Anda di halaman 1dari 16

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:
Plantae
(tidak
Monocots
termasuk)
(tidak
Commelinids
termasuk)
Ordo:
Poales
Famili:
Poaceae
Genus:
Cymbopogon
Spesies:
C. citratus
Nama binomial
Cymbopogon citratus
(DC.) Stapf,[1] 1906

Kandungan kimia
Daun : daun sereh dapur mengandung 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang
terdiri dari sitral, sitronelol (66-85%), -pinen, kamfen, sabinen, mirsen, felandren, p-simen, limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4ol, -terpineol, geraniol, farnesol, metil heptenon, n-desialdehida, dipenten,
metil heptenon, bornilasetat, geranilformat, terpinil asetat, sitronelil asetat,
geranil asetat, -elemen, -kariofilen, -bergamoten, trans-metilisoeugenol, kadinen, elemol, kariofilen oksida.1,2,15)
Pada penelitian lain pada daun ditemukan minyak atsiri 1% dengan komponen
utama (+) sitronelol, geranial (lebih kurang 35% dan 20%), disamping itu terdapat
pula geranil butirat, sitral, limonen, eugenol, dan metileugenol. 17)

Sitronelol hasil isolasi dari minyak atsiri sereh terdiri dari sepasang enansiomer
(R)-sitronelal dan (S)-sitronelal.20)
Pada jenis Cymbopogon yang lain (Cymbopogon giganteus chiovenda) mengandung
minyak atsiri yang terdiri dari limonen, p-mentha-1,5, 8-trien; 1,2-limonenoksida;
p-mentha-2, 8-dien-1-ol; Dekan-2, 4-dien-1-ol; p-metilasetofenon; trans-p-menta1(7), 8-dien-2-ol; Decan-2, 4-dienal; isopiperitenol; cis-p.menta-1 (7), 8-dien-2-ol;
cis carveol; carvone; isopiperitenon; cuminil alkohol; perililaldehid; perilil
alkohol.13)
Bila Anda membutuhkan minyak atsirinya, daftar harga silahkan klik disini.
Efek Biologi dan Farmakologi
Tanaman sereh: ekstrak yang larut dalam petroleum eter tanaman sereh berefek
sebagai penolak serangga terhadap hewan uji lipas. 6)
Minyak atsiri : Komponen aktif sebagai penolak serangga setelah dilakukan
pemisahan dengan metode kromatografi adalah senyawa dengan Rf. 0,28
(kromatografi lapisan tipis) atau senyawa dengan waktu retensi 19,9 menit
(kromatografi gas).6)
Hasil penelitian lain menyimpulkan bahwa minyak atsiri daun dan rimpang dapat
menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolitik,
Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Bacilus subtilis, Salmonella
typhimurium, Apergillus niger dan Candida albicans.4,14)
Kegunaan di masyarakat
Akar: digunakan sebagai peluruh air seni, peluruh keringat, peluruh dahak/obat
batuk, bahan untuk kumur, dan penghangat badan.
Daun: digunakan sebagai peluruh angin perut, penambah nafsu makan, pengobatan
pasca persalinan, penurun panas dan pereda kejang.3,20)
Cara pemakaian di masyarakat
Untuk penghangat badan:
5 gram akar segar Andropogon nardus, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air selama
15 menit kemudian diminum 2 kali sehari masing-masing gelas, pagi dan sore.
20)

Deskripsi Tanaman

Akar Sereh

Sinonim :
Andropogon citratus DC.,
Andropogon nardus L.,
Cymbopogon citratus (L.) Rendl.
Suku

: Poaceae (Gramineae)

Perawakan : rumput-rumputan tegak, menahun, perakarannya sangat dalam dan


kuat.
Batang : tegak atau condong, membentuk rumpun, pendek, masif, bulat (silindris),
gundul seringkali di bawah buku-bukunya berlilin, penampang lintang batang
berwarna merah.
Daun : tunggal, lengkap, pelepah daun silindris, gundul, seringkali bagian
permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah (ligula), helaian; lebih dari
separuh menggantung, remasan berbau aromatik.
Bunga : susunan malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun
pelindung nyata, biasanya berwarna sama, umumnya putih.
Daun pelindung : bermetamorfosis menjadi gluma steril dan fertil (pendukung
bunga). Kelopak : bermetamorfosis menjadi bagian palea (2 unit) dan lemma atau
sekam (1 unit). Mahkota : bermetamorfosis menjadi 2 kelenjar lodicula, berfungsi
untuk membuka bunga di pagi hari.
Benang sari : berjumlah 3-6, membuka secara memanjang.
Putik : kepala putik sepasang berbentuk bulu, dengan percabangan berbentuk
jambul.
Buah : buah padi, memanjang, pipih dorso-ventral, embrio separo bagian biji. 5)
Asal-usul
Waktu berbunga

: Ceylon.
: Januari - Desember.5)

Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya


Tumbuh pada daerah dengan ketinggian 50-2700 m dpl.
Di Sri Lanka, tanaman ini tumbuh alami, namun da-pat ditanam pada berbagai
kondisi tanah di daerah tropika yang lembab, cukup sinar matahari dan dengan
curah hujan yang relatif tinggi.
Di Indonesia banyak terdapat di Jawa,ditepi jalan atau dipersawahan dan dikenal
dengan nama Sere (New Citronella grass).5) Biasanya tumbuh di dataran rendah
pada ketinggian 60-140 m dpl. 2,5,16)
Perbanyakan : dapat diperbanyak dengan potongan rimpang. Jarak tanam yang
dianjurkan adalah 0,5-1 meter.
Pemanenan : dilakukan bila tinggi tanaman telah mencapai 1-1,5 meter.
Pemotongan pertama dilakukan pada umur 6-9 bulan. Pemanenan selanjutnya
dilakukan selang 3-4 bulan (umur panen sangat mempengaruhi rendemen minyak
atsiri). 2,16)
Penurunan intensitas cahaya matahari sampai 50% dan pemupukan urea sampai
100kg/ha dapat berefek pada peningkatan hasil minyak atsiri sereh wangi. Berat
segar daun dan berat bahan kering daun hanya dipengaruhi oleh dosis pemupukan
nitrogen. Kadar air daun hanya dipengaruhi intensitas cahaya matahari. Tinggi
tanaman dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari dan dosis pemupukan
nitrogen dan keduanya terdapat interaksi dalam mempengaruhi tinggi tanaman. 1)
Pada jarak tanam yang rapat dapat berefek pada peningkatan jumlah daun atau
anakan pada 5-7 MST, jumlah anakan/rumpun pada 5-15 MST; begitu pula produksi
bahan tanaman pada 24 MST serta tidak berpengaruh pada kandungan geraniol dan
sitronelol. Interaksi antara jarak tanam dan pupuk NPK berpengaruh terhadap
tinggi tanaman pada 5 MST dan jumlah anakan/rumpun pada 19 MST. Interaksi
antara pupuk kandang den pupuk NPK berpengaruh pada jumlah daun/anakan pada
5 MST. Interaksi antara pupuk kandang, jarak tanam dan pupuk NPK berpengaruh
pada jumlah anakan/rumpun pada 21 MST. 10)

Semakin rapat jarak tanam dapat berefek pada peningkatan hasil minyak atsiri;
jarak tanam yang semakin lebar berpengaruh pada tinggi tanaman yang semakin
tinggi; dosis pemupukan tidak berefek pada peningkatan hasil minyak atsiri dan
tinggi tanaman. Jarak tanam dan dosis pemupukan yang berbeda tidak berefek
pada perbedaan hasil berat daun segar dan diameter kanopi pada saat panen.
Jarak tanam 50 x 50 cm berefek pada lebih beratnya daun kering dari pada jarak
tanam yang lebih lebar; sedangkan perbedaan dosis pemupukan tidak berpengaruh.
Dosis pemupukan urea 50 kg/ha sampai 100 kg/ha dapat berefek pada kenaikan
jumlah anakan pada saat panen, sedangkan jarak tanam 90x90 cm akan
mempercepat pembentukan anakan. 22)
Pustaka
1. Anonim., 1984. Aplication of Gas-liquid Chroma-tography to The Analysis of Essential oils,
Part XI, Monographs for Seven Essential Oil Analyst, Vol. 109, 1348

2. Anonim., 1985. Serai Dapur (Cymbopogon nardus var. flexuosus Hack.), BALITRO, Edisi
Khusus, Mei, No. 2, Bogor.

3. Anonim., 1985. Tanaman Obat Indonesia, Jilid I, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 74
4. Arzani, M.N., Soeharso., dan Riyanto, R., 1992. Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri Daun
Beluntas, Daun Sirih, Biji Pala, Buah Lada, Rimpang Bangle, Rimpang Serei, Rimpang Laos,
Bawang Merah dan Bawang Putih secara In Vitro, Laporan Penelitian, Fak. Farmasi UGM,
Yogyakarta

5. Backer, C.A. & Bakhuizen v.d. Brink, R.C., 1968, Flora of Java, Volume III, Wolters
Noordhoff N.V., Groningen, 611

6. Cahyana, A., 1989. Daya Mengusir Serangga dari Tanaman Lorosetu (Andropogon
zizanioides Urban) dan Tanaman Serei (Cymbopogon nardus Rendle), Skripsi, Fak. Farmasi
UGM, Yogyakarta

7. Hegnauer, R., 1986. Chemotaxonomie der Pflan-zen, Birkhuser Verlag, Stuttgart.


8. Istifada, S., 1999. Konversi Sitronelal Hasil Isolasi Minyak Serei Menjadi Mentol Melalui
Reaksi Hi-drogenasi Katalitik, Tesis, Program Studi Kimia, Jurusan Ilmu-ilmu Matematika dan
Pengetahuan Alam, Pascasarjana UGM, Yogyakarta.

9. Istitarini, N.,1992. Isolasi sitronelal dari minyak serei hasil penyulingan dan minyak serei di
pasaran, yang diperoleh dari tanaman serei wangi (Cymbopogon winterianus Jowwit),
Skripsi Fak. Farmasi UGM, Yogyakarta.

10. Kirtomo, A., 1984. Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pemupukan Nitrogen terhadap Hasil
Minyak pada Tanaman Serai Wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle), Skripsi, Fak. Pertanian
UGM, Yogyakarta

11. Mardisiswoyo, S. dan Rajakmangunsudarso, H., 1985. Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang II,
PN Balai Pustaka, Jakarta, 119.

12. Marhendra., 1982. Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari dan Dosis Pemupukan Nitrogen
terhadap Hasil Minyak Serai Wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle), Skripsi, Fak. Pertanian
UGM, Yogyakarta

13. Popielas, L.,

Moulis, C., Foureste, J., Bessiere, J.M., 1991, The Essential Oil of
Cymbopogon giganteus, Planta Medica, 57, 586-587.

14. Radji, M., Asmanizar., Hayati, L., 1996. Peme-riksaan Pendahuluan Daya Antibakteri
Beberapa Minyak Atsiri, Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII, PERHIBA dan
BALITRO, Bogor, 456

15. Rusli, S., Sumangat, D., dan Sumirat, I.S., 1979. Pengaruh Lama Pelayuan dan Lama
Penyulingan terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Pada Penyulingan Serai Dapur,
Pemberitaan LPTI Juli-September No. 30, Bandung

16. Sastrahidayat, I.R. dan Soemarno.,1991. Budida-ya Tanaman Tropika, Penerbit Usaha
Nasional, Surabaya, 473

17. Schneider, G., 1985, Pharmazeutische Biologie, 2Aufl. BI-Wissenschafts-verlag Mannheim,


p.190

18. Siallagan, J., 1997. Isolasi Sitronelal dari Minyak Serei dan Mempelajari Reaksi-Reaksinya
terhadap HCl pekat, H2SO4 pekat dan H2SO4 encer pada Suhu 5oC, Tesis, Program Studi
Ilmu Kimia Jurusan MIPA UGM, Yogyakarta.

19. Sitorus, M., 1995. Esterifikasi Radinol dari Mi-nyak Sereh dengan Anhidrida Asam
Karboksilat, Tesis Program Studi Ilmu Kimia, Jurusan Ilmu-ilmu Matematika dan Pengetahuan
Alam, Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.

20. Syamsuhidayat, S. S., dan Hutapea, J.R., 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia I,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 50

21. Wagner, H., 1993. Pharmazeutische Biologie, Gustav Fischer Verlag, Stuttgart, New
York, 60-61

22. Wiroatmodjo, J., Tarigans, D.D., dan Rahman, F., 1991. Pengaruh Pupuk Organik, Anorganik
dan Jarak Tanam terhadap Produksi Bahan Tanaman Serai Wangi (Cymbopogon nardus
Linn.), Buletin Agronomi 20, (1)

http://lansida.blogspot.com/2011/03/sereh-cymbopogon-nardus-l-rendle.html

OLEUM CITRONELLAE
Nama Lain
: Minyak sereh
Nama Tanaman Asal
: Cymbopogon nardus (Rendle), Cymbopogon Winterianus
(Jowitt) atau varietas dan hibrida dari kedua spesies tersebut
Keluarga
: Poaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Geraniol dan sitronelal
Persyaratan Kadar
: Kadar eugenol 85,0 % - 90,0 %
Penggunaan
: Parfum dan penghalau serangga
Pemerian
: Cairan warna kuning pucat sampai kuning tua, bau khas enak
Cara memperoleh
: Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan uap daun
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh,terlindung dari cahaya
Oleum Citronella merupakan minyak esensial bersifat insect repellent yang didapat dari daun
dan batang spesies Cymbopogon. Secara garis besar, ada 2 macam oleum Citronella :
tipe Ceylon (dari Cymbopogon nardus rendle): mengandung geraniol 18-20%,
limonene 9-11%, methyl isoeugenol 7-11%, cironellol 6-8%, dan cironellall 5-15%.
tipe Java (dari cymbopogon wenterianeus Jowitt) : engandung citronellal 32-45%,
geraniol 11-13%, geranil asetat 3-8% dan limonen 1-4%.
Tanaman Cymbopogon winteranus juga dikenal dengan nama sereh dan rumput citronella.
Untuk menghasilkan oleum citronella murni digunakan cara ekstraksi untuk mendapatkan
campuran alkohol dan minyak sereh, selanjutnya dilakukan destilesi untuk memurnikan
minyak sereh dari alkohol tersebut.
Menurt penelitian, oleum citronella efektif (sekitar 84% untuk kandungan 10% dalam
sediaan) sebagai insect repellent temasuk nyamuk. Mekanismenya zat sitronelal yang
terkandung befungsi sebagai racun kontak bagi serangga, selain itu bau dari oleum citronella
juga tidak disukai oleh indera penciumannya. Dalam 60 tahun periode, penggunaan oleum
citronella dilaporkan tidak mempunyai toksisitas yang berarti dan relatif aman. Tapi bagi
beberapa orang yang snsitif dapat mengakibatkan iritasi dan dermatitis. Penggunaan oleum
citronella yang lain adalah sebagai campuran obat gosok dan pewangi.
Sereh merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan untuk dimanfaatkan
sebagai salah satu bahan penambah aroma pada masakan Indonesia. Konon
tanaman sereh yang ada di Indonesia berasal dari Srilangka yang kemudian
ditanam di Bogor, tapi ada juga yang mengatakan bahwa sereh adalah tanaman
asli Indonesia. Tetapi dari manapun asal sereh, tanaman tersebut adalah
tanaman yang kaya manfaat. Minyak sereh diambil dengan cara menyuling
bagian daunnya. Sereh selain dapat digunakan sebagai bumbu masak ternyata

juga dapat bermanfaat sebagai : 1. Penghalau serangga, seperti nyamuk, karena


mengandung sitronela yang tidak disukai nyamuk. 2. Menimbulkan efek hangat
sehingga dapat membantu meredakan masuk angin, mual, dan melemaskan otot
(baik untuk pijat). 3. Sereh juga dapat membantu meredakan sakit (analgesik),
seperti nyeri otot, sakit gigi. 4. Sereh juga dikenal sebagai zat antimikroba
(antikuman), sehingga membantu menyembuhkan sakit yang diakibatkan oleh
kuman ataupun jamur yang ada di kulit. Nah,,ternyata banyak juga kan
manfaatnya untuk kesehatan kita, selain itu mudah juga didapat dan bahkan
ditanam sendiri di halaman. Selamat hidup sehat ya.

.
Taksonomi
Tanaman sereh termasuk golongan rumput-rumputan yang disebut Andropogon nardus atau
Cymbogob nardus. Klasifikasi botani dari tanaman sereh wangi sebagai berikut:
Divisio: Anthophyta
Phylum
: Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Famili : Graminae
Genus : Cymbopogon
Species
: Cympogon nardus
Sereh wangi dikenal dengan berbagai nama daerah, seperti sere mangat (Aceh), sange-sange
(Toba), sere (Gayo, Jawa, Madura), sarai (Minangkabau), sorai (Lampung), sereh (Sunda),
see (Bali), patahampori (Bima), kendoung witu (Sumba), nau sina (Roti), bu muke (Timor),
tenian nalai (Leti), timbuala (Gorontalo), langilo (Buol), dirangga (Goram), hisa-hisa
(Ambon), isola (Nusa laut), bisa (Buru), hewuwu (Halmahera). Dan nama asingnya adalah
Cittronella Grass.
B.
Sifat Fisik
Sifat sifat fisik sereh wangi yang kualitasnya baik :
1.
Bangun rumpun condong ke atas dan daunnya merumbai
2.
Batang bulat agak meruncing ke atas
3.
Daun berbentuk pita, warnanya hijau, lentur dan permukaannya agak kasar
4.
Warna pelepah daun hijau bercampur merah
C.
Sentra Budidaya
Sereh wangi banyak dibudidayakan di daerah :
1.
Aceh
2.
Sumatera Utara
3.
Jawa
4.
Bali
5.
NTB
6.
NTT
7.
Maluku
D.
Syarat Tumbuh
Tanaman sereh wangi mempunyai beberapa persyaratan untuk dapat tumbuh dengan baik.
Syarat syarat tanaman sereh untuk tumbuh antara lain :

1.
Tanah
Tanaman sereh dapat tumbuh pada berbagai tanah yang memiliki tingkat kesuburan yang
cukup. Tanah jenis geluh pasiran pada ketinggian 180 450 m di atas pemukaan laut, iklim
lembab dengan curah hujan teratur menghasilkan minyak yang berkualitas tinggi. Hasil
minyak sereh yang paling tinggi diperoleh dari tanaman yang ditanam pada tanah geluh
pasiran dengan pH 6,00 6,50. Sedangkan tanah dengan pH lebih rendah tidak cocok untuk
tanaman sereh.
2.
Iklim
Ditinjau dari iklimnya, tanaman sereh cocok tumbuh pada daerah beriklim panas dengan
sinar matahari yang cukup dan curah hujan berkisar 200 250 cm3 per tahun. Pada keadaan
ini, tanaman sereh akan menghasilkan daun dan minyak sereh yang baik. Tanaman sereh akan
rusak jika terjadi kekeringan yang berkepanjangan atau curah hujan yang terlalu banyak.
Tanaman sereh perlu memperoleh irigasi atau tambahan air jika ditanam pada daerah dengan
curah hujan rendah. Perawatan tanaman sereh akan mempengaruhi kandungan geraniol dalam
minyak sereh.
3.
Ketinggian
Tanaman sereh tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki ketinggian 180 450 m di
atas permukaan laut. Pada ketinggian yang lebih tinggi dari 450 m, tanaman sereh akan
lambat tumbuh dan menghasilkan minyak yang sedikit.
4.
Penanaman
Tanaman sereh ditanam melalui akar pada permulaan musim hujan. Rumpun tanaman sereh
yang sehat dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Dua batang tanaman yang mengandung
akar yng sehat ditanam dalam setiap lubang dengan kedalaman 15 cm. Pada tanah yang
subur, jarak tanam 75 x 75 cm. jarak yang lebih dekat akan mengurangi hasil daun per satuan
area lahan.
5.
Pemupukan
Tanaman sereh merupakan tanaman tandus yang tidak memerlukan pemupukan yang intensif,
meskipun ammonium sulfat dan kalium sulfat dianjurkan penggunaannya. Petani penghasil
minyak sereh menggunakan abu bekas pembakaran daun sereh yang dipakai sebagai bahan
bakar destilasi.
6.
Perawatan
Penyiangan gulma perlu dilakukan sebelum dilakukan pemanenan. Panen dilakukan 6 8
bulan setelah penanaman. Panen berikutnya dilakukan 3 4 bulan.
E.
Syarat Pemanenan
1.
Jika ditanam bulan desember januari, maka tanaman sereh siap dipanen bulan
September / Oktober.
2.
Sudah membentuk bonggol yang cukup besar

F.
Pengambilan Minyak Atsiri
Minyak atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan persenyawaan padat
yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, larut dalam pelarut organik dan tidak
larut dalam air. Berdasarkan sifat tersebut, maka minyak atsiri dapat diekstrak dengan 4
macam cara, yaitu: Penyulingan (Destilation), Pressing (Eks-pression), Ekstraksi dengan
pelarut (Solvent ekstraksion) dan Absorbsi oleh menguap lemak padat (Enfleurage). Cara
yang tepat untuk pengambilan minyak dari daun sereh adalah dengan cara penyulingan
(Destilation).
Hal hal yang harus diperhatikan dalam penyulingan :

Proses pengambilan minyak sereh wangi dilakukan melalui proses penyulingan.


Rendemen rata-rata minyak sereh wangi sekitar 0,6 1,2 %, tergantung jenis sereh wangi,
serta penanganan dan efektifitas penyulingannya.

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam peningkatan mutu minyak sereh wangi
diantaranya adalah penanganan terhadap daun hasil panen yang akan diambil minyaknya.
Sebelum disuling daun tersebut sebaiknya dikeringkan dulu beberapa saat, dlam cuaca baik
membutuhkan waktu 3 4 jam. Selama pengeringan daun harus dibolak balik.

Daun setelah dikeringkan hendaknya segera dilakukan penyulingan, karena


penyimpanan daun yang terlalu lama akan menurunkan mutu minyak sereh wangi yang
diperoleh.
Komposisi kimia dalam minyak atsiri sereh wangi
1.
2.
3.

Geraniol (C10H18O)
Sitronellol (C10H20O)
Sitronellal (C10H16O)

G.
Manfaat Minyak Atsiri Sereh Wangi
Digunakan dalam industri, terutama sebagai pewangi sabun, sprays, desinfektans, bahan
pengilap dan aneka ragam preparasi teknis.

H.
Kriteria Mutu
Mutu minyak sereh wangi ditentukan oleh kandungan komponen utamanya dan
kemurniannya. Komponen utama adalah kandungan sitronelal dan geraniol, yang biasanya
dinyatakan dalam geraniol jumlah. Tidak boleh mengandung bahan asing, seperti minyak
lemak, alcohol, m. tanah, m. terpentin, etilen glikol, hekslen glikol.
Kriteria mutu berdasarkan SII 0025/1979 untuk minyak sereh wangi jawa adalah :

Warna: kuning pucat sampai kuning kecoklatan

Geraniol-jumlah : minimum 85%

Sitronelal : minimum 35%

Sisa penyulingan uap : maksimum 2,5

Titik nyala : 74oC


Alkohol (ethanol), minyak lemak, & minyak pelican : negatif
Kelarutan dalam alcohol 80 % : 1:2 jernih dan seterusnya opalensi (maksimum)

Kriteria mutu untuk minyak sereh wangi jawa berdasarkan Essential Oil Association of USA
(EOA) adalah :

Penampilan, Warna, bau : minyak kurang encer, warna kuning muda sampai kuning

kecoklatan, bau aldehid

Bobot jenis pada 25oC : 0,875 0,893

Putaran optik : (-)0o30 (-) 6o

Indeks refraksi pada 20oC : 1.4660 1.4745

Kandungan geraniol : 85 97 %

Kandungan sitronelal : 30 45 %

Kelarutan dalam alkohol 80 % : larutan jernih dalam 1 2 volume, dan seterusnya


opalensi.

Daftar Pustaka
Guenther, Ernes. 1987.Minyak Atsiri. Jakarta: Universitas Indonesia Press
Ketaren, S, 1981. Minyak Atsiri. Jurusan Teknologi Industri, Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
http://www.dephut.org/budidayakayuputih
http://www.deptan.org/komoditastanamanserehwangi

MINYAK SEREH DAPUR / LEMONGRASS OIL


Pernah mendengar sereh dapur? Membaca namanya, sudah semestinya benda yang satu
ini akan sering kita jumpai di dapur. Ibu-ibu sangat familiar dengannya sebagai bumbu
dapur seperti lengkuas, daun salam, jahe, kunyit, dll. Bagian tanaman yang digunakan
sebagai bumbu dapur adalah pangkal tangkainya, Jika pernah sarapan nasi uduk, pasti
akanjelas tercium aroma sereh dapur yang khas sebagai bumbu campurannya.
Karena beraroma seperti lemon, sereh dapur sering disebut lemongrass (rumput
lemon)Menurut ilmu taksonomi, bumbu dapur yang sering terdapat dalam opor ayam
ini termasuk dalam famili gramineae (rumput-rumputan)dan genus Cymbopogon. Sereh
dapur merupakan tanaman tahunan (perennial) dan stolonifera (berbatang semu).
Berdaun memanjang seperti pita, makin ke ujung main meruncing dan berwarna hijau,
sebagaimana layaknya famili rumput-rumputan yang lain seperti ilalangdan padi.
Panjang daunnya berkisar 0,6 1,2 m yang tersusun pada stolon. Rumput ini tidak
berbunga dan tidak menghasilkan biji meskipun dibiarkan tidak dipangkas dalam
kondisi dan waktu tertentu.
Jenis-Jenis Sereh Dapur
Sebelum membicarakan sereh dapur, ada baiknya jika membahas macam-macam
sereh. Secara umum, sereh dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sereh dapur (lemongrass) dan
sereh wangi (sitronella). Keduanya memiliki aroma yang berbeda. Minyak sereh yang
selama ini dikenal di Indonesia merupakan minyak sereh wangi (citronella oil) yang
biasanya terdapat dalam komposisi minyak tawon dan minyak gandapura.

Minyak sereh wangi telah dikembangkan di Indonesia dan minyak atsirinya sudah
diproduksi secara komersial dan termasuk komoditas ekspor. Sedangkan minyak sereh
dapur (lemongrass oil) belum pernah diusahakan secara komersial. Dari segi komposisi
kimianya, keduanya memiliki komponen utama yang berbeda. Sereh wangi kandungan
utamanya adalah citronella, sedangkan sereh dapur adalah sitral.
Sereh dapur terbagi menjadi 2 varitas, yaitu sereh flexuosus(Cymbopogon flexuosus)
dan sereh citratus (Cymbopogon citratus). Dalam dunia perdagangan minyak atsiri,
minyak sereh flexuosus disebut sebagai East Indian lemongrass oil (minyak sereh dapur
India Timur). Sedangkan sereh citratus dikenal dengan West Indian lemongrass oil
(minyak sereh dapur India Barat). Keduanya dapat tumbuh subur di Indonesia meskipun
yang terbanyak adalah jenis West Indian. Perbedaan yang sangat jelas dari keduanya
terletak pada sifat-sifat minyakatsiri yang dihasilkan. Minyak sereh India Timur lebih
berharga dari pada India Barat, terutama karena kandungan sitralnya yang lebih tinggi.
Syarat Tumbuh dan Budidaya
Sereh dapur tumbuh liar di daerah-daerah tropis sepertiIndonesia, Malaysia, Vietnam,
India, Amerika Tengah, sebagian Amerika Selatan dan Afrika. Meskipun dapat juga
tumbuh pada iklim dingin namun produktivitasnya akan menurun. Sereh dapur lebih
menyukai daerah dengan limpahan cahaya matahari yang besar, curah hujan tidak
terlalu berlimpah (min 1500 mm/tahun), serta ketinggian sampai 1000 m dpl (paling
baik 100-400 m). Cuaca yang panas dan sinar matahari akan merangsang pembentukan
minyak dalam tanaman. Di daerah yang curah hujannya melimpah, sereh dapat
dipanen lebih sering dibandingkan dengan daerah kering, namun minyak yang
dihasilkan berkadar sitral lebih rendah.
Tanaman ini tumbuh baik pada tanah yang berdrainase baik, bertekstur ringan,
lempung berpasir, sampai pasir berdebu. Namun hasilnya kurang pada tanah bertekstur
berat, keras, dan dapat menahan air. Tanaman yang dibudidayakan di atas tanah yang
baik dapat meningkatkan rendemen minyak serta kandungan sitralnya lebih tinggi.
Sereh dapur masih belum banyak dibudidayakan di Indonesia, karena sebagian besar
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari sebagai campuran makanan/rempah-rempah.
Padahal sereh dapur termasuk jenis tanaman yang mudah dalam hal budidaya dan
perawatan. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman ini boleh dikatakan tidak
ada. Begitu pula minyak atsirinya lebih bernilai dibandingkan minyak sereh wangi.
Perkembangbiakan dilakukan dengan sistem bonggol akar pada batang semu (stool).
Batang semu yang telah dewasa (minimal terdiri 10 pelepah daun) digunakan sebagai
bibit. Satu rumpun sereh dapur yang telah dewasa yang berumur lebih dari 1 tahun
dapat menghasilkan bibit di atas 50 batang. Tanaman sereh yang telah dewasa dicabut
dan akarnya dipotong seperlunya. Daun dan batang semu dipangkas hingga keseluruhan
bibit mencapai panjang kurang lebih 20 - 30 cm.
Persiapan lahan dilakukan dengan pencangkulan dan pemberian pupuk kompos agar

produktivitas daun segar yang dihasilkan mencapai maksimal. Untuk penghematan,


pupuk kompos ini dapat diperoleh dari ampas daun sisa penyulingan. Lebih bagus lagi
apabila dibuat bedengan- bedengan. Pada lahan yang telah diolah, bibit sereh ditanam
pada jarak 75 cm x 75 cm pada lubang tanam yang dibuat menggunakan linggisdengan
kedalaman 10 15 cm . Lubang tanam harus benar-benar tertutuprapat dengan tanah
agar pertumbuhan sistem akar cukup baik. Penamananhendaknya dilakukan pada awal
musim hujan untuk merangsangpertumbuhan sehingga lebih cepat dipanen untuk
pertama kali. Bagianbibit yang muncul di permukaan tanah kira-kira memiliki panjang
10 15 cm.
Jika tanaman tumbuh baik, sereh dapur dapat dipanen untuk pertamakali setelah
berumur 6 bulan atau panjang daun telah mencapai sekitar1 m. Pemanenan dilakukan
dengan cara memangkas batang semu yangtersusun oleh pelepah-pelepah daun.
Pemangkasan dapat dilakukandengan sabit atau ani-ani. Ketinggian tanaman dari
permukaan tanahdipertahankan 15 20 cm. Satu rumpun tanaman dapat menghasilkan
daunbasah 1 - 2 kg.
Setelah panen pertama, rumpun akan tumbuh kembali dengan cepat dandapat dipanen
kembali setelah 3 4 bulan tergantung perawatan daniklim daerah tanam. Masa
produktif tanaman sereh dapur adalah 4 5tahun. Semakin lama, produktivitas daun
basah yang dihasilkan semakinsedikit. Dalam 1 ha lahan dapat dihasilkan daun sereh
dapur segar 60 120 ton/tahun
(4 kali panen).
Hasil penelitian mengatakan bahwa penambahan pupuk buatan setelahmasa panen
dapat menambah produktivitas tanaman. Pemberian pupuk N(urea) berpengaruh nyata
terhadap jumlah anakan. Sedangkan pupuk K(KCl) berpengaruh terhadap tinggi
tanaman. Sehingga penambahancampuran urea dan KCl dapat meningkatkan hasil
panenan.
Penyulingan dan Penanganan Minyak Sereh Dapur
Setelah panen, daun sereh hendaknya langsung disuling untuk menghindari kehilangan
minyak karena penguapan. Daun sereh dirajang dahulu sampai panjangnya menjadi
sekitar 10 15 cm dan secepatnya dimasukkan ke dalam ketel suling. Perajangan ini
berfungsi untuk memperbesar bulk density bahan, sehingga secara kuantitas dapat
dimasukkan lebih banyak bahan ke dalam ketel suling. Perajangan ini berpengaruh
terhadap rendemen minyak yang dihasilkan karena pada saat proses perajangan
terdapat sejumlah kecil minyak yang menguap ke udara bebas. Ketel suling bervolume
3000 liter mampu menampung bahan olah 800 1000 kg daun rajangan.
Penyulingan dilakukan baik dengan penyulingan uap-air (1 atm)atau penyulingan uap
pada tekanan sedikit di atas 1 atm. Waktu penyulingan antara 1 3 jam, tergantung
pada jumlah uap dan jumlah bahan yang diolah. Rendemen minyak bervariasi antara
0.2 0.4% basis basah. Pengalaman penulis yang melakukan percobaan analisis kadar
minyak sereh dapur menggunakan metoda Claevenger diperoleh rendemen0.26

0.37%. Rendemen minyak pada sereh dapur terutama dipengaruhi oleh:


1. Tingkat kesegaran bahan olah. Semakin segar bahan olah, semakin tinggi
rendemennya. Bahan yang kering/layu kemungkinan telah terjadi penguapan sejumlah
kecil minyak ke udara bebas.
2. Kualitas bahan olah. Bahan olah yang mengandung banyak batang semu
dibandingkan daunnya akan menghasilkan rendemen minyak yang kecil. Minyak atsiri
banyak terdapat dalam daun, sedangkan tangkai/batangnya sedikit menghasilkan
minyak padahal kehadiran batang pada bahan olah berkontribusi besar terhadap berat
bahan olah.
3. Jenis sereh dapur. Sereh flexuosus (East Indian) menghasilkan rendemen minyak
yang lebih baik daripada sereh citratus (West Indian)
4. Perlakuan awal bahan olah. Perajangan akan menurunkan rendemen minyak namun
memperbesar kapasitas penyulingan. Disarankan agar bahan yang dirajang sesegera
mungkin dimasukkan ke dalam ketel suling.
Minyak sereh dapur harus disimpan dalam wadah yang terlindung dari udara dan
cahaya, dan bebas dari air sebelum dimasukkan ke dalam wadah penyimpanan, Media
simpan yang paling baik adalah botol-botol tertutup berwarna gelap sehingga tidak
tembus cahaya. Penyimpanan minyak sereh perlu diperhatikan dengan baik karena
sangat berpengaruh terhadap kualitas minyak, terutama kadar sitralnya. Apalagi untuk
penyimpanan dalam jangka waktu lama yang memungkinkan terjadinya degradasi
kualitas minyak, seperti terjadinya oksidasi aldehid, hidrolisa ester, polimerisasi, dan
resinifikasi.
Minyak Sereh Dapur (Lemongrass Oil)
Lemongrass oil memiliki aroma khas lemon. Biang keladi aroma tersebut adalah sebuah
senyawa bergugus fungsi aldehid, yakni sitral sebagai senyawa utama minyak. Minyak
sereh dapur tipe East Indian memiliki kandungan sitral lebih tinggi daripada tipe West
Indian. Kandungan sitral kedua tipe minyak itu antara 75 88%. Sedangkan standar
perdagangan minyak sereh dapur adalah kadar sitralnya minimal 75%.Hal yang paling
membedakan kedua tipe itu adalah kelarutan dalam alkohol 70%. Tipe East Indian larut
sempurna 1 : 2 volume dalam alkohol 70%, sedangkan tipe West Indian larut pada 1 : 4
volume. Hal ini menandakan bahwa pada minyak tipe West Indian terdapat banyak
kandungan terpen-terpen tak beroksigen (terutama mirsen) yang sukar larut dalam
alkohol. Terpen-terpen tak beroksigen ini kurang disukai kehadirannya dalam minyak
atsiri. Secara visual, warna minyak kedua tipe ini juga berbeda. Minyak East Indian
berwarna kuning tua sampai coklat merah tua. Tipe West Indian berwarna kuning muda
sampai coklat muda.Tabel di bawah ini menunjukkan perbandingan sifat fisika-kimia
kedua jenis minyak sereh dapur.
Sifat fisik-kimia Tipe East Indian - Tipe West Indian
Berat jenis, 25oC = 0.8902 - 0.8731
Indeks bias, 25oC = 1.487 - 1.4587
Putaran optic = +0.25 - +0.2

Kelarutan dalam etanol 70% = 1 : 2 - 1 : 4


Kadar sitral = 80.2% - 76.1%
Selain sitral, minyak sereh wangi juga mengandung beberapa senyawa penyusun
minyak atsiri seperti sitronellal, geraniol, mirsen, nerol, farnesol, metil heptenol,
dipenten, n-desialdehid, linalool, metal heptenon, dan senyawa-senyawa lain dalam
jumlah yang kecil. Minyak sereh wangi merupakan salah satu jenis minyak atsiri
terpenting sebagai sumber senyawa sitral. Sitral digunakan sebagai bahan baku
pembuatan senyawa-senyawa ionon. Ionon adalah golongan senyawa-senyawa aromatis
sintetik yang banyak digunakan sebagai pewangi dalam berbagai macam parfum dan
kosmetika. Ionon memiliki bau seperti violet yang intensif dan tahan lama. Di samping
itu, sitral sangat penting sebagai bahan baku pada sintesa Vitamin A. Selain kedua
penggunaan di atas, minyak sereh dapur juga digunakan secara meluas untuk pewangi
sabun, detergen, pembersih lantai, aerosol, dan aneka jenis produk teknis lainnya.
Dalam jumlah yang kecil digunakan pada industri makanan dan minuman seperti
anggur, saus, permen, rempah, dan lainnya. Sebagai bahan yang digunakan di bagian
luar, digunakan untuk keperluan obat sakit kepala, sakit gigi, ramuan air mandi.
Produksi dan Perdagangan
Telah dijelaskan di atas bahwa minyak sereh dapur belum diusahakan secara komersial
di Indonesia. Berlawanan dengan minyak sereh wangi yang telah berkembang di
Indonesia. Negara penghasil minyak sereh dapur tipe East Indian yang utama adalah
India, RRC, Sri Lanka, dan Brasil. Sedangkan tipe West Indian adalah Guatemala dan
India. Kebutuhan dunia akan minyak sereh dapur pada tahun 1990 berkisar antara 800
1300 ton/tahun. Tahun 2000 permintaan minyak sereh dapur dunia meningkat
menjadi 2000 kg/tahun. Harga pasaran internasional minyak sereh dapur saat ini
adalah 11 US$/kg. Harga minyak tipe East Indian sedikit lebih tinggi daripada tipe
West Indian. Semakin tinggi kandungan sitralnya, maka harga minyak menjadi lebih
tinggi.
Sebuah perkebunan sereh dapur yang dikelola dengan baik akan menghasilkan ratarata sekitar 80-100 ton daun basah/tahun. Jika rendemen rata-rata 0.3%, maka setiap
ha lahan akan menghasilkan 240 300 kg minyak/tahun.
Bahan Renungan
Minyak atsiri yang diperdagangkan di dunia berjumlah sekitar 70 - 80 jenis. Namun
Indonesia baru bisa memasok 12 jenis saja dan itupun tidak semuanya rutin. Padahal
sebagian besar jenis minyak atsiri tersebut dapat dikembangkan dan dibudidayakan di
Indonesia. Bahkan sudah ada di Indonesia sejak zaman dahulu hanya belum diusahakan
secara komersial, seperti halnya kasus sereh dapur ini.
Keterlambatan Indonesia dalam memantau perkembangan dan mendivesifikasi
komoditas minyak atsiri secara tidak langsung merugikan kompetensi Indonesia sendiri
sebagai salah satu negara produsen minyak atsiri. Diversifikasi jenis minyak atsiri
merupakan salah satu langkah dalam menaikkan posisi tawar Indonesia dalam dunia

perdagangan minyak atsiri.


-ferry(Disarikan dari berbagai diskusi dan pustaka)
Pustaka
1. Guenter, Ernest, 1948. The Essential Oil Vol. 4 (Minyak Atsiri, terjemahan Ketaren,
pokok bahasan Sereh Dapur). UI Press,Jakarta.
2. Hobir, Emmyzar, 2002, Perkembangan Teknologi Produksi Minyak Atsiri Indonesia.
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor.
3. Mansur, M, IM Tasma, OU Suryana, 1992, Sereh Dapur. Edisi Khusus Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat, Vol. VIII No. 2, Balitro,Bogor.
4. Ma'mun, N Nurdjanah, 1993, Pengaruh Perajangan dan Lama Pelayuan terhadap
Rendemen dan Mutu Minyak Sereh Dapur. Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan
Obat, Vol. VIII, No. 1, Balitro, Bogor.
5. Rosman, R, H Muhammad, R Suryadi, Emmyzar, Rachman, 1994, Pengaruh Pupuk N,
P. dan K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sereh Dapur di Tanah Latosol
Citayam. Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Vol. IX, No. 2, Balitro, Bogor.
6. Rosman, R, Emmyzar, 1991, Budidaya dan Peluang Pengembangan Lemongrass.
Prosiding Pengembangan Tanaman Atsiri Sumatra.
7. Rusli, S, N Nurdjanah, Soediarto, D Sitepu, S Ardi, DT Sitorus, 1985, Penelitian dan
Pengembangan Minyak Atsiri Indonesia. Edisi Khusus Penelitian Tanaman Rempah dan
Obat, Vol. I No. 2, Balitro, Bogor.
http://zaksparrow.blogspot.com/2011/06/pembuatan-minyak-atsiri-darisereh.html

Anda mungkin juga menyukai