Kelompok
Kelompok
Dosen Pembimbing :
Maya Mustika
NAMA KELOMPOK 1 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
(141.0002)
(141.0004)
(141.0006)
(141.0008)
(141.0010)
(141.0012)
(141.0014)
(141.0016)
(141.0018)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................4
1.3
Tujuan Penulisan..............................................................................4
1.4
Manfaat Penulisan...........................................................................5
LANDASAN TEORI
2.1
Definisi Demokrasi..........................................................................6
2.2
3.2
3.3
3.4
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan .....................................................................................25
4.2
Saran.....26
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Tujuan penulisan
Manfaat Penulisan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Definisi Demokrasi
bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib
bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan
yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan
peraturan.
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan
pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau
melalui perwakilan (demokrasi perwakilan). Istilah ini berasal dari bahasa Yunani
(dmokrata) "kekuasaan rakyat",yang dibentuk dari kata (dmos)
"rakyat" dan (Kratos) "kekuasaan", merujuk pada sistem politik yang muncul
pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4 SM di negara kota Yunani Kuno, khususnya
Athena, menyusul revolusi rakyat pada tahun 508 SM. Istilah demokrasi diperkenalkan
pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu pemerintahan
yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan orang banyak (rakyat).
Abraham Lincoln dalam pidato Gettysburgnya mendefinisikan demokrasi sebagai
"pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat". Hal ini berarti kekuasaan
tertinggi dalam sistem demokrasi ada di tangan rakyat dan rakyat mempunyai hak,
kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur kebijakan pemerintahan. Melalui
demokrasi, keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak.
Demokrasi terbentuk menjadi suatu sistem pemerintahan sebagai respon kepada
masyarakat umum di Athena yang ingin menyuarakan pendapat mereka.Dengan
adanya sistem demokrasi, kekuasaan absolut satu pihak melalui tirani, kediktatoran dan
pemerintahan otoriter lainnya dapat dihindari.Demokrasi memberikan kebebasan
berpendapat bagi rakyat, namun pada masa awal terbentuknya belum semua orang
dapat mengemukakan pendapat mereka melainkan hanya laki-laki saja.Sementara itu,
wanita, budak, orang asing dan penduduk yang orang tuanya bukan orang Athena tidak
memiliki hak untuk itu.
Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara
demokrasi yang berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan
membentuk masyarakat sosialis. Bagi Gus Dur, landasan demokrasi adalah keadilan,
dalam arti terbukanya peluang kepada semua orang, dan berarti juga otonomi atau
kemandirian dari orang yang bersangkutan untuk mengatur hidupnya, sesuai dengan
apa yang dia inginkan
2.2
PENERAPAN
PANCASILA
DALAM
PROFESI
KEPERAWATAN
maupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan saja merupakan keahlian untuk
sekedar mencari nafkah, akan tetapi mengingat tujuannya juga merupakan pekerjaan
yang suci.
2. Manfaat Budi Pekerti Yang Luhur Bagi Penderita
Seorang perawat yang mempunyai budi pekerti yang luhur dan menjalankan
pekerjaannya dengan baik, tak akan luput pengaruh baiknya pada penderita yang
dirawatnya. Amal jasmani dan rohani yang diberikan dengan penuh kerelaan oleh
perawat kepada penderita, merupakan faktor penting untuk kesembuhan penderita
tersebut.Seringkali perawat diajukan pertanyaan pertanyaan yang bertalian dengan
pengertian akhlak dan kerohanian oleh penderita. Dalam hal ini, perawat bias menjadi
penolong yang berguna untuk memberi kekuatan jiwa terutama kepada mereka yang
tidak mempunyai harapan sembuh.
B. SYARAT MENJADI PERAWAT YANG BAIK
Seorang siswa pada permulaan masuk sekolah mempunyai keinginan untuk
mengetahui
bagaimana
caranya
untuk
menjadi
perawat
yang
baik.
Dalam memilih sesuatu keahlian, seseorang harus mendapatkan kepuasan dalam
lapangan pekerjaan pilihannya itu. Pekerjaan seorang perawat adalah pekerjaan
manusiawi untuk menolong sesama manusia agar mendapatkan kesehatan yang tinggi
dan untuk mengadakan lingkungan yang sehat bagi penderita maupun orang sehat.
Perawatan adalah pekerjaan yang berguna dan penting, serta dapat memberi kepuasan
batin bagi orang-orang yang memasukinya.
Perawat perlu mengatasi keperluan-keperluan dalam merawat penderita secara
langsung/tidak langsung. Misalnya mengenai sikapnya, karena menghadapi penderita
dari bermacam-macam tingkatan, umur, dan lain-lain. Maka perlu diperhatikan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan jasmani maupun rohani penderita, sehingga bila
penderita itu memerlukan pertolongan dapat diberikan secara cepat. Perawat harus
dapat
memberi
bimbingan
hidup
sehat
kepada
penderita.
Dari uraian-uraian diatas, Dapat ditarik kesimpulan secara lebih spesifik. Syarat-syarat
untuk menjadi perwat yang baik adalah :
1. Berminat terhadap perawatan, sehingga perawat dapat memberikan kepuasan
perawatan pada penderita.
2. Mempunyai rasa kasih sayang.
3. Mempunyai rasa sosial dan tabiat ramah.
4. Mempunyai kemampuan untuk menjaga nama baik perawat dan instansi/unit
kerjanya
5. Berpikiran dan berkelakuan baik berbadan sehat agar supaya sanggup menjalankan
pekerjaannya.
C. PERTIMBANGAN MORAL BAGI PERAWAT DALAM MENJALANKAN TUGASNYA.
Nilai moral merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh
para anggota suatu masyarakat tertentu sebagai yang salah atau yang benar
( Berkowit Z,1964 ).
Pertimbangan moral adalah penilaian tentang benar dan baiknya sebuah
tindakan. Akan tetapi tidak semua penilaian tentang baik dan benar itu merupakan
pertimbangan moral, banyak diantaranya justru merupakan penilaian terhadap kebaikan
/ kebenaran, estesis, teknologis / bijak.
7
Jadi jelas bahwa seorang perawat harus benar-benar mempertimbangkan nilainilai moral dalam setiap tindakannya. Seorang perawat harus mempunyai prinsipprinsip moral, tetapi prinsip moral itu bukan sebagai suatu peraturan konkret untuk
bertindak, namun sebagai suatu pedoman umum untuk memilih apakah tindakantindakan yang dilakukan perawat itu benar atau salah. Beberapa kategori prinsip
diantaranya :
Kebijakan ( dan realisasi diri ) Kesejahteraan orang lain Penghormatan terhadap
otoritas Kemasyarakatan / pribadi-pribadi Dan keadilan
Seorang perawat harus mempunyai rasa kemanusiaan dan moralitas yang tinggi
terhadap sesama. Karena dengan begitu, antara perawat dan pasien akan terjalin
hubungan yang baik. Perawat akan merasakan kepuasan batin, bila ia mampu
membantu penyembuhan pasien dan si pasien sendiri merasa puas atas pelayanan
perawatan yang diberikan, dengan kata lain terjadi interaksi antara perawat dan pasien.
Selain prinsip-prinsip moralitas yang dikemukakan diatas, ajaran moralitas dapat juga
berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila, misalnya dalam
sila I dan sila II.
1. Sila I ( Ketuhanan Yang Maha Esa )
Bahwa kita menyakini akan adanya Tuhan ( Allah SWT ), yang akan selalu
mengawasi segala tindakan-tindakan kita. Begitu juga dengan perawat. Bila perawat
melakukan Malpraktik, mungkin ia bias lolos dari hukuman dunia. Tetapi hokum Tuhan
sudah menanti disana ( akhirat ). Jadi perawat harus mampu menjaga perilaku dengan
baik.
2. Sila II ( Kemanusiaan Yang adil dan Beradap )
Disini jelas bahwa moralitas berperan penting, khususnya moralitas perawat
dalam menangani pasien. Perawat harus mampu bersikap adil dalam menghadapi
pasien, baik itu kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, semua diperlakukan sama, dirawat
sesuai dengan penyakit yang diderita pasien.
D. SIKAP DAN PRIBADI DALAM PEKERJAAN.
Sikap dan pribadi menentukan segala perbuatan dan tingkah laku manusia.
Keadaan sikap dan pribadi seseorang dipengaruhi oleh kekuatan batinnya : pikiran,
perasaan, kemauan dan ilham / intuisinya. Kemauan seorang perawat merupakan
bakat atau pemberian dari jiwanya. Ia dapat memilih dengan kekuatan pikiran, sehingga
ia dapat memastikan mana yang baik dan mana yang tidak baik.
Baik buruk kemauan itu tergantung pada tujuannya dan tujuan itu ditentukan oleh :
a. Keluhuran budi manusia
b. Kesosialan manusia
Berbicara tentang budi pekerti, tidak lepas dengan yang namanya kejujuran.
Dalam dunia perawatan kejujuran itu mempunyai arti yang luas sekali. Jujur dalam
kelakuan dan pembicaraan adalah penting untuk si sakit dan lingkungannya.
Perawat hendaknya membiasakan diri menahan pembicaraan tentang hal hal si sakit
dengan orang yang tak mempunyai hal dalam hal itu dan yang tidak mengerti soal
perawatan penderita, meskipun orang tersebut keluarga si sakit sendiri. Sebaiknya
8
diserahkan kepada Dokter yang bersangkutan. Kemungkinan akibat yang tidak baik
akan terjadi jika perawat menceritakan perihal penyakit penderita kepada orang lain /
penderita
itu
sendiri
mengetahui
penyakitnya
yang
sebenarnya.
Selain perawat harus jujur dalam menunaikan tugasnya, ia juga harus mengerti kata
kata apa yang dapat dikeluarkan sehubungan dengan penderita dan penyakitnya. Hal
ini penting sekali karena berhubungan dengan jiwa dan keselamatan manusia.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
3.2
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah
bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu.
(Kozier Barbara, 1995:21).
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti
merawat atau memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan pengertian dasar
seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,
membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan proses penuaan dan
perawat Profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan berwewenang
memberikan pelayanan Keparawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan
tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya.(Depkes RI,2002).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat
dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi
kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan
secara professional sesuai dengan kode etik professional.
Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya.
Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.
Perawat keluarga adalah perawat yang berperan membantu individu dan keluarga
untuk menghadapi penyakit dan disabilitas kronik dengan meluangkan sebgaian waktu
bekerja di rumah pasien d/an bersama keluarganya. Keperawatan keluarga
dititikberatkan pada kinerja perawat bersama dengan keluarga karena keluarga
merupakan subyek.
Peran Perawat
Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
dengan kedudukan dan system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan social baik
dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan
kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan
pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan
kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada
klien dan keluarga klien dengan menggunakan energy dan waktu yang minimal. Selain
itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan
perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan
keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks.
2. Pembuat Keputusan Klinis
Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk
memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis
10
Fungsi Perawat
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam
menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan
aktivitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan
kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
12
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang
diberikan. Hal ini biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum,
atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di
antara satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan
asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini
tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya,
seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat
dalam pemantauan reaksi onat yang telah diberikan.
Peranan perawat sangat menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung
jawab untuk memelihara dan mengelola asuhan keperawatan serta mengembangkan
diri dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan keperawatan.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk
didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).
Hak-Hak Klien antara lain :
1.
Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
2.
Hak atas informasi tentang penyakitnya
3.
Hak atas privacy
4.
Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
5.
Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
1.
Hak atas informasi yang benar
2.
Hak untuk bekerja sesuai standart
3.
Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
4.
Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
3.3
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakan salah satu dari praktik
keperawatan tentunya seorang perawat memiliki hak dan kewajiban. Dua hal dasar
yang harus dipenuhi, dimana ada keseimbangan antara tuntutan profesi dengan apa
yang semestinya didapatkan dari pengembanan tugas secara maksimal. Memperoleh
perlindungan hukum dan profesi sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi
dan Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan salah satu hak perawat yang
mempertahankan kredibilitasnya dibidang hukum serta menyangkut aspek legal atas
dasar peraturan perundang-undangan dari pusat maupun daerah. Hal ini seperti
dipaparkan pada materi sebelumnya sedang dipertimbangkan oleh berbagai pihak, baik
dari PPNI, Organisasi profesi kesehatan yang lain, lembaga legislatif serta elemen
pemerintahan lain yang berkepentingan.
13
(<1%). Namun alasan tersebut tidak dapat dibenarkan menurut agama maupun
hokum.
Aborsi
tanpa
indikasi
medis
adalah
pembunuhan.
Aborsi
yang
diperbolehkan
atas
rekomendasi
dokter,
diantaranya:
Adanya penyakit pada calon ibu, dimana jika kehamilan dilanjutkan nyawa ibu
terancam. Dokter mempertimbangkan risiko kehidupan ibu berdasarkan kondisi
saat ini maupun perkembangan dan komplikasinya di masa datang. Contoh sang
ibu menderita kanker. Total kejadian keganasan kanker selama kehamilan
diperkirakan 1 kasus per seribu kehamilan. Kanker yang paling umum ditemukan
pada wanita hamil antara lain, kanker serviks (1 kasus per 2000 kehamilan),
kanker payudara (1 kasus per 3000 kehamilan) dan melanoma (0,14-2.8 per
1000).
Kehamilan diluar rahim (kehamilan ektopik), terjadi bila sel telur yang dibuahi tidak
melekat pada rahim tapi ditempat yang berbeda, yaitu saluran telur (tuba falopi),
indung telur, leher rahim atau ronnga perut. Bila embrio melekat di saluran telur,
maka menyebabkan saluran telur membengkak atau pecah. Satu dari seratus
kehamilan adalah ektopik. Peluangnya lebih tinggi jika terjadi radang saluran telur
karena radang perut (misalnya usus buntu atau infeksi Chlamydia atau akrena
operasi rongga perut. IUD (spiral) juga meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
Bayi tidak berkembang atau meninggal.
a)
Pada Etik dan Hukum berisi tentang hak dan kewajiban manusia
Etik dan Hukum sumbernya berasal dari pemikiran para pakar hukum dan senior
b)
Etik berlaku terbatas pada anggota profesi sedangkan Hukum berlaku secara
umum
Etik dibuat oleh anggota profesi sedangkan hukum dibuat oleh kekuasaan
negara
Etik tidak seluruhnya tertulis sedangkan hukum tertulis dalam berita negara
bayinya, tetapi dilain pihak masyarakat berpendapat akan lebih adil bila pengobatan
diberikan kepada bayi yang masih memungkinkan mempunyai harapan hidup yang
besar. Hal ini tentu sangat mengecewakan karena tidak ada satu metoda pun yang
mudah dan aman untuk menetapkan prinsip-prinsip mana yang lebih penting, bila
terjadi konflik diantara kedua prinsip yang berlawanan. Umumnya, pendekatan
berdasarkan prinsip dalam bioetik, hasilnya terkadang lebih membingungkan. Hal ini
dapat mengurangi perhatian perawat terhadap sesuatu yang penting dalam etika
mengalami kerusakan otak setelah menjalani operasi mata. Diduga akibat kelalaian
perawat dalam pengawasan jumlah dan kedalaman pernafasan selama pasien berada
dalam ruang pulih sadar ( Recovery Room ). Dalam pembuktian di pengadilan
didapatkan bahwa tidak ada catatan mengenai pengawasan tersebut pada kartu
pencatatan yang sudah disediakan di Recovery Room.
Dari kasus tersebut dapat dilakukan analisa sebagai berikut :
Sebelum melakukan segala tindakan harus melakukan consent terlebih dahulu
dengan membuat informed consent.Hal ini sangat penting karena sebagai bukti
persetujuan klien atas tindakan yang akan dilakukan pada dirinya.
Perawat yang sudah menyelesaikan pendidikan profesinya harus mempunyai
surat ijin perawat dan surat ijin kerja.SIP dan SIK diperlukan agar perawat dapat
diakui memang mempunyai kompetensi di bidangnya, dan mempunyai legalitas
dalam melaksanakan segala pekerjaannya.
Perawat seyogyanya memahami tentang pekerjaannya dan bekerja sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur yang berlaku. Hal ini untuk mencegah
penyimpangan -penyimpangan tindakan perawat dari prosedur prosedur
tindakan yang sudah disepakati.
Pada kasus di atas Perawat harus senantiasa memantau perkembangan kondisi
pasien dan senantiasa mengecek tanda tanda vital pasien, seperti tekanan
darah, denyut nadi, temperatur tubuh pasien dan pernafasan,hal ini penting agar
dapat diketahui sedini mungkin apabila ada hal hal yang sudah menyimpang
dari keadaan pasien.
Perawat harus mendokumentasikan segala tindakan yang telah dilakukan pada
pasien dalam kartu pencatatan perkembangan penyakit pasien, hal ini sebagai
bukti bahwa perawat sudah mengerjakan segala tindakan yang seharusnya
dilakukan, agar dapat sebagai bukti legal apabila ada tuntutan tuntutan hukum
dikemudian hari.
Perawat harus melaporkan pada dokter jaga atau dokter yang menangani pasien
yang bersangkutan apabila ada kejanggalan pada tanda tanda vital pasien.
Sebagai tim kesehatan yang senantiasa peduli terhadap perkembangan status
kesehatan pasien, menjadi sangat penting untuk selalu mengkomunikasikan
keadaan pasien, agar dapat segera dilakukan tindakan.
Selalu melibatkan anggota keluarga sebagai pembuat keputusan apabila terjadi
hal hal yang tidak kita inginkan, karena keluarga merupakan bagian yang paling
penting, apabila pasien tidak sadar dan tidak bisa mengambil keputusan sendiri
atas keadaan dirinya.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dengan demikian telah kita ketahui bahwa demokrasi di indonesia telah berjalan dari
waktu ke waktu. Namun kita harus mengetahui bahwa pengertian demokrasi pancasila
20
adalah demokrasi yang di hayati oleh bangsa dan negara indonesia yang dijiwai dan di
integrasikan oleh nilai-nilai luhur pancasila. Adapun aspek dari demokrasi pancasila
antara lain di bidang aspeknya. Aspek material atau subtansi , aspek formal, aspek
normatif, aspek optatif, aspek organisasi, aspek kejiwaan. Namun hal tersebut didasari
dengan prinsip pancasila dan dengan tujuan nilai yang terkandung di dalamnya. Oleh
karna itu, kita dapat merasakan demokrasi dalam istilah yang sebenarnya.
Dilihat dari aspek keperawatan bisa disimpulkan sebagai berikut:
1. Seorang perawat harus mempunyai budi pekerti yang luhur, karena akan
berfaedah bagi diri perawat maupun pasien yang dirawatnya.
2. Untuk menjadi seorang perawat yang baik, ia harus memenuhi beberapa syarat /
kriteria tertentu.
3. Seorang perawat harus memiliki rasa moralitas dan rasa kemanusiaan yang
tinggi.
4. Ajaran moralitas bagi perawat juga terkandung dalam sila sila pancasila
terutama sila I dan sila II.
4.2
Saran
http://aanindriantogunadarma.blogspot.com/2012/05/demokrasi-dan-pelaksanaandemokrasi-di.html
http://eganegri.blogspot.com/2011/05/pembahasan-dan-contoh-kasus.html
www.genetik2000.com
22