Anda di halaman 1dari 8

Dampak Kerusakan Jalan terhadap

pengguna jalan di Jl.baru,Citeureup


Kab,Bogor

Nama Kelomok:~Nanda Firdausi Nuzula


~Hamidatinissa
~M.Fiqih Sofian

Halaman Persetujuan
Judul
:Dampak Kerusakan Jalan terhadap
pengguna jalan di Jl.baru,Citeureup Kab.Bogor

Teks Laporan Proposal Oleh Siswa/i:


Nama:

-Nanda Firdausi Nuzula


-Hamidatinisa
-M. Fiqih Sofian

Telah diperikasa dan di setujui untuk membuat proposal


tentang Dampak kerusakan jalan terhadap pengguna
jalan di Jl,baru citeureup Kab,Bogor

Disetujui oleh:
Bogor,

November 2014

Guru Pembimbing

______________________
ii

Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai

salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan
dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Bogor,

November 2014

Penyusun:

___________________
Nanda Firdausi Nuzula

___________
Hamidatinisa

iii

Daftar Isi

______________
M. Fiqih Sofian

Iv

Bab 1

1.1 Latar Belakang


Kerusakan jalan yang terjadi di Jalan baru citeureup saat ini merupakan
permasalah yang sangat kompleks dan kerugian yang diderita sungguh
besar terutama bagi pengguna jalan, seperti terjadinya waktu tempuh
yang lama, kemacetan, kecelakaan lalu lintas, dan lain-lain.
Kerugian secara individu tersebut akan menjadi akumulasi
kerugian ekonomi global bagi daerah tersebut. Banyak kritik yang telah
dikirimkan kepada institusi pemerintahan dalam upaya penanganan dan
pengelolaan jalan, agar berbagai kerusakan yang terjadi segera diatasi.
Secara umum penyebab kerusakan jalan ada berbagai sebab yakni
umur rencana jalan yang telah dilewati, genangan air pada permukaan
jalan yang tidak dapat mengalir akibat drainase yang kurang baik, beban
lalu lintas berulang yang berebihan (overloaded) yang menyebabkan
umur pakai jalan lebih pendek dari perencanaan. Perencanaan yang
tidak tepat, pengawasaan yang kurang baik dan pelaksanaan yang tidak
sesuai dengan rencana yang ada. Selain itu minimnya biaya
pemeliharaan, keterlambatan pengeluaran anggaran serta prioritas
penanganan yang kurang tepat juga menjadi penyebab. Panas dan
1
suhu udara, air dan hujan, serta mutu awal produk jalan yang jelek juga
sangat mempengaruhi. Oleh sebab itu disamping direncanakan secara
tepat jalan harus dipelihara dengan baik agar dapat melayani
pertumbuhan lalulintas selama umur rencana.

Survey kondisi jalan perlu dilakukan secara periodik baik struktural


maupun non-struktural untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan yang
ada. Pemeriksaan non-struktural (fungsional) antara lain bertujuan untuk
memeriksa kerataan (roughness), kekasaran (texture), dan kekesatan
(skid resitance). Pengukuran sifat kerataan lapis permukaan jalan akan
bermanfaat dalam usaha menentukan program rehabilitasi dan
pemeliharaan jalan. Di Indonesia pengukuran dan evaluasi tingkta
kerataan jalan belum banayak dilaukan salah satunya dikarenakan
keterbatasan peralatan. Karena kertaan jalan berpengaruh pada
keamanan dan kenyamanan pengguna jalan maka perlu dilakukan
pemeriksaan kertaan secara rutin sehingga dapat diketahui kerusakan
yang harus diperbaiki.
Tingkat kerataan jalan merupakan salah satu faktor/fungsi pelayanan
(functional performance) dari suatu perkerasan jalan yang sangat
berpengaruh pada kenyamanan pengemudi (riding quality). Kualitas
jalan yang ada maupun yang akan dibangun harus sesuai dengan
standar dan ketentuan yang berlaku. Syarat utama jalan yang baik
adalah kuat, rata, kedap air, tahan lama dan ekonomis sepanjang umur
yang direncanakan. Untuk memenuhi syarat-syarat tersebut perlu
dilakukan monitoring dan evaluation secara periodik atau berkala
sehingga dapat ditentukan metode perbaikan konstruksi yang tepat dan
sesuai. berdasarkan pengamatan kondisi jalan meliputi kerusakankerusakan seperti retak-retak, alur, lubang, lendutan pada lajur roda,
kekasaran permukaan dan sebagainya yang terjadi selama umur
pelayanan.
Pengukuran tingkat kerataan permukaan jalan belum banyak dilakukan
di Indonesia mengingat kendala terbatasnya peralatan sehingga
persyaratan kerataan dalam monitoring dan evaluation terhadap
konstruksi jalan yang ada tidak dapat dilakukan secara baik menurut
standar nasional bidang jalan. Banyak alat yang dapat melakukan
2
pengukuran kerataan jalan, alat-alat tersebut pastinya meiliki
kekurangan dan kelebihan masing-masing. Untuk mengetahui tingkat
kerataan permukaan jalan dapat dilakukan pengukuran dengan
menggunakan berbagai cara/metode, salah satu yang sederhana dapat

dilakukan pengukuran cepat kerataan jalan dengan menggunakan


sensor MEMS (Micro-Electro-Mechanical Systems) Accelerometer
sebagai kajian awal pengembangan accelerometer sebagai sensor
kerataan jalan raya.
Sebagai sebuah sensor MEMS Accelerometer adalah sensor yang
digunakan untuk mengukur percepatan, mendeteksi dan mengukur
getaran suatu obyek, ataupun untuk mengukur percepatan akibat
gravitasi bumi. Accelerometer juga dapat digunakan untuk mengukur
getaran yang terjadi pada kendaraan, bangunan dan mesin.
Adapun MEMS Accelerometernantinya akan dihubungkan ke DAQ NI
USB 6009 sebagai pembaca tegangan keluaran yang dihasilkan
accelerometer dan mengirimnya ke personal computer (PC) untuk
kemudian disimpan datanya melalui Visual Basic 6.0.
Penelitian pengukuran kerataan jalan ini didasarkan pada perubahan
tegangan yang dihasilkan oleh accelerometer pada tiga sumbunya. Yang
kemudian dapat dianalisa dalam pengukuran kerataan jalan.

1.2 Rumusan Masalah


Pada tugas akhir ini dilakukan rumusan masalah agar masalah yang
dibahas menjadi lebih terarah, antara lain :
1.Menggunakan MEMS Accelerometeradxl330 sensor sebagai sensor
pengukur kerataan jalan raya.
2.Melakukan pengujian terhadap accelerometer terhadap perubahan
sudut kemiringan pada masing-masing sumbu (x, y, z).
3.Menganalisa perubahan tegangan yang terjadi pada masing-masing
sumbu pada accelerometer akibat pengaruh perubahan sudut
kemiringan bidang sebagai kajian awal pengembangan sensor.
3
4.Mengirim data pada komputer berupa tegangan dengan menggunakan
DAQ USB 6009 dan menampilkan data dan grafik melalaui Visual Basic
6.0 yang kemudian datanya disimpan pada database.

1.3 Tujuan penelitian


-Tujuan penelitian ini adalah melakukan penilaian untuk mengetahui dan
mengelompokan jenis dan tingkat kerusakan perkerasan jalan, serta
menetapkan nilai kondisi perkerasan jalan dengan cara mencari nilai
Pavement Condition Index (PCI) dan upaya perbaikannya
- untuk menyesaikan masalah kerusakan jalan di jalan baru citereup
1.4 Manfaat penelitian
-mengetahui penyebab kerusakan jalan si jalan baru citeureup
-mengetahui infrastruktur / bahan yang digunakan untuk membuat jalan

Anda mungkin juga menyukai