Anda di halaman 1dari 19

ISOMERISASI SINTESA ASAM FUMARAT

DARI ASAM MALEAT

I.

II.

TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui proses isomerisasi dalam sintesa
asam fumaran dan asam maleat.
ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat yang digunakan
- Erlenmeyer 100 ml
- Gelas kimia 250 ml
- Corong dan labu Buchner 500 ml, kertas saring
- Kaca arloji
- Pipet ukur 10 ml, bola karet
- Spatula, batang pengaduk
- Hot plate
- Thermometer
- Batang pengaduk
- Pipet tetes
Bahan yag digunakan
- Asam maleat
- Asam klorida pekat
- Aquadest
- Es

III.

DASAR TEORI
Isomer geometri adalah isomeri yang disebabkan oleh perbedaan
letak atau gugus di dalam ruang. Isomer geometri sering juga disebut
dengan isomer cis-trans. Isomeri ini tidak tidak reddapat pada kompleks

dengan strruktur linear, trigonal planar, atau tetrahedral, tetapi umum


terdapat pada kompleks planar segiempat dan oktahedral. Kompleks yang
mempunyai isomer hanya kompleks-komplek yang bereaksi sangat lambat
dan kompleks yang inert. Ini disebabkan Karen kompleks-kompleks yang
bereaksi sangat cepat atau kompleks-kompleks yang labil, sering bereaksi
lebih lanjut membentuk isomer yang stabil (Syabatini, 2009 :
Pada beberapa senyawa kompleks koordinasi, ikatan kovalen
menimbulkan kemungkinan terbentuknya senyawa-senyawa isomer,
karena ligan terikat dalam ruangan sekitar ion logam pusat. Yang
dimaksud dengan senyawa isomer adalah molekul-molekul atau ion-ion
yang mempunyai susunan atom yang sama sehingga bangun dan sifatsifatnya berbeda. Ada dua keisomeran yang lazim dijumpai pada senyawa
kompleks koordinasi yaitu keisomeran cis-trans dan keisomeran optik
(Rivai, 1994 : 195).
Keisomeran cis-trans terjadi pada beberpa senyawa kompleks yang
mempunyai bilangan koordinasi 4, 5, dan 6. Tetapi untuk bilangan
koordinasi 4, keisomeran hanya terjadi pada bangun bersisi empat liganligan sama jaraknya ke logam pusat. Misalnya, senyawa kompleks platina
(II), [Pb(NH3)2Cl2], mempunyai dua senyawa isomer yang berbeda
kelarutan, warna dan sifat-sifat lainnya
Kompleks kobalt (III) etilendiamin, [Co(en)2Br2]Br. Senyawa
kompleks ini merupakan/mempunyai dua isomer, yaitu dextro (d) dan levo
(l), (Rivai, 1994 : 196).
Werner mengemukakan bahwa jika kompleks logam koordinat
empat tipe [MA2B2] memiliki isomer geometri, misalnya isomer cis dan
trans, maka dapat disimpulkan bahwa kompleks itu bujur sangkar.
Kompleks ini tidak mungkin berbentuk tetrahedral karena bentuk
tetrahedral tidak memiliki isomer geometri (Ramlawati, 2005 : 19).
Tipe isomer ruang dimana 2 senyawa berbeda dalam hal
kedudukan relatif 2 gugus terikat disekitar ikatan rangkapnya. Sebagai
contoh adalah asam fumarat dan asam maleat. Pada asam fumarat, kedua
gugusnya yaitu gugus COOH dan gugus H terletak pada sisi ikatan
rangkap yang sama (disebut bentuk cis) sementara pada asam maleat
kedua gugus tersebut terletak pada sisi ikatan rangkap yang berlawanan
(disebut bentuk trans). Isomer geometris disebut juga isomer Cis-trans.
Contoh lainnya adalah senyawa 1,2-dikloroetena (Mulyono, 2005 : 196).
Campuran kompleks bentuk cis dan trans dapat dibuat dengan cara
mencampurkan -komponen non kompleks (penyusun kompleks).
Berdasarkan perbedaan kelarutan antara bentuk cis dan trans maka kedua
jenis isomer tersebut dapat dipisahkan. Sebgaia contoh kalium
dioksalatodiakuokromat (III) dapat dikristalkan secara perlahan dengan
melakukan penguapan larutan yang mengandung campuran bentuk cis dan
trans. Dengan penguapan, kesetimbangan bentuk cis dan trans dapat

digeser ke kanan karena kelarutan isomer trans lebih rendah. Selain itu,
pemisahan isomer cis dan trans dapat dilakukan dengan cara mengatur
kondisi larutan sedemikian rupa sehingga kelarutan kompleks cis dan trans
berbeda. Misalnya kompleks cis-diklorobis (trietilstibin) palladium dapat
dikristalkan dalam larutan benzene meskipun dalam larutan hanya ada
sekitar 6 % bentuk cis (Tim Dosen Kimia Anorganik, 2010 : 30).
Vant Hoff menjelaskan keisomeran asam fumarat dan maleat
karena batasan rotasi di ikatan ganda, suatu penjelasan yang berbeda
dengan untuk keisomeran optik. Isomer jenis ini disebut dengan isomer
geometri. Dalam bentuk trans subtituennya (dalam kasus asam fumarat
dan maleat, gugus karboksil) terletak di sisi yang berbeda dari ikatan
rangkap, sementara dalam isomer cis-nya subtituennya terletak di sisi yang
sama.
Dari dua isomer yang diisoasi, Vant Hoff menamai isomer yang
mudah melepaskan air menjadi anhidrida maleat isomer cis sebab dalam
isomer cis kedua gugus karboksi dekat satu sama lain. Dengan pemanasan
sampai 300 C, asam fuarat berubah menjadi anhidrida maleat. Hal ini
cukup logis karena prosesnya harus melibatkan isomerisasi cis-trans yang
merupakan proses dengan galangan energi yang cukup tinggi. Karena
beberapa pasangan isomer geometri telah diketahui, teori isomer geometri
memberikan dukunagn yang baik bagi teori struktural Vant Hoff.
Jenis jenis isomer
Isomer rantai
Isomer isomer ini muncul karena adanya kemungkinan dari
percabangan rantai karbon. Sebagai contoh dua isomer dari butane
C4H10. Pada salah satu rantai karbon berada dalam bentuk rantai
panjang, dan salah satunya berbentuk rantai karbon cabang.
Isomer posisi
Pada isomer posisi, kerangka utama karbon tetap tidak
berubah, namun atom atom Yang penting tertukar posisi kerangka
pada kerangka tersebut. Sebagai contoh dua isomer struktur dengan
formula molekul C3H7Br. Pada salah satu satunya bromine berada di
ujung dari rantai dan satunya lagi pada bagian tengah dan rantai.

Isomer Group Fungsional


Pada variasi dan struktur isomer ini, isomer mengandung
group fungsional yang berbeda-beda yaitu isomer dari dua jenis
kelompok yangmolekul berbeda.

Perbedaan sifat fisis senyawa cis dan trans


Sifat-sifat fisik, seperti titik didih senyawa berisomer cis dan trans
berbeda. Cis dan trans bukan isomer struktural, karena urutan ikatan atomatom dan lokasi ikatan rangkapnya sama. Pasangan isomer ini masuk
dalam kategori stereoisomer. Isomer cis dan trans pada suatu senyawa
dapat mempengaruhi titik didihnya, sehingga senyawa berisomer cis dan
trans dapat dipisahkan dengan destilasi.(Fessenden, 1992)
Asam maleat
Asam maleat atau Asam (Z)-butenadioat atau asam toksilat adalah
senyawa organik yang merupakan asam dikarboksilat. Molekul ini terdiri
dari gugus etilena yang berikatan dengan dua gugus asam karboksilat.
Asam maleat adalah isomer cis dari asam butenadioat, sedangkan asam
fumarat merupakan isomer transnya. Isomer cis kurang stabil; perbedaan
kalor pembakarannya adalah 22,7 kJ/mol. Sifat-sifat asam maleat
sangatlah berbeda dengan asam fumarat. Asam maleat larut dalam air,
sedangkan asam fumarat tidak; titik lebur asam maleat adalah (130-139
C), juga lebih rendah dari titik lebur asam fumarat (287 C).
Sintesis
Dalam bidang industri, asam maleat diturunkan dari maleat
anhidrida dengan hidrolisis. Maleat anhidrida diproduksi dari benzena atau
butena melalui proses oksidasi.
Reaksi
Isomerisasi Asam maleat dan asam fumarat biasanya tidak akan
saling berubah karena rotasi di ikatan ganda karbon tidaklah
memfavoritkan pemutaran. Dalam laboratorium, konversi isomer cis
menjadi isomer trans dimungkinkan dengan menggunakan cahaya dan
bromin dalam jumlah yang kecil.Cahaya mengubah bromin menjadi
radikal bromin, yang akan menyerang alkena melalui reaksi adisi radikal
menjadi radikal bromo-alkana; memungkinkan terjadi perputaran ikatan
tunggal. Radikal bromin berekombinasi dan asam fumarat terbentuk.Asam
maleat merupakan bahan baku industri untuk produksi asam glioksilat
dengan ozonolisis.
Asam maleat diubah menjadi maleat anhidrida dengan dehidrasi,
menjadi asam malat dengan hidrasi, dan menjadi asam suksinat dengan
hidrogenasi (etanol / Paladium pada karbon). Ia bereaksi dengan tionil
klorida atau fosfor pentaklorida, menghasilkan maleat asil klorida.
Asam maleat merupakan reaktan pada banyak reaksi Diels-Alder
Maleat. Ion maleat adalah bentuk terionisasi dari asam maleat. Ia
merupakan zat yang penting dalam biokimia. Ion maleat berguna dalam
biokimia sebagai inhibitor reaksi transaminase. Ester asam maleat juga
disebut s ebagai maleat, misalnya dimetil maleat.

Sifat
Rumus molekul
Massa molar
Penampilan
Densitas
Titik leleh
Titik didih
Kelarutan dalam air
Keasaman (pKa)

C4H4O4
116,1 g/mol
putih padat
1,59 g/cm, padat
131-139 C terurai
135 C terurai
78 g/100 ml (25 C)
pka1 = 1,83, pka2 = 6,07

Asam Fumarat
Asam fumarat merupakan senyawa kimia yang memiliki rumus
kimia HO2CCH=CHCO2H. Ia adalah senyawa kristal dan merupakan
isomer asam dikarboksilat takjenuh asam maleat. Ia memiliki rasa seperti
buah-buahan. Garam dan ester asam fumarat dikenal sebagai
fumarat.Ketika ditambahkan ke produk makanan sebagai aditif, ia ditandai
dengan nomor E E297.
Biologi
Asam fumarat ditemukan di tanaman Fumaria officinalis, jamurjamuran, dan lumut kerak.Fumarat merupakan zat antara dalam siklus
asam sitrat yang digunakan oleh sel untuk memproduksi energi dalam
bentuk adenosina trifosfat (ATP) dari makanan. Ia dibentuk dari oksidasi
suksinat oleh enzim suksinat dehidrogenase. Fumarat kemudian dikonversi
oleh enzim fumarase menjadi malat. Fumarat juga merupakan produk
sampingan dari siklus urea.
Makanan
Asam fumarat merupakan pengasam makanan (asidulan) yang
telah digunakan sejak tahun 1946 karena ia tidak beracun. Ia umumnya
digunakan dalam minuman dan soda kue. Ia umumnya digunakan sebagai
pengganti asam tartarat dan kadang-kadang asam sitrat dengan takaran
1,36 g asam sitrat untuk setiap 0,91 g asam fumarat. Ia juga digunakan
dalam permen untuk menambah rasa asam, sama seperti penggunaan asam
malat.

Kimia
Asam fumarat pertama kali dibuat dari asam suksinat. Cara sintesis
tradisional melibatkan oksidasi furfural (dari hasil pemrosesan jagung)
menggunakan natrium klorat dengan keberadaan katalis berbasis
vanadium. Zaman sekarang, sintesis asam fumarat dalam skala industri

kebanyakan berdasarkan isomerisasi katalitik asam maleat (yang bisa


didapatkan dalam jumlah besar dari hidrolisis maleat anhidrida, yang
diproduksi dari oksidsi katalitik benzena atau butana) dalam larutan
akuatik.
Sifat-sifat kimia asam fumarat dapat terlihat dari gugus fungsinya.
Asam lemah ini dapat membentuk diester, mengalami adisi di ikatan
gandanya, dan merupakan dienofil yang baik. Digunakan sebagai rasa
asam, asam fumarat memiliki fungsi bakteriostatik dan antiseptik. Hal ini
juga dapat digunakan sebagai pengatur keasaman, acidifier, resistensi
tambahan, Enduramiento akselerator dan bumbu termal-oksidatif.
Digunakan sebagai zat asam agen effervescent, dapat menghasilkan
gelembung besar dan indah. Asam fumarat dapat digunakanseperti farmasi
menengah dan optik pemutihan agen. Dalam industri farmasi, digunakan
untuk menghasilkan natrium dimercaptosuccinic fumarat besi cegah. Asam
fumaratjuga digunakan dalam pembuatan resin poliester tak jenuh.
Sifat
Rumus molekul
C4H4O4
Massa molar
116,07 g/mol
Penampilan
Putih padat
Densitas
1,635 g/cm, padat
Titik leleh
287 C
Kelarutan dalam air
0,63 g/100 mL
Keasaman (pKa)

pka1 = 3,03, pka2 = 4,44

Hubungan Asam maleat dan Asam fumarat


Keduanya mempunyai rumus struktur HO2CCH = CHCO2H (asam
butendionat). Asam maleat dapat dengah mudah membentuk membentuk
konorer anhidrat dari pemanasan atau treatment dengan menggunakan
dehydrating agents, contohnya air. Asam fumarat tidak dengan mudah
membentuk suatu anhidrit tetapi pada pemanasan yang terus-menerus.
Asam fumarat dapat diubah menjadi anhidrida maleat. Asam maleat adalah
isomer cis dan asam fumarat isomer trans. Asam maleat dapat diperoleh
dari oksidassi benzena. (Wilcox, 1995)

Kristalisasi
Merupakan metode pemisahan dengan cara pembentukan Kristal
sehingga campuran dapat dipisahkan.
Prinsip dasar kristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat
yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat-zat yang tidak diinginkan (zat

pengotor). Cammpuran senyawa yang akan dimurnikan dilarutkan dalam


pelarut yang cocok untrue krustalisasi :
a. Memiliki tittik didih rendah agar mempermudah proses penyaringan
b. Titik didih pelarut lebih rendah dari titik didih zat padatnya agar tidak
terurai saat penguapan
c. Hanya melarutkan zat-zat yang ingin dimurnikan
d. Pelarut harus inert, artinya tidak bereaksi dengan zat yang akan
dimurnikan. (Cahyono, 1991)
Proses-proses dalam kristalisasi
1. Kristalisasi dengan penguapan
Kelarutan sutu bahan yang berkurang sedikit demi sedikit dengan
menurunnya suhu. Kondisi lewat jenuhnya dapat dipakai dengan
penguapan sebagian pelarut (yang artinya pemikatan larutan).
2. Kristalisasi dengan pendinginan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang drastis dengan
menurunnya temperature, kondisi lewat jenuh dicapai dengan
pendinginan larutan panas yang jenuh. Untuk mengkristalisasi dari
lelehan, dapat juga dilkukan.
3. Kristalisasi dengan salting out
Pemisahan bahan organic dari larutan akuatik dapat dilakukan dengan
penambahan suatu garam yang harganya murah. Garam ini larut lebih
baik dari pada bahan yang diinginkan. Sehingga terjadi penambahan
bahan padat terkristalisasi. Hal ini merupakan proses fisika.
4. Kristalisasi secara adiabatik
Metode ini sering disebut metode vakum, merupakan gabungn antara
kristalisasi dengan pendinginan dan penguapan. Pendinginan bertujuan
untuk memperkecil daya larut, sedangkan maksud dari penguapan
adalah untuk membuat tekanan total dengan permukaan lebih kecil dari
tekanan uap pada suhu tersebut. Sehingga perubahan ini secara
adiabatic karena pendinginan yang terjadi pada system penguapan itu
sendiri. (Cahyono, 1991)

Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah melakukan tahapan kristalisasi sekali lagi
pada Kristal yang telah dihasilkan. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan
kotoran yang sukar larut dalam pelarut dan terdapat dalam jumlah banyak.
Penambahan pelarut panas pada kristalisasi pertama hanya melarutkan
sedikit kotoran tersebut dan setelah dingin kotoran akan mengkristal dan
mengkontaminasi produk, oleh karena itu perlu dilakukan rekristalisasi.

IV.

LANGKAH KERJA

Masukkan 25 ml air ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 2,5ml asam


maleat (atau 2,5 gr asam maleat padat) diaduk rata. Dilakukan di lemari
asam menggunakan hot plate.
Menambahkan 3,5 ml asam klorida pekat secara perlahan menggunakan
pipet tetes dan dipanaskan hingga dibawah titik didih. Larutan.
Jika asam fumarat mulai terbentuk dan mengendap, ditambahkan 5 ml air,
dikocok dengan baik.
Mendinginkan langsung menggunakan wadah berisi es dan garam,
menyaring kristal dibilas dengan air dan dikeringkan di oven.

V. DATA PENGAMATAN

N
O
1.

PERLAKUAN
PENGAMATAN
25 ml aquadest + 2,5 gram asam Asam maleat larut dalam air dan
maleat dan dipanaskan.
larut tidak berwarna

2.

Menambahkan HCL 3,5 ml.

Larutan tidak berwarna dan bau


cukup menyengat.

3.

Jika sudah terbentuk endapan putih Larutan tidak larut dan Terbentuk
+ 5 ml aquadest
endapan putih yang merupakan asam

fumarat.
4.
5.

Mendinginkan larutan didalam Terbentuk Kristal putih


wadah yang berisi es dan garam
Menyaring Kristal (asam furmarat) Terbentuk endapan Kristal sebanyak
1.3634 gram

VI. PERHITUNGAN
6.1 Neraca massa secara teori
Mol C4H4O4 = massa =
Bm

2.5 gram
116 gr/mol

Mol H2O = massa = 25 gram


Bm
Reaksi yang terjadi :

= 0.0216 mol

18 gr/mol

= 1.3888 mol

M :
B :
S :

C4H4O4 + H2O
0.0216
1.3888
0.0216
0.026
1.3672

C4H4O4 + H2O
0.0216
0.0216
0.0216
0.0216

Neraca massa teori


Komponen
C4H4O4(maleat )
H2O
C4H4O4(fumarat
)
H2O
Total

Bm
(gr/mol)
116
18

Input

Output
Mol
Gram
1.3672
24.6096

Mol
0.0216
1.3888

Gram
2.5056
24.9984

116

0.0216

2.5056

18
-

27.504

0.0216
-

0.3888
27.504

6.2 Neraca massa secara praktek


Mol C4H4O4 = massa =
Bm

2.5 gram
116 gr/mol

Mol H2O = massa = 25 gram


Bm

= 0.0216 mol

= 1.3888 mol

18 gr/mol

Mol asam fumaratyang diperoleh


-

Berat kertas saring


= 0.2561 gram
Berat kertas saring + Kristal = 1.6195 gram
Berat Kristal (fumarat)
= (1.6195 gram - 0.2561 gram) = 1.3634
gram

Mol C4H4O4 = massa =


Bm

1.3634 gram

= 0.0117 mol

116 gr/mol

Reaksi yang terjadi :


M :
B :
S :

C4H4O4 + H2O
0.0216
1.3888
0.0117
0.0117
0.0099
1,3672

C4H4O4 + H2O
0.0117
0.0117
0.0117
0.0117

Neraca massa teori


Komponen

Bm
(gr/mol)

Mol

Gram

116

0.0216

2.5056

0.0099

1.1484

18

1.3888

24.9984

1.3771

24.7878

116

0.0117

1.3572

18
-

27.504

0.0117
-

0.2106
27.504

ZC4H4O4(maleat
)
H2O
C4H4O4(fumarat
)
H2O
Total

Input

Output
Mol
Gram

6.3 Perhitungan % konversi, % yield , dan % kesalahaan produk


% konversi
% konversi teori =

mol yang tereaksi

x 100%

mol mula mula


=

0.0216 mol x 100%


0.0216mol

100%

% konversi praktek =

mol yang tereaksi

x 100%

mol mula mula


=

0.0117 mol x 100%


0.0216 mol

54.17 %

% yield
% yield teori =

massa produk

x 100%

massa reaktan
=

2.5056 mol x 100%


2.5056 mol

100%

% yield teori praktek =

massa produk

x 100%

massa reaktan
=

2.5056 mol x 100%


2.5056 mol

100%

% kesalahan produk
% kesalahan produk

= Teori Praktek

x 100%

Teori
=

(2.5056 1.3634) gram x 100%


2.5056 gram

45.58 %

VII. ANALISA PERCOBAAN


Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui proses isomerisasi
sintesa asam fumarat dari asam maleat. Isopmer bearti senyawa yang memiliki
rumus molekul yang sama tetapi strukturnya berbeda. Asam maleat memiliki
rumus molekul yang sama dengan asam fumarat yaitu , C4H4O4 tetapi rumus
molekulnya berbeda, dimana asam maleat adalah isomer geometri cis, dan asam
fumarat adalah trans. Prinsip pada percobaan ini adalah untuk mengubah bentuk
cis menjadi bentuk trans dengan pemutusan ikatan () pada ikatan rangkap
melalui reaksi adisi dan pengembalian ikatan melalui reaksi eliminasi.

Pada proses ini untuk memecah anhidrat maleat diperlukan energi yang
besar untuk memutus reaktan C O sehingga reaksi dilakukan pada suhu tinggi.
Oleh karena itu adanya penambahan H2O adalah sebagai pelarut untuk
memutuskan ikatan C = O penambahan HCl sebagai katalis yang digunakan untuk
memprotonasi salah satu gugus karbonil sehingga ikatan rangkap pada atom
karbon dapat beresonansi dan terjadi rotasi pada reakltan tunggal, kemudian
ikatan rangkap beresonansi kembali dan untuk memutus ikatan rangkap asam
maleat sehingga struktur asam maleat dapat diputar dari cis menjadi trans. Proses
pemanasan dilakukan hingga dibawah titik didih asam maleat.
Proses selanjutnya adalah proses kristalisasi, dimana larutan yang telah
dipanaskan dan ditambahkan air selanjutnya didinginkan dalam air es dengan
garam sampai asam fumarat yang terbentuk mengendap sempurna. Perubahan
suhu yang terjadi dapat mempengaruhi struktur Kristal, apabila terjadi perubahan
suhu yang sangat besar, maka Kristal yang terbentuk berukuran besar, sehingga
Kristal yang didapat berukuran kecil dan sedikit.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan asam fumarat C4H4O4 yang
didapat adalah 1.3634 gram sedangkan secara teori asam fumarat didapat 2.5056
gram, sehingga % kesalahan sebesar 45.58% ,kesalahan terjadi karena proses
kristalisasi yang kurang sempurna.
Pada percobaan ini juga terjadi reaksi adisi eliminasi yaitu pemutusan
ikatan rangkap yang kemudian terjadi pengembalian ikatan rangkap dengan reaksi
eliminasi.

VIII. KESIMPULAN
1. Asam maleat dan asam fumarat dapat dibedakan dari struktur geometri.
Asam maleat berisomer cis, sedangkan asam fumarat berisomer trans.
2. Prinsip dasar pengubahan asam maleat menjadi asam fumarat adalah
berdasarkan reaksi adisi-eliminasi
3. Asam maleat dan asam fumarat dapat dibedakan sifat fisiknya berdasarkan
perbedaan titik lelehnya
4. % konversi = 28,57%
% yield = 28,57 %

% kesalahaan = 45.58 %

DAFTAR PUSTAKA
- Day, R.A, dan Underwood. 1987. Analisis Kimia Kualitatif. Erlangga: Jakarta
- Fessenden and Fessenden. 1986. Kimia Organik jilid I. Erlangga: Jakarta
- Brandy, E. James. 1989. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa
Aksara: Jakarta
- tim penyusun. 2015. Penuntun pratikum Satuan Operasi 1. Politeknik negeri
sriwijaya. Palembang

GAMBAR ALAT

Erlenmayer leher dua

Pipet ukur

Pipet tetes

Kaca arloji

Corong Buchner

(labu burchner)

Gelas kimia

Bola karet

Pengaduk

Hot plate

Thermometer

Neraca analitik

Spatula

ISOMERISASI SINTESA ASAM FUMARAT


DARI ASAM MALEAT
Dosen Pembimbing : Ir. TAUFIK JAUHARI M.T

Anda mungkin juga menyukai