Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI KEUANGAN


Chapter II : Accounting Theory Construction

Rangga Dhanny Madrafala (1106137652)


Rully Rahman Raharja (1106138030)

PROGRAM S1 EKSTENSI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA
SALEMBA 2012

Statement of Autorship
Saya/Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas
terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang
lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas
pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya.kami
menyatakan dengan jelas menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak
dan dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
1. Nama

: Rangga Dhanny Madrafala

NPM

: 1106137652

Tanda Tangan

2. Nama

: Rully Rahman Raharja

NPM

: 1106138030

Tanda Tangan

Mata Ajaran

: Teori Akuntansi Keuangan

Judul Makalah/Tugas

: Chapter II : Accounting Theory Construction

Tanggal

: September 14th, 2012

Dosen

: Widya Perwitasari

(Dibuat oleh seluruh anggota kelompok)

BAB II
KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI
Teori akuntansi menyediakan kerangka acuan umum dimana praktek akuntansi
dapat dievaluasi dan merupakan panduan pengembangan praktek dan prosedur baru.
Suatu teori akuntansi akan memberikan seperangkat prinsip logis yang berfungsi
sebagai kerangka acuan untuk mengevaluasi dan mengembangkan praktek akuntansi.
Teori Pragmatis
Teori pragmatis adalah sebuah struktur relasional antara teori deskriptif dan
lingkungannya (pengguna, misalnya). Teori pragmatis dilakukan dengan mengamati dan
meniru praktik dan teknik bagaimana seorang akuntan bekerja dalam beberapa situasi di
waktu tertentu secara berturut-turut. Menurut teori ini, pengetahuan tentang metode dan
aturan jelas berguna, tetapi hal tersebut bukan merupakan pernyataan tentang apa
sebenarnya akuntansi, mereka hanyalah bagian dari akuntansi seperti yang dipraktekkan
atau dianjurkan untuk dipraktekkan. Dengan demikian, metode dan aturan tersebut tidak
memberikan pemahaman tentang sifat dan fungsi akuntansi.
Teori pragmatis ini adalah teori yang tertua dan paling umum digunakan pada
praktiknya, contohnya adalah seorang akuntan yang sudah senior pada awalnya dilatih
dengan cara mengamati dan meniru akuntan lainnya.
Teori ini memiliki beberapa kelebihan:

Solusi praktisi akuntan terkait dengan persyaratan dunia usaha


Mudah untuk diturunkan kepada akuntan lainnya
Pendekatan paling praktis untuk memecahkan masalah

dan beberapa kelemahan:

Tidak ada penilaian terhadap kinerja karena yang dikerjakan hanya berdasarkan
yang diajarkan, yang seringkali tidak sesuai dengan yang seharusnya (tidak

deduktif)
Kemungkinan besar tidak memungkinkan perubahan (tidak ada perkembangan)

Teori Sintaksis dan Semantik

Sintaksis adalah teori yang melibatkan struktur formal hubungan yang logis dan
konsisten. Contoh nyata dari teori sintaksis adalah akuntansi biaya.
Semantik adalah teori yang menunjukkan struktur deskriptif yang berlaku empiris.
Empiris disini berarti semua pengetahuan berasal dari pengalaman yang telah dialami
oleh sang akuntan, baik dari pikiran atau indera yang kemudian menjadi prinsip dan
logika.
Teori Normatif (juga disebut Teori Preskriptif)
Sebuah teori yang mengatur perilaku yang harus dilakukan, atau aturan yang
harus diikuti untuk mencapai tujuan tertentu, terlepas dari kenyataan yang terjadi.
Beberapa asumsi yang dipakai pada teori normatif:

Akuntansi seharusnya menjadi sebuah sistem alat ukur


Laba dapat diukur secara akurat
Akuntansi keuangan berguna sebagai alat pengambilan keputusan ekonomi
Akuntansi tradisional tidak efisien
Terdapat satu metode pengukuran laba yang unik

Teori Positif (juga disebut Teori Deskriptif)


Sebuah teori yang merupakan kebalikan dari teori normatif, dimana teori positif
ini berasal dari fakta dan pengamatan empiris, menggambarkan realitas dan kenyataan
yang terjadi. Teori ini menekankan pada kemampuan prediksi, contohnya prediksi
pendapatan yang akan diperoleh, peringkat obligasi, pengambilalihan, dan reaksi pasar
ke depannya.
Perspektif Yang Berbeda
Selama ini kita hanya berfokus pada pendekatan yang berformulasikan teori, dan
jika kita mengamati kenyataan yang tidak sesuai dengan teori tersebut, kita
memperlakukan hal itu sebagai anomali dan menyatakannya sebagai suatu masalah.
Pendekatan ini disebut sebagai pendekatan ilmiah. Perspektif yang berbeda dipaparkan
pada pendekatan naturalis. Pendekatan naturalis ini menekankan pada proses interaksi
dan negosiasi yang terjadi secara alami. Pada proses interaksi dan negoisasi yang terjadi

akan memunculkan tindakan yang tidak dijelaskan dalam teori yang selama ini
dipaparkan.
Penerapan Pendekatan Ilmu Pengetahuan dalam Akuntansi
Telah terjadi beberapa kesalahpahaman dalam memahami tujuan dari penerapan
pendekatan ilmu pengetahuan dalam akuntansi. Yang pertama adalah beberapa orang
menganggap tujuannya adalah untuk membedakan ilmuan dalam bidang akuntansi dari
praktisi akuntansi (akuntan).

Sebenarnya ini bukan lah tujuan utamanya, karena

memang ilmuan dalam bidang akuntansi menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan


dalam pekerjaannya, atau biasa kita sebut peneliti. Biasanya kesimpulan yang didapat
seorang peneliti masih sangat umum dan seorang akuntan (praktisi akuntansi) karena
biasanya menghadapi masalah spesifik yang kadang belum ada solusinya dalam
ketentuan umum (yang berasal dari peneliti), sehingga praktisi harus membuat
keputusan sendiri berdasarkan pengalaman dan ilmu pengetahuan yang didapatnya
disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi. Perbedaan lainnya adalah bahwa praktisi
selalu membutuhkan bukti yang nyata atas segala sesuatu yang mereka hadapi untuk
mendukung pernyataan yang mereka buat, dan bagi praktisi tidak ada kebenaran yang
mutlak atas suatu teori akuntansi, karena semua memang harus disesuaikan dengan
keadaannya. Praktisi juga menganggap bahwa teori akuntansi hanya sebuah alat untuk
membantu mengambil keputusan (pernyataan), bukan dijadikan sebagai pernyataan
untuk menentukan suatu hal.
Berbagai Isu dalam Konstruksi Teori Auditing
Auditing merupakan proses verifikasi yang dijalankan pada input dan proses
dalam akuntansi, tidak mencakup output-nya. Pada awalnya focus permasalahan muncul
dalam hal perilaku dalam mengaudit, seperti titik berat pada penemuan kecurangan,
penemuan kesalahan dalam penerapan prinsip-prinsip akuntansi, dan sifat alami dari
verifikasi akun. Perkembangan awal, auditor diharuskan untuk berasumsi baik terlebih
dahulu terhadap perusahaan bahwa perusahaan yang diaudit memang menjalankan
kebijakan dengan benar dan dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan
sebaliknya. Tetapi perkembangan selanjutnya juga menyebutkan bahwa auditor berhak

untuk mendapatkan dokumen-dokumen asli dari suatu transaksi dan dapat mengadakan
audit lebih lanjut apabila dicurigai adanya kecurangan dalam pelaksanaannya.
Selanjutnya ditetapkan pula oleh Mautz dan Sharaf konsep dasar audit yang
meliputi, bukti-bukti, tujuan audit, kewajaran penyajian, independen dan etika perilaku
audit. Dalam perkembangan normatifnya, teori auditing menetapkan bahwa esensi
utama dari auditing adalah mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti yang ada
tanpa perlu mengetahui mengapa bukti-bukti itu dijadikan dasar auditor dalam
memberikan pendapatnya. Perkembangan dalam teori positif akuntansi juga merubah
arah dari proses audit. Hal yang didapat dari perkembangan teori positif ini yang
pertama adalah bisa terjadi penilaian yang berbeda dari auditor atas suatu informasi
yang sama apabila terjadi dalam situasi dan tempat yang berbeda. Hal lainnya adalah,
kualitas dari suatu audit ditentukan dari besaran biaya yang diperlukan untuk
menjalankan audit tersebut, atau dengan kata lain suatu hasil audit akan dinilai lebih
baik, apabila dihasilkan oleh auditor yang dibayar lebih mahal dan berasal dari kantor
akuntan publik yang besar.

Anda mungkin juga menyukai