Persekutuan Ak
Persekutuan Ak
AG 01/1-24
PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/2-24
3. Tanggungjawab setiap anggota persekutuan dalam bentuk Firma tidak terbatas bahkan
sampai harta milik pribadinya, sedangkan kewajiban pemegang saham hanya terbatas
sampai sebesar modal yang ditanamkan atau yang diinvestasikan.
4. Masing-masing anggota persekutuan dalam firma terlibat aktif dalam pengelolaan
firma secara langsung, sedangkan pemegang saham bisa tidak aktif dalam pengelolaan
perseroan. Mereka memilih dewan direksi untuk melaksanakan pengelolaan perseroan.
Perusahaan dengan bentuk persekutuan dapat dijumpai pada berbagai jenis
perusahaan seperti perusahaan penerbitan, perusahaan perdagangan, perusahaan jasa.
Ada beberapa karakteristik persekutuan menurut Drebin (1982) adalah sebagai
berikut:
1. Berusaha bersama-sama atau saling mewakili (Mutual Agency), artinya setiap anggota
dalam menjalankan usaha persekutuan adalah merupakan wakil dari anggota-anggota
persekutuan yang lain. Jadi apabila ada salah seorang anggota beroperasi dalam bidang
usaha persekutuan, maka secara tidak langsung anggota tersebut mewakili anggotaanggota persekutuan yang lain.
2. Jangka waktu terbatas (Limited Life), artinya persekutuan didirikan oleh beberapa
orang anggota mempunyai umur yang terbatas. Maksudnya adalah apabila ada anggota
yang keluar berarti persekutuan tersebut secara hukum dinyatakan bubar, demikian
pula apabila ada anggota baru yang masuk.
3. Tanggung jawab yang tidak terbatas (Unlimited Liability), artinya tanggung jawab atas
hutang atau kewajiban persekutuan tidak terbatas pada kekayaan yang ditanamkan
dalam persekutuan saja, tetapi juga sampai harta milik pribadi anggota persekutuan.
Jadi apabila dalam keadaan tertentu persekutuan mempunyai kewajiban atau hutang
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/3-24
kepada kreditur dan persekutuan tersebut tidak mampu untuk membayarnya, maka
kreditur tersebut berhak menagihnya kepada anggota-anggota persekutuan sampai harta
milik pribadinya.
4. Memiliki hak di dalam persekutuan (ownership of onterest in a Parnership), artinya
bahwa kekayaan masing-masing anggota yang telah ditanamkan dalam bersekutuan
merupakan kekayaan bersama dan tidak bisa dipisah-pisahkan secara jelas.
5. Pengambilan bagian keuntungan persekutuan (Participating in Partnership Profit),
artinya laba atau rugi sebagai hasil operasi persekutuan akan dibagikan kepada setiap
anggota persekutuan berdasarkan partisipasi atau aktivitas masing-masing anggota
didalam persekutuan. Apabila ada anggota yang aktif dalam persekutuan, maka anggota
tersebut berhak atas bagian laba yang lebih besar daripada anggota yang lain meskipun
modal yang ditanamkannya lebih kecil sesuai dengan perjanjian.
Dalam pendirian suatu persekutuan, biasanya dibuat suatu kesepakatan atau perjanjian
yang tertuang dalam akta pendirian yang berikut tentang:
1. Nama dan alamat persekutuan
2. Jenis usaha persekutuan
3. Hak dan kewajiban masing-masing anggota
4. Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh masing-masing anggota
5. Perjanjian pembagian laba/rugi
6. Syarat-syarat pengambilan modal / prive / penarikan kembali modal dan penambahan
modal
7. Prosedur penerimaan anggota baru persekutuan
8. Prosedur keluarnya anggota persekutuan
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/4-24
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/5-24
Pada tanggal 1 Januari 2001, Tuan Lang, Nona Ling, dan Tuan Lung sepakat untuk
mendirikan firma Lang Ling Lung. Berikut ini adalah setoran modal masing-masing
anggota:
Tuan Lang
Kas
Tuan Ling
100.000.000
Persediaan
Tuan Lung
25.000.000
80.000.000
40.000.000
Perlengkapan
15.000.000
5.000.000
5.000.000
Peralatan
35.000.000
65.000.000
30.000.000
Diminta: buat jurnal dalam buku firma Lang Ling Lung dan susun Neraca Firma per 1
Januari 2001.
Penyelesaian:
Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat transaksi penyetoran modal masing-masing
anggota adalah sebagai berikut:
1) Kas
100.000.000
Perlengkapan
15.000.000
Peralatan
35.000.000
150.000.000
80.000.000
5.000.000
65.000.000
100.000.000
25.000.000
40.000.000
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/6-24
Perlengkapan
5.000.000
Peralatan
30.000.000
100.000.000
Setelah semua jurnal diposting kebuku besar maka dapat disusun neraca awal Firma
sebagai berikut:
Firma Lang Ling Lung
Kas
Persediaan
Perlengkapan
Peralatan
Total Aktiva
Neraca Awal
Per 1 Januari 2001
125.000.000
120.000.000 Modal Lang
25.000.000 Modal Ling
130.000.000 Modal Lung
400.000.000 Total Pasiva
150.000.000
150.000.000
100.000.000
400.000.000
Firma didirikan oleh sekutu yang sudah memiliki usaha dan sekutu yang sebelumnya
belum memikiki usaha.
Apabila firma didirikan oleh sekutu yang telah memiliki usaha dan sekutu yang
sebelumnya belum memiliki usaha, maka prosedur akuntansinya adalah sebagai berikut:
1) Mengadakan penilaian kembali aktiva atau kekayaan milik sekutu yang sudah memiliki
usaha.
2) Mencatat setoran dari sekutu yang sebelumnya belum memiliki usaha.
3) Menyusun neraca awal firma.
Karena adanya sekutu pendiri firma yang sebelumnya telah memiliki usaha, maka ada
dua metode akuntansi yang sudah dapat digunakan untuk mencatat pendirian firma yaitu:
1) Melanjutkan buku perusahaan lama.
2) Membuka buku baru tersendiri.
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/7-24
30.000.000
50.000.000
70.000.000
150.000.000
100.000.000
Persediaan
I
25.000.000
80.000.000
40.000.000
Perlengkapan
15.000.000
5.000.000
5.000.000
Peralatan
35.000.000
65.000.000
30.000.000
Setelah keempat sekutu pendiri firma tersebut bersepakat untuk mendirikan firma
maka mereka mengadakan perjanjian sebagai berikut:
Akuntansi Lanjutan / KA
1.
AG 01/8-24
Uang kas yang ada pada PD. A seluruhnya diambil oleh A
Penyelesaian:
Ad. 1)
Prosedur pencatatan dalam firma ABDI yang baru dibentuk apabila melanjutkan
buku PD A adalah sebagai berikut :
a)
5.000.000
Wesel Bayar
50.000.000
Goodwill
20.000.000
Peralatan
10.000.000
Akuntansi Lanjutan / KA
b)
AG 01/9-24
Kas
35.000.000
Modal A
30.000.000
100.000.000
Perlengkapan
15.000.000
Peralatan
35.000.000
Modal Tuan B
c)
150.000.000
80.000.000
Perlengkapan
5.000.000
Peralatan
65.000.000
Modal Tuan D
d)
150.000.000
25.000.000
Persediaan
40.000.000
Perlengkapan
5.000.000
Peralatan
30.000.000
Modal Nyonya I
100.000.000
Ad. 2) Neraca firma ABDI yang disusun sesaat setelah firma didirikan adalah sebagai
berikut:
Firma ABDI
Neraca
Kas
30.000.000
Akuntansi Lanjutan / KA
Piutang Usaha
15.000.000
Persediaan
165.000.000
Perlengkapan
30.000.000
Peralatan
175.000.000
Goodwill
20.000.000
Total Aktiva
530.000.000
Ad 2) Membuka buku baru tersendiri
AG 01/10-24
Modal A
Modal B
Modal D
Modal I
100.000.000
150.000.000
150.000.000
100.000.000
Total Pasiva
530.000.000
Dari contoh diatas, apabila Firma ABDI membuka buku baru tersendiri maka
prosedur akuntansi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
5.000.000
Wesel Bayar
50.000.000
Goodwill
20.000.000
Peralatan
10.000.000
Kas
35.000.000
Modal A
30.000.000
30.000.000
Modal Tuan A
80.000.000
Piutang Usaha
15.000.000
Persediaan
45.000.000
10
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/11-24
Perlengkapan
5.000.000
Peralatan
45.000.000
c) Mencatat penyetoran dari Tuan A dalam buku firma dengan membuat jurnal sebagai
berikut:
Piutang Dagang
15.000.000
Persediaan BD
45.000.000
Perlengkapan
5.000.000
Peralatan
45.000.000
Goodwill
20.000.000
Hutang Dagang
30.000.000
Modal A
100.000.000
d) Mencatat Setoran dari Tuan B dalam buku firma dengan membuat jurnal sebagai
berikut:
Kas
100.000.000
Perlengkapan
15.000.000
Peralatan
35.000.000
Modal B
150.000.000
e) Mencatat Setoran dari Tuan D dalam buku firma dengan membuat jurnal sbb:
Persediaan
80.000.000
Perlengkapan
5.000.000
Peralatan
65.000.000
Modal D
150.000.000
f) Mencatat Setoran dari Nyonya I dalam buku firma dengan membuat jurnal sbb:
11
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/12-24
Kas
25.000.000
Persediaan
40.000.000
Perlengkapan
5.000.000
Peralatan
30.000.000
Modal I
100.000.000
Neraca firma ABDI dengan metode pencatatan pada buku baru akan sama dengan neraca
dengan menggunakan metode pencatatan melanjutkan buku lama.
b. Hak pemilikan dan atau defisit modal dalam persekutuan, digunakan untuk :
Setoran modal masing-masing pemilik harus diselenggarakan sendirisendiri dengan menggunakan Rekening Modal Pemilik yang digunakan untuk
mencatat penanaman modal mula-mula, investasi tambahan, penarikan kembali
modal yang ditanam dan pembagian laba/rugi.
12
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/13-24
13