BURSITIS SUBDELDOIDEA
Oleh:
-
Siti Waryani
Rani Apdanita
Ervyandinata I. A.
Mala Rasni
Dani Fahrizal
(J120130039)
(J120130046)
(J120130048)
(J120130051)
(J120130063)
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pada kasus subacromial bursitis adalah posisi dimana bahu tidak dapat
melakukan gerakan abduksi, internal rotasi dan eksternal rotasi yang dapat
mengganggu aktifitas fungsional pada gerakan tersebut. Insiden yang terjadi pada
kasus subacromial bursitis meliputi antara lain: repetity injury/ mekanisme cidera,
cidera langsung pada olaraga dan diabetes mellitus. Subacromial bursitis
dipastikan dengan pemeriksaan gerak di mana pada tes cepat scapula humeral
rhythm ditemukan adanya abduksi elevasi pain full arc tes yang memastikan
adanya subacromial bursitis adalah palpasi dalam posisi ekstensi.
Bursitis dapat disebabkan oleh trauma langsung setempat, overuse, ruptur
rotator cuff atau merupakan kelanjutan dari tendinitis supraspinatus. Pada kondisi
ini, jarang ditemukan adanya tanda-tanda peradangan tetapi sebelumnya pasien
sudah merasa pegal dibahu dan kadang-kadang bisa timbul secara spontan.
Trauma langsung pada bursa (akibat jatuh atau dipukul) dapat menyebabkan
desintegrasi sel-sel darah dan jaringan yang akhirnya timbul perdangan pada
bursa.
Bursitis secara umum didefinisikan peradangan dari satu atau lebih pada
bursa (kantung kecil) yg mengandung cairan sinovial di dalam tubuh yg disertai
nyeri. Cairan sinovial berfungsi untuk memudahkan pergerakan normal dari
beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan. Pada keadaan normal bursa
mengandung sangat sedikit cairan, tetapi jika terluka bursa akan meradang dan
terisi banyak cairan menyebabkan oedem.
B. Anatomi dan Fisiologi
(i)
Anatomi
Ostium:
-
Os. Clavicula
Os. Scapula
Os. Humerus
Muskulus:
-
M. Supraspinatus
Origo
: Fossa Supraspinata
Insersio
: Tuberculum Major Humeri
Inervasi
: n. Supra Scapularis C5-6
Fungsi
: Eksternal Rotasi dan Ekstensi Shoulder
M. Deltoideus
Origo
: 1/3 Lateral Claviula (Serabut Anterior), bagian atas
Acromion (Serabut Medial), bagian bawah Spina Scapula (Serabut
Posterior)
Insersio
Inervasi
: Tuberositas Deltoidea
: n. Axilaris C5-6
Fungsi
Fisiologi
sendi,
disebut
cavitas
humerus dan
glenoidalis.
Sendi
ini
cavitas
glenoidalis
yang
pendek
kira-kira
hanya
Perbandingan
2.
3.
4.
5.
antara
supraspinatus,
permukaan
infrapinatus,
mangkok
teres
sendinya
minor
dan
subscapularis.
Gerakannya paling luas.
Stabilitas sendinya relatif kurang stabil.
glenohumeral joint
scapulothoracic joint
sternoclavicular joint
dalam)
dengan
karakteristik
cairan
sinovial
sendi
dan
sebagai
posisi
dan
stabititas
sendi,
memelihara
abduksi
horizontal,
penggeraknya
adalah
otot
deltoideus
5. Gerak internal rotasi, penggeraknya adalah otot sub
scapular
6. Gerak eksternal rotasi, penggeraknya adalah otot infra
spinatus.
D. Etiologi
Penyebab paling banyak terjadinya bursitis adalah trauma dan
infeksi
1. Trauma
Trauma
yang
berulang-ulang
menyebabkan
terjadinya
a. Akut
Pukulan langsung dapat menyebabkan kebocoran pada
bursa sehingga darah masuk kedalam bursa. Pengumpulan
darah
ini
biasanya
dapat
mengakibatkan
nyeri
dan
pembengkakkan.
b. Kronis
Penyebab paling banyak pada kasus bursitis kronis ialah
trauma kecil yang mungkin terjadi pada bursa (subdeltoid)
disebabkan oleh gerakan yang berulang-ulang akan tetapi
berlebihan; sebagai contoh: melempar bola kasti.
2. Infeksi
Lokasi bursa dekat dengan permukaan kulit, hal ini dapat
berpotensi bursa terinfeksi oleh bakteri. Salah satu tipe bakteri
yang dapat menyerang pada bursa ialah: Staphylococcus aureus
atau Staphylococcus epidermis. Orang yang mengidap penyakit
Diabetes, atau Peminum alkohol, atau penderita penyakit gagal
ginjal atau orang yang mengalami trauma berat dapat berpotensi
terkena bursitis. Sekitar 80% bursitis biasanya dialami oleh lakilaki. (Bill Harrison, MD, 2000).
E. Patologi
Bursitis merupakan peradangan dari Bursa. Kelainan ini jarang
primer, tetapi biasanya sekunder terhadap kelainan degenerasi
dari rotator cuff. Bursitis subdeltoideus. Penderita bursitis
subakromialis,
keluhan
pertamanya
adalah
tidak
dapat
mengangkat
lengan
ke
samping
(abduksi
aktif),
tetapi
yang
khas
sekali.
Ini
dapat
dibuktikan
dengan
Gerakan
menyebabkan
bergesekan.
abduksi
dua
lapisan
Suatu
dan
fleksi
dinding
peradangan
lengan
bursa
pada
atas
tersebut
tendon
juga
akan
saling
akan
F. Patofisiologi
Dalam keadaan normal saat terjadi gerakan abduksi lengan,
tendo- tendo rotator cuff, terutama supraspinatus, lewat di
bawah arcus coracoacromialis. Karena arcus tersebut sempit dan
rendah letaknya, atau ada abnormalitas/pembengkakan pada
tendon akan dapat menimbulkan rasa nyeri saat dilakukan
gerakan
abduksi,
karena
pada
saat
gerakan
abduksi
itu
nyeri
pada
umumnya
mulai
timbul
bila
lengan
mendekati abduksi 900 dari tubuh (450 1250). Tetapi bila lengan
dielevasikan lebih lanjut, karena bursa tidak lagi tertekan, maka
rasa nyeri akan hilang, keadaan ini dikenal sebagai ARCUS PAIN.
penderita
gendongan.
menggendong
Gerakan
ke
semua
tangannya
arah
dengan
gerak
akan
menimbulkan nyeri.
3. Merupakan kelanjutan dari tendinitis (kadang-kadang) nyeri
akut biasanya 12-72 jam.
4. Kadang-kadang nyeri agak berkurang pada saat elevasi
lengan.
5. Pada gerakan pasif. Pembatasan gerak karena nyeri tidak
pada kapsula pattern. Tidak terasa adanya
gerakan
dilanjutkan
dengan
mendorong
bahu
full
menjauhi
ekstensi,
tubuh
dorong
sesuai
tongkat
kemampuan
perlahan
dengan
pengulangan.
Posisi Eksternal Rotasi
sepuluh
kali
dengan
posisi
siku
selalu
rotasi shoulder).
Isometric Exercise
Posisi berdiri/duduk, posisi
gerakan
internal
rotasi
dan
elbow
fleksi
eksternal
90
rotasi
melawan tahanan
Supraspinatus Exercise
Posisi berdiri, fleksikan sedikit kedua tangan
sehingga tangan berada didepan tubuh dengan
ibu jari berada didepan, angkat tangan kearah
abduksi sesuai dengan kemampuan maksimal
sambil memutar bahu sehingga ibu jari menunjuk
kearah lantai.
e. Edukasi
Hindari posisi tangan berada dibelakang tubuh
Hindari mengangkat tangan lebiih tinggi daripada
bahu
Hindari mengangkat beban berat
Hindari melakukan gerakan dengan pengulangan
berkali-kali