Anda di halaman 1dari 5

REFLEKSI KASUS HIDUP

Kecelakaan Lalu Lintas

Dokter Pembimbing :
dr. I. B. Gd Surya Putra P, Sp.F

Disusun oleh :
Jeni Yuliana
03010141

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
PERIODE 1 DESEMBER - 26 DESEMBER 2014
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR SARDJITO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
2014

I.

Deskripsi Kasus
Nomor RM : 01767148
Identitas Korban
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Agama
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Pemeriksaan
Jam Pemeriksaan
Peristiwa

: Tn. K
: Laki-laki
: 66 tahun
: Islam
: Peternak Ikan
: Kergan RT 1
: 15 April 2016
: 09.00 WIB
: Kecelakaan Lalu Lintas

Informasi Kasus
Pemeriksaan Fisik
KU
: Tampak sakit sedang, Compos Mentis
GCS
: E4V5M6
Tanda Vital :
TD = 110/70 mmHg
HR = 80x/menit
RR = 20x/menit
Suhu = 36,7 0C
Kepala : Pada kepala belakang kiri 2 cm di atas telinga, 1 cm dari
sumbu tubuh tampak luka yang sudah terjahit 4 jahitan, warna
kemerahan dan kondisi jahitan bersih.
- Mata : Pupil isokor, diameter 3 mm, Reflek cahaya +/+
- Leher : pembesaran limfonodi (-), JVP tidak meningkat, jejas (-),

kaku kuduk (-)


- Telinga, hidung dan tenggorok dalam batas normal
Thorax
- Paru-paru = retraksi (-/-), kedua paru simetris, ketinggalan gerak
-

(-/-), sonor (+/+), vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-).


Jantung = ictus cordis tak tampak, S1S2 reguler, murmur (-), gallop

(-)
Abdomen
- Tidak tampak adanya memar, teraba supel, nyeri tekan (-), tidak
teraba pembesaran hepar dan lien, bising usus (+) normal.
Deskripsi Luka

Pada kepala atas kiri, 2 cm di atas telinga, 1 cm dari sumbu tubuh


tampak luka yang sudah terjahit 4 jahitan, warna kemerahan dan
kondisi jahitan bersih.
Pada bahu kanan, 3 cm dari sumbuh tubuh terdapat luka lecet, tidak
teraba derik tulang, bentuk tidak beraturan, warna merah kehitaman,
kondisi bersih, dasar berupa kulit, dengan ukuran 10x7 cm
Pada lengan kanan atas, 5 cm dari sumbu dalam lengan atas, tepat
dibawah bahu terdapat luka lecet, tidak teraba derik tulang, bentuk
tidak beraturan, warna merah kehitaman, kondisi bersih, dasar kulit
dengan ukuran 10x6 cm.
Pada lutut kanan, tepat di tengah terdapat luka yang sudah terjahit 6
jahitan, warna kemerahan, dan kondisi jahitan bersih.
Pada lutut kiri, tepat di tengah terdapat luka memar, tidak teraba derik
tulang, bentuk tidak beraturan, warna kekuningan, kondisi bersih
dengan ukuran 5x4 cm.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium darah lengkap
USG abdomen

: tidak terdapat kelainan


: tidak terdapat kelainan

Penatalaksanaan

II.

IVFD NaCl 0,9% 30tpm


Injeksi Ketorolac 30mg
Injeksi Asam tranexamat 500mg
Injeksi Ceftriaxone 1gr

Masalah yang dikaji


1. Apa pemeriksaan penunjang untuk mencari kemungkinan penyebab
kejadian kecelakaan lalu lintas?
2. Bagaimanakah peran dokter umum dalam pelayanan kedokteran
forensik dalam kejadian ini?

III.

Analisis Kasus
1. Pada kasus ini berdasarkan anamnesis mengarah bahwa kejadian
kecelakaan lalu lintas. Pasien mendapatkan penatalaksanaan sesuai

dengan diagnosis dari bagian bedah saraf maupun bedah orthopaedi.


Namun untuk memastikan kondisi penyebab terjadinya kecelakaan lalu
lintas ini perlu konfirmasi ulang pemeriksaan penunjangnya yaitu
mengenai kondisi jasmani pasien itu sendiri saat mengendarai
kendaraan bermotor saat kejadian berlangsung apakah dalam kondisi
sadar penuh ataukah dalam kondisi setengah sadar dibawah pengaruh
zat-zat yang bisa menurunkan kesadaran.
Seperti yang telah kita ketahui pada dasarnya alkohol dan
narkoba terbukti sering menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Keracunan karbon monoksida juga terbukti dapat memicu terjadi
kecelakaan. Pada semua kecelakaan kendaraan bermotor yang fatal
harus dilakukan :
Screening komplit alkohol dan obat-obatan pada korban maupun
pada yang menabrak : uji alkohol saja tidak cukup, lengkapi dengan uji
karbon monoksida, obat-obatan.
Pemeriksaan marijuana dan opiate (merupakan pemeriksaan
pilihan, tidak wajib).
Pelayanan kesehatan di rumah sakit terhadap publik bukan
hanya

menyembuhkan

namun

mencakup

pelayanan

untuk

kepentingan hukum (Kedokteran Forensik, Medikolegal, Bio-Etik,


Human Right). Dengan adanya profesi kedokteran forensik dan
medikolegal

dapat

mensosialisasi

aspek-aspek

hokum

dalam

pelayanan kesehatan sehingga pelayanan buruk, malpraktik dan


tuntutan pasien dapat dihindari.
2. Peran dokter umum dalam pelayanan kedokteran forensik diberi
wewenang oleh undang-undang yaitu tercantum dalam pasal 133
KUHAP. Sesuai standar pendidikan profesi dokter, dokter umum
selama pendidikan sudah mempelajari forensik klinik dan patologi
forensik, maka dokter umum berwenang memberikan pelayanan
forensik berupa pemeriksaan korban hidup karena kecelakaan lalu
lintas, kekerasan, dalam rumah tangga (KDRT), kasus penganiayaan,
dan pemeriksaan luar korban meninggal meliputi pemeriksaan label,

benda di samping mayat, pakaian, cirri identitas fisik, ciri tanatologis,


perlukaan dan patah tulang.
IV.

Kesimpulan
Perlu dilaksanakan manajemen holistik dalam menangani suatu kasus dan
dengan adanya profesi kedokteran forensik dan medikolegal dapat
mensosialisasi aspek-aspek hokum dalam pelayanan kesehatan sehingga
pelayanan buruk, malpraktik dan tuntutan pasien dapat dihindari.

V.

Referensi
1. Sampurna, Budi. 2009. Ilmu Kedokteran Forensik dan Profesi.
Universitas Indonesia.
2. Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid
Kedua. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
3. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Standar Kompetensi Dokter.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai