberikan secara oral, dosis 25-50 gr dicampur
dengan 100 mL sorbitol 20 % untuk mencegah konstipasi. Ini umumnya akan
menurunkan konsentrasi kalium plasma 0,5 1 mmol/L dalam 1 -2 jam dan
paling lama dalam 4 -6 jam. Jika melalui rektum (enema), 50 gr resin dan 50
mL sorbitol 70 % dicampur dalam 150 mL air. 1 gram sodium polystyrene
sulfonat dapat memindahkan 1 mEq dari kalium dengan 23 mEq natrium.
Kecepatan removal relative lambat, efek sempurnanya terlihat dalam 4 jam.
Dialisis merupakan tindakan utama untuk mengeliminasi kalium pada
penderita gangguan fungsi ginjal, persisten hiperkalemia dan hiperkalemia
berat. Peritoneal dialisis dapat membuang kalium tetapi hanya 15-20 %
seperti keefektifan hemodialisis.

Sumber : Harrisons Principles of Internal Medicine. 16 th edition.

Adelia

Melianti

(406107010)
FK UNTAR
Periode 21 Mei 2012 28 Juli
2012

Anda mungkin juga menyukai