'Dokumen - Tips Open Circuit New
'Dokumen - Tips Open Circuit New
TRANSFORMATOR 1 PHASA
Disusun Oleh:
KELAS D3- IB
KELOMPOK III
Suprapto
( 17)
Taufik Hidayat
( 18)
Wahyu Hidayat
( 19)
Wildan Arif F
(20)
Yayan Hendrik H
(21)
Yusuf Dzulkarnain
(22)
PERCOBAAN I
TRANSFORMATOR 1 PHASA KEADAAN TANPA BEBAN
A. Tujuan
1. Mengetahui prinsip kerja dari transformator 1 phasa dan Name Plate
Transformator 1 phasa.
2. Mengetahui parameter Xm dan Rc transformator 1 phasa, Rugi rugi
iinti pada transformator 1 phasa, dan angka transformasi.
3. Mencari perubahan tegangan supplay (V1) terhadap rugi inti, angka
transformasi, dan V2.
4. Mengetahui fungsi aplikasi dari percobaan no load
B. Teori Dasar
1. Prinsip Kerja Transformator
Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang
berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari satu atau lebih
rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya, dengan frekuensi yang sama dan
perbandingan transformasi tertentu melalui suatu gandengan magnet dan bekerja
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetis. Jika transformator menerima energi
pada tegangan rendah dan mengubahnya menjadi tegangan yang lebih tinggi,
maka disebut transformator penaik (Step-up transformer) sedangkan trafo yang
diberi energi pada tegangan tertentu dan mengubahnya menjadi tegangan yang
lebih rendah disebut transformator penurun (Step-down transformer).
Arus primer Io yang mengalir pada saat kumparan sekunder tidak
dibebani disebut arus penguat. Dalam kenyataan arus primer Io bukanlah
merupakan arus induktif murni, sehingga terdiri dari dua komponen.
2. Rangkaian Ekuivalen
Tidak seluruh () yang dihasilkan oleh arus pemagnetan (I m) merupakan
fluks bersama (m) sebagian daripadanya hanya mencakup kumparan primer ( 1)
atau kumparan sekunder saja (2). Dalam rangkaian model dibawah (rangkaian
ekuivalen) yang dipakai untuk menganalisa kerja suatu transformator, adanya
fluks bocor 1dan 2 ditunjukkan sebagai reaktansi X1 dan X2 sedangkan rugi
P1
................................................................................ (1)
V1.I1
V1
...................................................................................... (3)
Ic
Rc = tahanan inti ( )
Im = I1 x sin............................................................................... (4)
V1
.................................................................................... (5)
Im
Xm = reaktansi magnetik ( )
Dengan demikian dari pengukuran beban nol dapat diketahui harga R c
dan Xm, Rugi inti yang terdiri dari rugi histerisis dan rugi arus eddy serta angka
transformasi.
Arus primer Io yang mengalir pada saat kumparan sekunder tidak
dibebani disebut arus penguat.
Dalam kenyataan arus primer Io bukanlah merupakan arus induktif murni.
Pada keadaan ini, disisi sekunder tidak terdapat beban, sehingga arus lebih
cenderung melewati init besi yang nilai hambatannya lebih kecil. Sehingga
rangkaian ekivalen dari trafo yang semula seperti gambar 1, akan menjadi seperti
gambar 2.
Gambar 5
Shell type
Pada shell type, lilitan primer dan sekunder terletak pada satu kaki inti,
atau lilitan dilingkupi oleh kaki-kaki inti trafo. Keuntungannya adalah mudah
dalam pembuatan dan fluksi bocor dapat diperkecil, sedangkan kerugiannya
pemakaian inti kurang ekonomis karena memerlukan inti yang besar.
Core type banyak digunakan pada trafo tenaga dengan kapasitas daya
yang besar.
Gambar 6
Core type
Lilitan primer dan sekunder di lilit pada kaki inti, atau lilitan melingkupi
trafo. Keuntungannya adalah dapat menggunakan kawat isolasi rendah, ekonomis
dalam pemakaian inti. Untuk trafo yang besar daya kapasitasnya, lempengannya
disusun sedemikian rupa sehingga didapat celah udara yang berguna untuk
pendinginan.
Rugi Inti Besi
1. Rugi histerisis yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak-balik pada inti besi,
yang dinyatakan sebagai: Ph =Kh f Bmaks
watt
Kh
= konstanta
1 buah
2. Voltmeter
2 buah
3. Amperemeter
1 buah
4. Wattmeter 1 Phasa
1 buah
5. Kabel Penghubung
15buah
D. Rangkaian Percobaan
E. Prosedur Percobaan
1. Persiapkan alat percobaan.
2. Periksa dan kalibrasi alat yang akan digunakan.
3. Rangkailah peralatan sesuai dengan gambar 7.
4. Pasanglah voltmeter, amperemeter dan wattmeter sesuai pada rangkaian
gambar 7
5. Sisi tegangan tinggi atau sisi sekunder dibiarkan terbuka (beban nol).
6. Masukkan tegangan V1 48V (tegangan nominal) pada terminal sisi primer
7. Catat daya input beban nol (W1) pada wattmeter, arus beban nol (I 1) pada
amperemeter dan tegangan V1 serta V2 pada voltmeter pada tabel 1.
8. Olah data yang diperoleh sehingga menghasilkan Rc dan Xm.
9.
10. Catatlah data yang terukur pada alat ukur pada tabel
V1 (nominal)
V2
I1
Rc
Xm
(volt)
(sekunder)
(ampere)
(watt)
(ohm)
(ohm)
0.13
769,23
384,61
(volt)
48
a = V2/V1
= 48 /200
= 0,24
Cos =
P1
V1.I1
3
=
48 x 0,13
= 0,48
200
V1
Ic
RC =
48
0,0624
= 769,23
Im = I1 x sin
= 0,13 x 0,96
= 0,1248 A
Xm =
Ic = I1 x cos
= 0,13 x 0,48
= 0,0624 A
V1
Im
48
0,1248
= 384,61
0.24
No
V1 (nominal)
V2
I1
(volt)
(sekunder)
(ampere)
(watt)
(volt)
0,016
10
50
0,042
0,24
0,2
20
88
0,055
0,8
0,227
30
125
0,071
1,6
0,24
40
170
0,11
2,6
0,245
48
200
0,14
3,2
0,24
40
167
0,089
2,6
0,239
30
127
0,071
1,6
0,236
20
92
0,057
0,8
0,217
10
10
48
0,041
0,24
0,208
11
0,01
KESIMPULAN
Pada percobaan open circuit dilakukan untuk mengetahui parameter Xm
danRc,rugi-rugi inti,angka transformasi dan kurva histerisis.Tujuan tersebut dapat
diketahui setelah melakukan percobaan no load pada trafo dan mendapatkan
data hasil percobaan.Parameter Rc dapat diketahui dari pembagian tegangan
sumber dengan arus inti,dan parameter Xm dapat diketahui dari pembagian
tegangan sumber dengan arus magnetic. Tegangan sumber yang digunakan
adalah tegangan 48V agar range pada alat ukur tidak terlalu besar dan dilihat
dari sisi keamanan.
Rugi inti disebabkan oleh perubahan tegangan sumber,kualitas bahan
trafo yang digunakan.Arus kembali tidak akan selalu sama dengan arus
berangkat karena menggunakan sumber AC.