3 Solvent
3 Solvent
Pendahuluan
Larutan
adalah
campuran
Larutan
terdiri
dari
2.
3.
Trayek didih. Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah sehingga lebih
mudah menguap, meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan
4.
5.
B. Klasifikasi Pelarut
1. Pelarut aqueous dan non aqueous
Pelarut adalah cairan yang mampu melarutkan zat lain yang umumnya
berbentuk padatan tanpa mengalami perubahan kimia. Pelarut dibedakan
menjadi pelarut aqueous (pelarut air) yang dapat melarutkan asam-basa dan
pelarut non aqueous adalah pelarut bukan air yang dapat melarutkan senyawa
yang tidak dapat disosiasi oleh pelarut air.
Dalam suatu rekasi kimia, tidak semua reaksi transfer proton berlangsung
dalam media aqueous. Pelarut nonaqueous dapat dipilih untuk reaksi molekul
yang mudah dihidrolisis, hal itu bertujuan untuk menghindari pemerataan oleh
air dan untuk meningkatkan kelarutan zat terlarut dalam pelarut tersebut.
Pelarut nonaqueous sering dipilih berdasarkan dari tingkat likuid dan konstanta
dielekriknya. Biasanya pelarut yang digunakan untuk melarutkan suatu zat
adalah air. Ada beberapa hal yang memungkinkan pelarut selain air digunakan
seperti melarutkan basa kuat dalam air yang akan membuat basa kuat bereaksi
dengan air memproduksi OH-. Dalam ammonia cair, dapat digunakan ion
NH2- yang lebih kuat basanya dibandingkan dengan OH-.
2. Klasifikasi Pelarut Berdasarkan Proton
Berdasarkan kepolaran pelarut, pelarut dibagi ke dalam tiga kategori
yaitu:
a. Pelarut Aprotik
Pelarut ini tidak menerima maupun memberi proton dan dalam
keadaan ini bersifat netral, tidak bereaksi, tetapan dielektriknya rendah,
tidak terurai menjadi ion-ion dalam sistem pelarut, hingga ia tidak
bereaksi baik dengan asam maupun basa. Contohnya pelarut aprotik
adalah kloroform, toluen, CCl4, hidrokarbon. Pelarut aprotik berguna
unutuk mempelajari reaksi asam dan basa yang bebas dari pengaruh
pelarut.
b. Pelarut Protofilik
Pelarut yang bersifat dapat menerima proton dari zat terlarut,
disebut juga pelarut basa. Contohnya : NH4OH, amine, ketone, aseton,
dan eter. Asam lemah bila dilarutkan dalam pelarut protofilik maka
keasamannya akan meningkat yang disebut efek levelling
c. Pelarut Protogenik
Pelarut yang bersifat memberi proton (donor proton). Jika basa
lemah dilarutkan dalam pelarit protogenik maka kebasaannya akan
meningkat. Contohnya : HF, Asam Sulfat, asam acetat, asam format, dan
HCl.
d. Pelarut Amfiprotik
Pelarut ini bekerja sebagai penerima proton, dan pemberi proton.
Contoh untuk pelarut ini adalah golongan alkohol, air, asam asetat
glasial.
Asam asetat bisa bersifat asam dengan reaksi :
CH3COOH CH3COO + H+
Tetapi bila asam asetat dilarutkan dalam asam yang lebih kuat misalnya
HClO4, asam asetat bersifat basa dengan reaksi :
CH3COOH + HClO4 CH3COOH2+ + ClO4
Ion CH3COOH2+ dapat bereaksi dengan basa dengan cara
memberikan proton. Maka zat yang bersifat basa lemah akan berubah
sifatnya menjadi basa yang lebih kuat, sehingga titrasi antara basa lemah
oleh HClO4 dapat dilangsungkan bila zat tersebut dilarutkan dalam asam
asetat glasial.
3. Pelarut organik dan anorganik
Pelarut organik merupakan pelarut yang umumnya mengandung atom
karbon dalam molekulnya. Dalam pelarut organik, zat terlarut didasarkan
pada kemampuan koordinasi dan konstanta dielektriknya. Pelarut organik
dapat bersifat polar dan non-polar bergantung pada gugus kepolaran yang
dimilikinya. Pada proses kelarutan dalam pelarut organik, biasanya reaksi
yang terjadi berjalan lambat sehingga perlu energi yang didapat dengan cara
pemanasan untuk mengoptimumkan kondisi kelarutan. Larutan yang
dihasilkan bukan merupakan konduktor elektrik. Contoh pelarut organik
adalah alkohol, eter, ester, etil asetat, keton, dan sebagainya.
Pelarut anorganik merupakan pelarut selain air yang tidak memiliki
komponen organik di dalamnya. Dalam pelarut anorganik, zat terlarut
dihubungkan dengan konsep sistem pelarut yang mampu mengautoionisasi
pelarut tersebut. Biasanya pelarut anorganik merupakan pelarut yang
bersifat polar sehingga tidak larut dalam pelarut organik dan non-polar.
Larutan yang dihasilkan merupakan konduktor elektrik yang baik. Contoh
dari pelarut anorganik adalah ammonia, asam sulfat dan sulfuril klorid
fluorid.
Solvent
Rumus kimia
Titik
didih
Konstanta
Massa jenis
Dielektrik
Pelarut Non-Polar
Heksana
Benzena
Toluena
Dietil eter
Kloroform
Etil asetat
1,4-Dioksana
Tetrahidrofuran(THF)
Diklorometana(DCM)
Asetona
Asetonitril (MeCN)
Dimetilformamida(DMF
)
Dimetil
sulfoksida(DMSO)
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
69 C
C6H6
80 C
C6H5-CH3
111 C
CH3CH2-O-CH2-CH3
35 C
CHCl3
61 C
CH3-C(=O)-O-CH2-CH3
77 C
Pelarut Polar Aprotic
2.0
2.3
2.4
4.3
4.8
6.0
0.655 g/ml
0.879 g/ml
0.867 g/ml
0.713 g/ml
1.498 g/ml
0.894 g/ml
/-CH2-CH2-O-CH2-CH2-O/-CH2-CH2-O-CH2-CH2CH2Cl2
CH3-C(=O)-CH3
CH3-CN
101 C
66 C
40 C
56 C
82 C
2.3
7.5
9.1
21
37
1.033 g/ml
0.886 g/ml
1.326 g/ml
0.786 g/ml
0.786 g/ml
H-C(=O)N(CH3)2
153 C
38
0.944 g/ml
CH3-S(=O)-CH3
189 C
47
1.092 g/ml
118 C
118 C
82 C
97 C
79 C
65 C
100 C
100 C
6.2
18
18
20
30
33
58
80
1.049 g/ml
0.810 g/ml
0.785 g/ml
0.803 g/ml
0.789 g/ml
0.791 g/ml
1.21 g/ml
1.000 g/ml
CH3-C(=O)OH
CH3-CH2-CH2-CH2-OH
CH3-CH(-OH)-CH3
CH3-CH2-CH2-OH
CH3-CH2-OH
CH3-OH
H-C(=O)OH
H-O-H