Anda di halaman 1dari 6

REMAJA YANG SUKA NONGKRONG

DI PINGGIR JALAN
1. Pengertian Nongkrong
Nongkrong pasti kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Nongkrong merupakan gabungan
dari dua kata yaitu ngonkong dan nagkring, namu lebih kita kenal sebagai kegiatan
berkumpul, berbincang, bercanda dan bersantai disuatu tempat yang dilakukan sendiri ataupun
beramai-ramai. Dari definisi tersebut memang terlihat tidak ada hal negatif yang kita dapat dari
nongkrong, namun jika kita telaah lebih dalam ternyata nongkrong memiliki banyak unsure
negatif untuk kita. Salah satu dari unsur tersebut adalah membuat kita lupa akan waktu dan
terkadang menyakiti perasaan seeorang.
2. Pandangan Islam mengenai Nongkrong
Dalam Agama Islam nongkrong merupakan hal-hal yang diperbolehkan dengan tujuan yang
baik dan bermanfaat serta tidak mendatangkan kemudharatan bagi siapa pun. Kata nongkrong itu
sendiri sebenarnya dalam islam tidak ada. Kata nongkrong itu hanya merupakan bahasa yang
berfungsi sebagai kata kiasan saja. Nabi Muhammad SAW bersabda:
) , , , : ) (
( , ,, , , ) : (
Artinya: Jauhkanlah diri kamu daripada duduk di jalan-jalan. Mereka berkata: ya rasulullah!
Kami terpaksa perlu kepada tenpat-tempat duduk yang kami beromong-omong padanya.
Sabdanya: jika kamu enggan, maka berilah kepada jalan itu haknya. Mereka bertanya: apakah
dia haknya? Sabdanya: menundukan pandangan dan tidak mengganggu dan membalas salam dan
amar maruf dan nahyi munkar.

Gambar : Kenakala Remaja (Remaja yang suka


nongkrong di tepi jalan)

Kenakalan Remaja (Remaja Yang Suka Nongkrong Di Pinggir Jalan)

Hal ini juga terjadi saat percakapan sahabat dengan Rasullullah :


Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, bagi kami sesuatu yang tidak dapat kami tinggalkan.
Dalam berkumpul itu kami berbincang-bincang." Nabi SAW menjawab, "Kalau memang suatu
keharusan, maka berilah jalan itu haknya." Mereka bertanya lagi, "Apa yang dimaksud haknya
itu, ya Rasulullah?" Nabi SAW menjawab, "Palingkan pandanganmu dan jangan menimbulkan
gangguan. Jawablah tiap ucapan salam dan ber-amar ma'ruf nahi munkar." (HR. Bukhari dan
Muslim)
Nongkrong atau duduk-duduk di pinggir jalan memang mengasyikkan. Disamping pasang
aksi dan jual tampang, juga mengobrol ke sana ke mari, bercanda ria, dan menikmati
pemandangan di depannya. Menggoda orang yang lewat, terutama perempuan tidak terlepas dari
aktivitas itu. Bahkan sampai berani mengganggu dan merayu.
Kegiatan seperti ini telah menjadi kesenangan dan membudaya di kalangan muda-mudi dari
zaman ke zaman.Di zaman Rasulullah SAW hal ini pun merupakan kesenangan para sahabat,
sehingga beliau mewanti-wanti dan memberi batasan tentang adab-adab yang harus dipenuhi
oleh orang-orang yang senang duduk-duduk di pinggir jalan. Di antara ketentuan-ketentuan itu
seperti dalam hadits di atas :
a.

Pertama, palingkan pandangan. Pandangan mata, sesuatu hal yang membahayakan karena akan
mempengaruhi hati dan menggerakkan nafsu birahi yang bergejolak. Walaupun cepatnya
pandangan secepat larinya anak panah dari busurnya, ia akan menyangkut dalam hati. Dan hati
bisa menyeret pada keinginan untuk melampiaskan hasratnya itu. Karena berbahaya pandangan
mata itu, Allah memerintahkan untuk menundukkan pandangan itu. Perintah ini tertera dalam
surah An-Nuur 30-31 :

Artinya : Katakanlah kepada orang laki-laki


yang
beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu
adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."

Kenakalan Remaja (Remaja Yang Suka Nongkrong Di Pinggir Jalan)

Artinya
:
kepada wanita
beriman:
mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya

Katakanlah
yang
"Hendaklah
menampakkan

Ibnu Qayyim berkata, "Pandangan mata adalah penyebab dan penggerak utama adanya nafsu
birahi, maka menjaga pandangan mata merupakan penjagaan atas kemaluan. Barangsiapa
membiarkan pandangan matanya berkeliaran untuk melihat sela-sela kemaksiatan, sesungguhnya
Allah telah menciptakan sebagai cermin dari hati. Jika hamba ini menggerakkan matanya guna
memandang barang haram, niscaya hatinya akan menggerakkan dan mempengaruhi nafsu birahi
dan hasratnya. Dan jika seseorang memelihara pandangan matanyanya, niscaya hati tidak akan
menggerakkan nafsu birahi.
b. Kedua, jangan mengganggu. Nongkrong-nongkrong di pinggir jalan terasa kurang asyik bila
tidak menggoda dan mengganggu orang. Gatal lidah rasanya bila tidak melontarkan kata-kata
pada orang yang lewat di depan matanya. Keinginan itu pastilah muncul bagi orang yang senang
duduk-duduk di pinggir jalan, bahkan ada juga yang tujuannya memang demikian. Untuk
Rasulullah SAW memberikan persyaratan untuk tidak mengganggu orang, bila pekerjaan
nongkrong di pinggir jalan ini tidak bisa ditinggalkan. "Kaffuladzai", jangan menimbulkan
gangguan.
c. Ketiga, membalas ucapan salam. Islam telah mengatur tentang adab-adab salam sedemikian
rupa, yang mencakup hukum memberi salam, hukum menjawabnya dan siapa yang lebih duluan
salam.
Apabila berjumpa sesama muslim, Rasulullah memerintahkan untuk saling mengucapkan
salam. Yang meda mendahului memberi salam kepada yang tua, yang lewat kepada yang duduk,
yang berkendaraan kepada yang berjalan kaki, yang berjumlah sedikit kepada yang banyak, dan
laki-laki memberi salam kepada wanita. Wanita dilarang memberi salam kepada laki-laki.
Berdosa hukumnya bila ada salam tidak dijawab, karena hukum menjawab salam adalah
wajib. Maka dengan itu Rasulullah memerintahkan untuk selalu menjawab salam orang yang
lewat ketika kita nongkrong di pinggir jalan.

Kenakalan Remaja (Remaja Yang Suka Nongkrong Di Pinggir Jalan)

d. Keempat, ber-amar ma'ruf nahi munkar. Bila suatu ketika di depan mata kita terjadi kezaliman,
jangan sampai dibiarkan terjadi tanpa kita turun untuk mencegahnya. Sudah merupakan
kewajiban bagi seseorang untuk ber-amar ma'ruf nahi munkar. Cegahlah dengan tangan, atau
dengan hati, tapi itu selemah-lemahnya iman. Jangan biarkan kemungkaran terjadi di depan mata
kita, apalagi kita mampu untuk mencegahnya. Jika kita membiarkan, tunggulah siksa Allah di
hari pembalasan kelak.
"Sesungguhnya Allah Azza Wajalla tidak menyiksa awam karena perbuatan dosa orang-orang
yang khusus sehingga mereka melihat kemungkaran di hadapan mereka dan mereka mampu
mencegahnya, tetapi mereka tidak mencegahnya. Kalau mereka berbuat demikian maka Allah
menyiksa yang khusus dan yang awam." (HR. Ahmad dan At-Thabrani).
e. Kelima, tunjuki jalan bagi orang yang bertanya. Kewajiban lainnya bagi orang-orang yang
duduk-duduk di pinggir jalan adalah memberikan bantuan dan menerangkan dengan jelas bagi
orang yang memerlukan bantuan tersebut. Layani dengan baik, tanya apa keperluannya, mau ke
mana, dan jawablah dengan baik lantas tunjuki jalan atau tempat yang dia cari, lebih baik lagi
kalau diantarkan ke tempat yang dituju. Itulah kewajiban yang diperintahkan Rasulullah kepada
orang-orang yang duduk-duduk di pinggir jalan.
Nabi SAW mendatangi serombongan orang yang sedang duduk-duduk di pinggir jalan, lalu
beliau berkata, "kalau memang harus kamu lakukan maka balaslah ucapan salam dan tolonglah
orang yang dizalimi. Tunjuki jalan bagi orang yang bertanya." (HR. Abu Daud)
Jelaslah bahwa Rasulullah SAW selalu menegur pada orang-orang yang duduk-duduk di
pinggir jalan. Memalingkan pandangan, jangan mengganggu, menjawab salam, ber-amar ma'ruf
nahi munkar, menolong orang yang dizalimi, dan menunjukkan jalan bagi orang yang bertanya.
Bila hal-hal ini tidak bisa dilaksanakan, maka sebaiknya menghindari untuk duduk-duduk di
pinggir jalan. Perbuatan ini membuka peluang untuk mengerjakan maksiat dan terus menambah
tabungan dosa kita, yang akan dipertanggungjawabkan di hari kemudian. Pekerjaan yang
demikian bila kita jauhi akan menghindarkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada
berguna, dan ini merupakan ciri orang beriman yang beruntung.

Kenakalan Remaja (Remaja Yang Suka Nongkrong Di Pinggir Jalan)

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu'


dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan
yang tiada berguna." (QS. Al-Mu'minun: 1-3).

3. Pembahasan Remaja yang suka nongkrong


Dengan fenomena remaja yang suka nongkrong di tepi jalan, hendaklah ada tindakantindakan pencegahan yang dapat mengurangi penjamuran remaja yang suka nongkrong ini
karena jika di biarakan akan menimbulkan hal-hal yang tidak di inginkan.
Dalam sejarah sebagian dari tindakan-tindakan kriminal dan kejahatan itu berawal dari
remaja-remaja yang nongkrong, karena saat nongkrong remaja-remaja akan lepas kontrol dari
pengawasan orang tua dan akan bergaul dengan lingkungannya. Pertama dari nongkrong ini
remaja akan dikenalkan dengan rokok, selanjutnya jika remaja itu tidak punya duit maka dia
akan mulai mendapatkan rokok dengan berbagai cara contohnya pemerasan, perampokan, dan
penjompetan.
Hendaklah para remaja-remaja ini dibimbing dan dibina ke perkumpulan ceramahceramah atau tausiah agama, karena selain mempererat kekuatan umat muslim juga akan
menghindari dari dampak negatif nongkrong yang tidak bermanfaat ini.
4. Penyebab terjadinya remaja suka nongkrong di pinggir jalan
Perilaku nongkrong remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal)
maupun faktor dari luar (eksternal).
Faktor internal:
1. Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena
remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2. Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah
laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku
nakal. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku

Kenakalan Remaja (Remaja Yang Suka Nongkrong Di Pinggir Jalan)

tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai
dengan pengetahuannya.
Faktor eksternal:
1. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau
perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja.
Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak
memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi
penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik
3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
5. Hal-hal yang bisa dilakukan/ cara mengatasi remaja yang suka nongkrong:
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi
dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur
orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka
yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang
harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan
dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman

sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

Kenakalan Remaja (Remaja Yang Suka Nongkrong Di Pinggir Jalan)

Anda mungkin juga menyukai