PERCOBAAN V
TUJUAN PERCOBAAN
1.1 Memahami prinsip dasar isomer ruang khususnya isomer geometri
1.2 Mengetahui perbedaan sifat fisik antara senyawa yang berisomer cis dan
trans
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alkena
Golongan senyawa ini mempunyai sifat-sifat fisika yang hampir
sama dengan alkana, tetapi sifat-sifat kimianya sangat berbeda. Alkena
mempunyai 2 atom H lebih sedikit daripada alkana dan dan merupakan
senyawa tidak jenuh. Rumus struktur alkana CnH2n. isomer pada alkena di
tentukan oleh susunan rantai karbonnya juga ditentukan oleh kedudukan
dari ikatan rangkapnya :
Contoh :
CH3
CH2=CHCH2CH3
CH3CH=CHCH3 CH2=CCH3
1-butena
2-butena
metil propena
Gb. 1 Contoh struktur senyawa alkena
(Respati, 1986)
2.2 Isomer geometri dalam Alkena
Isomer geometri adalah isomer yang diakibatkan oleh ketegaran
dalam molekul dan hanya dijumpai dalam dua kelas senyawa, yaitu alkena
dan senyawa siklik. Atom dan gugus yang terikat hanya oleh ikatan dapat
berputar sedemikian sehingga bentuk keseluruhan sebuah molekul selalu
berubah berkesinambungan, tetapi gugus yang terikat oleh oleh ikatan
rangkap tak dapat berputar dengan ikatan rangkap itu sebagai sumbu,
tanpa mematahkan ikatan phi itu. Dua gugus yang terletak pada satu titik
ikatan phi disebut cis, sedangkan gugus yang terletak pada sisi yang
berlawanan disebut trans.
(Fessenden, 1992)
2.3 Perbedaan sifat fisis senyawa cis dan trans
Sifat-sifat fisik, seperti titik didih senyawa berisomer cis dan trans
berbeda. Cis dan trans bukan isomer struktural, karena urutan ikatan atomatom dan lokasi ikatan rangkapnya sama. Pasangan isomer ini masuk dalam
kategori stereoisomer. Isomer cis dan trans pada suatu senyawa dapat
H
C
Cl
C
COOH
HOOC
H
C
HOOC
H
COOH
asam maleat
sp3
sp2
Gb. 2 Hibridisasi
(Fessenden, 1992)
2.4.1. Jenis-jenis reaksi adisi
a.
Adisi markovnikov
Jika suatu alkena tak simetris (gugus yang terikat pada
kedua karbon SP2 tidak sama), akan terdapat kemungkinan
diperoleh dua produk yang berlainan.
b.
Adisi antimarkovnikov
Adisi HBr terhadap alkena kadang-kadang berjalan
mematuhi aturan markovnikov, tetapi kadang-kadang tidak.
Adisi Br kepada Alkena :
CH3CH = CH2 + Br
CH3CHCH2
bukan CH3CHCH2
Br
Br
Gb. 3 Contoh reaksi Adisi antimarkovnikov
(Fessenden, 1992)
senyawa yang jenuh. Produk organik suatu reaksi eliminasi suatu alkil
halida adalah suatu alkena.
Jenis-jenis reaksi eliminasi :
a. Reaksi eliminasi I (E1)
Suatu karbokation adalah suatu zat antara yang tidak stabil
dan berenergi tinggi. Salah satu cara karbokation mencapai produk
yng stabil adalah dengan bereaksi dengan sebuah nukleofil, namun
terdapat suatu alternatif, yaitu karbokation itu dapat memberikan
sebuah proton kepada suatu basa dalam suatu reaksi eliminasi,
dalam hal ini reaksi E1 menjadi sebuah alkena, contoh :
HOHH
H
CH3 3CBr
-Br
CH3 3C
CH
2
Gb. 4 Reaksi eliminasi
I
CH3 2C
CH 2
+ H3O
Br
CHCH3 + Br
ROH + CH2
Gb. 5 Reaksi eliminasi II
1. Basa membentuk ikatan dengan hidrogen
2. Elektron C-H membentuk ikatan phi
3. Br bersama sepasang elektronnya meninggalkan ikatan sigma C-Br
Dalam reaksi E2 alkil halida tersier bereaksi paling cepat dan alkil halida
RO
+ H
CH 2
CHCH3
H
C
HOOC
COOH
asam maleat
COOH
C
HOOC
C
H
asam f umarat
Gb. 6 Struktur asam maleat dan asam fumarat
Efek geometri pada sifat-sifatnya cukup berpengaruh. Pada
pemanasan hanya pada titik didih ( keadaan vakum ) asam maleat yang
kehilangan airnya disebut anhidrida maleat.
H
COOH
O
C
C
HC
C
H
COOH
C
H
maleat anhidrat
asam maleat
panas
asam fumarat
(pipa tertutup)
200 C
COOH
C
HOOC
C
H
asam f umarat
Gb. 9 Struktur asam fumarat
Memiliki titik didih 53C dan dibentuk dari kedua asam sebagai
indikasinya. asam fumarat dan maleat merupakan tipe asam karboksilat
jenuh.
( Wilcox, 1995 )
2.7
COOH
C
HC
C
H
COOH
C
H
maleat anhidrat
asam maleat
2.8
Kristalisasi
Merupakan metode pemisahan dengan cara pembentukan. Kristal
sehingga campuran dapat dipisahkan. Prinsip dasar kristalisasi adalah
perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan
zat-zat yang tidak diinginkan (zat pengotor). Campuran senyawa yang
akan dimurnikan dilarutkan dalam pelarut yang cocok untuk
kristalisasi :
a. Memiliki
titik
didih
rendah
agar
mempermudah
proses
penyaringan
b. Titik didih pelarut lebih rendah dari titik didih zat padatnya agar
tidak terurai saat penguapan
c. Hanya melarutkan zat-zat yang ingin dimurnikan
d. Pelarut harus inert, artinya tidak bereaksi dengan zat yang akan
dimurnikan.
(Cahyono, 1991)
2.8.1 Proses-proses dalam kristalisasi
1. Kristalisasi dengan penguapan
Kelarutan sutu bahan yang berkurang sedikit demi sedikit dengan
menurunnya suhu. Kondisi lewat jenuhnya dapat dipakai dengan
penguapan sebagian pelarut (yang artinya pemikatan larutan).
2. Kristalisasi dengan pendinginan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang drastis dengan
menurunnya temperatur, kondisi lewat jenuh dicapai dengan
kristalisasi
dengan
pendinginan
dan
penguapan.
Titik leleh
Suatu titik dimana suatu zat padat berubah menjadi cair.
Suatu senyawa murni memiliki titik leleh yang tajm karena adanya
sedikit zat pengotor didalamnya. Jika cairan didinginkan maka
akan terjadi padatan. Pada senyawa murni, titik leleh = titik beku.
Cair
Padat
Cair
Padat
Waktu
Bila energi dikurangi maka fasa cair berubah menjadi fasa padat
dan jika ditambah fasa padat akan berubah menjadi fasa cair.
(Fessenden, 1999)
2.9.1 Pengukuran titik leleh
Alat pengukur titik leleh yang sederhana yaitu dngan
pemanas listrik yang dilengkapi dengan magnifier optic untuk
memudahkan pengamatan sampel. Suhu maksimal alat ini
Refluks
Aliran berbalik kembali; misalnya pada pendidihan zat cair
dalam labu dengan menggunakan uap dan meneteskan embun
kembali kedalam labu. Dimana refluks ini merupakan proses
pencampuran senyawa dengan prinsip tidak ada senyawa yang
hilang.
(Pudjaatmaka, 1993)
Refluks merupakan prosedur mudah untuk reaksi dalam fasa
cair. Pada metode ini, prinsipnya adalah pemanasan dalam labu
yang didalamnya terdapat campuran suatu bahan. Refluks
dilakukan dengan memanaskan larutan dan pengembunan uapnya,
sehingga hasil pengembunan tersebut kembali ke labu reaksi.
Refluks dapat dikatakan juga sebagai proses pemanasan dengan
tidak ada senyawa yang hilang.
(Wilcox, 1995)
2.11
Analisa bahan
2.11.1 Aquadest
Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tak berasa, memilki titik
didih 1000C, dan titik beku 0C, mempunyai ikatan hidrogen dan
mempunyai tetapan dielektrik tinggi.
(Basri, 1996)
2.11.2 HCl
Berwarna kekuningan, mengandung feriklorida, mengeluarkan
asap putih, sangat higroskopis, BM = 36,42 g/mol, densitas 1,268
O
C
HC
C
H
(Daintith, 1994)
III. HIPOTESIS
Percobaan pengubahan asam maleat menjadi asam fumarat ini
bertujuan untuk memahami prinsip dasar isomer ruang khususnya
isomer geometri serta memahami perbedaan sifat fisik antara senyawa
yang berisomer cis dan trans. Dalam hal ini senyawa yang berisomer
cis dan trans adalah asam maleat dan asam fumarat. Prinsip dari
percobaan ini adalah reaksi adisi-eliminsi, yaitu memutuskan ikatan
phi dengan reaksi adisi dan kemudian membentuk kembali dengan
menggunakan reaksi eliminasi. Metode yang digunakan yaitu metode
refluks, selain itu juga menggunakan metode kristalisasi. Refluks
mempunyai prinsip mempertahankan reaksi dengan pemanasan dan
pengembunan uapnya kembali ke labu reaksi. Sedangkan kristalisasi
prinsipnya pemurnian dengan pembentukan kristal yang didasarkan
pada perbedaan kelarutan antara zat yang dimurnikan dengan
pelarutnya. Hasil yang didapatkan dalam percobaan ini yaitu asam
maleat yang berisomer cis dan asam fumarat yang berisomer trans.
Titik leleh asam maleat lebih rendah daripada asam fumarat. Asam
maleat dan asam fumarat akan menghasilkan kristal putih.
Erlenmeyer
Alat refluks
Penyaring
Penangas air
Labu alas bulat
3.1.2 Bahan
1. Anhidrid maleat
2. HCl pekat
3. Aquadest
3.3
Skema Kerja
6. Pipet
7. Gelas bekker
8. Gelas ukur
9. Corong bucher
Aquadest 10 ml
Erlenmeyer
Larutan jernih
Erlenmeyer
Pendinginan hingga asam maleat mengendap
Filtrat
Labu alas
bulat
Penambahan
HCl pekat 7,5 ml
Pereflukan 10 menit
Pendinginan pada suhu kamar
Penyaringan dengan corong bucher
Filtrat
Hasil
Residu
Kristalisasi dengan pelarut air
Penentuan titik leleh asam fumarat
Hasil
V. DATA PENGAMATAN
No
Perlakuan
Hasil
Ket
2
3
Penentuan
titik
leleh
terbentuk kristal
filtrat: cairan bening
maleat
1350C dan 1380C
Penambahan 7.5 ml HCl pekat
larutan bening
Perefluksan selama 10 menit
Pendinginan larutan pada suhu larutan bening
5
6
7
8
9
10
kamar
Penyaringan
bucher
Kristalisasi
Penentuan titik
fumarat
corong
leleh
VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan Pengubahan Asam Maleat menjadi Asam
Fumarat, bertujuan untuk memahami prinsip dasar isomer ruang
khususnya isomer geometri serta memahami perbedaan sifat fisik antara
senyawa yang berisomer trans dan cis. Prinsip dari percobaan yaitu
pengubahan bentuk cis ke bentuk trans dengan pemutusan ikatan phi pada
ikatan rangkap melalui reaksi adisi dan pengembalian ikatan melalui reaksi
eliminasi. Metode yang digunakan yaitu refluks dan kristalisasi. Prinsip
kristalisasi yaitu pemurnian dengan pembentukan kristal yang didasarkan
pada perbedaan kelarutan antara zat yang dimurnikan dengan pelarutnya.
Sedangkan Refluks mempunyai prinsip mempertahankan reaksi dengan
pemanasan dan pengembunan uapnya kembali ke labu reaksi. Asam
maleat diperoleh dari anhidrida maleat yang dilarutkan dalam aquadest
panas. Pendidihan aquadest dilakukan karena dengan adanya kalor
temperatur akan meningkat sehingga mempermudah pemutusan ikatan dan
dapat membentuk ikatan baru dengan H2O membentuk asam maleat.
Pelarutan dalam aquadest fungsinya agar anhidrida maleat menjadi asam
maleat karena anhidrida maleat merupakan dehidrasi dari asam maleat
( Hart, 1995).
Selain itu pengadukan dilakukan untuk mempercepat pelarutan
anhidrida maleat. Penagadukan menyebabkan pergerakkan partikel
menjadi cepat sehingga mempercepat tumbukan antar partikel sehingga
mempercepat reaksi yang dibantu dengan kenaikkan temperatur yang
dapat menurunkan energi aktivasi. Dengan turunnya energi aktivasi
menyebabkan energi aktivasi dapat terlampaui sehingga reaksi dapat
terjadi. Larutan yang diperoleh berwarna bening.
Reaksi ,
O
O
H
O
C
O
C
HC
C
C
C
H
C
C
+ H2O
C
H
anhidrat maleat
H
O
O
OH
C )
Hart, 1995
maleat bukan asam maleat
H
O
anhidrida
OH
H(
asam maleat
langsung, karena anhidrida maleat lebuh stabil daripada asam maleat.
Hal
H
C
HOOC
C
COOH
asam maleat
H
H
Cl
lambat
C
HOOC
H
COOH
+ Cl
H
C
HOOC
cepat
+ Cl
Cl
COOH
HOOC
H
COOH
asam klorosukrinat
H
C
HOOC
Rotasi
Cl
COOH
C
HOOC
COOH
C
H
COOH
C
HOOC
H
C
H
H
-Cl
COOH
HOOC
+ Cl
+ Cl
H
H
COOH
C
HOOC
-H
COOH
C
+ H Cl
HOOC
asam f umarat
Cl
Cl
Cl
COOH
COOH
HOOC
COOH
COOH
Cl
COOH
HOOC
COOH
H
COOH
COOH
C
C
H
ik. hidrogen
O
O
H
C
C
OH
ikatan hidrogen
C
C
C
C
OH
asam maleat
VII.
asam fumarat
PENUTUP
7.1 KESIMPULAN
a.
b.
DAFTAR PUSTAKA
Adejoro, dkk, 2008, Theoritical study of the Pyrolytic Elimination Reaction of
Ethyl Chloride, Department of Chemistry Universitas of Ibadan, Nigeria.
Basri, S. 1996. Kamus Kimia. Jakarta: Rineka Cipta
Cahyono, B. 1991. Segi Praktis dan Metode Pemisahan Senyawa Organik.
Semarang: Kimia UNDIP
Daintith, J. 1994. Kamus Lengkap Kimia. Jakarta: Erlangga
Fessenden, R. J. 1992. Kimia Organik. Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Fessenden, R. J. 1999. Kimia Organik. Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Hart,H. 1987. Organic Chemistry.Boston: Houghton Mifflin Company
James. 1974. A Refinement of the Crystal Structure of Maleic Acid. New York:
Wiley VCH
Miles, N. A. 1943. Fumaric Acid. Philadelphia: Freeman Company
Respati. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Kimia untuk Universitas. Jakarta: Aksara
Baru
Wilcox. 1995. Experimental Organic Chemistry. New Jersey: Prentice Hall
LEMBAR PENGESAHAN II
Semarang, 09 Juni 2010
Praktikan,
Muhammad Syatori
J2C008040
Muhammad Arsyad
J2C008039
Nailys Saadah
J2C008042
.
Nanik Nurhidayah
J2C008043
Fahmi Syafaat
J2C008089
Sulistiyowati
J2C008096
Asisten
Safira
J2C006046
Fretty Inggriani S
J2C008091
LEMBAR PENGESAHAN I
Laporan Pengubahan Asam Maleat Menjadi Asam Fumarat
telah disahkan oleh:
Koordinator PK IV
Asisten
Safira
J2C006046
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KIMIA IV
JUDUL PERCOBAAN:
PENGUBAHAN ASAM MALEAT MENJADI ASAM FUMARAT
KELOMPOK: 6
1. Miranti Verdiana
J2C008037
6. Nailys Saadah
J2C008042
J2C008038
7. Nanik Nurhidayah
J2C008043
3. Muhammad Arsyad
J2C008039
8. Fahmi Syafaat
J2C008089
4. Muhammad Syatori
J2C008040
9. Fretty Inggriani
J2C008091
5. Muhammad Titis
J2C008041
10. Sulistiyowati
J2C008096
ASISTEN:
Safira
J2C006046
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010