Anda di halaman 1dari 7

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1

Cara Analisis Kestabilan Lereng


Cara analisis kestabilan lereng banyak dikenal, tetapi secara garis besar

dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: cara pengamatan visual, cara
komputasi dan cara grafik (Pangular, 1985).

Cara pengamatan visual


Cara pengamatan visual adalah cara dengan mengamati langsung di

lapangan

dengan

membandingkan

kondisi

lereng

yang

bergerak

atau

diperkirakan bergerak dan yang yang tidak, cara ini memperkirakan lereng
labil

maupun

(Pangular,

stabil

1985).

dengan

Cara

ini

memanfaatkan
kurang

teliti,

pengalaman

tergantung

dari

di

lapangan

pengalaman

seseorang. Cara ini dipakai bila tidak ada resiko longsor terjadi saat
pengamatan. Cara ini mirip dengan memetakan indikasi gerakan tanah
dalam suatu peta lereng.

Cara komputasi
Cara komputasi adalah dengan melakukan hitungan berdasarkan rumus

(Fellenius, Bishop, Janbu, Sarma, Bishop modified dan lain-lain). Cara


Fellenius dan Bishop menghitung Faktor Keamanan lereng dan dianalisis
kekuatannya. Menurut Bowles (1989), pada dasarnya kunci utama gerakan
tanah adalah kuat geser tanah yang dapat terjadi :
(a) Tidak terdrainase,
(b) Efektif untuk beberapa kasus pembebanan,
(c) Meningkat sejalan peningkatan konsolidasi (sejalan dengan waktu) atau
dengan kedalaman,
(d) Berkurang dengan meningkatnya kejenuhan air (sejalan dengan waktu)
atau terbentuknya tekanan pori yang berlebih atau terjadi peningkatan air
tanah.
Dalam menghitung besar faktor keamanan lereng dalam analisis lereng
tanah melalui metoda sayatan, hanya longsoran yang mempunyai bidang gelincir
saja yang dapat dihitung.

Cara grafik

Cara grafik adalah dengan menggunakan grafik yang sudah standar


(Taylor, Hoek & Bray, Janbu, Cousins dan Morganstren). Cara ini dilakukan untuk
material homogen dengan struktur sederhana. Material yang heterogen
(terdiri atas berbagai lapisan) dapat didekati dengan penggunaan rumus
(cara komputasi).
Stereonet, misalnya diagram jaring Schmidt (Schmidt Net Diagram) dapat
menjelaskan arah longsoran atau runtuhan batuan dengan cara mengukur
strike/dip kekar-kekar (joints) dan strike/dip lapisan batuan.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan dan studi-studi yang
menyeluruh tentang keruntuhan lereng, maka dibagi 3 kelompok rentang Faktor
Keamanan (F) ditinjau dari intensitas kelongsorannya (Bowles, 1989), seperti
yang diperlihatkan pada tabel berikut:
Tabel 1
Kelompok Rentang Faktor Keamanan Berdasarkan Intensitas longsorannya

2.2

Metode Perhitungan

2.2.1

Cara Perhitungan Sederhana dengan Metode Sayatan


Cara
Sederhana
Perhitungan
Faktor
Keamanan

Faktor

Keamanan

(F)

lereng

tanah

dapat

dihitung

dengan

Lereng
berbagai

metode. Longsoran dengan bidang gelincir (slip surface), F dapat dihitung


dengan metoda sayatan (slice method) menurut Fellenius atau Bishop. Untuk
suatu lereng dengan penampang yang sama, cara Fellenius dapat dibandingkan
nilai faktor keamanannya dengan cara Bishop. Dalam mengantisipasi lereng
longsor, sebaiknya nilai F yang diambil adalah nilai F yang terkecil, dengan
demikian antisipasi akan diupayakan maksimal. Data yang diperlukan dalam
suatu perhitungan sederhana untuk mencari nilai F (faktor keamanan lereng)
adalah sebagai berikut :
a. Data lereng (terutama diperlukan untuk membuat penampang lereng)
meliputi: sudut lereng, tinggi lereng, atau panjang lereng dari kaki lereng ke
puncak lereng.
b. Data mekanika tanah sudut geser dalam (f; derajat)
Terdiri dari:
-

bobot satuan isi tanah basah (gwet; g/cm3 atau kN/m3 atau ton/m3)

kohesi (c; kg/cm2 atau kN/m2 atau ton/m2)


kadar air tanah (w; %)
Data mekanika tanah yang diambil sebaiknya dari sampel tanah tak
terganggu. Kadar air tanah ( w ) diperlukan terutama dalam perhitungan yang
menggunakan komputer (terutama bila memerlukan data gdry atau bobot
satuan isi tanah kering, yaitu : gdry = g wet / ( 1 + w ). Pada lereng yang
dipengaruhi oleh muka air tanah nilai F (dengan metoda sayatan, Fellenius)
adalah sbb.:

Dimana:
c = kohesi (kN/m2)
f = sudut geser dalam (derajat)
a = sudut bidang gelincir pada tiap sayatan (derajat)
m = tekanan air pori (kN/m2)
l = panjang bidang gelincir pada tiap sayatan (m);
L = jumlah panjang bidang gelincir
mi x li = tekanan pori di setiap sayatan (kN/m)
W = luas tiap bidang sayatan (M2) X bobot satuan isi tanah (g, kN/m3)
Pada lereng yang tidak dipengaruhi oleh muka air tanah, nilai F adalah sbb.:

Berikut ini adalah contoh perhitungan faktor keamanan cara Fellenius


pada lereng tanpa pengaruh muka air tanah, namun sebelumnya ada
beberapa langkah yang perlu diikut:
-

Langkah pertama adalah membuat sketsa lereng berdasarkan data

penampang lereng,
Dibuat sayatan-sayatan vertikal sampai batas bidang gelincir,
Langkah berikutnya adalah membuat tabel untuk mempermudah

perhitungan.
a. Metode Biasa (Fellenius atau Swedia)
Metode biasa adalah metode yang paling sederhana dari metode irisan
karena mempunyai prosedur dimana hasilnya adalah suatu persamaan faktor
keamanan linier. Menurut Fellenius (1936), gaya antar irisan dapat diabaikan
karena gaya- gaya ini paralel dengan dasar tiap irisan. Pada metode ini prinsip

Newton tentang aksi reaksi antar irisan tidak dapat dipenuhi. Perhitungan faktor
keamanan yang tidak membedakan perubahan gaya resultan antar irisan dari
satu irisan ke irisan yang lain akan mempunyai kesalahan sampai 60 %
(Whitman dan Bailey, 1967).
Gaya normal pada dasar tiap irisan ditentukan baik dari penjumlahan
gaya- gaya lurus terhadap dasar atau dari penjumlahan dan pada arah vertikal
dan horizontal.
b. Metode Bishop
Metode ini pada dasarnya sama dengan metode swedia, tetapi dengan
memperhitungkan
mengasumsikan

gaya-gaya
bidang

antar

longsor

irisan

yang

berbentuk

ada.

busur

Metode

Bishop

lingkaran.

Bishop

mengasumsikan bidang longsor berbentuk busur lingkaran dibagi menjadi


beberapa segment. Semakin banyak segmen yang dihitung maka semakin tinggi
tingkat ketelitiannya.
Pertama yang harus diketahui adalah geometri dari lereng dan juga titik
pusat busur lingkaran bidang luncur, serta letak rekahan. Untuk menentukan titik
pusat busur lingkaran bidang luncur dan letak rekahan pada longsoran busur
dipergunakan grafik
Metode Bishop yang disederhanakan merupakan metode sangat populer
dalam analisis kestabilan lereng dikarenakan perhitungannya yang sederhana,
cepat dan memberikan hasil perhitungan faktor keamanan yang cukup teliti.
Kesalahan metode ini apabila dibandingkan dengan metode lainnya yang
memenuhi semua kondisi kesetimbangan seperti Metode Spencer atau Metode
Kesetimbangan Batas Umum, jarang lebih besar dari 5%. Metode ini sangat
cocok digunakan untuk pencarian secara otomatis bidang runtuh kritis yang
berbentuk busur lingkaran untuk mencari faktor keamanan minimum.
Dalam perhitungannya menggunakan nilai iterasi dengan

cara

memasukan nilai FK di sebelah kiri hasilnya harus sama dengan nilai FK sebelah
kanan, dimana jika nilai FK > 1.0 berarti lereng mantap, FK = 1.0 lereng
setimbang dan FK < 1.0 lereng tidak mantap.
2.2.2

Metode Hoek and Brown


Metode generalized Hoek &Brown, dalam kriteria Generalized Hoek &

Brown dibutuhkan parameter GSI sebagai penentuan nilai Faktor keamanan


Lereng Tambang.

Kriteria General Hoek-Brown merupakan kriteria kegagalan empiris yang


menetapkan kekuatan batuan dengan tekanan mayor dan minor, serta
memprediksi kekuatan batuan dari data laboratorium tes triaksial dan data
struktur kekar pada masa batuan dengan rumus :

GSI (Geological Strength Index) adalah kriteria penilaian dari observasi


geologi di lapangan.
Tabel 2
Parameter Geological Strength Index Tipe Umum (General) (Hoek & Brown, 1980)

2.2.3

Metode Janbu
Metode Janbu dipakai untuk menganalisa lereng yang bidang longsornya

tidak berbentuk busur lingkaran. Bidang longsor pada analisis metode Janbu
ditentukan berdasarkan zona lemah yang terdapat pada massa batuan atau
tanah atau dengan cara lain yaitu dengan mengasumsikan suatu faktor
keamanan tertentu yang tidak terlalu rendah. Kemudian melakukan perhitungan
beberapa kali untuk mendapatkan bidang longsor yang memiliki faktor keamanan
terendah.

2.3

Software Geoteknik

2.3.1

IES QuickRWall

QuickRWall mungkin adalah alat yang terbaik untuk desain penahan


dinding. Desain dinding yang dihasilkan berkualitas tinggi dalam waktu singkat.
Pelaporan yang sangat baik dengan persamaan penuh dan intermediate data
tersedia. QuickRWall sangat grafis, sangat mudah digunakan, cepat, dan kuat.
2.3.2 Geostudio
Dengan GeoStudio dapat menganalisis hampir semua masalah yang Anda
temui dalam geoteknik Anda,

geo-lingkungan, sipil,

dan proyek-proyek

pertambangan rekayasa, termasuk:


Masalah stabilitas lereng lerengnyang melibatkan bumi dan batu,

termasuk penggalian miring, tanggul, jangkar, paku tanah dan geofabric


Rembesan yang dipengaruhi oleh infiltrasi, saluran air, dan sumur injeksi.
Deformasi akibat pembebanan bertahap, penggalian, dan mengisi

penempatan atau penghapusan.


Tanah jenuh perilaku.

2.3.3

VisualLab
Visual Lab adalah satu set 3 modul untuk menghitung dan melaporkan

hasil laboratorium geoteknik pengujian yang paling penting dan untuk


menghasilkan laporan yang berkualitas tinggi. 3 Modul tersebut meliputi
Pemadatan, Konsolidasi, dan ukuran Grain. Modul ini berbasis Windows dan
sangat mudah digunakan dan belajar.
2.3.4 Rocscience Slide
Rocscience Slide adalah salah satu software geoteknik yang mempunyai
spesialisasi sebagai software perhitungan kestabilan lereng. Pada dasarnya
Rocscience Slide adalah salah satu program di dalam paket perhitungan
geoteknik Rocscience yang terdiri dari Swedge, Roclab, Phase2, RocPlane,
Unwedge, dan RocData.
Secara umum langkah analisis kestabilan lereng dengan Rocscience
Slide adalah pemodelan, identifikasi metode dan parameter perhitungan,
identifikasi material, penetuan bidang gelincir, running/kalkulasi, dan interpretasi
nilai FoS dengan software komplemen Slide bernama Slide Interpret.
Analisis kestabilan lereng mempunyai tingkat kerumitan yang cukup tinggi
dan mempunyai banyak variabel. Selain itu akurasi kestabilan lereng juga sangat
dipengaruhi oleh akurasi parameter yang dimasukkan terkait kondisi sebenarnya.
Perhitungan detail dan unsur ketdakpastiannya cukup besar (diwakili oleh
parameterprobaility) sehingga jika perhitungan dilakukan manual akan memakan

waktu yang cukup lama dan akurasinya pun tidak maksimal. Oleh karena itu
analisis kestabilan lereng semakin banyak digunakan di dunia industri maupun
pendidikan.
2.3.5 Rockscience Phase2
Sama seperti Rockscience

Slide

hanya

mempunyai

perbedaan

pemakaian dari jenis material dimana pada Slide lebih cocok digunakan untuk
material yang lunak atau bersifat homogen. Sedangkan Phase2 lebih cocok
digunakan untuk material yang keras, ada kekar dan berlapis.
2.3.6 GkamSOIL
Merupakan software yang dirancang untuk memberikan kemudahan bagi
ilmu yang bergerak di bidang geoteknik. Software ini dibuat untuk melakukan
pengolahan data Pengujian Laboratorium Tanah serta Lapangan.
Dengan Software ini dapat dilakukan pengolahan data Pengujian
Laboratorium yang terdiri dari Cone Penetration Test (Sondir), Boring Log and
SPT, Grain Size and Hidrometer Analysis, Direct Shear Test, Unconfined
Compression Test, Consolidation Test, Compaction Test, Atterberg Limit, Specific
Grafity.
2.3.7 CESAR-LCPC
Aplikasi utama untuk Cesar-LCPC dalam geoteknik adalah:
-

Desain

struktru

bawah

tanah:

terowongan,

tambang,

fasilitas

penyimpanan, penggalian yang dalam.


Desain pondasi dalam dan dangkal (pemukiman dan analisis tanah)
Desain struktur perkerasan dan tanggul
Analisis kestabilan lereng: memotong atau mengisi untuk jalan raya,

lereng diperkuat, struktur bumi.


Rembesan, dewatering dan analisis konsolidasi.

Anda mungkin juga menyukai