Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

PENERAPAN NILAI DEMORASI PANCASILA DALAM


PROFESI KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing :
Maya Mustika
NAMA KELOMPOK 1 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Ade Larasati Seftyandi


Ailsa Budi Khairany
Ajeng
Alria Ajizah Dwilantika
Amanda Ayu Widya
Andini Syah Putri Tengge
Andy Prasetya
Anisa
Ardiana Ika Sari

(141.0002)
(141.0004)
(141.0006)
(141.0008)
(141.0010)
(141.0012)
(141.0014)
(141.0016)
(141.0018)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH


SURABAYA
TAHUN PELAJARAN 2014-2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah


ini. Kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun
tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan yang kami miliki . Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini yang akan datang.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Sabtu, 29 November 2014

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah...................................................................4

1.2

Rumusan Masalah............................................................................4

1.3

Tujuan Penulisan..............................................................................4

1.4

Manfaat Penulisan...........................................................................5

LANDASAN TEORI
2.1

Definisi Demokrasi..........................................................................6

2.2

Penerapan Pancila Dalam Profesi Keperawatan..............................7

BAB III PEMBAHASAN


3.1

Nilai-nilai Demokrasi Pancasila......................................................10

3.2

Peran Dan Fungsi Perawat Dalam Kehidupan Sosial.....................11

3.3

Kasus-Kasus Tentang Praktik Dan Nilai Realita.............................16

3.4

Yang Seharus Dilakukan Perawat Mengenai Etika Dan Prilaku.....21

BAB IV PENUTUP
4.1

Kesimpulan .....................................................................................25

4.2

Saran.....26

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG

Seorang perawat adalah sebagai tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan


kesehatan kepada masyarakat umum. Dalam menghadapi pasien, seorang perawat
harus mempunyai etika, karena yang dihadapi perawat adalah juga manusia.
Perawat harus bertindak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Ini
harus dilakukan karena perawat adalah membantu proses penyembuhan pasien bukan
memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik diharapkan seorang perawat bisa
menjalin hubungan yang lebih akrab dengan pasien. Dengan hubungan baik ini, maka
akan terjalin sikap saling menghormati dan menghargai di antara keduanya.Etika dapat
membantu para perawat mengembangkan kelakuan dalammenjalankan kewajiban,
membimbing hidup, menerima pelajaran, sehingga para perawat dapat mengetahui
kedudukannya dalam masyarakat dan lingkungan perawatan. Dengan demikian, para
perawat dapat mengusahakan kemajuannya secara sadar dan seksama. Oleh karena
itu dalam perawatan teori dan praktek dengan budi pekerti saling memperoleh, maka 2
hal ini tidak dapat dipisah pisahkan.Selain dengan tujuan tersebut, maka dapat
dikemukakan bahwa nama baik rumah sakit antara lain ditentukan oleh pendapat /
kesan dari masyarakat umum. Kesehatan masyarakat terpelihara oleh tangan dengan
baik, jika tingkatan pekerti perawat dan pegawai pegawai kesehatan lainnya luhur
juga. Sebab akhlak yang teguh dan budi pekerti yang luhur merupakan dasar yang
penting untuk segala jabatan, termasuk jabatan perawat.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa saja nilai-nilai demokrasi pancasila ?
2. Bagaimana peran dan fungsi perawat dalam kehidupan sosial ?
3. Apa saja contoh kasus-kasus praktek keperawatan dan nilai-nilai yang seharusnya
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari?
4. Bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan perawat mengenai perilaku dan
etika ?
1.3

Tujuan penulisan

1. Memahami pembaca mengetahui definisi dan hal-hal yang berkaitan dengan


demokrasi
2. Untuk mengetahui nilai-nilai pancasila dan peran dari demokrasi
3. Mampu menghubungkan nilai-nilai pancasila dan peran demokrasi dalam ilmu
keperawatan
1.4

Manfaat Penulisan

1. Menjadikan pembaca mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan demokrasi


2. Dapat menerapkan sikap demokrasi kedalam kehidupan sehari-hari
4

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Definisi Demokrasi

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu Negara


sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara
untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Pada intinya, yang banyaklah yang
menang dan yang banyak dianggap sebagai suatu kebenaran. Salah satu pilar
demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara
(eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara
yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain.
Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga
lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip
checks and balances.
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga
pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan
kewenangan
eksekutif,
lembaga-lembaga
pengadilan
yang
berwenang
menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR,
untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di
5

bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib
bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan
yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan
peraturan.
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan
pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau
melalui perwakilan (demokrasi perwakilan). Istilah ini berasal dari bahasa Yunani
(dmokrata) "kekuasaan rakyat",yang dibentuk dari kata (dmos)
"rakyat" dan (Kratos) "kekuasaan", merujuk pada sistem politik yang muncul
pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4 SM di negara kota Yunani Kuno, khususnya
Athena, menyusul revolusi rakyat pada tahun 508 SM. Istilah demokrasi diperkenalkan
pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu pemerintahan
yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan orang banyak (rakyat).
Abraham Lincoln dalam pidato Gettysburgnya mendefinisikan demokrasi sebagai
"pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat". Hal ini berarti kekuasaan
tertinggi dalam sistem demokrasi ada di tangan rakyat dan rakyat mempunyai hak,
kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur kebijakan pemerintahan. Melalui
demokrasi, keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak.
Demokrasi terbentuk menjadi suatu sistem pemerintahan sebagai respon kepada
masyarakat umum di Athena yang ingin menyuarakan pendapat mereka.Dengan
adanya sistem demokrasi, kekuasaan absolut satu pihak melalui tirani, kediktatoran dan
pemerintahan otoriter lainnya dapat dihindari.Demokrasi memberikan kebebasan
berpendapat bagi rakyat, namun pada masa awal terbentuknya belum semua orang
dapat mengemukakan pendapat mereka melainkan hanya laki-laki saja.Sementara itu,
wanita, budak, orang asing dan penduduk yang orang tuanya bukan orang Athena tidak
memiliki hak untuk itu.
Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara
demokrasi yang berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan
membentuk masyarakat sosialis. Bagi Gus Dur, landasan demokrasi adalah keadilan,
dalam arti terbukanya peluang kepada semua orang, dan berarti juga otonomi atau
kemandirian dari orang yang bersangkutan untuk mengatur hidupnya, sesuai dengan
apa yang dia inginkan
2.2

PENERAPAN

PANCASILA

DALAM

PROFESI

KEPERAWATAN

A. ARTI BUDI PEKERTI DALAM PERAWATAN


Yang dimaksudkan dengan budi pekerti itu umumnya kelakuan dan akhlak
seseorang yang diterapkan oleh tradisi, adat, dan kebiasaan. Budi pekerti dalam
perawatan khususnya berarti tata susila yang berhubungan dengan cita cita adat dan
kebiasaan yang mempengaruhi seorang perawat dalam menunaikan pekerjaannya.
1. Manfaat Budi Pekerti Bagi Perawat
Dasar dasar budi pekerti yang sehat sangat dibutuhkan untuk kepribadian
yang
baik. Bagi anggota perawat, kepribadian yang baik adalah penting, karena perawat
adalah seorang yang memberikan pelayanan / perawatan baik terhadap orang sakit
6

maupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan saja merupakan keahlian untuk
sekedar mencari nafkah, akan tetapi mengingat tujuannya juga merupakan pekerjaan
yang suci.
2. Manfaat Budi Pekerti Yang Luhur Bagi Penderita
Seorang perawat yang mempunyai budi pekerti yang luhur dan menjalankan
pekerjaannya dengan baik, tak akan luput pengaruh baiknya pada penderita yang
dirawatnya. Amal jasmani dan rohani yang diberikan dengan penuh kerelaan oleh
perawat kepada penderita, merupakan faktor penting untuk kesembuhan penderita
tersebut.Seringkali perawat diajukan pertanyaan pertanyaan yang bertalian dengan
pengertian akhlak dan kerohanian oleh penderita. Dalam hal ini, perawat bias menjadi
penolong yang berguna untuk memberi kekuatan jiwa terutama kepada mereka yang
tidak mempunyai harapan sembuh.
B. SYARAT MENJADI PERAWAT YANG BAIK
Seorang siswa pada permulaan masuk sekolah mempunyai keinginan untuk
mengetahui
bagaimana
caranya
untuk
menjadi
perawat
yang
baik.
Dalam memilih sesuatu keahlian, seseorang harus mendapatkan kepuasan dalam
lapangan pekerjaan pilihannya itu. Pekerjaan seorang perawat adalah pekerjaan
manusiawi untuk menolong sesama manusia agar mendapatkan kesehatan yang tinggi
dan untuk mengadakan lingkungan yang sehat bagi penderita maupun orang sehat.
Perawatan adalah pekerjaan yang berguna dan penting, serta dapat memberi kepuasan
batin bagi orang-orang yang memasukinya.
Perawat perlu mengatasi keperluan-keperluan dalam merawat penderita secara
langsung/tidak langsung. Misalnya mengenai sikapnya, karena menghadapi penderita
dari bermacam-macam tingkatan, umur, dan lain-lain. Maka perlu diperhatikan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan jasmani maupun rohani penderita, sehingga bila
penderita itu memerlukan pertolongan dapat diberikan secara cepat. Perawat harus
dapat
memberi
bimbingan
hidup
sehat
kepada
penderita.
Dari uraian-uraian diatas, Dapat ditarik kesimpulan secara lebih spesifik. Syarat-syarat
untuk menjadi perwat yang baik adalah :
1. Berminat terhadap perawatan, sehingga perawat dapat memberikan kepuasan
perawatan pada penderita.
2. Mempunyai rasa kasih sayang.
3. Mempunyai rasa sosial dan tabiat ramah.
4. Mempunyai kemampuan untuk menjaga nama baik perawat dan instansi/unit
kerjanya
5. Berpikiran dan berkelakuan baik berbadan sehat agar supaya sanggup menjalankan
pekerjaannya.
C. PERTIMBANGAN MORAL BAGI PERAWAT DALAM MENJALANKAN TUGASNYA.
Nilai moral merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh
para anggota suatu masyarakat tertentu sebagai yang salah atau yang benar
( Berkowit Z,1964 ).
Pertimbangan moral adalah penilaian tentang benar dan baiknya sebuah
tindakan. Akan tetapi tidak semua penilaian tentang baik dan benar itu merupakan
pertimbangan moral, banyak diantaranya justru merupakan penilaian terhadap kebaikan
/ kebenaran, estesis, teknologis / bijak.
7

Jadi jelas bahwa seorang perawat harus benar-benar mempertimbangkan nilainilai moral dalam setiap tindakannya. Seorang perawat harus mempunyai prinsipprinsip moral, tetapi prinsip moral itu bukan sebagai suatu peraturan konkret untuk
bertindak, namun sebagai suatu pedoman umum untuk memilih apakah tindakantindakan yang dilakukan perawat itu benar atau salah. Beberapa kategori prinsip
diantaranya :
Kebijakan ( dan realisasi diri ) Kesejahteraan orang lain Penghormatan terhadap
otoritas Kemasyarakatan / pribadi-pribadi Dan keadilan
Seorang perawat harus mempunyai rasa kemanusiaan dan moralitas yang tinggi
terhadap sesama. Karena dengan begitu, antara perawat dan pasien akan terjalin
hubungan yang baik. Perawat akan merasakan kepuasan batin, bila ia mampu
membantu penyembuhan pasien dan si pasien sendiri merasa puas atas pelayanan
perawatan yang diberikan, dengan kata lain terjadi interaksi antara perawat dan pasien.
Selain prinsip-prinsip moralitas yang dikemukakan diatas, ajaran moralitas dapat juga
berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila, misalnya dalam
sila I dan sila II.
1. Sila I ( Ketuhanan Yang Maha Esa )
Bahwa kita menyakini akan adanya Tuhan ( Allah SWT ), yang akan selalu
mengawasi segala tindakan-tindakan kita. Begitu juga dengan perawat. Bila perawat
melakukan Malpraktik, mungkin ia bias lolos dari hukuman dunia. Tetapi hokum Tuhan
sudah menanti disana ( akhirat ). Jadi perawat harus mampu menjaga perilaku dengan
baik.
2. Sila II ( Kemanusiaan Yang adil dan Beradap )
Disini jelas bahwa moralitas berperan penting, khususnya moralitas perawat
dalam menangani pasien. Perawat harus mampu bersikap adil dalam menghadapi
pasien, baik itu kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, semua diperlakukan sama, dirawat
sesuai dengan penyakit yang diderita pasien.
D. SIKAP DAN PRIBADI DALAM PEKERJAAN.
Sikap dan pribadi menentukan segala perbuatan dan tingkah laku manusia.
Keadaan sikap dan pribadi seseorang dipengaruhi oleh kekuatan batinnya : pikiran,
perasaan, kemauan dan ilham / intuisinya. Kemauan seorang perawat merupakan
bakat atau pemberian dari jiwanya. Ia dapat memilih dengan kekuatan pikiran, sehingga
ia dapat memastikan mana yang baik dan mana yang tidak baik.
Baik buruk kemauan itu tergantung pada tujuannya dan tujuan itu ditentukan oleh :
a. Keluhuran budi manusia
b. Kesosialan manusia
Berbicara tentang budi pekerti, tidak lepas dengan yang namanya kejujuran.
Dalam dunia perawatan kejujuran itu mempunyai arti yang luas sekali. Jujur dalam
kelakuan dan pembicaraan adalah penting untuk si sakit dan lingkungannya.
Perawat hendaknya membiasakan diri menahan pembicaraan tentang hal hal si sakit
dengan orang yang tak mempunyai hal dalam hal itu dan yang tidak mengerti soal
perawatan penderita, meskipun orang tersebut keluarga si sakit sendiri. Sebaiknya
8

diserahkan kepada Dokter yang bersangkutan. Kemungkinan akibat yang tidak baik
akan terjadi jika perawat menceritakan perihal penyakit penderita kepada orang lain /
penderita
itu
sendiri
mengetahui
penyakitnya
yang
sebenarnya.
Selain perawat harus jujur dalam menunaikan tugasnya, ia juga harus mengerti kata
kata apa yang dapat dikeluarkan sehubungan dengan penderita dan penyakitnya. Hal
ini penting sekali karena berhubungan dengan jiwa dan keselamatan manusia.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1

Nilai-nilai Demokrasi Pancasila

Demokrasi pancasila adalah demokrasi yang pelaksanaannya mengutamakan asas


musyawarah mufakat untuk kepentingan bersama. Dalam demokrasi pancasila,sitem
pengorganisasian negara dilakukun oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat.
Dalam demokrasi pancasila terdapat 2 asas yang membentuk, yakni:
a. Asas kerakyatan, yaitu asas atas kesadaran kecintaan terhadap rakyat, serta
memiliki jiwa kerakyatan atau dalam arti menghayati kesadaran nasib dan citacita bersama rakyat.
b. Asas musyawarah untuk mufakat, yaitu asas yang memperhatikan dan
menghargai aspirasi seluruh rakyat yang jumlahnya banyak dan melalui forum
permusyawaratan dalam rangka pembahasan untuk menyatukan berbagai
pendapat yang keluar serta mencapai mufakat yang dijalani dengan rasa kasih
sayang dan pengorbanan agar mendapat kebahagiaan bersama-sama.
Demokrasi pancasila di indonesia saat ini telah dinodai oleh ulah wakil rakyat yang
tidak bertanggung jawab mereka hanya mementingkan kekuasaan semata dan
melupakan apa yang saat ini dialami oleh rakyatnya. Begitu banyak warga miskin di
indonesia, mereka sangat butuh bantuan dari pemerintah. Kini,demokrasi hanya isapan
jempol belaka karena aspirasi rakyat di indonesia untuk indonesia yang maju dan lebih
baik seakan di anggap angin belaka, aspirasi rakyat seperti ucapan yang begitu saja
mengudara namun menghilang entah kemana.Oleh karena itu yang disebut dengan
nilai-nilai demokrasi adalah :
1) Adanya kebebasan yang harus disertai dengan rasa tanggung jawab
2) Menjunjung harkat dan martabat kemanusiaan
3) Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama
4) Mengakui atas perbedaan individu, ras, kelompok, suku, dan agama
5) Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu, kelompok,
ras, suku dan agama
6) Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang beradab
7) Menjunjung tinggi asas musyawarah sebagai moral kemanusiaan yang beradab
8) Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan sosial agar
tercapainya tujuan bersama

3.2

Peran dan Fungsi Perawat dalam Kehidupan Sosial

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah
bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu.
(Kozier Barbara, 1995:21).
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti
merawat atau memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan pengertian dasar
seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,
membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan proses penuaan dan
perawat Profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan berwewenang
memberikan pelayanan Keparawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan
tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya.(Depkes RI,2002).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat
dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi
kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan
secara professional sesuai dengan kode etik professional.
Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya.
Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.
Perawat keluarga adalah perawat yang berperan membantu individu dan keluarga
untuk menghadapi penyakit dan disabilitas kronik dengan meluangkan sebgaian waktu
bekerja di rumah pasien d/an bersama keluarganya. Keperawatan keluarga
dititikberatkan pada kinerja perawat bersama dengan keluarga karena keluarga
merupakan subyek.

Peran Perawat

Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
dengan kedudukan dan system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan social baik
dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan
kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan
pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan
kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada
klien dan keluarga klien dengan menggunakan energy dan waktu yang minimal. Selain
itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan
perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan
keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks.
2. Pembuat Keputusan Klinis
Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk
memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis
10

melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam


pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat
menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien.
Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga.
Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi dengan
pembe ri perawatan kesehatan professional lainnya (Keeling dan Ramos,1995).
3. Pelindung dan Advokat Klien
Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi
klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi
klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau
pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa
klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi melawat penyakit di
komunitas. Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien
sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hakhaknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi
klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain
itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan
menolak aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau
menentang hak-hak klien. Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan
keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi
tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak
untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
4. Manager Kasus
Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas
anggota tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur
kelompok yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik
memberikan perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang ingin
ditempuhnya. Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran
sebagai manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang
melaksanakan keputusan manajer (Manthey, 1990). Sebagai manajer, perawat
mengkoordinasikan dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi
tenaga kesehatan lainnya.
5. Rehabilitator
Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal
setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya.
Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan
mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator dengan membantu klien
beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan tersebut.
6. Pemberi Kenyamanan
Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus
ditujukan pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan
kenyamanan dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien sebagai
individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik. Dalam memberi
11

kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk mencapai tujuan yang


terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.
7. Komunikator
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesame
perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam
memberikan perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan klien dan
keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi
merupakan factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan
komunitas.
8. Penyuluh
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data
tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri,
menilai apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan
dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber yang lain misalnya
keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya.
9. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar
pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
10.
Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga
terjadi perubahab perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
11. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
12. Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan.

Fungsi Perawat

Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam
menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan
aktivitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan
kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
12

2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang
diberikan. Hal ini biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum,
atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di
antara satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan
asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini
tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya,
seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat
dalam pemantauan reaksi onat yang telah diberikan.
Peranan perawat sangat menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung
jawab untuk memelihara dan mengelola asuhan keperawatan serta mengembangkan
diri dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan keperawatan.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk
didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).
Hak-Hak Klien antara lain :
1.
Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
2.
Hak atas informasi tentang penyakitnya
3.
Hak atas privacy
4.
Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
5.
Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
1.
Hak atas informasi yang benar
2.
Hak untuk bekerja sesuai standart
3.
Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
4.
Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
3.3

Kasus-kasus Tentang Praktik Perawat dan Nilai Realitas


Hak Perawat

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakan salah satu dari praktik
keperawatan tentunya seorang perawat memiliki hak dan kewajiban. Dua hal dasar
yang harus dipenuhi, dimana ada keseimbangan antara tuntutan profesi dengan apa
yang semestinya didapatkan dari pengembanan tugas secara maksimal. Memperoleh
perlindungan hukum dan profesi sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi
dan Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan salah satu hak perawat yang
mempertahankan kredibilitasnya dibidang hukum serta menyangkut aspek legal atas
dasar peraturan perundang-undangan dari pusat maupun daerah. Hal ini seperti
dipaparkan pada materi sebelumnya sedang dipertimbangkan oleh berbagai pihak, baik
dari PPNI, Organisasi profesi kesehatan yang lain, lembaga legislatif serta elemen
pemerintahan lain yang berkepentingan.
13

Selain mendapatkan perlindungan hukum secara legal, perawat berhak untuk


memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan atau keluarganya agar
mencapai tujuan keperawatan yang maksimal. Jadi kepada klien dan keluarga yang
berada dalam lingkup keperawatan tidak hanya memberikan informasi kesehatan klien
kepada salah satu profesi kesehatan lainnya saja, akan tetapi perawat berhak
mengakses segala informasi mengenai kesehatan klien, karena yang berhadapan
langsung dengan klien tidak lain adalah perawat itu sendiri.
Hak perawat yang lain yaitu melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan
otonomi profesi. Ini dimaksudkan agar perawat dapat melaksanakan tugasnya hanya
yang sesuai dengan ilmu pengetahuan yang didapat berdasarkan jenjang pendidikan
dimana profesi lain tidak dapat melakukan jenis kompetensi ini. Bagaimana dengan
beberapa jenis kompetensi profesi yang keilmuannya hampir sama dengan
keperawatan? hal ini tentunya ada perimbangan sendiri mengenai kompleksitas alur
kerjasama antara perawat dan bidang profesi lainnya.
Perawat berhak untuk dapat memperoleh penghargaan sesuai dengan prestasi,
dedikasi yang luar biasa dan atau bertugas di daerah terpencil dan rawan. Penulis
sangat berterima kasih sekali kepada pemerintah dan masyarakat atas penghargaan
yang diberikan, yaitu berupa kerja sama yang baik dari masyarakat dan sertifikat resmi
dari pusat DEPKES RI Litbangkes sebagai perawat pelaksana saat bertugas di
DACILGALTAS (Daerah Terpencil, tertinggal, rawan konflik dan bencana alam serta
tidak diminati). Hanya saja penulis hingga saat ini masih bingung, selain sebagai
pajangan dirumah kira-kira sertifikat tersebut bisa digunakan untuk apa ya?
Layaknya pegawai pemerintahan lainnya (Pegawai Negeri Sipil) perawat juga berhak
memperoleh jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan dengan
tugasnya. Di Indonesia biasanya kita kenal dengan Asuransi Kesehatan (ASKES). Bagi
pegawai negeri sipil (PNS) berhak memiliki ASKES tersebut tak terkecuali perawat yang
berstasus PNS, sebagai jaminan kesehatan selama menjalani masa tugas hingga masa
pensiun nantinya. Kalau dilihat dari hak perawat yang telah di tetapkan ini sepertinya
belum berjalan dengan optimal. Sebenarnya hak mendapatkan perlindungan terhadap
resiko kerja ini bukan hanya untuk PNS saja, tetapi untuk semua perawat yang sedang
dalam masa tugasnya, misalnya saja yang berada dirumah sakit atau klinik dan balai
perawatan swasta. Semestinya perawat tetap mendapatkan jaminan kesehatan baik itu
dalam lingkungan pemerintahan maupun swasta, namun pada kenyataannya belum
terpenuhi terutama di lingkungan swasta. Hal ini juga tergantung kebijakan dan
ketentuan yang diberlakukan oleh manajemen yang memanfaatkan tenaga perawat
tersebut.
Kewajiban Perawat
Dalam melaksanakan praktik keperawatan perawat berkewajiban untuk memberikan
pelayanan keperawatan sesuai dengan standar profesi, standar praktek keperawatan,
kode etik, dan SOP serta kebutuhan klien atau pasien dimana standar profesi, standar
praktek dan kode etik tersebut ditetapkan oleh organisasi profesi dan merupakan
pedoman yang harus diikuti oleh setiap tenaga keperawatan. Perawat yang
melaksanakan tugasnya diwajibkan untuk merujuk klien dan atau pasien ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik,
apabila tidak mampu melakukan suatu pemerikasaan atau tindakan. Hal ini juga
tergantung situasi, jika lingkungan kita juga tidak memungkinkan maka kita sebagai
14

perawat dapat menerangkan alasan yang tepat.


Perawat wajib untuk merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien
dan atau pasien, kecuali untuk kepentingan hukum. Hal ini menyangkut privasi klien
yang berada dalam asuhan keperawatan karena disis lain perawat juga wajib
menghormati hak-hak klien dan atau pasien dan profesi lain sesuai dengan ketentuan
dan peraturan yang berlaku.
Perawat wajib melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali
bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya. Jika dalam
konteks ini memang agak membingungkan, saya hanya bisa menjelaskan seperti ini,
pelaksanaan gawat darurat yang sangat membutuhkan pertolongan segera dapat
dilaksanakan dengan baik yaitu di rumah sakit yang tercipta kerja sama antara perawat
serta tenaga kesehatan lain yang berhubungan langsung, sedangkan untuk daerah
yang jauh dari pelayanan kesehatan modern tentunya perawat kebanyakan
menggunakan seluruh kemampuannya untuk melakukan tindakan pertolongan, demi
keselamatan jiwa klien.
Kewajiban lain yang jarang diperhatikan dengan serius yaitu menambah ilmu
pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu keperawatan dalam meningkatkan
profesionalsme. Beberapa faktor-faktor yang membuat kita malas mengembangkan
ilmu keperawata banyak sekali. Contoh kecil saja ketika sudah bekerja, mungkin akan
berfikir bahwa ilmu pengetahuan kita akan bertambah seiring dengan pengalaman yang
didapatkan dilapangan, untuk itu kita harus dapat membagi fokus kita antara belajar
dan bekerja sehingga orientasi kerja juga tidak terganggu dan ilmu kita bertambah
banyak. Bahkan ada yang hanya mengejar pangkat atau golongan sehingga yang dituju
adalh jenjang pendidikan yang kadang-kadang tidak sesuai, misalkan yang seharusnya
dari DIII keperawatan lanjut ke S1 Keperawatan tetapi beralih kejurusan lain, sekolah
murah asal naik pangkat, menurut saya hal ini hanya menyemakkan ruang kerja saja
yang berisi orang-orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan yang seharusnya
mereka miliki. Namun disisi lain, untuk mencapai jenjang pendidikan yang tinggi di
bidang keperawatan membutuhkan biaya yang super tinggi pula, sehingga mereka
yang mengejar pangkat tadi merasa tidak seimbang dengan apa yang akan mereka
dapatkan kelak.
o Definisi Aborsi
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia aborsi didefinisikan terjadinya keguguran
janin dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu, yang
biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa
kehamilan).
Pengertian dalam istilah kesehatan aborsi adalah kehamilan setelah tertanamnya telur
yang telah dibuahi dalam rahim, yang dikenal juga dengan abortus.
Sedangkan pengertian aborsi dalam pandangan islam adalah aborsi yang dilakukan
sebelum umur kandungan sebelum 4 minggu diperbolehkan dengan alasan-alasan
yang jelas.
A. Aborsi Dalam Bidang Kesehatan
Dalam dunia kedokteran ada 3 macam aborsi, yaitu :
o Abortus spontan adalah penghentian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas
(usia kehamilan 22 minggu). Tahap-tahap abortus spontan meliputi:
15

Abortus Imminens : peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan


sebelum 22 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya
dilatasi
(pembukaan)
servik.
Kehamilan
dapat
berlanjut.
Abortus Insipiens : peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 22 minggu dengan adanya dilatasi servik. Kehamilan tidak akan berlanjut
dan akan berkembang menjadi abortus inkomplit atau abortus komplit.
Abortus Inkomplit : pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum
22 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Sebagian hasil
konsepsi telah dikeluarkan. Abortus Komplit : Pada abortus jenis ini, semua hasil
konsepsi dikeluarkan sehingga rahim kosong. Biasanya terjadi pada awal
kehamilan saat plasenta belum terbentuk. Perdarahan mungkin sedikit dan os uteri
menutup dan rahim mengecil. Pada wanita yang mengalami abortus ini, umumnya
tidak dilakukan tindakan apa-apa, kecuali jika datang ke rumah sakit masih
mengalami perdarahan dan masih ada sisa jaringan yang tertinggal, harus
dikeluarkan
dengan
cara
dikuret.
Abortus Servikalis: Pengeluaran hasil konsepsi terhalang oleh os uteri eksternum
yang tidak membuka, sehingga mengumpul di dalam kanalis servikalis (rongga
serviks) dan uterus membesar, berbentuk bundar, dan dindingnya menipis.
Abortus yang disengaja adalah suatu proses dihentikannya kehamilan sebelum
janin mencapai viabilitas. Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang
dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman atau dalam lingkungan yang tidak
memenuhi standar medis.Abortus septik adalah abortus yang mengalami
komplikasi berupa infeksi.Aborsi terapeutik/Abortus Provocatus therapeuticum
adalah penggugurankandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik.
Sebagai contoh: calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah
tinggi menahun atau penyakit jantung yang
parah yang dapat membahayakan
baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas
pertimbangan
medis
yang
matang
dan
tidak
tergesa-gesa
(www.genetik2000.com).
o Penyebab Aborsi
Kelainan sel telur ibu, biasanya terjadi di awal kehamilan. Kelainan anatomi
organ reproduksi ibu, misalnya mengalami kelainan atau gangguan pada rahim.
Gangguan sirkulasi plasenta akibat ibu menderita suatu penyakit, atau kelainan
pembentukan
plasenta.
Ibu menderita penyakit berat seperti infeksi yang disertai demam tinggi, penyakit
jantung atau paru yang kronik, keracunan, mengalami kekurangan vitamin berat,
dll.
Antagonis Rhesus ibu yang merusak darah janin.
o Indikasi Dilakukan Aborsi
Salah satu alasan utama aborsi adalah ibu tidak mengingimkan anaknya lahir.
Anomaly janin yang akan menyebabkan bayi akan trelahir cacat mental atau fisik
yang parah pada beberapa kasus juga membuat beberapa orang memutuskan
untuk menggugurkan kandungan. Penyebab kelainan janin antara lain kelainan
genetik pada kromosom (20-25%), infeksi (3-5%), efek samping obat dan terapi
16

(<1%). Namun alasan tersebut tidak dapat dibenarkan menurut agama maupun
hokum.
Aborsi
tanpa
indikasi
medis
adalah
pembunuhan.
Aborsi
yang
diperbolehkan
atas
rekomendasi
dokter,
diantaranya:
Adanya penyakit pada calon ibu, dimana jika kehamilan dilanjutkan nyawa ibu
terancam. Dokter mempertimbangkan risiko kehidupan ibu berdasarkan kondisi
saat ini maupun perkembangan dan komplikasinya di masa datang. Contoh sang
ibu menderita kanker. Total kejadian keganasan kanker selama kehamilan
diperkirakan 1 kasus per seribu kehamilan. Kanker yang paling umum ditemukan
pada wanita hamil antara lain, kanker serviks (1 kasus per 2000 kehamilan),
kanker payudara (1 kasus per 3000 kehamilan) dan melanoma (0,14-2.8 per
1000).
Kehamilan diluar rahim (kehamilan ektopik), terjadi bila sel telur yang dibuahi tidak
melekat pada rahim tapi ditempat yang berbeda, yaitu saluran telur (tuba falopi),
indung telur, leher rahim atau ronnga perut. Bila embrio melekat di saluran telur,
maka menyebabkan saluran telur membengkak atau pecah. Satu dari seratus
kehamilan adalah ektopik. Peluangnya lebih tinggi jika terjadi radang saluran telur
karena radang perut (misalnya usus buntu atau infeksi Chlamydia atau akrena
operasi rongga perut. IUD (spiral) juga meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
Bayi tidak berkembang atau meninggal.

3.4 Yang Seharusnya Dilakukan Perawat Mengenai Perilaku dan


Etika
1. ETIKA, MORAL, NILAI-NILAI DAN HUKUM
Pengertian:
Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau
salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku.
Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi
nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusia
berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang
dianutnya. Banyak pihak yang menggunakan istilah etik untuk mengambarkan etika
suatu profesi dalam hubungannya dengan kode etik profesional seperti Kode Etik PPNI
atau IBI.
Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap
suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap/perilaku seseorang. Sistem
nilai dalam suatu organisasi adalah rentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering
diartikan sebagai perilaku personal.
Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal tentang
benar atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika dalam agama,
hukum, adat dan praktek profesional
Hukum merupakan suatu peraturan perundang undangan yang dibuat oleh suatu
kekuasaan, misalnya KUH Perdata, KUH Pidana,dll.
2. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM DAN ETIK
17

a)

Persamaan Etik dan Hukum

Etik dan Hukum merupakan alat untuk mengatur ketertiban

Obyek dari Etik dan Hukum adalah tingkah laku manusia

Pada Etik dan Hukum berisi tentang hak dan kewajiban manusia

Etik dan Hukum diharapkan dapat menggugah kesadaran manusia agar


berperilaku manusiawi.

Etik dan Hukum sumbernya berasal dari pemikiran para pakar hukum dan senior
b)

Perbedaan Etik dan Hukum

Etik berlaku terbatas pada anggota profesi sedangkan Hukum berlaku secara
umum

Etik dibuat oleh anggota profesi sedangkan hukum dibuat oleh kekuasaan
negara

Etik tidak seluruhnya tertulis sedangkan hukum tertulis dalam berita negara

Etik berisi tuntunan dalam berperilaku sedangkan hukum berisi paksaan


/tuntutan

Pelanggaran dalam etik akan berhadapan dengan organisasi PPNI sedangkan


pelanggaran dalam hukum akan berhadapan dengan pengadilan.
3.
PERILAKU ETIS PROFESIONAL
Perawat memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang
berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan profesional.
Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat dan berlanjut pada
diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman. Perilaku yang etis
mencapai puncaknya bila perawat mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan
keputusan yang etis untuk membantu memecahkan masalah etika.
Dalam hal ini, perawat
seringkali menggunakan dua pendekatan: yaitu
pendekatan berdasarkan prinsip dan pendekatan berdasarkan asuhan keperawatan.

Pendekatan Berdasarkan Prinsip


Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam bio etika untuk
menawarkan bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994)
menyatakan empat pendekatan prinsip dalam etika biomedik antara lain;
1)
Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai penghargaan terhadap
kapasitas otonomi setiap orang:
2)
Menghindarkan berbuat suatu kesalahan;
3)
Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan
segala konsekuensinya;
4)
Keadilan menjelaskan tentang manfaat dan resiko yang dihadapi.
Dilema etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab
konflik dalam bertindak. Contoh; seorang ibu yang memerlukan biaya untuk pengobatan
progresif bagi bayinya yang lahir tanpa otak dan secara medis dinyatakan tidak akan
pernah menikmati kehidupan bahagia yang paling sederhana sekalipun. Di sini terlihat
adanya kebutuhan untuk tetap menghargai otonomi si ibu akan pilihan pengobatan
18

bayinya, tetapi dilain pihak masyarakat berpendapat akan lebih adil bila pengobatan
diberikan kepada bayi yang masih memungkinkan mempunyai harapan hidup yang
besar. Hal ini tentu sangat mengecewakan karena tidak ada satu metoda pun yang
mudah dan aman untuk menetapkan prinsip-prinsip mana yang lebih penting, bila
terjadi konflik diantara kedua prinsip yang berlawanan. Umumnya, pendekatan
berdasarkan prinsip dalam bioetik, hasilnya terkadang lebih membingungkan. Hal ini
dapat mengurangi perhatian perawat terhadap sesuatu yang penting dalam etika

Pendekatan Berdasarkan Asuhan


Ketidakpuasan yang timbul dalam pendekatan berdasarkan prinsip dalam bioetik
mengarahkan banyak perawat untuk memandang care atau asuhan sebagai fondasi
dan kewajiban moral. Hubungan perawat dengan pasien merupakan pusat pendekatan
berdasarkan asuhan, dimana memberikan langsung perhatian khusus
kepada pasien, sebagaimana dilakukan sepanjang kehidupannya sebagai
perawat. Perspektif asuhan memberikan arah dengan cara bagaimana perawat dapat
membagi waktu untuk dapat duduk bersama dengan pasien atau sejawat, merupakan
suatu kewajaran yang dapat membahagiakan bila diterapkan berdasarkan etika.
Karakteristik perspektif dari asuhan meliputi :
1)
Berpusat pada hubungan interpersonal dalam asuhan
2)
Meningkatkan penghormatan dan penghargaan terhadap martabat klien atau
pasien sebagai manusia
3)
Mau mendengarkan dan mengolah saran-saran dari orang lain sebagai dasar
yang mengarah pada tanggung-jawab profesional
4)
Mengingat kembali arti tanggung-jawab moral yang meliputi kebajikan seperti:
kebaikan, kepedulian, empati, perasaan kasih-sayang, dan menerima kenyataan.
(Taylor,1993).
Asuhan juga memiliki tradisi memberikan komitmen utamanya terhadap pasien
dan belakangan ini mengklaim bahwa advokasi terhadap pasien merupakan salah satu
peran yang sudah dilakukan sebagai peran dalam memberikan asuhan keperawatan.
Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung hak-hak
pasien.
Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat dalam menemukan
kepastian tentang dua sistem pendekatan etika yang dilakukan yaitu pendekatan
berdasarkan prinsip dan asuhan. Perawat yang memiliki komitmen tinggi dalam
mempraktekkan keperawatan profesional dan tradisi tersebut perlu mengingat hal-hal
sbb:
1)
Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar tetap memegang teguh komitmen
utamanya terhadap pasien
2)
berikan prioritas utama terhadap pasien dan masyarakat pada umumnya
3)
Kepedulian mengevaluasi terhadap kemungkinan adanya klaim otonomi dalam
kesembuhan pasien. Bila menghargai otonomi, perawat harus memberikan informasi
yang akurat, menghormati dan mendukung hak pasien dalam mengambil keputusan.
4. PELAKSANAAN ETIK DAN LEGAL DALAM PELAYANAN KLINIS KEPERAWATAN
Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat diperlukan untuk menempatkan nilai-nilai
dan perilaku kesehatan pada posisinya.
Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus sebagai berikut: Seorang pasien
19

mengalami kerusakan otak setelah menjalani operasi mata. Diduga akibat kelalaian
perawat dalam pengawasan jumlah dan kedalaman pernafasan selama pasien berada
dalam ruang pulih sadar ( Recovery Room ). Dalam pembuktian di pengadilan
didapatkan bahwa tidak ada catatan mengenai pengawasan tersebut pada kartu
pencatatan yang sudah disediakan di Recovery Room.
Dari kasus tersebut dapat dilakukan analisa sebagai berikut :
Sebelum melakukan segala tindakan harus melakukan consent terlebih dahulu
dengan membuat informed consent.Hal ini sangat penting karena sebagai bukti
persetujuan klien atas tindakan yang akan dilakukan pada dirinya.
Perawat yang sudah menyelesaikan pendidikan profesinya harus mempunyai
surat ijin perawat dan surat ijin kerja.SIP dan SIK diperlukan agar perawat dapat
diakui memang mempunyai kompetensi di bidangnya, dan mempunyai legalitas
dalam melaksanakan segala pekerjaannya.
Perawat seyogyanya memahami tentang pekerjaannya dan bekerja sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur yang berlaku. Hal ini untuk mencegah
penyimpangan -penyimpangan tindakan perawat dari prosedur prosedur
tindakan yang sudah disepakati.
Pada kasus di atas Perawat harus senantiasa memantau perkembangan kondisi
pasien dan senantiasa mengecek tanda tanda vital pasien, seperti tekanan
darah, denyut nadi, temperatur tubuh pasien dan pernafasan,hal ini penting agar
dapat diketahui sedini mungkin apabila ada hal hal yang sudah menyimpang
dari keadaan pasien.
Perawat harus mendokumentasikan segala tindakan yang telah dilakukan pada
pasien dalam kartu pencatatan perkembangan penyakit pasien, hal ini sebagai
bukti bahwa perawat sudah mengerjakan segala tindakan yang seharusnya
dilakukan, agar dapat sebagai bukti legal apabila ada tuntutan tuntutan hukum
dikemudian hari.
Perawat harus melaporkan pada dokter jaga atau dokter yang menangani pasien
yang bersangkutan apabila ada kejanggalan pada tanda tanda vital pasien.
Sebagai tim kesehatan yang senantiasa peduli terhadap perkembangan status
kesehatan pasien, menjadi sangat penting untuk selalu mengkomunikasikan
keadaan pasien, agar dapat segera dilakukan tindakan.
Selalu melibatkan anggota keluarga sebagai pembuat keputusan apabila terjadi
hal hal yang tidak kita inginkan, karena keluarga merupakan bagian yang paling
penting, apabila pasien tidak sadar dan tidak bisa mengambil keputusan sendiri
atas keadaan dirinya.

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan

Dengan demikian telah kita ketahui bahwa demokrasi di indonesia telah berjalan dari
waktu ke waktu. Namun kita harus mengetahui bahwa pengertian demokrasi pancasila
20

adalah demokrasi yang di hayati oleh bangsa dan negara indonesia yang dijiwai dan di
integrasikan oleh nilai-nilai luhur pancasila. Adapun aspek dari demokrasi pancasila
antara lain di bidang aspeknya. Aspek material atau subtansi , aspek formal, aspek
normatif, aspek optatif, aspek organisasi, aspek kejiwaan. Namun hal tersebut didasari
dengan prinsip pancasila dan dengan tujuan nilai yang terkandung di dalamnya. Oleh
karna itu, kita dapat merasakan demokrasi dalam istilah yang sebenarnya.
Dilihat dari aspek keperawatan bisa disimpulkan sebagai berikut:
1. Seorang perawat harus mempunyai budi pekerti yang luhur, karena akan
berfaedah bagi diri perawat maupun pasien yang dirawatnya.
2. Untuk menjadi seorang perawat yang baik, ia harus memenuhi beberapa syarat /
kriteria tertentu.
3. Seorang perawat harus memiliki rasa moralitas dan rasa kemanusiaan yang
tinggi.
4. Ajaran moralitas bagi perawat juga terkandung dalam sila sila pancasila
terutama sila I dan sila II.
4.2

Saran

Sebagai masyarakat Indonesia, tentunya kita patut bangga memiliki sistem


demokrasi yang mampu mengayomi masyarakat majemuk Indonesia. Namun, agar
demokrasi berjalan dengan optimal, kita harus mampu mengerti apa yang harus kita
lakukan sebagai warga negara yang baik dengan sadar akan hak dan kewajiban
terhadap negara.
Sosialisasi terhadap masyarakat akan pentingnya pendidikan demokrasi harus
dilakuakan terhadap berbagai lapisan masyarakat. Pemikiran tua, dimana banyak rasa
takut akan beraspirasi dan merasa lemah dihadapan pemerintah perlu dihilangkan guna
kemajuan bersama. Sehingga keberhasilan akan tercipta saat melihat rakyat dan
pemerintah dapat berinteraksi secara langsung dengan hal-hal baru yang sesuai
dengan norma dan persatuan serta kesatuan.
Dari sudut pandang nilai demokrasi dalam profesi keperawatan kita harus menjadi
seorang perawat yang pertama harus mencintai pekerjaannya, perawat harus
mempunyai kepribadian yang baik, perawat sebisa mungkin menjalin komunikasi
dengan pasien, sehingga bisa terjalin hubungan yang akrab diantara keduanya,
perawat harus bisa membawa / menempatkan diri dimana ia berada.
Daftar Pustaka
http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/03/penerapan-pancasila-dalam-profesi.html
http://sweeperjamnas.wordpress.com/2012/12/28/pelaksanaan-demokrasi-diindonesia/
21

http://aanindriantogunadarma.blogspot.com/2012/05/demokrasi-dan-pelaksanaandemokrasi-di.html
http://eganegri.blogspot.com/2011/05/pembahasan-dan-contoh-kasus.html
www.genetik2000.com

22

Anda mungkin juga menyukai