Suspensi Kloramfenikol
Suspensi Kloramfenikol
SUSPENSI KLORAMFENIKOL
Ta. Analisa Obat dan Narkoba II
OLEH
07.004
Retno Citrasari
07.020
Aulia Rizki P.
08.003
Defrina Julianti
08.004
Halimatus Tsadiyah
08.008
08.024
Rizka Dwi Y.
08.025
Tri Endah Y.
08.030
Valensia Arwindo R
08.032
Vivta Nindy W
08.033
A. Kloramfenicol
Kloramfenikol diisolasi pertama kali pada tahun 1974 dari streptomyces
venezuelae. Merupakan antibiotik spectrum luas dan mempunyai daya antimikroba yang
kuat maka penggunaan obat ini meluas dengan cepat sampai tahun 1950 ketika diketahui
bahwa obat inidapat menimbul kan anemia aplastik yang fatal.Karena tksisitasnya,
penggunaan sistemik sebaiknya dicadangkan untuk infeksi berat akibat Haemophilus
influenzae, demam tifoid, meningitis, abses obat dan infeksi berat lainya. Bentuk tetes
mata sangat bermanfaat untuk konjungtifitas abakterial.
Kloramfenikol merupakan kristal putih yang sangat sukar larut dalam air (1 : 400)
dan rasanya sangat pahit, maka untuk anak anak digunakan bentuk esternya yaitu KPalmitat dan K-Stearat/susinat yang tidak pahit rasanya dan dibuat dalam bentuk
suspensi. Dalam tubuh bentuk ester akan diubah menjadi kloramfenikol aktif.
Mekanisme kerja : merintangi sintetis bakteri.
Efek samping :
a. Kerusakan sumsum tulang belakang yang mengakibatkan pembuatan eritrosit
terganggu sehingga timbul anemia aplastis.
b. Gangguan gastrointestinal : mual, muntah, diare.
c. Gangguan neuron : sakit kepala, neuritis optik, neuritis prifer.
d. Pada bayi atau bayi prematur dapat menyebabkan gray sindrome.
Pengguanaan
Kloramfenikol merupakan drug of choice = obat pilihan untuk typhus-abdominalis dan
infeksi parah meningitis, pneunomia (disebabkan Haemophilus influenza). Sebaik nya
tidak diberikan perombakan untuk menghindari gray sindrome karena enzim perombakan
di hati bayi belum aktif, ibu hamil dan menyusui.
Berdasarkan FI IV, Kloramfenikol mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak
lebih dari 103,0% C11H12Cl2N2O5.Pemerian hablur halus berbentuk jarum atau lempeng
memanjang, putih hingga putih kelabu atau puth kekuningan, larutan praktis netral
terhadap lakmus P, stabil dalam larutan netral atau larutan agak asam. Kelarutan agak
sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam propilen glikol, dalam aseton dan
dalam etil asetat. Jarak leburnya antara 149o dan 153o, Rotasi jenis antara +17,0o dan
+20,0o, dapat dilakukan penetapan menggunakan larutan 1,25 g dalam 25 ml etanol
mutlak P.PH antara 4,5 dan 7,5. dapat dilakukan penetapan menggunakan suspensi dalam
air 25 mg per ml.C
B. Sediaan Suspensi
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi
dalam fase cair. Berdasarkan penggunaanya suspensi ada enam, antara lain :
1.
Suspensi Oral
2.
Suspensi Topikal
3.
4.
Suspensi Optalmik
5.
Suspensi Injeksi
6.
Stabilitas Suspensi
Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara
memperlambat pengendapan partikel serta menjaga homogenitas dari partikel. Cara
tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi. Beberapa
factor yang mempengaruhi stabilitas suspensi :
1. Ukuran Partikel
Semakin besar ukuran partikel semakin kecil lusapenampangnya. Sedangkan
semakin besar luas penampang partikel daya tekan keatas cairan akan semakin
memperlambat gerakan partikel untuk mengendap, sehingga untuk memperlambat
gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.
2. Kekentalan (viskositas)
Makin kental suatu cairan, kecepatan alirnya makin turun.(kecil). Dengan
demikian dengan menambah viskositas cairan, gerakan turun dari partikel yang
dikandungnya akan diperlambat.
3. Jumblah partikel (konsentrasi)
Makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan
partikel dalam waktu yang singkat. Hal tersebut dikarenakan adanya benturan
antar partikel sehingga akan menyebabkan terbentuknya endapan.
4. Sifat atau muatan partikel
Karena sifat bahan merupakan sifat alam maka kita tidak dapat merubah atau
mempengaruhi, sehingga kemungkinan terjadinya interaksi antar bahan dalam
suspensi yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam suspensi tersebut
larutan pensuspensi dalam air. Akan terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan
pensuspensi.
Cairan organik tersebut adalh : etanol, propilenglikol, dan polietilenglikol.
C. Kloramfenicol Suspensi
Menurut Formularium Nasional Edisi ke 2 Halaman 66 No 144, tiap 5 ml suspensi
kloramfenikol mengandung :
Kloramfenikol palnitas setara dengan
Kloramfenikol
125 mg
50 mg
Polisorbathum -80
25 mg
Prophilenglikol
1g
Sirupus simplex
1,5 g
Aquadest
add 5 ml
Catatan
BAB II
METODOLOGI PEMBUATAN
II. FORMULASI
Menurut Formularium Nasional Edisi ke 2 Halaman 66 No 144, tiap 5 ml
suspensi kloramfenikol mengandung :
Kloramfenikol palnitas setara dengan
Kloramfenikol
125 mg
50 mg
Polisorbathum -80
25 mg
Prophilenglikol
1g
Sirupus simplex
1,5 g
Aquadest
add 5 ml
Catatan
a. kesetaraan kloramfenikol
b. kadaluarsa
2. 1,74 g kloramfenikol palmitat setara dengan lebih kurang 1 g
kloramfenikol
3.
4.
Syrupus simplex
5.
Escent leci
: disukai volunteer.
6.
Nipagin
: sebagai pengawet.
7.
Polysorbat
=1500 mg
= 30 g
CMC
50 mg
= 600 mg
= 12 g
Polysorbat
25 mg
= 300 mg
= 6g
Syr. Simplex
3 gram
= 30 ml
= 600 ml
Dapar fosfat
0,1 ml
x = 1.2 ml
Nipagin
0,05 mg
= 0,6 mg
= 12 ml
p. Hijau
0,03 ml
= 7.2 ml
escent
0,3
= 72 ml
aquadest
ad 5 ml
ad 60 ml
= 24 ml
= ad 1200 ml
V. prosedur pembuatan
1. Semua bahan ditimbang dengan seksama, dan dilakukan penaraan botol.
2. Masukan CMC ke dalam mortir, tambahkan air, diamkan agar CMC mengembang.
Pembuatan
1. Syrupus simplex
R/
Gula
60 % x 600 ml
Aqua 40 %
x 600 ml
= 360
= 240
2. Dapar phosphate
Campurkan 50 ml Ka. Fosfat monobase 0,2 M dengan 12,60 ml NaOH 0,2 N LV.
Encerkan ad 200 ml.
Penimbangan untuk 100 ml =
Ka. Fosfat
= 0,8899 g
NaOH
= 0,05 g
Bau
Warna :
3. Keseragaman Volume :
Keseragaman volume cair pada setiap wadah tunggal tidak lebih dari 5 % terhadap
volume rata-rata penetapan. Dilakukan dengan dilakukan dengan mengukur volume 10
wadah satu per satgu hitung vvolume rata-rata.
Prosedur :
Menyiapkan 10 botol
Menghitung berat zat ( bobot + zat cair ) ( botol kosong) = berat zat
4. Berat jenis
Perhitungkan
Bj =
5. Viskositas
Menggunakan viscometer Cup n Bolt
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
I.
Organoleptis
Bau
: buah leci
Rasa
: pahit-pahit sepat
Warna : hijau
II.
Keseragaman bobot
????????? sapa yang ngetik.
III.
Berat jenis
Sapa yang ngetik?????
IV.
Viskositas
Dengan menggunakan rotor no III didapat nilai kekentalan 510.
V.
Ph
Dengan menggunakan Ph-meter didapat nilai Ph 6,15.
VI.
Kecepatan terdispesi
Pada uji ini lautan diendapkan kurang lebih selam 1 minggu, kemudian dilakukan
pengocokan. Dari 3 botol yang diuji didapat nilai sebagai berikut:
1. Botol 1: 12, 5 s
2. Botol 2 : 13,0 s
3. Botol 3 : 12.0 s
Laju sedimentasi.
Sebanyak 100 ml larutan diletakan dalam gelas ukur, diendapak selama 1 minggu dan
dilihat berapa volume sedimentasinya setia hari.
Hari 1
: 0,9 cm
Hari 2
: 1 cm
Hari 3
: 1,1 cm
Hari 4
: 1,2 cm
Hari 5
: 1,3 cm
Hari 6
: 1,4 cm
Hari 7
: 1,5 cm
tolong ditung,.
Valen ngerti, Tanya licha
VIII.
PENETAPAN KADAR
Analisa prosedur
125 mg
125 mg
100 ml
1 ml
= 1250 ppm
0,1 L
x 1250 ppm = 12,5 ppm
100 ml
Range baku kerja
-
C min =
0,3788
C max = 0,8
0,2
0,3788
Jadi range baku kerjanya 6-26 ppm
Cara kerja
= 1250 ppm
dipipet 10 ml ad 50 ml
0,1 L
125,4 mg
= 125,4 mg
100 ml
= 1254 ppm
0,1 L
dipipet 10 ml ad 50 ml
= 10 ml
50 ml
%T
271
43,7
0,437
0,3595
274
53,9
0,539
0,2684
276
53,6
0,536
0,2708
278
41,8
0,418
0,3788
280
53,8
0,538
0,2692
282
52,1
0,521
0,2831
284
54,7
0,547
0,2620
%T
72,1
0,721
0,1420
10
41,8
0,418
0,3788
15
37,5
0,375
0,4259
20
27,3
0,273
0,5638
A = 0,0495
B = 0,02625
R = 0,96490
Penimbangan sampel
Labu kosong
labu kosong+sampel
sampel
56,8391
62,5166
5,6775
54,4945
60,1682
5,6737
54,4494
60,1344
5,685
57,2957
62,9817
5,686
%T
61,5
0,615
0,2111
1,3036
60,5
0,605
0,2184
1,3515
47,8
0,478
0,3206
1,0222
50,7
0,507
0,2949
1,854
% Kadar :
a. 1.3036 / 5.6775 x 100%
IX.
PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan organoleptis, didapat nilai rasa ( sepat-sepat pahit ), bau ( leci ) dan
warna hijau tua. Untuk rasa pada suspensi ini didapat rasa sepat-sepat pahit, hal tersebut
dimungkinkan karena penggunaan kloramphenicol base. Seharusnya adalah kloramphenicol
palmitat yang kepahitanya lebih rendah. Dalam mengatasi hal tersebut digunakan perbesaran
penambahan syrupus simplex dan escent, namun tetap tidak menutupi rasa tersebut. Malah
menjadi sepat.
Untuk bau digunakan escent leci serta pewarna hijau, pada penambahan pewarna saat
dilakukan orientasi dihasilkan warna yang pas ( hijau muda ), namun saat nyata dan hamper
dimasukan semua malah membentuk warna hijau tua. Sehingga perlu pengkajian ulang untuk
penambahan pewarna.
Untuk uji sifat sifat larutan, akan dibahas dibawa ini :
1. Ph
: 6,19.
Nilai ph yang didapat tersebut masih masuk dalam rentang kestabilan kloramphenikol,
hal tersebut dijaga dengan menggunakan larutan dapar.
2. Viskositas : 510
Nilai tersebut didapat dengan menggunakan viscometer cup n bolt dengan rotor III, nilai
tersebut dgunakan untuk melihat kekektalan sediaan serta agar sediaan dalam laju
sedimentasi tidak telalu cepat.
3. Keseragaman Bobot.
Dari hasil uji keseragaman bobot, didapat 2 wadah yang bobotnya lebih dari 5 %, hal
tersebut menyebabkan sediaan kami menjadi tidak memenuhi syarat. Kemungkinan yang
menjadi penyebabnya adalah perbedaan berat botol serta volume, sehingga terjadi
kesalahan pada waktu penandaan saat ditara sehingga pada waktu pengisian menjadi
tidak tepat.
4. Berat jenis
Pada sediaan kami didapat nilai berat jenis sebesar 1.1371. nilai tersebut sangat besar
mengingat dalam sediaan terdapat gula, zat aktif, dan bahan tambahan lainya.
5. Kecepatan terdispersi
Didapat rata-rata waktu terdispersi 12,5 detik, sehingga masih mudah untuk digunakan.
6. Laju sedimentasi
Bahas sendiri,. Valen tau
2.
Kemasan Luar
BAB IV
PENUTUP
Keimpulan
Valen tau