KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat dan karunianya sehingga karya tulis ini dapat selesai dengan
lancar. Makalah ini merupakan hasil telaah pustaka dan diskusi mengenai persamaan
dan perbedaan sistem transportasi Amerika Serikat, Indonesia, dan Inggris.
Diharapkan dengan telaah ini dapat diketahui aspek apa saja yang dapat dipelajari dan
diadaptasi oleh negara kita supaya dapat terwujud sistem transportasi yang baik di
Indonesia.
Karya tulis ini dapat selesai dengan lancar berkat bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa;
2. Dosen sekaligus fasilitator
dalam
Mata
Kuliah
Perbandingan
Administrasi Negara
3. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada
kami, serta berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan semua.
Penulis menyadari karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu kami menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya
penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat untuk semua pihak khususnya
masyarakat Indonesia.
Depok, Maret 2010
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................
I.1 Latar Belakang .................................................................................................
I.2 Rumusan Masalah ............................................................................................
I.3 Tujuan Penulisan ..............................................................................................
I.4 Sistematika Penulisan ......................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Tidak dapat dipungkiri saat ini dunia sudah mulai terintegrasi satu sama
lainnya. Globalisasi membawa setiap negara seolah menjadi tanpa sekat dan tidak ada
batasan ruang dan waktu. Globalisasi membawa kesenjangan dan ketidaksetaraan
antara kaum miskin dan kaya. Istilah globalisasi sebenarnya sangat banyak dan
memiliki unsur tersendiri. Untuk pertama kalinya Theodore Levitt, 1995 menyatakan
bahwa globalisasi dapat diartikan sebagai suatu proses westernisasi atau modernisasi
yaitu merebaknya struktur modernitas barat yang menyangkut kapitalisme,
rasionalisme, industrialisme, birokratisme, dan lain sebagainya yang cenderung
merusak budaya lokal yang sudah ada sebelumnya. Proses globalisasi juga
menghendaki adanya penyatuan dunia dalam satu sistem terpadu yang membentuk
perkampungan global (global village). Penyatuan dunia ini membuat dunia menjadi
semakin sempit dan tidak dapat terelakkan lagi bahwa kemajuan teknologi,
komunikasi, dan transportasi menjadi penyokong utama perubahan dunia tersebut.
Ketika dunia sedang berusaha disatukan dalam suatu tatanan yang integral
muncul pertanyaan pengaruh apa yang dihasilkan dari adanya globalisasi. Globalisasi
berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan seperti aspek ekonomi, nasionalisme,
komunikasi, sistem transportasi, dan bahkan lingkungan hidup. Sistem transportasi
menjadi hal yang penting dan krusial dalam masyakat yang sudah terglobalisasi.
Dunia yang semakin sempit tersebut menyebabkan manusia dapat lebih mudah untuk
melakukan perjalanan dikarenakan sistem transportasi yang ada menjadi lebih cepat,
mudah, massive, dan murah. Artinya, sistem transportasi menjadi bagian terpenting
dalam kehidupan sehari-hari manusia dan menjadi kebutuhan primer yang dapat
dirasakan langsung oleh masyarakat.
Berdasarkan pemaparan singkat mengenai globalisasi dan pengaruhnya
terhadap kebutuhan manusia akan sistem transportasi, penulis ingin mengetahui dan
mengkaji lebih jauh bagaimana sistem transportasi di Indonesia. Apakah sistem
transportasi Indonesia sudah lebih baik atau sebaliknya, menjadi semakin buruk dan
tidak terkontrol, terlebih apabila melihat fakta konkritnya yang terjadi di lapangan,
sistem transportasi di Indonesia cenderung disoroti sebagai sistem yang dijalankan
dengan kualitas yang dianggap rendah, berstandar keselamatan rendah, dan
kenyamanan yang juga rendah.
Oleh karenanya, permasalahan yang kemudian hendak dikaji dalam makalah
ini adalah bagaimana kualitas dan kemajuan sistem tranportasi di Indonesia,
khususnya pada sistem transportasi massal (Mass Rapid Transportation, MRT) seperti
angkutan kereta commuter dan bus perkotaan. Untuk memperoleh gambaran yang
nyata, makalah ini akan membandingkan sistem transportasi Indonesia dengan sistem
transportasi di negara-negara yang sudah maju seperti Amerika Serikat dan Inggris,
dimana masyarakat di dunia sudah mengakui kemajuan sistem transportasi di Amerika
Serikat dan Inggris. Berangkat dari kenyataan bahwa jumlah penduduk Indonesia
semakin banyak dan meningkat dari tahun ke tahun, tentu saja alangkah baiknya
untuk mencari tahu persamaan dan perbedaan sistem transportasi negara-negara
tersebut, pada segi MRT yang menyangkut aspek kehidupan pertransportasian seharihari.
I.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah sistem transportasi kereta commuter dan bus perkotaan di
Indonesia jika dibandingkan dengan Amerika Serikat dan Inggris?
Apa saja persamaan dan perbedaan sistem transportasi ketiga negara tersebut
dan apa yang dapat dipelajari serta diaplikasikan di Indonesia dari sistem MRT
di Amerika Serikat dan Inggris ?
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Pengertian Transportasi
Menurut Utomo, transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat
asal ke tempat tujuan. Sedangkan menurut Sukarto, transportasi adalah perpindahandari
suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang
digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin. Konsep
transportasi didasarkan pada adanya perjalanan (trip) antara asal (origin) dan tujuan
(destination).
Di dalam transportasi, terdapat unsur-unsur yang terkait erat dalam berjalannya
konsep transportasi itu sendiri. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
Manusia yang membutuhkan
Barang yang dibutuhkan
Kendaraan sebagai alat/sarana
Jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi
Organisasi (pengelola transportasi)
II.2 Fungsi dan Manfaat Transportasi
Menurut Utamo, transportasi memiliki fungsi dan manfaat yang terklasifikasi
menjadi beberapa bagian penting. Transportasi memiliki fungsi yang terbagi menjadi dua
yaitu melancarkan arus barang dan manusia dan menunjang perkembangan pembangunan
(the promoting sector). Sedangkan manfaat transportasi menjadi tiga klasifikasi yaitu:
1.
Manfaat Ekonomi
Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat.
Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan
manusia dengan mengubah letak geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan
adanya transaksi.
2.
Manfaat Sosial
Transportasi menyediakan berbagai kemudahan, diantaranya a) pelayanan untuk
perorangan atau kelompok, b) pertukaran atau penyampaian informasi, c) Perjalanan
untuk bersantai, d) Memendekkan jarak, e) Memencarkan penduduk.
3.
Manfaat Politis
Transportasi menciptakan persatuan, pelayanan lebih luas, keamanan negara, mengatasi
bencana, dll.
4.
Manfaat Kewilayahan
Memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa, atau pedalaman.
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Sistem Transportasi di Amerika Serikat, Inggris dan Indonesia
Sistem Transportasi di New York, Amerika Serikat.
Pelayanan transportasi yang kurang prima, tidak nyaman dan berbahaya
menjadi salah satu faktor utama dimana masyarakat lebih menyukai menggunakan
kendaraan pribadi dibandingkan harus menggunakan kendaraan umum. Namun
pilihan berkendara menggunakan kendaraan pribadi menimbulkan berbagai dampak
negatif seperti keperluan akan bahan bakar yang besar, kemacetan dan polusi udara.
Negara-negara maju sangat peduli untuk memberikan pelayanan maksimal kepada
pelanggannya. Oleh karenanya, otoritas publik melakukan penyediaan sarana
transportasi kereta commuter dan bus perkotaan yang terdapat di New York, Amerika
Serikat di bawah naungan New York City Transit Authority (NYCTA).
NYCTA merupakan bagian dari Metropolitan Transportation Authority yang
memiliki kewenangan dalam mengurus :
a. New York City Subway, khususnya di Manhanttan, The Bronx, Brooklyn, dan
Queens
b. Staten Island Railway
c. NYCTA departement of buses
Pemerintah New York dalam menjalankan sistem transportasinya menggunakan
sistem public private partnership dimana mengikutsertakan NYCTA sebagai
perusahaan khusus yang bertanggungjawab dalam mengurusi masalah transportasi.
NYCTA menjadi bagian dari otoritas transportasi metropolitan yang paling sibuk dan
terbesar di Amerika Serikat karena pelayanannya menyangkut kepentingan
masyarakat.
Di New York, Amerika Serikat terdapat bermacam transportasi yang dapat
digunakan untuk memudahkan perjalanan karena terdapat angkutan kereta commuter,
bus express, kereta bawah tanah, dan Bus Rapid Transit (BRT). Dimana terdapat 16
jalur kereta commuter, 23 jalur kereta bawah tanah, 385 jalur bus, dan 1 jalur bus
rapid transportation.
1. New York Subway
New York City Subway adalah sebuah sistem transportasi cepat dan massal
yang berada di bawah tanah dan merupakan sistem transportasi terbesar di dunia.
Sistem kereta bawah tanah ini awalnya adalah tiga sistem yang terpisah dan bersaing
satu sama lain. Dua di antaranya dibangun dan dioperasikan oleh perusahaan swasta,
yaitu Interborough Perusahaan Rapid Transit Agustus Belmont (IRT) dan BrooklynManhattan Transit Corporation (BMT). Namun lama-kelamaan karena kedua
perusahaan tersebut bangkrut akhirnya The Public Independent City-Owned Rapid
Transit Railroad menggabungkan keduanya menjadi satu bagian yang terintegrasi
yang menghasilkan sistem kereta bawah tanah yang dimiliki sepenuhnya oleh New
York City.
New York City Subway ini dikenal sebagai salah satu sistem angkutan yang
cepat di dunia karena beroperasi selama 24 jam dan 365 hari. Kereta bawah tanah
New York adalah satu-satunya sistem yang memegang rekor diantara sepuluh sistem
angkutan cepat di dunia dibandingkan dengan London, Paris dan Mexico City dilihat
menurut banyaknya perjalanan dan penumpang dalam satu tahun.
(http://commons.wikimedia.org/wiki/Category:MTA_Regional_Bus_Operations)
Kereta bawah tanah New York memegang peringkat pertama sebagai sistem
transportasi yang paling sibuk dikarenakan terdapat kapasitas kereta dan sumber daya
manusia yang memadai. Jumlah kereta bawah tanah di New York mencapai angka
6.388 kereta, angka yang menakjubkan dan sebanding apabila dilihat dari permintaan
konsumen yang menggunakan alat transportasi tersebut. Selain kereta bawah tanah,
terdapat juga kereta commuter yaitu Long Island Railroad.
2.
transportasi sepanjang Long Island yang diklasifikasikan sebagai kereta nomor dua
oleh dewan permukaan. Long Island Railroad adalah kereta commuter tersibuk di
Amerika yang melayani sekitar 81 juta penumpang setiap tahunnya dan ditunjang
dengan jumlah stasiun yang cukup banyak, yaitu sekitar 124 stasiun. Setiap hari kerja,
penumpang Long Island Railroad bisa mencapai 303.000 orang. Jumlah penumpang
yang banyak tersebut dikarenakan sistemnya telah ditata sedemikian baik oleh
Metropolitan
Tranportation
Authority
sehingga
masyarakat
nyaman
dalam
MTA Buses
Selain dalam bidang perkeretaapian, Metropolitan Transportation Authority
juga mengurusi masalah transportasi darat seperti bus yang dinamakan New York City
Transit Buses yang beroperasi di lima wilayah di New york City seperti Manhanttan,
The Bronx, Brooklyn, Staten Island, dan sebagian Queens dengan jumlah kapasitas
MTA buses sekitar 4.500 bus dan beroperasi mulai pukul lima pagi sampai pukul satu
dini hari. Adanya sistem bus ini dimaksudkan untuk melengkapi jalur rel kereta MTA
lainnya seperti subway, dan Long Island Railroad.
Sistem pembayaran ongkos MTA bus New York sedikit berbeda dengan yang
lain. Disini pembayaran ongkos melalui suatu mesin yang sudah disediakan di haltehalte dekat tempat menunggu bus. Setiap penumpang yang akan naik dan
8
apabila
keterlamatan
sampai
30
menit,
penumpang
dapat
meminta
Jetblue Airlines
Selain transportasi daratnya yang baik, New York juga memiliki transportasi
udara yang dikatakan efektif dan dapat memenuhi keinginan pelanggan. Jetblue
airline adalah salah satu low cost airline Amerika yang dipegang oleh Jetblue Airways
Corporation yang merupakan non-union airline. Dengan hal tersebut berarti dalam
pelaksanaan pelayanan transportasinya, Jet Blue Airline tidak memiliki ikatan dengan
pihak lain seperti kerjasama dengan pihak lain. Jet blue airways beroperasi terutama
di Jhon F. Kennedy Airport di New York City. Namun, terdapat bandara lain juga yang
menjadi tujuan dari Jetblue Airways, yaitu Logan Internasional Airport yang terdapat
di Boston, Fort Lauderdale-Holiwood Internasional Airport, Orlanda Internasional
Airport, dan Long Beach Airport.
Jet Blue Airline memiliki slogan happy jetting dengan tujuan agar penumpang
merasa nyaman dan senang menggunakan transportasi tersebut. JetBlue didirikan di
Delaware pada Agustus 1998 oleh David Neeleman. Pada mulanya JetBlue didirikan
dengan nama Newair. Karena beberapa eksekutif JetBlue termasuk Neeleman adalah
mantan karyaean Southwest Airlines maka ketika JetBlue didirikan dimulai dengan
mengikuti pendekatan yang dilaksanakan oleh Southwest Airlines dengan
9
menambahkan layanan di John F. Kennedy yang sekarang menjadi basis utama Jet
Blue dan Logan Airport di Boston. Dengan penambahan yang terus menerus akhirnya
Jet Blue sekarang memegang ketiga bandara terbesar di New York City. Dalam satu
hari Jet Blue airlines dapat melakukan sepuluh penerbangan yang dapat menampung
100-190 penumpang sekali perjalanan. Kiprah Jet Blue tidak sampai disini saja, pada
bulan Oktober 2006 JetBlue mengumumkan mereka akan mulai layanan dari Stewart
Bandar Udara Internasional, di Newburgh, New York dan di Westchester Country
Airport
yang
lebih
sering
dikenal
dengan
White
Plains.
(http://en.wikipedia.org/wiki/JetBlue_Airways).
Untuk meningkatkan pelayanannya Jet Blue Airlines terus menerus
menambahkan armadanya, seperti pada tahun 2006 Jetblue melakukan penambahan
36 pesawat untuk memperluas eksistensinya dalam pelayanan transportasi udara. Pada
tahun 2007 Jetblue menjadi maskapai penerbangan domestik nomor satu di Amerika
Serikat yang diberikan oleh Conde Nast Traveler untuk ke-enam kalinya secara
berturutturut dan pada tahun 2009 JetBlue menduduki peringkat tertinggi dalam
aspek kepuasan pelanggan dikarenakan pelayanan yang baik, tepat waktu, dan biaya
yang murah.
Sistem Transportasi di London, Inggris.
Sebagai wujud dari pelayanan publik, pemerintah lokal di kota London
memiliki suatu badan yang bertanggung jawab atas sebagian besar aspek yang
berhubungan dengan sistem transportasi di kota London. Badan yang bertanggung
10
jawab atas sistem transportasi tersebut dinamakan Transport for London atau sering
disingkat menjadi TfL.
TfL terorganisasi dalam tiga direktorat utama, masing-masing dengan
tanggung jawab untuk aspek-aspek yang berbeda dan jenis transportasi. Tiga
direktorat utama adalah:
1. London Underground
London Underground bertanggung jawab untuk menjalankan kereta api bawah
tanah London yang biasa disebut sebagai tube. Walaupun tube merupakan miliki
pemerintah lokal, namun pengelola penyediaan layanan perawatan diserahkan kepada
sektor swasta. Rute tube ini dibagi menjadi tiga jalur yaitu:
BCV: Bakerloo, Tengah, Victoria dan Waterloo & City
JNP: Jubilee, Northern dan Piccadilly
SSR (Sub Surface Kereta Api): Metropolitan, District, Circle dan
Hammersmith & City
2. London Rail
London Rail bertanggung jawab untuk berkoordinasi dengan operator yang
memberikan layanan rail nasional di London, khususnya kereta api di permukaan
tanah (London Overground) dan trem.
3. Surface Transport
Surface transport atau transportasi yang ada di permukaan tanah ini terdiri dari:
a. London Bus, yang bertanggung jawab untuk mengelola jaringan bus merah di
seluruh London, sebagian besar oleh jasa kontraktor sektor swasta operator
bus. Menggabungkan CentreComm, London Bus Command & Control Centre,
sebuah Pusat Kontrol Darurat 24hour berbasis di Southwark.
b. London Dial-a-Ride, yang menyediakan layanan paratransit di seluruh
London.
c. London River Services, bertanggung jawab untuk perizinan dan koordinasi
layanan penumpang di Sungai Thames di London.
d. London Streets, yang bertanggung jawab atas pengelolaan jaringan jalan
strategis.
e. London congestion charge.
f. Publik Kantor Carriage, bertanggung jawab untuk perizinan taksi hitam yang
terkenal dan menyewa kendaraan pribadi lainnya.
g. Victoria Coach Station, yang memiliki dan mengoperasikan terminal utama
London untuk bis jarak jauh dan layanan pelatih.
h. Cycling Centre of Excellence, yang mempromosikan bersepeda di London
i. Walking Center, yang mempromosikan akses pejalan kaki yang lebih baik.
j. London Road Safety Unit, yang mempromosikan jalan yang lebih aman
melalui iklan dan mengukur keselamatan di jalan raya.
k. Community Safety, Enforcement dan Policing, bertanggung jawab untuk
menanggulangi penghindaran ongkos di bis, memberikan layanan kepolisian
11
Unit
(TOCU)
dan
British
Transport
Police.
(http://www.tfl.gov.uk/tickets/14415.aspx).
Traffic Enforcement, bertanggung jawab untuk menegakkan peraturan lalu
lintas dan parkir
Freight Unit, yang saat ini sedang mengembangkan London Freight Plan
Walaupun London memiliki beberapa jenis transportasi publik, namun dalam
makalah ini, jenis transportasi di kota London yang dibahas hanya dua macam yaitu
kereta bawah tanah yang dikelola oleh London Underground (Tube) dan bus publik
untuk dalam kota yang dikelola oleh London Bus. Kedua jenis transportasi publik
tersebut akan dibahas lebih lanjut pada pemaparan berikut.
1. London Underground (Tube)
Sampai saat ini, Underground beroperasi sebagai Public-Private Partnership
(PPP), dimana perawatan infrastruktur yang dikelola oleh dua perusahaan swasta
(Perusahaan Tube Lines) di bawah 30 tahun kontrak, sementara kepemilikan dan
pengoperasian berapa pada tangan publik yaitu TfL. Di dalam sistem PPP tersebut,
Underground telah dianggap sebagai kereta bawah tanah yang berstandar dunia.
Standar dunia itu diberikan mengingat tersedianya kereta bawah tanah per waktu
tertentu untuk setiap jalur dilengkapi dengan fasilitas yang baik.
Underground tidak berjalan selama 24 jam sehari (kecuali pada Tahun Baru
dan acara-acara publik utama - seperti Queen's Golden Jubilee pada 2002 dan Upacara
Pembukaan dan Penutupan Olimpiade London pada tahun 2012) karena sebagian
besar garis hanya memiliki dua trek (satu di masing-masing arah) dan pada malam
hari
untuk
pembersihan
dan
pemeliharaan.
(Menurut
Asapsetia
dalam
http://asepsetia.multiply.com/journal/item/68/Tube_London : 2010)
Untuk melihat keefektifitasan Underground ini, makalah ini melihat dari
beberapa indikator yang tercakup dalam pelayanan transportasi Underground ini.
Indikator adalah sebagai berikut:
a. Ketepatan Waktu
Kereta bawah tanah ini relatif tepat waktu berdasarkan jadwal yang diberikan, namun
dalam beberapa keadaan tertentu seperti kerusakan sinyal atau kecelakaan,
keterlambatan juga bisa terjadi. Menurut statistik yang diperoleh di bawah Freedom of
Information Act, komuter rata-rata pada baris Metropolitan terbuang tiga hari, 10 jam
dan 25 menit pada 2006 akibat penundaan. Antara 17 September 2006 dan 14 Oktober
2006 , terdapat 211 kasus kereta api yang tertunda oleh lebih dari 15 menit. Untuk
12
Pengelolaan stasiun bis dan bus berhenti dan layanan dukungan lainnya
Memberikan informasi bagi penumpang dalam bentuk jadwal dan peta di halte bus
Kualitas Bus ini sendiri dapat dilihat melalui empat indikator di atas dengan
penjabaran sabagai berikut:
a. Ketepatan Waktu
London Bus merupakan salah satu alat transportasi di dunia yang terkenal jarang
mengalami keterlambatan. Rute dan jadwal bus ini dapat diakses di halte-halte bus
atau di website yang disediakan oke TfL.
b. Biaya Transportasi Berbanding dengan Pendapatan Per Kapita Inggris
Seperti halnya dengan London Underground, pembayaran pelayanan publik ini
dilakukan dengan uang tunai atau menggunakan kartu Oyster. Untuk dewasa, biaya
yang dibutuhkan adalah 63.80 pound sterling per bulan atau sebesar Rp. 863.000,
sedangkan untuk pelajar berusia 18 tahun ke atas dikenai 44.60 pound sterling
perbulan atau Rp. 603 500. Tiket diberikan secara gratis bagi para penyandang cacat
dan pelajar di bawah 18 tahun. Harga tersebut terjangkau dibanding pendapatan kotor
per kapita kota London yang mencapai 26.192 pound sterling.
c. Kenyamanan dan Keselamatan
Bus yang bertingkat dua ini memiliki fasilitas yang diberikan bisa dikatakan sangat
baik. Selain terdapat fasilitas umum bus, London Bus juga memiliki tempat duduk
khusus untuk para penyandang cacat dan untuk orang yang membawa anjing. Selain
itu London Bus dilengkapi iBus yang dipercanggih dengan GPS yang memungkinkan
para penumpang untuk mengetahui jarak pemberhentian berikutnya.
d. Kepadatan Penggunaan Transportasi
Jaringan bus lokal di London adalah salah satu yang terbesar dan paling komprehensif
di dunia. Lebih dari 6.800 bus dijadwalkan beroperasi pada lebih dari 700 rute yang
berbeda. Selama tahun jaringan ini membawa lebih dari 1,8 milyar perjalanan
penumpang.
3. Maskapai Penerbangan Inggris
British
Airways
merupakan
maskapai
penerbangan
terbesar
yang
Net
Profit/Loss
()
Basic
EPS (p)
31 March
2009
33,117,000
8,992
(401)
(358)
(32.6)
31 March
2008
33,161,000
8,753
883
696
59.0
31 March
2007
33,068,000
8,492
611
438
25.5
31 March
2006*
32,432,000
8,213
616
464
40.4
31 March
2006
35,634,000
8,515
620
467
40.4
31 March
2005
35,717,000
7,772
513
392
35.2
31 March
2004
36,103,000
7,560
230
130
12.1
31 March
2003
38,019,000
7,688
135
72
6.7
31 March
2002
40,004,000
8,340
(200)
(142)
(13.2)
31 March
2001
36,221,000
9,278
150
114
10.5
31 March
2000
36,346,000
8,940
(21)
(2.0)
31 March
1999
37,090,000
8,915
225
206
19.5
31 March
1998
34,377,000
8,642
580
460
44.7
31 March
1997
33,440,000
8,359
640
553
55.7
31 March
1996
32,272,000
7,760
585
473
49.4
pelayanan tergantung pada tujuan dan waktu. Pada semua layanan penerbangan
Inggris domestik, sebelum pukul sepuluh pagi, tersedia hidangan sarapan panas,
sedangkan setelah pukul sepuluh pagi terdapat layanan minuman dengan makanan
ringan, pengecualian bagi Skotlandia. Ada perbedaan sedikit dalam penerbangan ke
dan dari Heathrow di malam hari, di mana salad merupakan bagian dari menu setelah
makan malam. Selain itu, British Airways melakukan penerbangan untuk penerbangan
di wilayah Eropa dan Internasional dengan beberapa pilihan kelas. (British Airways :
2010)
British Airways memang jarang mengalami kecelakaan saat perjalanan, namun
pihak British Airways sendiri memiliki tindakan pencegahan dengan terus melakukan
renovasi pada pesawat-pesawatnya serta memperlengkapi pesawat dengan alat-alat
keselamatan pada umumnya. Selain itu, keselamatan yang diberikan oleh maskapai
penerbangan ini ditanggung melalui asuransi yang diberikan untuk setiap penumpang
yang memakai jasa transportasi udara ini. Asuransi tersebut dikenakan pula pada
bagasi penumpang.
Sistem Transportasi di Jakarta, Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan, terdiri atas 5 pulau besar, ratusan pulau
sedang serta ribuan pulau kecil. Ribuan pulau ini dipersatukan laut dan angkasa
menjadi negara kesatuan Republik Indonesia. Laut dan angkasa adalah prasarana
perangkutan yang harus dipandang sebagai pemersatu pulau-pulau menjadi kesatuan
wilayah negara, bukan lagi sebagai pemisah antara satu pulau dengan pulau lainnya.
(Warpani, 1997)
Rentang wilayah negara mengharuskan penanganan moda transportasi
angkutan darat, laut dan udara secara terpadu untuk mewujudkan sistem angkutan
nasional yang andal, efektif dan efisien. Setiap moda angkutan memiliki karakter
khas, keunggulan dan kelemahannya. Moda transportasi darat, laut dan udara harus
menjadi kesatuan sistem agar dapat menjawab tujuan perangkutan, yakni melayani
perpindahan atau mobilisasi orang dan barang dari satu tempat ke tempat lain.
Untuk menjawab tantangan itu, disusun Sistem Transportasi Nasional
(Sistranas) yang bertujuan mewujudkan perangkutan yang andal dan berkemampuan
tinggi
dalam
menunjang
sekaligus
menggerakkan
dinamika
pembangunan,
Numbers of victim
30.464
450.000
2.100.000
13.515.000
Total
PDB
% PDB
18
No
Jumlah penumpang
Pendapatan
(Jiwa)
(Rp)
Jenis Kereta
Eksekutif
6.022.366
632.645.130.000
Bisnis
13.165.543
342.751.540.000
Ekonomi
18.746.465
223.332.300.000
Lokal
25.771.448
28.297.530.000
Ekonomi Jabodetabek
115.080.970
64.268.850.800
Ekspres Jabodetabek
6.353.332
27.831.840.500
185.140.124
1.319.127.191.300
Jumlah
KRL menjadi sarana transportasi pilihan para penglaju karena dinilai lebih
ekonomis dan dapat dijangkau dengan cepat. Pengguna sarana transportasi kereta
commuter sebagian besar adalah dengan maksud sekolah dan bekerja, yang dalam
sepekan melakukan perjalanan antara 5-6 kali. Alasan masyarakat memilih KRL yaitu
lebih murah dan lebih cepat.
Namun keterlambatan kereta
Gangguan utama yang dialami pengguna KRL adalah kepadatan penumpang dengan
kekurangan armada kereta. Kemudian keamanan penumpang dirasakan masih kurang
karena banyak pihak tidak bertanggungjawab yang memanfaatkan kepadatan KRL.
19
Busway-Transjakarta
Dari lima aspek pengukuran yang digunakan untuk mengukur kualitas
pelayanan busway, hany satu aspek yang menunjukkan penilaian cenderung baik dan
sisanya menunjukkan skor yang cenderung kurang baik. Tingkat kualitas pelayanan
yang cenderung baik ditunjukkan pada hal-hal yang berkaitan dengan keamanan,
kenyamanan, kerapihan dan kondisi fisik bus. Sebaliknya, tingkat kualitas pelayanan
yang dirasakan masih cederung kurang baik adalah ketepatan waktu, lama waktu
terlambat, sikap petugas dalam memberikan pelayanan, kesopanan petugas,
kemampuan dan sikap petugas dalam menanggapi masalah, pengalaman petuga di
bidang pekerjaannya, keterampilan dalam memberikan layanan dan informasi,
kepedulian terhadap keluhan pengguna jasa, kebersihan petugas dan kondisi fisik
halte. (Chairunnisa, 2008)
Persepsi masyarakat terhadap tingkat kinerja busway Transjakarta tergolong
baik, khususnya dalam kesesuaian akan kebutuhan masyarakat, pelayanan yang adil
bagi penumpang dan tarif tiket. Persepsi masyarakat terhadap tingkat kualitas
pelayanan tergolong kurang baik, khususnya dalam ketepatan waktu, lama waktu
terlambat, sikap petugas dalam memberikan pelayanan dan informasi, kepedulian
terhadap pengguna jasa, kebersihan petugas dan kondisi fisik halte bus. Masyarakat
dinilai kurang puas terhadap Transjakarta-Busway, khususnya dalam hal pelayanan di
loket, pelayanan di halte dan di dalam bus, jumlah kapasitas penumpang, lokasi halted
an rute bus, serta jumlah armada busway.
Maskapai Penerbangan Indonesia
Sejarah berdirinya perusahaan penerbangan pembawa bendera Negara (Flag
Carrier) Indonesia tidak terpisahkan dengan sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
Ketika
bangsa
Indonesia
mengalami
masa-masa
yang
sulit
berjuang
mempertahankan kedaulatannya, dan dalam kondisi yang serba tidak menentu setelah
proklamasi kemerdekaan, para pejuang Indonesia telah memikirkan tentang
pentingnya keberadaan angkutan udara nasional yang handal. Berangkat dari
pemikiran para pejuang inilah yang akhirnya mewujudkan hadirnya sebuah maskapai
penerbangan pembawa bendera nasional.
Sebagai national ag carrier, yang selanjutnya oleh Soekarno diberi nama
Garuda Indonesian Airways, harus selalu siap melaksanakan tugas-tugas kenegaraan.
20
konsultasi,
pendidikan
dan
pelatihan
yang
berkaitan
dengan
pengangkutan udara
5. Jasa pelayanan kesehatan personil penerbangan.Ketepatan waktu
Garuda Indonesia per akhir 2008 mengoperasikan 54 pesawat terbang,
termasuk tiga Boeing 747-400, enam Airbus 330-300, empat puluh lima pesawat
Boeing 737 (300, 400, 500 dan 800) dan saat ini melayani 50 penerbangan baik tujuan
dalam negeri maupun luar negeri.
Ulasan situs Forbestraveler.com menempatkan Bandara Soekarno Hatta
(Soetta) sebagai bandara nomor dua paling tepat waktu di dunia. Untuk maskapai
domestik, Garuda Indonesia keluar sebagai pemenang, mengungguli 5 pesaingnya.
Garuda Indonesia mencatat ketepatan waktu kedatangannya 92,55 persen dan
ketepatan keberangkatan 98,13 persen. Pada tahun 2002 Garuda Indonesia dinobatkan
21
sertifikasi
internasional
mengenai
keselamatan
dan
kemanan
22
23
III.2 Perbedaan, Persamaan, dan Hal yang dapat diaplikasikan di Indonesia dari
Sistem Transportasi Amerika Serikat dan Inggris
Tabel 1.1 Perbandingan Sistem Transportasi Amerika Serikat, Inggris dan Indonesia
No.
1
Variabel
Keselamatan
Negara
Amerika Serikat
Inggris
Diperhatikan sekali
Diperhatikan sekali
Indonesia
Belum jadi prioritas
utama
24
Sekitar US $ 2,5
untuk umum dan
2
Biaya
US $ 1,1 untuk
manu la dan
penyandang cacat.
a. kereta :
+/- 3,3 pound
b. bus :
dewasa: 2 pound
pelajar >18 tahun :
1,5 pound
penyandang cacat
a. Kereta:
termurah Rp 2.000
termahal Rp 11.000
b. Bus Perkotaan:
Rp 3.500
Kapasitas
4.500 bus
(kapasitas yang
Kapasitas alat
memadai sebanding
sebanding dengan
dengan jumlah
jumlah penumpang
transportasi
penumpang).
a. Kereta:
ideal 70 orang
maks 120 orang
b. Bus Perkotaan:
Busway
Ideal 40 - 80 orang
Maks 60-100 orang
Ketepatan waktu
a. kereta:
hampir selalu tepat
waktu, apabila
terlambat lebih dari
15 menit uang
dikembalikan.
b. bus
sesuai dengan
jadwal yang sudah
ada.
a. Kereta :
tepat waktu > 15
menit
15 menit < ideal <
30 menit
Telat > 30 menit
b. busway
datang setiap 5
menit, tidak
berjadwal
kembali 100 %.
a. Kereta:
dapat tempat
duduk, tempat
duduk harus
empuk, AC harus
5
Kenyamanan
nyala
b. Busway:
Tidak kelebihan
kapasitas, dapat
binatang peliharaan
tempat duduk, AC
(anjing).
a. Kereta:
dapat tempat duduk
b. busway:
dapat tempat duduk
Dari tabel diatas dapat dilihat perbedaan apa saja yang dimiliki oleh negara
Amerika Serikat, Inggris dan Indonesia dalam bidang transportasi. Untuk melihat
25
perbedaan apa yang terjadi dari sebuah sistem yang dijalankan, salah satunya dapat
diukur dari kualitas yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Dari tabel diatas dapat
terlihat dengan jelas perbedaan sistem transportasi yang dijalankan oleh Amerika
Serikat, Inggris dan Indonesia dilihat dari kualitas yang dirasakan langsung oleh
masyarakat, seperti kenyamanan, ketepatan waktu, biaya, kapasitas, dan keselamatan.
Dari perbedaan yang ada dapat dilihat bahwa aparatur negara Indonesia dalam
menyediakan pelayanan publik khususnya dalam bidang transpotasi baru memikirkan
kepada kepentingan atau pelaksanaan yang sifatnya hanya pada tahap primer, dimana
aparatur pemerintah atau para birokrat hanya berorientasi supaya penumpang dapat
sampai tepat waktu, ada alat transportasi yang dapat mengangkut para penumpang
sampai ke tujuan tanpa memikirkan keamanan dan kenyamanan para penumpang. Hal
tersebut juga dikarenakan biaya yang dibebankan pemerintah Indonesia tidak
sebanding dengan biaya yang dibebankan oleh pemerintah Amerika Serikat atau
Inggris.
Apabila diambil secara umum, dari segi perkeretaapian, biaya paling murah
yang dikeluarkan penumpang sekitar rentang Rp 2.000 Rp 11.000, jika
dibandingkan dengan income perkapita Indonesia sekitar US $ 2.000 maka
perbandingannya sekitar 1 : 1636 sedangkan di negara Amerika Serikat dan Inggris,
tarif yang dikenakan untuk transportasi sekitar US $ 2,5. Perbandingan biaya
transportasi dengan angka pendapatan perkapita negara tersebut sekitar 1 : 16.000.
Hal itulah yang menyebabkan mengapa masyarakat di negara maju seperti Amerika
Serikat dan Inggris mendapatkan pelayanan yang lebih baik, dimana pemerintah
melakukan pelayanan sudah berorientasi pada tahap sekunder, yaitu sudah
memikirkan kepada kenyamanan dan keselamatan dari para penumpang bahkan sudah
ada yang akan mencapai pada tahap tersier yaitu sudah memperhitungkan
kemewahan.
Namun tidak serta merta dalam pelaksanaan sistem transportasinya, Amerika
Serikat, Inggris dan Indonesia hanya memiliki perbedaan saja, terdapat juga
persamaan yang dimiliki oleh ketiga negara tersebut. Pertama adalah ketiga negara
tersebut memandang dan sangat merasakan bahwa dengan adanya globalisasi yang
terjadi di dunia diperlukan adanya sistem transportasi yang baik, khususnya cepat.
Karena itu sistem transportasi yang cepat dan massal (Mass Rapid Transportation)
sudah menjadi bagian yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari.
Kesamaan yang lain adalah ketiga negara tersebut sama-sama menggunakan
sistem Public Private Sector, dimana ada kemitraan antara pemerintah dan swasta atau
26
lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah. Di Indonesia sendiri sistem ini hanya
dijalankan pada sistem transportasi busway (bus perkotaan) dimana Indonesia
bekerjasama dengan beberapa perusahaan swasta seperti Lorena. Namun hal tersebut
tidak ditemukan pada kereta commuter, dimana perkeretaapian Indonesia dipegang
seutuhnya oleh negara. Public Private Sector juga dijalankan di negara Amerika
serikat dan Inggris. Contohnya adalah di New York, Amerika Serikat, sistem
transportasi memang menjadi otoritas dan kewenangan negara, namun badan legislatif
negara Amerika Serikat memberikan kewenangan tersebut kepada Metropolitan
Transportation Authority untuk mengurusi masalah transportasi dan pemerintah
bertugas untuk membuat kebijakan dan mengawasi supaya jalannya sistem tersebut
dapat berjalan dengan baik.
III.3 Analisis
Dari penguraian diatas mengenai sistem transportasi di Indonesia, Amerika
Serikat dan Inggris dapat terlihat perbedaan ketiga negara tersebut dalam hal
administrasi negaranya. Ketiga negara tersebut menjalankan administrasi negara yang
berbeda satu sama lain. Ketika kita berbicara tentang administrasi negara ada dua hal
yang menjadi fokus utama, yaitu bagaimana membuat kebijakan yang tepat untuk
masyarakat dalam negara tersebut dan bagaimana mengimplementasikan atau hasil
pengimplementasian kebijakan tersebut. Jadi intinya administrasi negara berbicara
masalah politik yaitu bagaimana membuat suatu kebijakan serta berbicara masalah
administrasi yaitu bagaimana mengimplementasikan kebijakan tersebut.
Indonesia, Amerika Serikat dan Inggris memperlihatkan bagaimana ketiga
negara tersebut menjalankan adminitrasi yang berbeda, yaitu dari setiap kebijakan
pertransportasian yang dianut oleh Indonesia, Amerika Serikat dan Inggris. Contohnya
adalah kebijakan mengenai kepemilikan atau kepengurusan transportasi yang menjadi
salah satu bagian terpenting di suatu negara. Indonesia, Amerika Serikat dan Inggris
sama-sama menerapkan sistem Public Private Sector namun yang menjadi perbedaan,
Indonesia tidak menerapkan sistem Public Private Sector pada setiap jenis
transportasi massal yang ada. Kereta commuter tetap dipegang dan dikendalikan
27
sepenuhnya oleh negara dikarenakan negara melihat apabila itu diserahkan kepada
swasta akan muncul yang namanya kegagalan pasar karena adanya monopoli oleh
swasta sehingga masyarakat mengalami kerugian yang cukup besar yang akan
berakibat pada ketidaksejahteraan masyarakat di Indonesia.
Bahasan mengenai sistem transportasi Indonesia, Amerika Serikat dan Inggris
dapat dihubungkan dengan mata kuliah Managemen Pelayanan Umum. Menurut
Zeithaml Berry dan Parasuraman dalam melakukan pelayanan publik, kualitas jasa
yang diberikan oleh administrator negara dapat diukur menggunakan metode servqual
yang mengidentifikasikan kualitas jasa dalam lima dimensi, yaitu tangiable,
responsiveness, realibility, assurance, dan emphaty.
Tangiable (tampilan elemen fisik), dimensi ini mencakup tersedianya fasilitas
fisik, peralatan, sumberdaya manusia, materi-materi untuk komunikasi yang
merupakan bukti nyata pelayanan. Reliability (keandalan), dimensi ini mencakup
kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali
tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu
yang telah disepakati. Responsiveness (daya tanggap), dimensi ini mencakup
kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan
merespon permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan
kemudian memberikan jasa secara cepat. Assurance (jaminan), dimensi ini mencakup
perilaku karyawan yang mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap
perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi pelanggannya. Jaminan
ini berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah
pelanggan dan yang terakhir adalah Emphaty (empati), berarti perusahaan memahami
masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta
memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi
yang nyaman.
Pelayanan publik dalam bidang transportasi di Amerika Serikat dan Inggris
pada dasarnya hampir sama, yaitu sudah memperhatikan kelima dimensi yang ada.
Amerika Serikat sudah sangat memperhatikan dimensi tangiable dari transportasinya,
dalam hal ini Amerika Serikat memperhatikan sekali dan melakukan perawatan
(maintenance) terhadap kendaraan angkutan, stasiun serta halte-halte bus agar
pelanggan dapat merasakan kenyamanan ketika sedang menunggu atau melakukan
perjalanan. Kedua adalah dimensi reability, kedatangan dan keberangkatan bus atau
kereta yang tepat waktu atau keterlambatan maksimal tiga menit dan pengembalian
28
uang kepada pelanggan apabila terjadi keterlambatan menjadi salah satu bentuk dari
keandalan yang dimiliki oleh Amerika Serikat. Responsivessness ditunjukan dengan
sikap dari para petugas angkutan apabila terdapat mesin koin yang rusak dan
pelanggan merasa dirugikan akan hal tersebut. Dikarenakan pelayanannya yang baik
kepada masyarakat sehingga muncullah kepercayaan masyarakat untuk tetep
menggunakan transportasi massal yang telah disediakan, disini muncul akan apa yang
dimanakan dengan assurance. Dimensi yang terakhir adalah emphaty. Empati bukan
hanya bagaimana petugas memberikan pelayanan yang ramah kepada masyarakat
tetapi juga memiliki jam operasi yang nyaman, seperti terdapat jadwal yang tepat dan
angkutan yang sesuai dengan keperluan masyarakat di setiap jam-jam sibuk dalam
penggunaan pelayanan transportasi.
Sedangkan apabila kita melihat sistem transportasi di Indonesia, kelima
dimensi tersebut belum diterapkan seluruhnya dengan benar. Tangiable, angkutan di
Indonesia terutama kereta ekonomi sangat buruk dalam tampilan fisiknya, kurang ada
perawatan yang seimbang dibandingkan dengan jumlah penumpang dan jam
operasinya. Selain itu, tidak semua stasiun memberikan kenyamanan dan fasilitas
yang baik bagi para pelanggan yang sedang menunggu. Dalam dimensi
responsiveness, para petugas yang dtempatkan dilapangan (stasiun) kurang tanggap
dalam memberikan informasi dimana letak kereta yang paling cepat akan sampai ke
stasiun tersebut sehingga menimbulkan kebingungan bagi para penumpang yang
dalam keadaan terdesak. Reability, dalam aspek ini administrator negara telah
membuat kebijakan yang baik, yaitu dengan membuat jadwal yang harus diikuiti oleh
petugas kereta, namun terkadang rasa acuh yang dimiliki oleh petugas menjadi
momok sendiri bagi sistem perkeretaapian di Indonesia. Assurance, hal ini yang
sangat disoroti dari sistem transportasi Indonesia, terutama kereta. Masih banyaknya
tindakan kriminalitas diatas kereta dan di stasiun-stasiun menimbulkan rasa takut dan
khawatir bagi masyarakat yang akan menggunakan transportasi tersebut. Masyarakat
dihinggapi rasa takut dan cemas. Yang terakhir adalah dimensi emphaty, dimana
petugas yang melakukan pelayanan kadang dipengaruhi oleh keadaan dirinya
sehingga apabila keadaaan petugas tersebut sedang kurang baik, petugas akan
memberikan pelayanan yang kurang baik kepada masyarakat dan menimbulkan word
of mouth di masyarakat.
Apabila dilihat dari metode servqual tersebut, terdapat perbedaan bagaimana
administrator negara mengatur pelayanan publik dalam bidang transportasi. Amerika
29
Serikat dan Inggris yang sudah memperhatikan kelima dimensi tersebut sedangkan
Indonesia yang belum dapat melaksanakan pelayanan publik berdasarkan kelima
dimensi yang dikemukakan oleh Berry dan Parasuraman.
BAB IV
PENUTUP
IV. 1
Kesimpulan
Amerika Serikat, Inggris dan Indonesia sama-sama menyadari bahwa
30
IV. 2
Saran
Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar pelayanan
transportasi di Indonesia dapat diubah kearah yang lebih baik. Salah satunya dengan
melakukan reformasi administrasi yang dikemukakan oleh Han Been Lee. Ada dua
alternatif reform yang disarankan oleh Han Been Lee apabila organisasi ingin
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu dengan a new wine in an old
bottle atau an old bottle in a new wine.
A new wine in an old bottle adalah alternatif dimana dalam organisasi, tetap
menggunakan sistem yang lama tapi dengan orang-orang yang berbeda, sedangkan an
old bottle in a new wine adalah alternatif dimana organisasi tetap menggunakan
sumber daya manusia yang sama tapi dengan sistem atau peraturan yang berbeda.
Sebaiknya dalam masalah pertransportasiaan di Indonesia apabila ingin mendapatkan
bentuk pelayanan yang lebih baik diperlukan reform yang menggunakan an old bottle
in a new wine karena apabila semua sistem sudah diperbaiki, peraturan sudah
dijalankan dengan tepat, ketat dan tidak hanya sekedar formalitas, serta adanya sistem
reward and punishment, orang-orang dalam organisasi mau tidak mau harus
mengikuti peraturan ketat yang ada sehingga pelayanan akan jauh lebih baik dan
mengalami suatu perubahan ke arah yang lebih baik.
31