MATERI:
POTENSIOMETRI
Oleh:
NIM: 21030115120004
NIM: 21030115140169
NIM: 21030115140156
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I
MATERI:
POTENSIOMETRI
Oleh:
NIM: 21030115120004
NIM: 21030115140169
NIM: 21030115140156
POTENSIOMETRI
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KMIA I
Materi
: Potensiometri
Kelompok
: 3/Kamis Pagi
Anggota
1. Nama Lengkap
NIM
: 21030115120004
Jurusan
: S1 Teknik Kimia
Universitas/Institut/Politeknik
: Universitas Diponegoro
2. Nama Lengkap
NIM
: 21030115140169
Jurusan
: S1 Teknik Kimia
Universitas/Institut/Politeknik
: Universitas Diponegoro
3. Nama Lengkap
NIM
: 210301151140156
Jurusan
: S1 Teknik Kimia
Universitas/Institut/Politeknik
: Universitas Diponegoro
Semarang, Desember 2015
Mengesahkan,
Asisten Pembimbing,
Singgih Oktavian
21030114140128
ii
POTENSIOMETRI
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karuniaNya, kami dapat menyelesaikan laporan resmi
Praktikum Dasar Teknik Kimia I dengan lancar dan sesuai harapan kami.
Ucapan terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen penanggung jawab
LDTK 1, dosen pembimbing LDTK 1, seluruh asisten LDTK 1 yang telah
membimbing, serta laboran LDTK 1, sehingga tugas laporan resmi ini
dapat kami selesaikan dengan baik. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah membantu kami, baik dalam segi waktu
maupun motivasi.
Laporan resmi Praktikum Dasar Teknik Kimia 1 ini berisi materi
tentang Potensiometri. Potensiometri merupakan metode penetapan kadar
suatu zat dengan mengukur beda potensialnya. Tujuan dari percobaan ini
adalah menentukan kadar NaOH dan HCl dalam larutan dengan metode
potensiometri, untuk mendapatkan titik ekivalen pada titirasi asam basa.
Laporan resmi ini telah kami buat sebenar dan sebaiknya, namun kami
menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan yang ditemukan
dalam laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun kami harapkan.
Penyusun
iii
POTENSIOMETRI
DAFTAR ISI
iv
POTENSIOMETRI
BAB V PENUTUP................................................................................................................ 17
5.1. Kesimpulan ........................................................................................................... 17
5.2. Saran...................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 18
LAPORAN SEMENTARA ................................................................................................ A-1
LEMBAR PERHITUNGAN .............................................................................................. B-1
LEMBAR PERHITUNGAN GRAFIK ............................................................................. C-1
LEMBAR KUANTITAS REAGEN .................................................................................. D-1
REFERENSI........................................................................................................................ E-1
POTENSIOMETRI
DAFTAR TABEL
Table 4.1. Hasil Percobaan Titrasi HCl dengan NaOH 0,06N setiap 0,1mL.12
vi
POTENSIOMETRI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Alat yang digunakan dalam praktikum Potensiometri.....8
Gambar 4.1. Kurva pH sampel / Volume NaOH....14
Gambar 4.2. Kurva pH/V...15
Gambar 4.3. Kurva 2pH/V2....15
vii
POTENSIOMETRI
RINGKASAN
Potensiometri merupakan suatu metode analisis kimia yang berdasarkan
pada pengukuran beda potensial sel dari sel elektrokimia. Tujuan dari percobaan ini
yaitu menentukan kadar NaOH dan HCl dengan metode potensiometri. Manfaatnya
yaitu dapat menentukan titik ekuivalen serta dapat membuat titrasi antara pH
dengan volume.
Metode potensiometri digunakan untuk menentukan konsentrasi ion, pH
suatu larutan dan menentukan titik akhir titrasi. Alat yang digunakan yaitu elektroda
pembanding, elektoda indicator dan alat pengukur potensial. Elektroda pembanding
terbagi menjadi elektroda kalomel dan elektroda perak. Elektroda indicator dibagi
menjadi dua kategori yaitu logam dan membrane. Elektroda logam dibagi menjadi
jenis pertama , keuda dan ketiga. pH meter adalah salah satu aplikasinya.
Potensiometri digunakan untuk penentuan Cu dengan elektroda Cu, menentukan
kandungan ion-ion tertentu didalam suatu larutan dan penggunaan untuk mengukur
kadar spesi nitrogen dalam tanah pertanian dengan tiga ekstraktan.
Alat yang digunakan dalam potensiometri yaitu pH meter, magnetic bar,
buret, statif, klem, labu takar, Erlenmeyer, beaker glass, pipet tetes dan gelas ukur.
Bahannya adlah asam oksalat, NaOH, HCl, aquades. Cara kerjanya, pertama
standarisasi NaOH dengan cara melarutkan NaOH lalu dititrasi dengan asam
oksalat sampai terjadi lonjakan pH. Setelah itu penentuan kadar HCl yang dititrasi
dengan NaOH. Catat pH yang terbaca pH meter.
Normalitas NaOH yang kami dapat yaitu 0,06 N dan normalitas HCl yang
didapat yaitu 0,0168N. normalitas yang sebenarnya terdapat dalam sampel adalah
0,0192 N sehingga kami memeperoleh persen error sebesar 12,5%. Kadar yang
diperoleh lebih kecil dari kadar yang sebenarnya, karena perbedaan volume
eqivalen dan NaOH yang bersifat higroskopis.
Normalitas yang kami peroleh lebih kecil dibanding dengan normalitas yang
terdapat dalam sampel. Sebelum melakukan percobaan, lakukan kalibrasi alat
sampai pH konstan, bersihakan alat setiap pergantian reagen lalu keringkan. Serta
teliti dalam melihat volume dan pembacaan pH.
POTENSIOMETRI
SUMMARY
Potentiometry is a method of analysis of chemicals based on measurements of
different potential cell from an electrochemical party. The purpose of this experiment
is to determine the levels of NaOH and HCl with the method of potentiometry. The
benefit is to be able to determine the equivalents as well as to make titration between
pH with the volume.
The potentiometry be used to determine the concentration of ions, at a pH of
a solution and determine the final point titration. The use of electrodes comparator,
electrode indicators and potential measurement device. Electrode the benchmark I
use is divided into the electrodes calomel and electrodes. Electrode indicators are
divided into two categories namely the metal and membrane. Electrode the metal is
divided into the first type, second and third. pH meter is one of their application.
Potentiometry be used for determining Cu with electrodes Cu, determine the content
of the ions in a solution and the use of measure levels of species nitrogen in the field
with three extractan.
The device used in potentiometry the pH meter, magnetic bars, buret, stative,
clamps, a peck, erlenmeyer, beaker glass, dropper drops and measuring glass. The
material is oxalic acid, NaOH, HCl, aquadest. How it works, first of NaOH in a way
to dissolve NaOH and will be titrated with oxalic acid until leap in the pH. After that
the determination of NaOH normality, then HCl will be titrated with NaOH. Please
take note of the pH that reads at a pH meter.
The result of NaOH normality is 0,06N and HCl normality is 0,0168N.
Normality that actually contained in the sample is 0, 0192 N, so we get percent error
rate of 12, 5 %. The normality practice is maller than the normality of the theorities,
because the different of equivalen volume and the hygroscopy of NaOH.
Normality that we've got smaller than original normality. Before do an
experiment, do calibration of pH meter, clean the device every turn of the reagents
and dry it, be careful in determaining the volume when pH siginificant leaps. .
ix
POTENSIOMETRI
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan
suatu
metode analisis
kimia
yang
berdasarkan pada pengukuran beda potensial sel dari suatu sel elektrokimia.
Dengan cara ini indikator untuk menentukan titik akivalen pada titrasi
netralisasi dapat diketahui dari perubahan potensial pada setiap penambahan
volume titran.
POTENSIOMETRI
2. Dapat mengetahui fenomena potensiometri berdasarkan reaksi netralisasi
(asam-basa).
3. Dapat menggambar grafik hubungan volume vs pH larutan, volume vs
pH / V, volume vs 2pH / V2.
POTENSIOMETRI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Potensiometri adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran beda
potensial sel dari suatu sel elektrokimia. Metode potensiometri digunakan
untuk menentukan konsentrasi suatu ion (ion selective electrode), pH suatu
larutan, dan menentukan titik akhir titrasi.
Alat-alat yang diperlukan dalam metode potensiometri adalah,
(1) elektrode pembanding (refference electrode)
(2) elektroda indikator ( indicator electrode )
(3) alat pengukur potensial
POTENSIOMETRI
2.3. Elektrode Indikator (Indicator Elektrode)
Pasangan elektrode pembanding adalah elektrode indikator (disebut
juga working electrode) yang potensialnya bergantung pada konsentrasi zat
yang sedang diselidiki. Underwood, AL. & Day, RA. (1990), menjelaskan
bahwa elektroda indikator dibagi menjadi dua kategori, yaitu: elektroda
logam dan elektroda membran.
Elektroda logam dapat dikelompokkan ke dalam elektroda jenis
pertama (first kind), elektroda jenis kedua (second kind), elektroda jenis
ketiga (third kind).
1. Elektroda
jenis
pertama
adalah
elektroda
yang
langsung
2.4. pH meter
pH meter merupakan contoh aplikasi elektroda membran yang
berguna untuk mengukur pH larutan. pH meter dapat juga digunakan untuk
menentukan titik akhir titrasi asam basa pengganti indikator.
Suatu potensial dibangkitkan pada sebuah membran kaca tipis yang
memisahkan dua larutan dengan aktifitas ion hidrogen yang berbeda.
Pot
POTENSIOMETRI
ensial yang ditimbulkan tergantung pada perbedaan aktifitas ion hidrogen
pada setiap sisi dari membran dan tidak dipengaruhi oleh adanya ion-ion lain
di dalam larutan. Elektroda kaca juga selektif terhadap ion-ion lain dari
hidrogen. Alat ini dilengkapi dengan elektroda kaca dan elektroda kalomel
(SCE) atau gabungan dari keduanya (elektroda kombinasi).
Hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan elektroda adalah
cairan dalam elektroda harus selalu dijaga lebih tinggi dari larutan yang
diukur. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kontaminasi larutan elektroda
atau penyumbatan penghubung karena reaksi ion-ion analit dengan ion raksa
(I) atau ion perak
= tetapan gas
= temperature mutlak
= tetapan faraday
= valensi ion
aMn+
0,0001983
log a Mn+
n
POTENSIOMETRI
E = E0 +
0,0591
log a Mn+
n
POTENSIOMETRI
BAB III
METODE PRAKTIKUM
pH meter
Magnetic Strirrer
Labu takar
Erlenmayer
Beaker glass
POTENSIOMETRI
Pipet Tetes
Gelas Ukur
2. Magnetic Stirrer
takar
5. Erlenmayer
6. Beaker Glass
memanaskan cairan
7. Pipet Tetes
kecil
8. Gelas Ukur
POTENSIOMETRI
3.2. Prosedur Praktikum
3.2.1. Pembakuan (standarisasi) larutan NaOH
1. Buat NaOH dengan menimbang NaOH (sesuai kuantitas) lalu larutkan
dalam labu takar 500 ml sampai tanda batas.
2. Kalibrasi pH meter dengan menggunakan aquadest sampai pH konstan
3. Masukkan 50 ml larutan NaOH kedalam gelas kimia dan masukkan
magnet bar kedalamnya, tempatkan gelas kimia tersebut di atas
magnetic stirrer, atur kecepatan pada sekitar skala 5
4. Masukkan asam oksalat ke dalam buret, tempatkan ujung buret ke
dalam leher gelas kimia.
5. Pasangkan elektroda pH sampai tercelup pada cairan dalam gelas kimia.
(selalu lakukan pencucian dan pengeringan setiap kali elektroda
dimasukkan kedalam cairan yang baru)
6. Catat nilai pH yang terbaca pada pH meter
7. Alirkan asam oksalat sebanyak 2 mL, catat perubahan pH yang terjadi.
Penambahan asam oksalat dan pencatatan pH dilanjutkan sampai terjadi
lonjakan harga pH kemudaian stabil lagi. Catat seperti tabel berikut :
Volume asam
pH larutan
pH / V
2pH / V2
oksalat 0,1 N
0
2
4
....
8. Ulangi proses di atas (nomor 2-6) dengan larutan NaOH yang baru
tetapi pencatatan pH dilakukan setiap penambahan asam oksalat 0,1 mL
pada daerah yang mengalami lonjakan pH, sedangkan pada daerah lain
tetap 2 mL
9. Buat kurva titrasi antara pH vs volume asam oksalat, grafik hubungan
pH / V vs V asam oksalat, dan grafik hubungan 2pH / V2 vs V
asam oksalat
10. Hitung kadar NaOH dengan berdasar metode grafik dan metode tabel.
POTENSIOMETRI
pH
2pH / V2
V/mL
VE
V/mL
VE
pH / V
V/mL
VE
Volume NaOH
pH larutan
pH / V
2pH / V2
10
POTENSIOMETRI
0
2
4
....
6.
Keluarkan NaOH
8.
9.
Hitung kadar HCl dengan berdasar metode grafik dan metode tabel.
11
POTENSIOMETRI
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
pH
2,4
2,12
2,38
2,43
2,48
2,89
3,03
6,76
7,25
7,13
7,38
7,64
8,1
8,27
8,44
8,77
8,90
8,96
9,15
9,22
9,29
9,39
9,48
9,57
9,64
9,7
9,77
9,84
pH / V
0
-0,14
0,13
0,025
0,025
0,205
0,07
1,865
4,9
-1,2
2,5
2,6
4,6
1,7
1,7
3,3
2,7
0,6
1,9
0,7
0,7
1
0,9
0,9
0,7
0,6
0,7
0,7
2pH / V2
0
0,0196
0,0169
6,25x10-4
6,25x10-4
0,042
0,0049
3,478
24,01
1,44
6,25
6,76
21,16
2,89
2,89
10,89
7,29
0,36
3,61
0,49
0,49
1
0,81
0,81
0,49
0,36
0,49
0,49
12
POTENSIOMETRI
Kadar HCl asli = 0,0192 N
4.2 Pembahasan
Berdasarkan percobaan diperoleh kadar HCl sebesar 0,0156 N sedangkan
kadar asli sebesar 0,0192 N. Perbedaan ini disebabkan oleh:
1. Kristal NaOH yang Bersifat Higroskopis
Kristal NaOH bersifat mudah menyerap air dalam keadaan terbuka
(higrsolopis) sementara kristal NaOH padat juga mudah menyerap CO2 dari
udara membentuk NaHCO3 yang Ph nya lebih rendah rendah daripada NaOH,
menurut persamaan reaksi:
NaOH + CO2 NaHCO3
(Agung, 2012)
pH yang mudah mengikat kadar [OH-] juga lebih rendah. Hal ini berakibat
pada besarnya normalitas kada HCl yang ditemukan lebih rendah, karenanya
kadadr NaOH yang ditemukan juga lebih rendah, berdasarkan persamaan:
N HCl = (V x N) NaOH / V HCl
2. Perbedaan Volume Ekivalen
Pada percobaan volume ekivalen yang kami temukan adalah 14 ml sehingga
diperolehlah kadar HCl sebesar 0,0168 N. sedangkan untuk mendapati kadar
asli sebesar 0,0192 N. volume ekivalen seharusnya
N HCl = (V x N) NaOH/ V HCl
0,0192 = ( V x 0,06 N)/ 50
V = 16 ml
Karena volume ekivalen sebanding dengan kadar HCl, maka dapat
disimpulkan bahwa semakin kecil volume ekivalen yang didapat, maka
semakin kecil pula kadar HCl yang diperoleh.
3. Keterbatasan Elektroda Kaca
Saat percobaan digunakan elektroda pembanding yang berjenis kalomel dan
elektroda indicator membrane yaitu elektroda kaca atau pH meter.
Kelemahan elektroda kaca yaitu pada kondisi PH yang tinggi:
13
POTENSIOMETRI
pH sampel
6
4
2
0
0
10
12
14
16
18
Volume NaOH
14
POTENSIOMETRI
4.3.2. Kurva pH sampel/V NaOH
6
5
PH/V
4
3
2
1
0
-1
-2
10
12
14
16
18
VOLUME NAOH
15
POTENSIOMETRI
penambahan 12 mL NaOH. Saat menuju volume 14 mL terjadi
lonjakan yang sangat tajam lonjakan ini menunjukkan titik ekivalen
dikisaran volume 14,2 mL. Oleh karenanya didapatlah kadar HCl
sebesar
16
POTENSIOMETRI
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
1. Kadar HCl yang ditemukanadalah 0,0168 N, sementara kadar HCl asli adalah
0,0192 N, sehingga persen error yang didapat dalam percobaan adalah 12,5
%.
2. Kadar HCl yang diperoleh lebih kecil dari kadar sebenarnya disebabkan
karena Kristal NaOH yang bersifat higroskopis, perbedaan volume ekivalen,
dan adanya keterbatasan elektroda kaca.
5.2.Saran
1. Sebaiknya dilakukan kalibrasi PH meter dengan aquadest terlebih dahulu agar
PH normal setiap sebelum melakukan titrasi pada zat yang berbeda.
2. Dalam mengatur skala magnetic stirrer menggunakan skala 5 agar tidak
terjadi pusaran.
3. Sebaiknya setelah dititrasi elektroda dikeringkan dan di lap.
4. Mencuci buret setiap pergantian titran.
5. Pembacaan PH meter perlu ketelitian dan keakuratan.
17
POTENSIOMETRI
DAFTAR PUSTAKA
&
Titrasi
(http://agung92.blogspot.com/2012/06/praktikum-1-titrasi
Potensiometri
potensiometri.
Organik
Total
Tanah.
(http://digilib.batam.go.id/ppln/katalog/index.php/searchkata).Diakses
tanggal 13 Oktober 2015.
Hilaliya, (2013). Penggunaan Metode Potensiometri untuk Mengukur Kadar Spesi
Nitrogen.(http://reprository.unej.ac.id/bitstream/nandle/123456789/6233/siti
%26Nur%20Hilaliyah%20-%2008180301802.PDF?sequence=1).Diakses
tanggal 13 Oktober 2015.
Onny,(2015). Prinsip Kerja Potensiometer.(http://artikel-teknologi.com/prinsiokerja-pH-meter/). Diakses tanggal 13 Oktober 2015.
Permana, Andri dan Darminto, (2012). Fabrikasi Polianilin-SiO2 dan Aplikasinya
Sebagi Pelindung Anti Korosi pada Lingkungan Statis, Dinamis dan
Atmosferik. Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Teknologi Sepuluh November. Diakses pada 13 Oktober 2015.
Saryati, (1994). Penentuan Cu Secara Potensiometri dengan Elektroda Cu.
(http://journal.fmipa.itb.ac.id/jms/article/viewfile/52/46). Diakses tanggal 13
Oktober 2015.
Underwood, AL.& R.A.1990. Analisa Kimia Kuantitatif.(edisi ke-4). Jakarta:
18
POTENSIOMETRI
Erlangga.
19
POTENSIOMETRI
LAMPIRAN
A
POTENSIOMETRI
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I
Materi:
POTENSIOMETRI
Oleh:
NIM: 21030115120004
NIM: 21030115140169
NIM: 21030115140156
A- 1
POTENSIOMETRI
1. TUJUAN PERCOBAAN
1.1. Menentukan kadar suatu senyawa dalam sampel dengan metode potensiometri
berdasarkan reaksi netralisasi (asam-basa) menggunakan grafik dan tabel
1.2. Menganalisa fenomena potensiometri berdasarkan reaski netralisasi (asam- basa)
1.3. Menggambarkan grafik hubungan volume vs pH larutan , volume vs pH/v ,
volume vs 2pH/v2
2. PERCOBAAN
Asam Oksalat
2.
NaOH
3.
HCl
4.
Aquadest
PH meter
2.
Magnetic Stirrer
3.
4.
Labu TakaR
5.
Erlenmayer
6.
Beaker Glass
7.
Pipet Tetes
8.
Gelas Ukur
A- 2
POTENSIOMETRI
(selalu lakukan pencucian dan pengeringan setiap kali elektroda dimasukkan
kedalam cairan yang baru)
6. Catat nilai pH yang terbaca pada pH meter
7. Alirkan asam oksalat sebanyak 2 mL, catat perubahan pH yang terjadi.
Penambahan asam oksalat dan pencatatan pH dilanjutkan sampai terjadi
lonjakan harga pH kemudaian stabil lagi. Catat seperti tabel berikut
pH larutan
pH / V
2pH / V2
0,1 N
0
2
4
....
8. Ulangi proses di atas (nomor 2-6) dengan larutan NaOH yang baru tetapi
pencatatan pH dilakukan setiap penambahan asam oksalat 0,1 mL pada daerah
yang mengalami lonjakan pH, sedangkan pada daerah lain tetap 2 mL
9. Buat kurva titrasi antara pH vs volume asam oksalat, grafik hubungan pH /
V vs V asam oksalat, dan grafik hubungan 2pH / V2 vs V asam oksalat
10. Hitung kadar NaOH dengan berdasar metode grafik dan metode tabel.
pH
2pH / V2
V/mL
V/mL
VE
VE
pH / V
V/mL
VE
A- 3
POTENSIOMETRI
Volume NaOH
pH larutan
pH / V
2pH / V2
0
2
4
....
6.
7.
8.
9.
Hitung kadar HCl dengan berdasar metode grafik dan metode tabel.
A- 4
POTENSIOMETRI
2.4. Hasil percobaan
Table 2.1. Titrasi NaOH dengan Asam Oksalat Table 2.2. Titrasi NaOH dengan Asam
dengan penembahan 0,1 mL setalah mengalami Oksalat setiap penambahan 2 mL
lonjakan
Volume C2H2O4
pH NaOH
Volume C2H2O4
pH NaOH
11,05
11,84
12.05
11,87
11.99
11,86
11.92
11,65
11.80
11,65
10
11.63
10
11,42
12
11.25
12
11,24
14
10.18
14
11,05
16
6,5
16,1
5,3
16
7,1
16,2
5,19
18
4,9
16,3
5,10
20
4,47
16,4
5,02
22
4,25
16,5
4,9
24
3,86
16,6
4,8
26
3,39
16,7
4,7
16,8
4,67
16,9
4,62
17
4,58
17,1
4,55
17,2
4,52
17,3
4,50
17,4
4,48
17,5
4,43
17,6
4,41
17,7
4,49
17,8
4,37
17,9
4,34
18
4,32
A- 5
POTENSIOMETRI
Table 2.3. Titrasi HCl dengan NaOH
dengan penembahan
mengalami lonjakan
setiap penambahan 2 mL
0,1
mL
setalah
Volume NaOH
pH HCl
Voleme NaOH
pH HCl
2,4
2,245
2,2
2,07
2,38
2,27
2,43
2,34
2,48
2,54
10
2,89
10
2,63
12
3,03
12
3,36
14
6,76
14
6,7
14,1
7,25
16
7,3
14,2
7,13
18
10,06
14,3
7,38
20
10,63
14,4
7,64
22
10,80
14,5
8.1
24
11,13
14,6
8.27
14,7
8.44
14,8
8.77
14,9
8.90
15
8.96
15,1
9.15
15,2
9.22
15,3
9.29
15,4
9,39
15,5
9,48
15,6
9,57
15,7
9,64
15,8
9,70
15,9
9,77
16
9,84
A- 6
POTENSIOMETRI
1.
2.
Kadar HCl
Volume NaOH yang dibutuhkan = VE = 14 mL, maka
Nsampel (HCl) = NNaOH
V1
x N1 = V2 x N2
50mL x N1 = 14 mL x 0,06
N1 = 0,0168
PRAKTIKAN
MENGETAHUI
ASISTEN
ALFIYANTI
A- 7
POTENSIOMETRI
LAMPIRAN
B
POTENSIOMETRI
LEMBAR PERHITUNGAN
Gram terlarut
NNaOH =
x
Berat Molekul
x BE
mL larutan
Gram terlarut
0,06N =
1000
x1
40 gram/mol
250 mL
Gram terlarut
N H2C2O4.2H2O =
x BE
mL larutan
Berat Molekul
Gram terlarut
0,2N =
1000
x
126 gram/mol
x2
100 mL
x N1 = V2 x N2
50mL x N1 = 14 mL x 0,06N
B- 1
POTENSIOMETRI
N1 = 0,0168
III.
Persen Error
| kadar asli kadar praktis |
% error =
x 100%
kadar asli
| 0,0192 0,0168 |
% error =
x 100%
0,019
2
% error = 12,5%
B- 2
POTENSIOMETRI
LAMPIRAN
C
POTENSIOMETRI
LEMBAR PERHITUNGAN GRAFIK
NaCl + H2O
H+= 0,84mmol/50mL
= 0,0168 M
pH= -logH+
0 mmol 0,84mmol
0 mmol
0 mmol
0,84mmol
= -log0,0168 = 1,774
+ HCl
NaCl + H2O
0,12mmol
0,72 mmol
H+= 0,72mmol/52mL
= 0,0138 M
pH= -logH+
= -log0,0138 = 1,860
0,12mmol
H+= 0,60mmol/54mL
+ HCl
0,60 mmol
NaCl + H2O
0,24 mmol
= 0,0111 M
pH= -logH+
= -log0,0111 = 1,954
0,24 mmol
C- 1
POTENSIOMETRI
4. Penambahan Volume NaOH = 6 mL
mol NaOH = 0,06 N x 6 mL = 0,36 mmol
NaOH
+ HCl
0,48 mmol
NaCl + H2O
0,36 mmol
+ HCl
= 0,0086M
pH= -logH+
= -log0,0086= 2,065
0,36 mmol
H+= 0,48mmol/56mL
H+= 0,36mmol/58mL
NaCl + H2O
= 0.0062M
pH= -logH+
0,48 mmol
= -log0,0062= 2,207
0,36 mmol
0,48 mmol
+ HCl
0,24 mmol
NaCl + H2O
0,60 mmol
+ HCl
NaCl + H2O
0,72mmol
0,12 mmol
= 0,004M
pH= -logH+
= -log0,004= 2,4
0,60 mmol
H+= 0,24mmol/60mL
H+= 0,12mmol/62mL
= 0,0019M
pH= -logH+
= -log0,0019= 2,721
0,12mmol
C- 2
POTENSIOMETRI
8. Penambahan Volume NaOH = 14 mL
mol NaOH = 0,06 N x 14 mL = 0,84 mmol
NaOH
NaCl + H2O
+ HCl
- mmol
0,84 mmol
H+= 10-7
pH= -logH+
= -log10-7= 7
0,84 mmol
NaCl + H2O
+ HCl
0,84 mmol
0,006 mmol
0,84 mmol
= 9,36 x 10-5
pOH= -logOH= -log9,36 x 10-5 = 4,03
pH= 14 - 4,03 = 9,97
- mmol
NaCl + H2O
+ HCl
0,84 mmol
0,012 mmol
0,84 mmol
+ HCl
= 1,87 x 10-4
pOH= -logOH-
- mmol
NaCl + H2O
0,84 mmol
0,84 mmol
0,84 mmol
0,018 mmol
- mmol
0,84 mmol
C- 3
POTENSIOMETRI
12. Penambahan Volume NaOH = 14,4 mL
mol NaOH = 0,06 N x 14,4 mL = 0,864 mmol
NaOH
+ HCl
NaCl + H2O
0,84 mmol
0,84 mmol
0,84 mmol
0,024 mmol
- mmol
0,84 mmol
+ HCl
NaCl + H2O
0,84 mmol
0,03 mmol
0,84 mmol
+ HCl
NaCl + H2O
0,84 mmol
0,84 mmol
0,84 mmol
0,036 mmol
- mmol
0,84 mmol
+ HCl
NaCl + H2O
0,84 mmol
0,042 mmol
0,84 mmol
- mmol
C- 4
POTENSIOMETRI
+ HCl
NaCl + H2O
0,84 mmol
0,84 mmol
0,84 mmol
0,048 mmol
- mmol
0,84 mmol
+ HCl
NaCl + H2O
0,84 mmol
0,84 mmol
0,84 mmol
0,054 mmol
- mmol
0,84 mmol
+ HCl
NaCl + H2O
0,9
0,84 mmol
0,84 mmol
0,84 mmol
0,06 mmol
- mmol
0,84 mmol
+ HCl
NaCl + H2O
0,84 mmol
0,84 mmol
0,84 mmol
0,066 mmol
- mmol
0,84 mmol
C- 5
POTENSIOMETRI
NaCl + H2O
+ HCl
0,84 mmol
0,84 mmol
0,84 mmol
0,072 mmol
- mmol
0,84 mmol
+ HCl
NaCl + H2O
0,84 mmol
0,84 mmol
0,84 mmol
0,078 mmol
- mmol
0,84 mmol
+ HCl
NaCl + H2O
0,84 mmol
0,84 mmol
0,84 mmol
0,084 mmol
- mmol
0,84 mmol
+ HCl
NaCl + H2O
0,84 mmol
0,84 mmol
0,84 mmol
0,09 mmol
- mmol
0,84 mmol
C- 6
POTENSIOMETRI
24. Penambahan Volume NaOH = 15,6 mL
mol NaOH = 0,06 N x 15,6 mL = 0,936 mmol
NaOH + HCl
NaCl + H2O
0,936 mmol 0,84 mmol
0,84 mmol
0,84 mmol
0,84 mmol
0,096 mmol
- mmol
0,84 mmol
+ HCl
0,84 mmol
0,84 mmol
0,84 mmol
0,102 mmol
- mmol
0,84 mmol
NaCl + H2O
+ HCl
0,84 mmol
0,84 mmol
0,84 mmol
0,108 mmol
- mmol
0,84 mmol
NaOH
pOH= -logOH-
= 1,46 x 10-3
pOH= -logOH-
NaOH
NaCl + H2O
0,84 mmol
0,84 mmol
0,84 mmol
0,114 mmol
- mmol
0,84 mmol
C- 7
POTENSIOMETRI
28. Penambahan Volume NaOH = 16 mL
mol NaOH = 0,06 N x 16 mL = 0,864 mmol
NaOH
NaCl + H2O
+ HCl
0,84 mmol
0,84 mmol
0,84 mmol
0,018 mmol
- mmol
0,84 mmol
= 2,72 x 10-3
pOH= -logOH= -log2,72 x 10-3 = 2,56
pH= 14 2,78 = 11,44
0,00 mmol
3,00 mmol
0,00 mmol
0,00 mmol
0,00 mmol
0,00 mmol
3,00 mmol
0,00 mmol
OH-= 3 mmol/50mL
= 6 x 10-2
pOH= -logOH= -log6x 10-2 = 1,22
pH= 14 1,22 = 12,78
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
0,40 mmol
3,00 mmol
0,40 mmol
0,80 mmol
0,40 mmol
0,00 mmol
2,20 mmol
0,40 mmol
= 4,2 x 10-3
pOH= -logOH= -log4,2x 10-3 = 2,38
pH= 14 1,38 = 11,62
C- 8
POTENSIOMETRI
H2C2O4.2H2O
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
0,80 mmol
3,00 mmol
0,80 mmol
1,60 mmol
0,80 mmol
0,00 mmol
1,40 mmol
0,80 mmol
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
1,20 mmol
3,00 mmol
1,20 mmol
2,40 mmol
1,20 mmol
0,00 mmol
0,60 mmol
1,20 mmol
H+= 0,10mmol/58mL
1,60 mmol
+ 2NaOH
3,00 mmol
Na2C2O4 + 4H2O
-
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
0,10 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
+ 2NaOH
= 1,72x10-3M
Na2C2O4 + 4H2O
pH= -logH+
= -log1,72x10-3
= 2,76
H+= 0,50mmol/60mL
= 8,33x10-3M
pH= -logH+
2,00 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
= -log8,33x10-3
0,50 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
= 2,08
C- 9
POTENSIOMETRI
7. Penambahan Volume H2C2O4.2H2O= 12 mL
mol H2C2O4.2H2O = 0,2 N x 12 mL = 2,4 mmol
H2C2O4.2H2O
+ 2NaOH
2,40 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
0,90 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
Na2C2O4 + 4H2O
2,80 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
1,30 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
3,20 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
1,70 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
+ 2NaOH
= 1,45x10-2M
H2C2O4.2H2O
H+= 0,90mmol/62mL
Na2C2O4 + 4H2O
3,22 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
1,72 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
= -log1,45x10-2
= 1,84
H+= 1,30mmol/64mL
= 2x10-2M
pH= -logH+
= -log2x10-2
= 1,7
H+= 1,70mmol/66mL
= 2,5x10-2M
pH= -logH+
= -log2,5x10-2
= 1,6
H+= 1,72mmol/66,1mL
= 2,6x10-2M
pH= -logH+
= -log2,6x10-2
= 1,58
C- 10
POTENSIOMETRI
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
3,24 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
1,74 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
3,26 mmol
3,00 mmol
= -log2,65x10-2
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
1,76 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
= 1,57
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
3,28 mmol
3,00 mmol
= -log2,68x10-2
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
1,78 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
= 1,57
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
3,30 mmol
3,00 mmol
= -log2,6x10-2
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
= 1,568
1,80 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
C- 11
POTENSIOMETRI
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
3,32 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
1,82 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
3,34 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
1,84 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
3,36 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
1,86 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
3,38 mmol
+ 2NaOH
3,00 mmol
Na2C2O4 + 4H2O
-
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
1,88 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
C- 12
POTENSIOMETRI
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
3,40 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
1,90 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
3,42 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
1,92 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
3,44 mmol
3,00 mmol
= -log2,88x10-2
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
1,94 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
= 1,54
3,46 mmol
+ 2NaOH
3,00 mmol
Na2C2O4 + 4H2O
-
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
1,96 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
C- 13
POTENSIOMETRI
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
3,48 mmol
3,00 mmol
= -log2,93x10-2
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
1,98 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
= 1,533
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
H+= 2 mmol/67,5mL
= 2,96x10-2M
pH= -logH+
3,50 mmol
3,00 mmol
= -log2,96x10-2
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
2,00 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
= 1,528
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
3,52 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
2,02 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
3,54 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
2,04 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
= -log3x10-2
= 1,523
C- 14
POTENSIOMETRI
3,56 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
= -log3,03x10-2
2,06 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
= 1,52
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
3,58 mmol
3,00 mmol
= -log3,06x10-2
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
2,08 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
= 1,514
+ 2NaOH
Na2C2O4 + 4H2O
3,60 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
3,00 mmol
1,50 mmol
2,10 mmol
0,00 mmol
1,50 mmol
C- 15
POTENSIOMETRI
LAMPIRAN
D
POTENSIOMETRI
LEMBAR KUANTITAS REAGEN
MATERI
: POTENSIOMETRI
HARI/TANGGAL
KELOMPOK
: 3/KAMIS PAGI
NAMA
ASISTEN
: ALFIYANTI
KUANTITAS REAGEN
NO.
JENIS REAGEN
KUANTITAS
1.
2.
3.
0,2 N
0,06 N
TUGAS TAMBAHAN:
Cari jurnal tentang potensiometri (Satu orang satu)
Cari jurnal prinsip kerja potensiometri
CATATAN:
Bawa milimeterblock
Bawa tissue
ALFIYANTI
NIM.21030113120071
POTENSIOMETRI
REFERENSI
Prinsip Kerja Potensiometer
Prinsip kerja utama pH meter adalah terletak pada sensor probe berupa
elektrode kaca (glass electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di
dalam larutan. Ujung elektrode kaca adalah
lapisan kaca setebal 0,1 mm yang berbentuk
bulat (bulb). Bulb ini dipasangkan dengan
silinder kaca non-konduktor atau plastik
memanjang, yang selanjutnya diisi dengan
larutan HCl (0,1 mol/dm3). Di dalam larutan HCl,
terendam sebuah kawat elektrode panjang
berbahan perak yang pada permukaannya
terbentuk senyawa setimbang AgCl. Konstannya
jumlah larutan HCl pada sistem ini membuat
elektrode Ag/AgCl memiliki nilai potensial stabil.
Skema Sistem Elektrode Kaca
(Sumber)
Inti sensor pH terdapat pada permukaan bulb kaca yang memiliki
kemampuan untuk bertukar ion positif (H+) dengan larutan terukur. Kaca
tersusun atas molekul silikon dioksida
dengan sejumlah ikatan logam alkali. Pada
saat bulb kaca ini terekspos air, ikatan SiO
akan terprotonasi membentuk membran
tipis HSiO+ sesuai dengan reaksi berikut:
SiO + H3O+ HSiO+ + H2O
E- 1
POTENSIOMETRI
Seperti pada ilustrasi di atas bahwa pada permukaan bulb terbentuk
semacam lapisan gel sebagai tempat pertukaran ion H+. Jika larutan
bersifat asam, maka ion H+ akan terikat ke permukaan bulb. Hal ini
menimbulkan muatan positif terakumulasi pada lapisan gel. Sedangkan
jika larutan bersifat basa, maka ion H+ dari dinding bulb terlepas untuk
bereaksi dengan larutan tadi. Hal ini menghasilkan muatan negatif pada
dinding bulb.
Pertukaran ion hidronium (H+) yang terjadi antara permukaan bulb kaca
dengan larutan sekitarnya inilah yang menjadi kunci pengukuran jumlah
ion H3O+ di dalam larutan. Kesetimbangan pertukaran ion yang terjadi di
antara dua fase dinding kaca bulb dengan larutan, menghasilkan beda
potensial di antara keduanya.
Edinding kaca/larutan |RT/2,303F loga(H3O+)| Eq. 1
dimana R adalah konstanta molar gas (8,314 J/mol K), T untuk temperatur
(Kelvin), F adalah konstanta Faraday 96.485,3 C/mol, 2,303 adalah angka
konversi antara logaritma alami dengan umum, dana(H3O+) adalah aktivitas
dari hidronium (bernilai rendah jika konsentrasinya rendah). Pada
temperatur 25C nilai dari RT/2,303F mendekati angka 59,16 mV. Angka
59,16 mV ini menjadi bilangan penting karena pada suhu konstan larutan
25C, setiap perubahan 1 satuan pH, terjadi perubahan beda potensial
elektrode kaca sebesar 59,16 mV.
E- 2
POTENSIOMETRI
persamaan sebagai berikut:
pH = -log a(H3O+) Eq. 2
Tanda negatif adalah untuk membuat semua nilai pH dari berbagai larutan,
kecuali larutan yang bersifat sangat ekstrim asam, menjadi bernilai positif.
Seperti yang telah kita bahas di atas, bulb kaca berisi larutan HCl yang
merendam sebuah elektrode perak. HCl ini memiliki pH konstan karena ia
berada pada sistem yang terisolasi. Karena pH konstan inilah maka ia
menciptakan beda potensial yang konstan pada temperatur yang konstan
pula. Sebut saja potensial tersebut bernilai E, maka persamaan (Eq. 1) di
atas bersama dengan persamaan (Eq. 2) didapatkan persamaan beda
potensial total dari elektrode kaca:
Eelektrode kaca = E RT/2,303F pH Eq. 3
Bagian-bagian Elektrode Referensi
(Sumber)
E- 3
POTENSIOMETRI
E- 4
POTENSIOMETRI
Diagram Sederhana pH Meter
(Sumber)
Referensi:
Wikipedia: pH meter
Wikipedia: glass electrode
Wikipedia: reference electrode
vl-pc.com
(Onny,2015)
E- 5
POTENSIOMETRI
PENGGUNAAN METODE POTENSIOMETRI DAN SPEKTROMETRI UNTUK MENGUKUR
KADAR SPESI NITROGEN (Nitrat: NO3- dan Amonium: NH4+) DALAM TANAH
PERTANIAN DENGAN TIGA EKSTRAKTAN
RINGKASAN
Penggunaan Metode Potensiometri Dan Spektrometri Untuk Mengukur Kadar Spesi
Nitrogen (Nitrat: NO3- Dan Amonium: NH4+) Dalam Tanah Pertanian Dengan Tiga
Ekstraktan; Siti Nur Hilaliyah, 081810301002; 2013: 53 halaman; Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Unsur hara merupakan zat-zat penting yang tersedia
dialam yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Nitrogen merupakan salah
satu unsur hara penting yang dibutuhkan tanaman. Defisiensi nitrogen akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dimana pada pohon berbuah, rontoknya daun
yang terlalu awal, kematian tunas-tunas lateral, rangkaian buah yang kurang baik dan
perkembangan buah yang tidak biasa merupakan tanda-tanda defisiensi nitrogen.
Kandungan nitrat dan amonium dalam tanah banyak dilakukan dengan menggunakan
metode spekrofotometri. Metode potensiometri merupakan salah satu metode yang
banyak digunakan untuk menentukan kandungan ion-ion tertentu di dalam suatu
larutan, namum belum banyak diterapkan untuk analisis pada sampel tanah. Metode
potensiometri berdasarkan ion selective electrode (ISE) memiliki selektivitas,
sensitifitas, keakuratan, dan ketepatan yang relative besar. Elektroda selektif ion nitrat
dan amonium selektif terhadap ion nitrat dan amonium sehingga dapat digunakan
untuk mendeteksi ion-ion tersebut secara potensiometri. Oleh karena itu tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mencari metode alternatif baru yang lebih efisien untuk
dapat digunakan mengukur kandungan hara pada tanah khususnya Nitrat dan
Amonium yaitu dengan metode potensiometri berdasarkan ion selektive electrode (ISE).
Penentuan ekstraktan optimum dilakukan untuk mendapatkan hasil yang terbaik
dengan variasi jenis ekstraktan yaitu (KCl, CaSO4 dan CaCl2). Dan untuk mengetahui
kelayakan metode ini maka hasil penelitian dibandingkan dengan metode lain yaitu
spektrofotometri. viii Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris,
menggunakan sampel tanah dari 3 jenis lokasi berbeda-beda pada masing-masing unsur
nitrat dan ammonium. Pada hasil penelitian terlihat bahwa ekstraktan optimum baik
untuk nitrat maupun amonium yaitu CaCl2 karena nilai beda potensial yang dihasilkan
lebih tinggi daripada laiinya. Nilai beda potensial CaCl2 bisa lebih tinggi dari ektraktan
lainnya karena CaCl2 mudah terionisasi. Sedangkan untuk variasi waktu tidak memiliki
perbedaan yang signifikan sehingga dipilih waktu yang terendah dengan pertimbangan
efisiensi waktu.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah kedua metode berbeda
signifikan, dimana hasil konsentrasi yang didapat berbeda dan tidak memiliki trend yang
sama. Hal ini juga dibuktikan dengan uji-t, dimana nilai dari t-hitung lebih besar dari ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua metode tersebut berbeda signifikan.
Namun untuk pengukuran amonium menggunakan ekstraktan jenis air, kedua metode
ini tidak berbeda signifikan. Sedangkan untuk uji karakteristik diperoleh linier range
E- 6
POTENSIOMETRI
0.9831 dan 0.9959 untuk nitrat dan amonium. Sensitifitas sebesar 47.716 mV/dec
untuk nitrat dan 51.015 untuk amonium. Limit deteksi sebesar 0.73 untuk nitrat dan
0.14 untuk amonium. Reprodusibilitas elektroda nitrat maupun amonium cukup baik
karena setiap kali melakukan pengulangan, kesalahan yang dihasilkan kurang dari 5%.
(Hilaliyah,2013)
E- 7
POTENSIOMETRI
2)
Abstrak
Metode potensiometri merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk
menentukan kandungan ion-ion tertentu di dalam suatu larutan, namun belum banyak
diterapkan untuk analisa sampel tanah. Dalam penelitian ini telah diteliti penerapan
metode potensiometri pada penentuan kandungan karbon organik total tanah
menggunakan elektroda selektif CO sebagai elektroda penunjuk. Prinsip penentuan
2
kandungan karbon organik total tanah adalah mengubah karbon organik total menjadi
CO yang selanjutnya CO yang dihasilkan diukur konsentrasinya berdasarkan
2
elektroda selektif CO mempunyai waktu respon 2,5 menit dengan tenggang waktu
2
-4
-1
dengan faktor Nernst 53 mV/dekade dan limit deteksi 4,5 x 10 M, pH optimum 4,8.
-
-2
ij
mengoreksi kelayakan hasil pengukuran karbon organik total tanah dengan metode
potensiometri, maka digunakan metode titrimetri sebagai pembandingnya. Hasil
pengukuran dari kedua metode tersebut menunjukkan bahwa metode potensiometri
dapat digunakan untuk menentukan kandungan karbon organik total tanah dengan
hasil yang diperkirakan lebih akurat dibandingkan dengan metode titrimetri
biasa.(Buchari,2000)
.
E- 8
POTENSIOMETRI
(Saryati,1994)
E- 9
POTENSIOMETRI
DIPERIKSA
NO
TANGGAL
P0
9-12-2015
KETERANGAN
TANDA TANGAN
P1
10-12-2015
P2
10-12-2015
POTENSIOMETRI