DARI
SEJARAH GEREJA
PANDUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG
AKAN MENENTUKAN ARAH GEREJA ANDA
MARK SHAW
Penerbit Momentum
2003
Copyright momentum.or.id
2. Sejarah Gereja
253dc21
Copyright momentum.or.id
Daftar Isi
PRAKATA PENERBIT
PENDAHULUAN
VII
11
45
75
93
Copyright momentum.or.id
117
vi
143
177
201
229
KESIMPULAN
Dari Visi Menuju Aksi
287
CATATAN
303
Copyright momentum.or.id
PENDAHULUAN
i bagian selatan kota Boston, Massachusetts, terdapat sebuah kota bernama Quincy. Terletak di antara lautan dan
daerah urban kota Boston, kota Quincy terkenal dengan dua orang
presidennya, yaitu John Adams dan John Quincy Adams, yang dilahirkan sekaligus dikebumikan di sana. Seperti kebanyakan kota
di New England, kota Quincy dipenuhi dengan gereja-gereja bersejarah. Salah satu di antaranya adalah Gereja First Presbyterian,
yang didirikan pada akhir abad kesembilan belas tepat terbentuknya standar-standar New England. Gereja tersebut didirikan pada
tahun 1884 oleh para imigran dari Skotlandia.
Dalam kurun waktu lima puluh tahun pertama, First Pres
menikmati pertumbuhan yang mantap dan stabil. Pada tahun 1950an, keturunan rohani dari anggota charter [para imigran yang menandatangani perjanjian] yang berjumlah 62 orang telah bertumbuh
menjadi tujuh ratus orang. Yang menjadi gembala jemaat dalam
dekade Ozzie and Harriet dan I like Ike ini adalah Pendeta Roy
Schoaf. Di bawah penggembalaannya, gereja tersebut menjadi
Kristen nominal, tidak menampakkan ciri semangat fundamental
ekstrem maupun semangat Injili; atau berbagai jenis liberalisme
yang telah melanda gereja-gereja arus utama.1
Copyright momentum.or.id
Copyright momentum.or.id
Pendahuluan
Copyright momentum.or.id
Copyright momentum.or.id
Pendahuluan
Copyright momentum.or.id
Copyright momentum.or.id
Pendahuluan
ngat besar terhadap nilai sejarah gereja dan mempertanyakan mengapa gereja dan organisasi Kristen (termasuk gereja atau organisasi mereka) gagal untuk mempertimbangkan sejarah dalam membuat keputusan. Mahasiswa ini umumnya sudah terbiasa dengan
cara pengambilan keputusan gereja yang pada dasarnya merupakan
suatu reaksi pragmatis terhadap krisis dari suatu peristiwa ataupun
tekanan-tekanan dari arus bawah. Pengambilan keputusan yang
berdasarkan prinsip atau visi yang jelas secara relatif sangat jarang
terjadi.
KEPUTUSAN-KEPUTUSAN YANG BERDASAR
Para pakar ilmu manajemen seperti George Barna (The Power of
Vision) dan Stephen Covey (The Seven Habits of Highly Effective
People) menekankan manfaat jangka panjang (maupun jangka pendek) yang dapat diperoleh dengan selalu mendasarkan keputusan
kita pada prinsip dan konsep. Barna menganjurkan para pengambil
keputusan untuk menggunakan visi dan bukannya menganut pragmatisme yang tak berdasar sebagai landasan melakukan pemilihan:
Para pendeta yang secara aktif berusaha untuk menggenapi visi
Allah bagi pelayanan mereka adalah harta tak ternilai bagi gereja.
Mereka bukanlah pemimpin yang digerakkan oleh keinginan akan
kebesaran diri mereka atau kepuasan diri sendiri, tetapi sematamata oleh kerinduan yang menyala-nyala untuk melihat penggenapan kehendak Allah.... Gereja mereka akan mencapai sesuatu
yang unik, berarti, dan istimewa, karena Roh Kudus akan memampukan mereka untuk menangkap suatu gambaran tentang
masa depan dan untuk merencanakan serangkaian tindakan untuk
mencapai tujuan tersebut.4
Copyright momentum.or.id
Allah dapat memanfaatkan sejarah untuk meningkatkan masa depan Anda. Sesungguhnya, kuasa Allah dalam memanfaatkan masa
lalu untuk membentuk suatu masa depan yang signifikan melalui
proses pengambilan keputusan di masa kini menjadi premis dari
buku ini.
Dalam bab-bab selanjutnya, kita akan membahas sejumlah pemikiran agung dari lima abad terakhir dalam sejarah gereja. Sekalipun dapat memilih pemikiran-pemikiran dari abad-abad yang lebih
awal, saya meyakini bahwa kesepuluh pemikiran yang saya pilih
ini merupakan yang paling signifikan bagi para pemimpin gereja
masa kini. Saya bukan hanya akan memperlihatkan bagaimana
masing-masing pemikiran tersebut dapat membangun visi kita,
namun juga akan menyarankan sejumlah keputusan yang bersumber dari visi tersebut. Kesepuluh pemikiran tersebut dipilih dari
kehidupan dan tulisan para reformator (Luther dan Calvin), tokoh
kebangunan rohani (Wesley dan Edwards), aktivis sosial
(Wilberforce dan Bonhoeffer), pendeta dan pionir (Baxter, Perkins,
Burroughs, dan Carey). Dua macam ujian telah digunakan untuk
menyeleksi pemikiran-pemikiran yang dapat meningkatkan pengambilan keputusan Anda: (1) Apakah pemikiran atau model tersebut berakar kuat dalam kebenaran Alkitab? (2) Apakah model atau
pemikiran tersebut memiliki catatan keberhasilan dalam membangun orang-orang Kristen dan gereja secara lebih efektif?
Masing-masing bab tersebut akan memberikan gambaran tentang sang tokoh dan situasi yang ia hadapi. Selanjutnya akan
mengeksplorasi ide-ide utama yang ditemukan atau yang dikemukakan oleh tokoh tersebut. Saya akan memberikan sejumlah saran
Copyright momentum.or.id
Pendahuluan
Copyright momentum.or.id
10
Copyright momentum.or.id
1
SUATU VISI BAGI KEBENARAN
Teologi Salib dari Martin Luther
Copyright momentum.or.id
12
Copyright momentum.or.id
13
dalam Yesus Kristus menurun dari sekitar 12% dari total penduduk
Amerika pada tahun 1992 menjadi hanya sekitar 7% pada tahun
1994. Barna memberikan menyimpulkan, Perubahan data tersebut
menunjukkan bahwa mungkin kita masih akan melihat kemerosotan yang terus berlanjut dalam ranking Injili dalam waktu dekat,
berkurangnya pencurahan kuasa Roh Kudus atas masyarakat negeri
ini.1
Kepada mereka yang menunjuk perdebatan kaum Injili mengenai Alkitab pada tahun 1970-an dan 1980-an sebagai bukti
masih adanya kepedulian masyarakat Amerika terhadap kebenaran
Alkitab, David Wells memberikan sanggahannya dengan menyodorkan sebuah ironi yang mengejutkan. Ia menyatakan, Sementara natur Alkitab masih diperdebatkan, Alkitab itu sendiri sudah
tidak dipakai lagi di dalam gereja.2 Pola pikir konsumerisme telah
merasuk bukan hanya pada gereja kita, tetapi juga pada teologi
kita. Suatu paham Kekristenan terapeutik yang menolong saya
dalam mendidik anak-anak saya, memperbarui kehidupan seks
saya, dan yang dapat menjadi apa saja bagi saya telah menggantikan Kekristenan doktrinal dan teologis klasik yang membahas
hal-hal mengenai Allah, dosa, keselamatan, dan salib. Sebagaimana asumsi sebuah judul buku terbitan tahun 1990-an, gereja
tampaknya semakin tidak memiliki tempat bagi kebenaran [No
Place for Truth oleh David Wells ed].
Dari mana kita harus memulai pencarian kita akan suatu pembaruan teologis dalam gereja? Sejarawan Mark Noll menyatakan,
Pada hakikatnya, pengharapan terbesar bagi pemikiran Injili terletak pada inti berita Injil mengenai salib Kristus.3 Para pengambil
keputusan yang rindu melihat kemajuan gereja perlu kembali
memahami berita salib itu. Kita akui bahwa perhatian gereja masa
kini mengenai pertumbuhan gereja, aksi sosial Injili, misi-misi
global, dan kebangunan dalam ibadah adalah hal yang bermanfaat;
namun lorong sempit yang harus kita lalui untuk membawa
kemajuan jangka panjang bagi gereja terletak pada suatu hubungan
yang baru dengan berita salib.
Copyright momentum.or.id
14
Copyright momentum.or.id
15
Copyright momentum.or.id