Pengertian Mekanistik
Pendekatan
mekanistik
merupakan
pendekatan
tradisional
dan
didasarkan pada apa yang diketahui dari pengalaman sendiri (diawali dari yang
sederhana ke yang lebih kompleks). Dalam pendekatan ini manusia dianggap
sebagai mesin (Depdiknas, 2000 : 17).
Menurut filosofi mechanistic bahwa manusia ibarat komputer, sehingga
dapat diprogram dengan cara drill untuk mengerjakan hitungan atau algoritma
tertentu dan menampilkan aljabar pada level yang paling sederhana atau
bahkan
membedakan dengan mengenali pola pola dan proses yang berulang ulang.
Berkenaan pada hal-hal di atas, De Lange (1978 : 01) mengidentifikasi
beberapa pendekatan pembelajaran dilihat dari proses matematisasi yang
disajikan dalam tabel berikut:
Pendekatan
Horizontal
Vertikal
Mekanistik
Empiristik
+
Strukturalistik
+
Realistik
+
+
Treffers (1991) menjelaskan Dua jenis matematisasi yang diformulasikan,
yaitu matematisasi horisontal dan vertikal.
1. Matematisasi horisontal adalah kegiatan mengubah masalah kontekstual ke
dalam masalah matematika. Contoh: pengidentifikasian, perumusan, dan
pemvisualisasian, dan pentransformasian masalah dunia real ke masalah
matematik dengan cara-cara yang berbeda oleh siswa.
2. Matematisasi vertikal adalah proses yang terjadi dalam simbol matematika itu
sendiri.
Contoh:
representasi
hubungan-hubungan
dalam
rumus,
yang
berbeda,
dan
penggeneralisasian.
Matematisasi
vertikal
merupakan proses yang terjadi dalam lingkup simbol matematika itu sendiri.
Pendekatan mekanistik dalam pendidikan matematika didasarkan pada
matematisasi vertikal dan horizontal. Kedua jenis matematisasi ini mendapat
perhatian seimbang, karena kedua matematisasi ini mempunyai nilai sama
berdasarkan matematisasi horizontal dan vertikal,
Menurut Freudenthal, matematisasi adalah adalah proses kunci dalam
pendidikan matematika. Pertama, matematika tidak hanya aktivitas pada
seorang matematikawan, ia juga dapat membiasakan siswa dengan pendekatan
atau
dari
matematika
informal
kematematika
formal.
Perhatian
aktif menerangkan,
siswa pasif mengikuti apa yang disampaikan oleh guru. Pemahaman yang
diperoleh siswa hanya bersifat instrumental, yaitu siswa dapat menggunakan
rumus-rumus untuk menyelesaikan soal tetapi tidak mengerti darimana rumus
itu diperoleh dan mengapa rumus itu digunakan. Dengan strategi seperti ini
siswa
menerima
pelajaran
matematika
secara
pasif
dan
bahkan
hanya
menghafal rumus-rumus tanpa memahami makna dan manfaat dari apa yang
dipelajari.
Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional adalah
pembelajaran dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-teori dan
meningkat ke penerapan teori. Di bidang sain dan teknik dijumpai upaya
mencoba pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan,
menyajikan teori-teori dan rumus dengan sedikit memperhatikan pengetahuan
utama mahasiswa, dan kurang atau tidak mengkaitkan dengan pengalaman
mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru
mentransfer informasi atau pengetahuan.
Pembelajaran
lebih
menekankan
hafalan
dari
pada
pengertian,
demikian,
lebih
mengutamakan
kepada
melatih
otak
bukan
kegunaan, bahasa/istilah dan simbol yang digunakan tidak jelas, urutan operasi
harus diterima tanpa alasan, dan lain sebagainya.
Secara umum, setiap program yang mengajarkan algoritma standar
sebagai alat komputasi utama ke titik penguasaan. Jauh dari sekedar "menghafal
hafalan" dan "pengeboran dan membunuh", pendekatan mekanistik mendorong
siswa
untuk
mengembangkan
pemahaman
tentang
angka
tersebut
dan
bukan
kepada
mengapa
kita
dapat
melakukan
langkah-langkah
demikian.
Matematika tradisional juga dikenal sebagai Parrot Math karena siswa
dianggap seperti burung beo, yang hanya mengikuti matematika yang telah
disusun sehingga siswa hanya mengikuti apa yang disampaikan oleh guru dan
kurang dalam mengembangkan kemampuan matematikanya.
Jadi
pada
metode
mengajarkan
matematika
traditional
terutama
berorientasi kepada dunia guru. Guru-guru yang baik ialah guru yang dapat
mengajarkan program yang sudah tetap dengan baik. Dalam mengajrakan
matematika
traisional,
langsung. Model
mengembangkan
guru
pengajaran
belajar
cenderung
langsung
siswa
prosedural.
menggunakan
dirancang
untuk
model
secara
pengajaran
khusus
untuk
pencapaian pengetahuan
Pengetahuan
deklaratif
adalah
bagaimana
melukis
segi n beraturan
dalam
geometri,
dan
sebagainya.
Contoh Pembelajaran
Pendekatan mekanistik ini menekankan pada hafalan pengetahuan dan
memberi
perhatian
pada
produk
tidak
pada
proses.
Siswa
cenderung
menghafalkan suatu rumus tanpa mengerti bagaimana rumus itu diperoleh dan
mengapa rumus itu dipakai dalam menyelesaikan suatu masalah. Contohnya,
1. Apabila seorang siswa diberi sebuah soal tentang perkalian, siswa langsung
mendapatkan hasilnya karena telah hafal dengan tabel perkalian bilangan.
2. Guru memberitahu siswa tentang suatu prinsip matematika, misal tentang
rumus volume tabung. Selanjutnya guru memberi contoh cara menggunakan
rumus itu dalam penyelesaian soal dan diikuti dengan memberi latihan
sebanyak-banyaknya atau drill tentang cara penggunaan rumus tabung itu
pada soal. Untuk mengembangkan kemampuan siswa, guru memberi soal
penerapan
berupa
soal
cerita
tentang
volume
tabung
kemudian