Pembimbing:
dr. Radian Tunjung Baroto, Sp.B
Disusun oleh:
Nikolaus Ronald Karnadi (406172068)
NIM : 406172068
Fakultas : Kedokteran
1
Universitas Tarumanagara
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. K Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia : 60 tahun Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani No. CM : 432837
Alamat : Dusun Paras Tgl Masuk RS : 02 April 2018
I. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 3 April 2018 pukul 07.00 di
Nakula 1 RSUD K.R.M.T.Wongsonegoro dan didukung dengan data rekam
medik pasien.
Keluhan Utama
Benjolan hilang timbul pada lipat paha sebelah kanan
2
Universitas Tarumanagara
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit kencing manis, darah tinggi, sesak nafas dan alergi pada ayah
dan ibu pasien disangkal.
Antopometri
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 165 cm
IMT : 22,03 (Normal : 18.5-22.9) Asia Pacific WHO
3
Universitas Tarumanagara
Kulit
Turgor baik, tidak sianosis maupun ikterik
Kepala
Mesosefal, jejas (-), rambut hitam tidak mudah dicabut, dan benjolan (-)
Mata
Bentuk simetris, pupil ODS bulat, isokor, refleks cahaya (+/+), konjungtiva
anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).
Hidung
Bentuk normal, sekret (-/-), deviasi septum (-/-), nyeri tekan (-), polip (-/-)
Telinga
Bentuk normal, darah (-/-) sekret (-/-).
Mulut
Bibir dalam batas normal, lidah tidak ada kelainan, uvula di tengah, faring
tidak hiperemis, tonsil T1/T1.
Leher
Pembesaran KGB (-)
Paru
Inspeksi : bentuk normal, simetris saat statis dan dinamis,
Palpasi : stem fremitus sama kuat pada seluruh lapang paru, nodul -
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler(+/+),rhonki (-/-), wheezing (-/-)
4
Universitas Tarumanagara
Jantung
Inspeksi : pulsasi iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba pada apex jantung
Perkusi : pekak
Batas kiri : ICS V, linea midclavicula sinistra
Batas kanan : ICS IV, linea sternalis dextra
Batas atas : ICS II linea parasternal kiri
Auskultasi : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Ekstremitas
Akral hangat, CRT < 2 detik
Regio Abdomen
Inspeksi : tampak benjolan lonjong pada regio inguinalis dextra.
Auskultasi : bising usus (+),normal.
Palpasi : supel, nyeri tekan (-) hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen.
.Genital
Tidak ditemukan ulkus, bengkak, benjolan, hiperemis, fimosis, hipospadia
dan epispadia.
Sensorik
Protopatik
Nyeri : terasa
Suhu : tidak dilakukan
5
Universitas Tarumanagara
Raba : terasa
Palpasi
6
Universitas Tarumanagara
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
7
Universitas Tarumanagara
Pemeriksaan X Foto Thorax PA (Pada : 28 Maret 2018)
8
Universitas Tarumanagara
IV. RESUME
Regio Abdomen
Inspeksi : tampak benjolan lonjong pada regio inguinalis dextra.
Palpasi : nyeri tekan (+)
Status lokalis regio Inguinalis Dextra (Pada : 3 April 2018, Pukul : 07.00)
Inspeksi
9
Universitas Tarumanagara
Palpasi
Ukuran : Panjang ± 5 cm. Lebar 2cm
Bentuk : Lonjong
Batas : Tegas
Konsistensi : Kenyal
Mobilitas : Mobile
Permukaan : Licin
Suhu : sama dengan kulit sekitar
Silk Glove Test : (+)
V. DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja
Hernia Inguinal Dextra dengan hipertensi
Diagnosis Banding
Abses Inguinal Dextra
Hernia femoralis
Lipoma
Kriptokismus
VI. PENGKAJIAN
10
Universitas Tarumanagara
Rencana Terapi Non-farmakologis
Informed Consent
Makan makanan bergizi, tinggi serat seperti buah-buahan dan sayur
Minum air putih secukupnya
Rencana Evaluasi
Memantau tanda-tanda vital
Memantau status gizi pasien
Merawat luka
Memantau penyembuhan luka
Edukasi
Mengurangi faktor resiko hernia seperti mengangkat beban berat, mengedan
terlalu kuat, dan batuk yang kuat.
Luka setelah operasi jangan dulu terkena air.
Merawat luka pasca operasi.
Latihan fisik seperti duduk dan berjalan.
Menjaga pola hidup sehat, makan – makanan bergizi dan tinggi serat seperti
sayur dan buah-buahan.
11
Universitas Tarumanagara
VII. PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI
Prognosis
Komplikasi
Hernia Irreponible
Hernia Inkarserata
Hernia Strangulata
Nekrosis usus
Peritonitis
VIII. KESIMPULAN
Dari hasil anamnesis pasien seorang laki-laki yang memiliki keluhan benjolan
hilang timbul di lipat paha sebelah kanan sejak 2 bulan terakhir. Benjolan timbul
terutama pada saat mengangkat beban berat, berdiri dan mengejan. Ketika
benjolan timbul pasien tidak merasakan nyeri, tetapi pasien mengeluhkan kakinya
terasa berat ketika ingin diangkat. Benjolan berbentuk lonjong, berbatas tegas,
diameter kurang lebih 5cm, dapat digerakan, permukaan licin, tidak terdapat nyeri
tekan, dan suhu sesuai dengan kulit sekitar. Pasien memiliki faktor resiko hernia,
sering mengangkat beban berat sehingga terjadi peningkatan tekanan
intraabdomen. Pasien memiliki riwayat hipertensi. Pasien diberikan terapi untuk
mengontrol hipertensi, yang kemudian dilanjutkan dengan tindakan operasi
hernioraphy. Setelahnya dianjurkan untuk menghindari faktor resiko hernia
seperti mengangkat beban berat, mengedan dan batuk yang kuat serta makan-
makanan yang bergizi dan tinggi serat.
12
Universitas Tarumanagara
PR dr Tunjung
- Berat badan dan tinggi badan diukur untuk menentukan BMI. Seorang dengan
BMI dengan nilai 23-24.9 adalah overweight , apabila BMI >= 25 (WHO Asia
Pacific) maka dapat dikategorikan dengan obesitas. Dalam hal ini pengukuran
berat BMI menjadi penting karena obesitas merupakan faktor resiko terjadinya
hernia. Hal tersebut dikarenakan obesitas dapat menigkatkan tekanan intra
abdomen. (Health System University of Michigan)
- Finger Test :
Pasie diminta untuk untuk berbaring dan hernia dilakukan reposisi. Dilakukan
penekanan menggunakan jari kedua dari kulit skrotum sampai mencapai annulus
inguinalis eksternus. Pasien kemudian diminta untuk batuk :
Apabila terdapat impulse yang dirasakan di ujung jari telunjuk maka
hasilnya adalah indirect inguinal hernia.
Apabila dirasakan di sisi jari bagian medial maka hasilnya adalah direct
inguinal hernia.
13
Universitas Tarumanagara
- Ziemen test :
Hernia di reposisi terlebih dahulu. Test ini menggunakan jari ke 2,3 dan 4.
Jari ke 2 pada Annulus internus, jari ke 3 pada annulus eksternus , sedangkan jari
ke 4 pada femoral ring. Pasien diminta untuk batuk.
- Thumb Test :
Apabila tidak terdapat impulse yang terlihat dari medial sampai annulus
internus maka hasilnya adalah indirect inguinal hernia.
Apabila terdapat impulse yang terlihat dari medial sampai annulus internus
maka hasilnya adalah direct inguinal hernia
14
Universitas Tarumanagara
3. Golongan obat
Pertama harus diketahui terlebih dahulu, bahwa target tekanan darah terkontrol
yang diharapkan adalah <140 mm/hg. Apabila setelah pasien menggunakan 1 obat
belum terkontrol maka dapat diberikan 2 kombinasi obat. Apabila dengan
pemberian 2 kombinasi obat tekanan darah tetap tidak terkontrol dapat diberikan
kombinasi 2 sampai 3 obat dengan dosis maksimum. (Am J Cardiovascular Drugs
2011 Adis Data Information BV)
15
Universitas Tarumanagara