Anda di halaman 1dari 13

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/1-24
PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN

Pengertian persekutuan (Patnership) :


Menurut Suparwoto (1997, hal 1) persekutuan dapat didefinisikan sebagai suatu
gabungan atau asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memiliki dan menyelenggarakan
suatu usaha secara bersama dengan tujuan untuk memperoleh laba. Persekutuan dapat
didirikan oleh baik oleh dua orang atau lebih yang semuanya mempunyai usaha atau pun
belum memiliki usaha. Firma merupakan salah satu bentuk dari persekutuan dan pendiripendirinya merupakan pemilik dari firma tersebut yang disebut dengan anggota-anggota
atau sekutu-sekutu firma.
Tujuaan pendirian persekutuan biasanya adalah untuk memperluas usaha dan
menambah modal agar lebih dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain serta
meningkatkan laba.
Perbedaan Perseroan Terbatas (PT) dengan persekutuan antara lain:
1. umur persekutuan terbatas dan secara hukum dinyatakan bubar jika ada perubahan
dalam komposisi sekutu atau anggota, tetapi secara ekonomis dapat terus beroperasi
untuk melanjutkan usahanya tanpa perlu dilikuidasi, sedangkan umur suatu perseroaan
terbatas dianggap tidak terbatas meskipun perubahan komposisi pemilikan perusahaan
tidak mengakibatkan berakhirnya umur perseroan.
2. Perijinan pendirian persekutuan lebih mudah dibandingkan dengan pendirian Perseroan
Terbatas yang membutuhkan prosedur yang lebih sulit dan lama.

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/2-24

3. Tanggungjawab setiap anggota persekutuan dalam bentuk Firma tidak terbatas bahkan
sampai harta milik pribadinya, sedangkan kewajiban pemegang saham hanya terbatas
sampai sebesar modal yang ditanamkan atau yang diinvestasikan.
4. Masing-masing anggota persekutuan dalam firma terlibat aktif dalam pengelolaan
firma secara langsung, sedangkan pemegang saham bisa tidak aktif dalam pengelolaan
perseroan. Mereka memilih dewan direksi untuk melaksanakan pengelolaan perseroan.
Perusahaan dengan bentuk persekutuan dapat dijumpai pada berbagai jenis
perusahaan seperti perusahaan penerbitan, perusahaan perdagangan, perusahaan jasa.
Ada beberapa karakteristik persekutuan menurut Drebin (1982) adalah sebagai
berikut:
1. Berusaha bersama-sama atau saling mewakili (Mutual Agency), artinya setiap anggota
dalam menjalankan usaha persekutuan adalah merupakan wakil dari anggota-anggota
persekutuan yang lain. Jadi apabila ada salah seorang anggota beroperasi dalam bidang
usaha persekutuan, maka secara tidak langsung anggota tersebut mewakili anggotaanggota persekutuan yang lain.
2. Jangka waktu terbatas (Limited Life), artinya persekutuan didirikan oleh beberapa
orang anggota mempunyai umur yang terbatas. Maksudnya adalah apabila ada anggota
yang keluar berarti persekutuan tersebut secara hukum dinyatakan bubar, demikian
pula apabila ada anggota baru yang masuk.
3. Tanggung jawab yang tidak terbatas (Unlimited Liability), artinya tanggung jawab atas
hutang atau kewajiban persekutuan tidak terbatas pada kekayaan yang ditanamkan
dalam persekutuan saja, tetapi juga sampai harta milik pribadi anggota persekutuan.
Jadi apabila dalam keadaan tertentu persekutuan mempunyai kewajiban atau hutang

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/3-24

kepada kreditur dan persekutuan tersebut tidak mampu untuk membayarnya, maka
kreditur tersebut berhak menagihnya kepada anggota-anggota persekutuan sampai harta
milik pribadinya.
4. Memiliki hak di dalam persekutuan (ownership of onterest in a Parnership), artinya
bahwa kekayaan masing-masing anggota yang telah ditanamkan dalam bersekutuan
merupakan kekayaan bersama dan tidak bisa dipisah-pisahkan secara jelas.
5. Pengambilan bagian keuntungan persekutuan (Participating in Partnership Profit),
artinya laba atau rugi sebagai hasil operasi persekutuan akan dibagikan kepada setiap
anggota persekutuan berdasarkan partisipasi atau aktivitas masing-masing anggota
didalam persekutuan. Apabila ada anggota yang aktif dalam persekutuan, maka anggota
tersebut berhak atas bagian laba yang lebih besar daripada anggota yang lain meskipun
modal yang ditanamkannya lebih kecil sesuai dengan perjanjian.
Dalam pendirian suatu persekutuan, biasanya dibuat suatu kesepakatan atau perjanjian
yang tertuang dalam akta pendirian yang berikut tentang:
1. Nama dan alamat persekutuan
2. Jenis usaha persekutuan
3. Hak dan kewajiban masing-masing anggota
4. Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh masing-masing anggota
5. Perjanjian pembagian laba/rugi
6. Syarat-syarat pengambilan modal / prive / penarikan kembali modal dan penambahan
modal
7. Prosedur penerimaan anggota baru persekutuan
8. Prosedur keluarnya anggota persekutuan

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/4-24

9. Prosedur pembentukan Perseroan Terbatas dari persekutuan tersebut


10. Prosedur likuidasi
11. Uraian lainnya yang dianggap penting dan membutuhkan penjelasan lebih rinci
Akuntansi pendirian persekutuan berbentuk Firma
Firma biasanya didirikan oleh beberapa anggota untuk berusaha bersama-sama
guna mencapai suatu tujuan tertentu. Masing-masing anggota yang mendirikan firma dapat
terdiri dari beberapa kemungkinan sebagai berikut:
1. Firma didirikan oleh anggota-anggota yang semuanya belum mempunyai usaha (semua
anggota baru)
2. Firma didirikan oleh anggota yang sudah memiliki usaha sebelumnya dan anggota
yang belum memiliki usaha

Firma didirikan oleh anggota-anggota yang semuanya belum memiliki usaha


Jika firma didirikan oleh sekutu-sekutu yang semuanya belum memiliki usaha,
maka setoran-setoran langsung dicatat dalam buku firma yang baru. Jika setoran-setoran
meliputi aktiva non-kas, maka aktiva non-kas tersebut terlebih dahulu dinilai menurut
harga pasar atau nilai wajarnya. Apabila nilai wajarnya atau harga pasarnya tidak dapat
ditentukan maka aktiva non-kas tersebut dinilai menurut perjanjian sekutu-sekutu firma
tersebut.
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai prosedur akuntansi pendirian
firma yang didirikan oleh semua sekutu yang belum memiliki usaha, maka berikut ini
diberikan contoh:

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/5-24

Pada tanggal 1 Januari 2001, Tuan Lang, Nona Ling, dan Tuan Lung sepakat untuk
mendirikan firma Lang Ling Lung. Berikut ini adalah setoran modal masing-masing
anggota:
Tuan Lang
Kas

Tuan Ling

100.000.000

Persediaan

Tuan Lung
25.000.000

80.000.000

40.000.000

Perlengkapan

15.000.000

5.000.000

5.000.000

Peralatan

35.000.000

65.000.000

30.000.000

Diminta: buat jurnal dalam buku firma Lang Ling Lung dan susun Neraca Firma per 1
Januari 2001.
Penyelesaian:
Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat transaksi penyetoran modal masing-masing
anggota adalah sebagai berikut:
1) Kas

100.000.000

Perlengkapan

15.000.000

Peralatan

35.000.000

Modal Tuan Lang


2) Persediaan
Perlengkapan
Peralatan

150.000.000
80.000.000
5.000.000
65.000.000

Modal Tuan Ling


3) Kas
Persediaan

100.000.000
25.000.000
40.000.000

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/6-24

Perlengkapan

5.000.000

Peralatan

30.000.000

Modal Tuan Lung

100.000.000

Setelah semua jurnal diposting kebuku besar maka dapat disusun neraca awal Firma
sebagai berikut:
Firma Lang Ling Lung

Kas
Persediaan
Perlengkapan
Peralatan
Total Aktiva

Neraca Awal
Per 1 Januari 2001
125.000.000
120.000.000 Modal Lang
25.000.000 Modal Ling
130.000.000 Modal Lung
400.000.000 Total Pasiva

150.000.000
150.000.000
100.000.000
400.000.000

Firma didirikan oleh sekutu yang sudah memiliki usaha dan sekutu yang sebelumnya
belum memikiki usaha.
Apabila firma didirikan oleh sekutu yang telah memiliki usaha dan sekutu yang
sebelumnya belum memiliki usaha, maka prosedur akuntansinya adalah sebagai berikut:
1) Mengadakan penilaian kembali aktiva atau kekayaan milik sekutu yang sudah memiliki
usaha.
2) Mencatat setoran dari sekutu yang sebelumnya belum memiliki usaha.
3) Menyusun neraca awal firma.
Karena adanya sekutu pendiri firma yang sebelumnya telah memiliki usaha, maka ada
dua metode akuntansi yang sudah dapat digunakan untuk mencatat pendirian firma yaitu:
1) Melanjutkan buku perusahaan lama.
2) Membuka buku baru tersendiri.

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/7-24

Ad 1) Melanjutkan buku perusahaan lama.


Apabila persekutuan yang dibentuk melanjutkan pembukuan salah satu sekutunya, maka
semua perkiraan sementara ditutup dan dilakukan penyesuaian kembali terhadap posisi
keuangan agar dapat menyusun laporan keuangan pada saat dibentuknya persekutuan.
Contoh :
Pada tanggal 31 Desember 2002, A, B, D dan I bersepakat untuk mendirikan firma yang
bergerak dibidang perdagangan handphone. A adalah sekutu yang sebelumnya telah
memiliki usaha sedangkan sekutu lainnya belum memiliki usaha. Neraca PD A yang
disusun sesaat sebelum firma didirikan mempunyai posisi keuangan sebagai berikut:
PD A
Neraca
Kas
Piutang Usaha
Persediaan
Perlengkapan
Peralatan
Total Aktiva

Per 31 Des 2002


35.000.000 Hutang Usaha
15.000.000 Wesel Bayar
40.000.000 Modal A
5.000.000
55.000.000
150.000.000 Total Pasiva

30.000.000
50.000.000
70.000.000
150.000.000

Sedangkan sekutu-sekutu yang lainnya menyetorkan harta sebagai berikut :


B
Kas

100.000.000

Persediaan

I
25.000.000

80.000.000

40.000.000

Perlengkapan

15.000.000

5.000.000

5.000.000

Peralatan

35.000.000

65.000.000

30.000.000

Setelah keempat sekutu pendiri firma tersebut bersepakat untuk mendirikan firma
maka mereka mengadakan perjanjian sebagai berikut:

Akuntansi Lanjutan / KA
1.

AG 01/8-24
Uang kas yang ada pada PD. A seluruhnya diambil oleh A

2. Persediaan barang dagangan A dinilai kembali menjadi 45.000.000.


3. Wesel Bayar A akan dilunasi sendiri oleh A.
4. Peralatan milik A dinilai kembali dan diturunkan nilainya sebesar 10.000.000
5. Diberikan goodwill untuk A sebesar 20.000.000
6. Setoran dari sekutu lainnya telah sesuai dengan nilai pasarnya dan disepakati oleh para
sekutu.
7. Firma yang didirikan diberi nama Firma ABDI.
Diminta:
1) Buat jurnal yang diperlukan apabila pencatatannya menggunakan metode melanjutkan
buku lama yaitu melanjutkan pembukuan A.
2) Susun neraca awal firma ABDI per 31 Desember 2002.

Penyelesaian:
Ad. 1)

Prosedur pencatatan dalam firma ABDI yang baru dibentuk apabila melanjutkan
buku PD A adalah sebagai berikut :

a)

Mencatat penilaian kembali aktiva PD A dengan membuat jurnal sebagai berikut:


Persediaan Barang Dagang

5.000.000

Wesel Bayar

50.000.000

Goodwill

20.000.000

Peralatan

10.000.000

Akuntansi Lanjutan / KA

b)

AG 01/9-24

Kas

35.000.000

Modal A

30.000.000

Mencatat Setoran Tuan B


Kas

100.000.000

Perlengkapan

15.000.000

Peralatan

35.000.000

Modal Tuan B
c)

150.000.000

Mencatat Setoran Tuan D


Persediaan

80.000.000

Perlengkapan

5.000.000

Peralatan

65.000.000

Modal Tuan D
d)

150.000.000

Mencatat Setoran Nyonya I


Kas

25.000.000

Persediaan

40.000.000

Perlengkapan

5.000.000

Peralatan

30.000.000

Modal Nyonya I

100.000.000

Ad. 2) Neraca firma ABDI yang disusun sesaat setelah firma didirikan adalah sebagai
berikut:
Firma ABDI
Neraca
Kas

Per 31 Des 2002


125.000.000 Hutang Usaha

30.000.000

Akuntansi Lanjutan / KA
Piutang Usaha
15.000.000
Persediaan
165.000.000
Perlengkapan
30.000.000
Peralatan
175.000.000
Goodwill
20.000.000
Total Aktiva
530.000.000
Ad 2) Membuka buku baru tersendiri

AG 01/10-24
Modal A
Modal B
Modal D
Modal I

100.000.000
150.000.000
150.000.000
100.000.000

Total Pasiva

530.000.000

Dari contoh diatas, apabila Firma ABDI membuka buku baru tersendiri maka
prosedur akuntansi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Melakukan penyesuaian dalam buku PD A sesuai dengan perjanjian dengan membuat


jurnal sebagai berikut:

Persediaan Barang Dagang

5.000.000

Wesel Bayar

50.000.000

Goodwill

20.000.000

Peralatan

10.000.000

Kas

35.000.000

Modal A

30.000.000

b) Melakukan penutupan buku rekening-rekening milik Tuan A yaitu dengan membuat


jurnal dalam buku PD A sebagai berikut:
Hutang Usaha

30.000.000

Modal Tuan A

80.000.000

Piutang Usaha

15.000.000

Persediaan

45.000.000

10

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/11-24

Perlengkapan

5.000.000

Peralatan

45.000.000

c) Mencatat penyetoran dari Tuan A dalam buku firma dengan membuat jurnal sebagai
berikut:
Piutang Dagang

15.000.000

Persediaan BD

45.000.000

Perlengkapan

5.000.000

Peralatan

45.000.000

Goodwill

20.000.000

Hutang Dagang

30.000.000

Modal A

100.000.000

d) Mencatat Setoran dari Tuan B dalam buku firma dengan membuat jurnal sebagai
berikut:
Kas

100.000.000

Perlengkapan

15.000.000

Peralatan

35.000.000

Modal B

150.000.000

e) Mencatat Setoran dari Tuan D dalam buku firma dengan membuat jurnal sbb:
Persediaan

80.000.000

Perlengkapan

5.000.000

Peralatan

65.000.000

Modal D

150.000.000

f) Mencatat Setoran dari Nyonya I dalam buku firma dengan membuat jurnal sbb:

11

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/12-24

Kas

25.000.000

Persediaan

40.000.000

Perlengkapan

5.000.000

Peralatan

30.000.000

Modal I

100.000.000

Neraca firma ABDI dengan metode pencatatan pada buku baru akan sama dengan neraca
dengan menggunakan metode pencatatan melanjutkan buku lama.

Masalah-masalah akuntansi yang khusus atas kegiatan persekutuan :

Karakteristik dan jumlah relatif hak pemilik dalam persekutuan.


a. Hubungan kreditur-debitur antara perusahaan dan pemilik.

Perlakuan akuntansi atas transaksi hutang piutang antara persekutuan


dengan pemilik harus jelas.

Bunga yang timbul harus dilaporkan dalam laporan rugi/laba.

b. Hak pemilikan dan atau defisit modal dalam persekutuan, digunakan untuk :

Setoran modal masing-masing pemilik harus diselenggarakan sendirisendiri dengan menggunakan Rekening Modal Pemilik yang digunakan untuk
mencatat penanaman modal mula-mula, investasi tambahan, penarikan kembali
modal yang ditanam dan pembagian laba/rugi.

12

Akuntansi Lanjutan / KA

AG 01/13-24

Rekening pribadi (Prive) pemilik, digunakan untuk mencatat pengambilan


kas atau aktiva lainnya dalam jumlah tertentu sesuai perjanjian.

13

Anda mungkin juga menyukai