N N
W
Gaya tekan ini diimbangi oleh lantai dengan memberikan gaya normal N(N=W)sehingga
benda dalam keadaan seimbang(diam).Pada balok kemudin di berikan gaya F cukup
kecil,balok masih diam(seimbang).karena gaya F masih dapat diimbangi oleh gaya gesek
fs.Gaya gesek yang timbul pada balok yang masih diam ini disebut gaya gesek
statif(fs).Bila gaya F diperbesar,gaya fs pun makin besar selama balok itu masih diam.
fs F=fs
W
Bila gaya F terus diperbesar,suatu saat fs akan mencapai harga maksimumnya(fsm),saat
ini balok tepat saat akan bergerak,artinya bila gaya F ditambah lagi sedikit saja,maka
benda akan bergerak
N
fk F>fs>fk
w
Ketika balok sudah bergerak,gaya geseknya lebih kecil dari pada gaya gesek statis
maksimum.gaya gesek yang timbul saat benda sudah bergerak disebut gaya gesek
kinetis(fk).
⇒ Gaya gesek statis terjadi pada saat benda masih diam
⇒ Gaya gesek kinetis terjadi pada saat benda sudah bergerak
⇒ Gaya gesek kinetis lebih kecil dari pada gaya gesek statis(fk<fs)
fsm=µs N
Dengan:
fs=gaya gesekaan statis(N)
fk=gaya gesekan kinetis(N)
N=gaya normal(N )
µs=koefisien gesekan statis
µk=koefisien gesekan kinetis,
Nilai koefisien gesekan dari dua permukaan yang bergesekan menunjukkan nilai
kekasaran kedua permukaan tersebut,nilai ini berkisar antara 0 dan1.Jadi secara
matematis nilai koefisien gesekan(µ)ini dapat dinyatakan:
0 ¿ µ ¿ 1 artinya:
µ=0 bila permukan yang bergesekan licin sempurna
µ=1 bila permukan yang bergesekan sangat kasar
Besarnya gaya gesek kinetis bergantung pada sifat antara dua permukaan benda yang
bersentuhan dan tidak bergantung pada luas permukaan bidang sentuh.
Sifat kasar atau licinnya permukaan bidang yang bersentuhan dinyatakan oleh suatu
koefisien yang disebut koefisien gesekan.
Hubungan antara koefisien gesek statis(µs) dengan gaya gesekan statis:
Hubungan antara koefisien gesek kinetis(µk)dengan gaya gesekan kinetis:
Fsm=µs N
Fk=µk N
Untuk bidang miring besarnya:
Fs=m g Sin θ s
N=m g Cos θ s
Karena bergerak maka:
µk=Tg θ k
fk=µk N
IV.PROSEDUR EKSPERIMEN
a.Menggantungkan pegas pada statif,kemudian menimbng berat balok
b.Meletakkan balok pada bidang datar,kemudian menarik balok dengan
pegas.Dengan melihat skala pegas menentukan fs yaitu ketika menarik
pegas,balok tetap dalam keadaan diam.dan fsm pada saat balok tepat
akan bergerak.
c.Melakukan percobaan seperti diatas msing-masing sebanyak tiga kali.
d.Meletakkan balok pada sisi kanan,dan mengangkat sisi kanan tersebut
sampai balok tepat akan bergerak,kemudiaan mengukur besar sudut(f)
yang terjadi pada papan sisi kiri.
3. 0,26 O,02 −4
4.10
0,71 33.10
−4
0,71
μs = 3
|μs−μs|2
Δ
=
√
n(n−1) = √ 5,5.10−4
−2
=2,3.10
33 .10−4
=
√ 6
Δ
x 100%
I= μ K=100%-I
−2
2,3 . 10
−2
.100 %
= 24 . 10 =100%-9,6%
=0,096.100% =90,4%
No μk 2
|μk−μk|
|μk−μk|
1 0,37 0,06 36.10
−4
1,29 62.10
4
1,29
μk= 3
=0,43
|μk−μk|2
Δ=
√
n(n−1)
Δ
I= μk
×100 %
Ketelitian(K)
K=100%-7%
=93%
b.Balok 2
No μs 2
|μs−μs| |μs−μs|
1 0,42 0,02 4.10
−4
2 0,44 0 0
3 0,47 0,03 9.10
4
1,33 −4
13.10
1,33
μs= 3
=0,44
|μs−μs|2
Δ=
√
n−( n−1)
Δ
I= μs
×100%
Ketelitian(K)
K=100%-3%
=97%
No μk 2
|μk−μk| |μk−μk|
1 0,54 0,01 1.10
4
1,66 21.10
−4
1,66
μk = 3
=0,55
Ralat Mutlak( Δ )
|μk−μk| 2
Δ = √ n(n−1) = √ 3,5.10−4
21. 10−4 6
= √ 6 =1,87.10
−2
Δ
×100 %
I= μk K=100%-3%
1 ,87 .10−2
−2
×100 %
= 55 .10 =97%
=0,03 ¿100 %
=3%
Untuk bidang miring
a .Balok I
No μs 2
|μs−μs| |μs−μs|
1 0,36 0,02 4.10
−4
3 0,36 0,02 −4
4.10
1,03 17.10
4
1 , 03
μs=
3
=0,34
|μs−μs| 2
Δ=
√
n(n−1) I=
Δ
μs
×100%
−2
17. 10−4 1 , 68 .10
= √ 6 = 34 . 10
−2
×100 %
K=100%-3%
=95%
No μk 2
|μk−μk| |μk−μk|
1 0,53 0,01 −4
1.10
2 0,55 0,03 −4
9.10
3 0,49 0,03 9.10
−4
1,57 19.10
4
1,57
μk= 3
=0,52
|μK −μK| 2
Δ = √ n(n−1)
Δ
I= μk
×100
%
−2
19. 10−4 1 , 78×10
= √ 6 = 52×10
−2
×100 %
Ketelitian (K)
K=100%-3%
=97%
b.Balok II
No μs 2
|μs−μs| |μs−μs|
1 0,34 0,03 −4
9.10
2 0,42 0,05 25.10
−4
1,12 35.10
4
1 , 12
μs=
3
=0,37
|μs−μs 2|
Δ=
√
n( n−1)
Δ
I= μs
×100%
= √ 5,83.10−4 =6,5%
−2
=2,41.10
Ketelitian (K )
K=100%-6,5%
=93,5%
No μk 2
|μk−μk| |μk−μk|
1 0,49 0,01 1.10
−4
3 0,49 0,01 −4
1.10
1,49 4
3.10
1 ,49
μk=
3
=0,50
Ralat Mutlak ( Δ )
|μk −μk|2
Δ=
√
n(n−1) = √ 0,5.10−4
3. 10−4
= √ 6 =0,71.10
−2
VII.PEMBAHASAN
N=F sin 37º
1.
a) F= 30 N
F sin 37º=30(0,6)=1,8
F cos37º=30(0,8)=24
*Σfy=0
F-W+ F sin 37º=0
N=W-Fsin 37º
=10,4 (10)-18
=104-18
=80 N
Fsm= μs .N
=0,4(86)
−1
=344.10
=34,4
Karena Fs> F cos 37º
Maka balok tidak akan bergerak/diam,a=0
b.F=40 N
F Sin 37=40 (0,6)=24 =0,4(80)=32 N
F cos 37=40(0,8)=32 Karena fsm= f cos 37 maka balok tepa
* Σ F y=0 t akan bergerak a=0
N-W= F sin 37=0
N=W- F sin 37
N= 80 N
Fsm= μs N
c)F=50 N
F sin 37=50(0.6)=30
F cos 37=50 (0,80=40
*Σ Fg=0
N-W+Fsm 37=0
N=W-Fsin 37
N=104-30=74 N
Fsm= μs N
=0,4(74)
=29,6 N
F cos 37=40 N
Fsm=29,6 N
Karena Fsm < F cos 37
Maka balok bergerak dan gaya gesekan yang bekerja pada balok adalah gaya
gesek kinetis
Fk= μk N
=0,2 (74)
=14,8N
Karena balok bergerak maka berlaku
ΣF= m a
ΣF
a= m
F cos37
= m
40−14(8)
= 10 ,4
2
=2,4 m/s
2. μs=N =m a
μs m g=m a
0,75.10 =a
2
a =7,5 m/s
VIII.KESIMPULAN
Gaya gesekan di bedakan menjadi dua macam yaitu gaya gesek statis (fs) dan gaya
gesek kinetis (fk).
Gaya gesek kinetis terjadi pada saat benda masih diam
Gaya gesek kinetis terjadi pada saat benda sudah bergerak
Gaya gesek kinetus lebih kecil dari pada gaya gesek statis (fk< fs)
Kekasaran permukaan benda mempengaruhi koefisien gesekannya.semakin kasar
permukaan benda yang bergsekan,semakin besar pula koefisien gesekannya.
Koefisien gesekan bergantung pada kekasaran dari permukaan kedua bend yang
bersentuhan,selain bergaantung pada koefisien gesekan,juga bergantung pada gaya
normal.