Anda di halaman 1dari 2

Teh(Camelia sinensis) merupakan jenis tanaman asli Asia Tenggara yang telah

ditanam lebih dari 30 negara. Pada pengamatan ini produk teh yang digunakan adalah
mountea. Mountea merupakan minuman teh beraneka rasa yang menyegarkan tubuh.
Pengamatan perubahan bobot ini dilakukan di beberapa tempat yaitu di belakang kulkas,
didalam kulkas, jendela, dan kamar mandi. Tempat-tempat ini memiliki kelembapan, suhu,
dan intensitas cahaya matahari yang berbeda. Teh yang diletakan kamar mandi memiliki
kondisi lingkungan yang lembap dan dingin. Ketika suhu dingin, volume udara akan
menyusut sehingga kemampuan udara untuk menyerap air yang tersedia juga akan menurun.
Ketika RH di udara naik, maka uap air akan masuk sehingga bahan menggembung(Fahruri
2010). Maka dari itu bobot teh akan meningkat.Hasil pengamatan sesuai dengan teorinya.
Berbeda dengan teh yang ditempatkan di kamar mandi, teh yang didekatkan di jendela
pastinya akan terpapar oleh matahari. Matahari tidak sehari penuh menyinari teh. Ketika
matahari menyinari teh, suhu udara di sekitarnya akan meningkat, sehingga kemampuan
bahan untuk menyerap airnya pun berkurang. Bobot bahan pun akan menyusut dan menguap.
Namun jika matahari menyinari teh maka suhunya akan menurun dan bobotnya pun akan
turun, Jadi perubahan bobot ini bergantung pada lamanya teh terpapar cahaya matahari. Hasil
pengamatan menunjukan hasil yang fluktuatif. Selain itu produk teh yang terletak di jendela
mengeluarkan aroma plastik. Hal ini disebabkan terjadinya migrasi pada kemasan teh akibat
pengaruh suhu yang cukup tinggi. Migrasi tersebut membuat sebagian bahan kemasan
berpindah ke produk sehingga menyebabkan bertambahnya bobot teh dan produk menjadi
lebih keruh.
Hasil penyimpanan di jendela hampir serupa dengan bobot teh yang disimpan di
belakang kulkas terus mengalami peningkatan, namun peningkatannya tidak terlalu banyak.
Hal ini disebabkan suhu di belakang kulkas cukup panas jika dibandingkan tempat
penyimpanan yang lainnya dan kelembapannya cukup tinggi(Fahruri 2010). Suhu yang panas
menyebabkan teh mudah menguap dan kandungan air yang berada di dalamnya menjadi
berkurang dan kelembapan yang tinggi uap air yang masuk ke dalam menjadi lebih besar.
Sedangkan penyimpanan di kulkas memberikan hasil bahwa bobot teh tersebut semakin
berkurang. Hal ini disebabkan suhu di dalam kulkas sangat dingin dan kering sehingga air
yang masuk ke dalam bahan semakin sedikit dan bahan menjadi mengkerut.
Hasil perlakuan produk yang di dalam kulkas memiliki suhu dingin, volume udara
akan menyusut sehingga kemampuan udara untuk menyerap air yang tersedia juga akan
menurun. Tidak terlalu banyak terjadi perubahan bobot pada lingkungan ini. Secara
keseluruhan perlakuan penyimpanan terbaik pada teh adala di dalam kulkas.hal ini
disebabkan mutu relatif lebih terjaga dengan baik dan tidak terjadinya migrasi.
Lotion merupakan salah satu bentuk emulsi, didefinisikan sebagai campuran dari dua
fase yang tidak bercampur, yang distabilkan dengan sistem emulsi dan jika ditempatkan pada
suhu ruang berbentuk cairan yang dapat dituang. Proses produksi skin lotion adalah dengan
cara mencampurkan bahan-bahan yang larut dalam fase air pada bahan-bahan yang larut
dalam fase lemak, dengan cara pemanasan dan pengadukan (Schmitt, 2006). Lotion
merupakan produk kosmetika berupa cairan yang digunakan untuk memelihara kesehatan
kulit dan tetap menjaga kesehatan. Lotion terdiri dari sebuah emulsi berbentuk o/w (minyak

dalam air) atau oil in water. Emulsi adalah suatu campuran (koloid) dari dua cairan atau lebih
yang tidak saling melarutkan tetapi ingin saling terpisah (antagonis) karena mempunyai berat
jenis yang berbeda. Cairan yang terdispersi disebut fase internal atau uncontinous phase
sedangkan cairan yang mendispersi (pendispersi) disebut fase eksternal atau continous phase
(Barnett, 2007). Pada umumnya skin lotion disusun oleh komponen-komponen emulsifier
(pengemulsi), humektan, emolien, bahan aktif, dan air (Keithler, 2007). Sedangkan menurut
Barnett (2007), bahan penyusun skin lotion terdiri dari astringent, antiseptik, alkohol,
humektan, minyak, lemak, pengemulsi, surfaktan, dan emolien. Kandungan bahan-bahan
tersebut mempengaruhi proses penyimpanan yang sesuai untuk lotion. Pada lingkungan yang
terpapar sinar matahari langsung lotion mengalami perubahan yang cukup signifikan. Hal ini
dipengaruhi oleh suhu lingkungan yang relatif tinggi.Menurut Connors et al (2005),suhu
penyimpanan ekstrim bagi produk emulsi berkisar antara 45-50C sehingga lebih dari suhu
tersebut produk lotion akan mengalami penurunan mutu. Hal ini terlihat dari tekstur lotion
yang semakin berminyak pada lingkungan yang terpapar sinar matahari dan di belakang
kulkas. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh penyimpanan lotion terbaik adalah pada
lingkungan yang lembab dan dingin.

Barnett G. 2007. Emollient Cream and Lotions. Dalam Cosmetics and Science Technology.
Volume I. Willey-Interscience. New York(US): New York Inc.
.
Connors K A, Gordon, Stella V J. 2005. Stabilitas Kimiawi Sediaan Farmasi. Di dalam
Fahruri. 2010. Pengaruh Kelembaban Relatif Terhadap Penyimpanan Teh. Jakarta(ID):
Adijaya press.
Keithler W M R. 2007. The Formulation of Cosmetics and Cosmetics Specialties. Drug and
Cosmetic Industry,. New York(US): Times Inc.
Schmitt W H.2006. Skin Care Products. In : Williams, D. F and W. H. Schmitt (Ed). 1996.
Cosmetics and Toiletries Industry. 2nd Ed. Blackie Academe and Profesional.London(UK):
Academy Co.

Anda mungkin juga menyukai