Makalah Penyakit Jantung Koroner Kasus 3 Kelompok Tutor 12
Makalah Penyakit Jantung Koroner Kasus 3 Kelompok Tutor 12
OLEH :
TUTOR 12
1. Annisa Nur Arifiani (220110100035)
2. Annisya Virgi Sanjiwani (220110100073)
3. Egi Nugraha Fitriyan (220110100142)
4. Hanna Khoirotunnisa (220110100034)
5. Lidya (220110100109)
6. Nabillah (220110100138)
7. Novi Hermawati (220110100107)
8. Nurul Latifah (220110100036)
9. Srikandi Puspa Amandaty (220110100108)
10. Suci Perdana Putri (220110100071)
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
2011
BAB I
PENDAHULUAN
6. Intervensi seperti apa saja yang cocok diberikan kepada penderita Penyakit Jantung
Koroner?
1.3 Tujuan Penulisan
1)
2)
3)
4)
BAB II
PEMBAHASAN KASUS
Kasus 3
Tn. B 65 tahun, seorang pensiunan PNS. Beragama Islam dengan pendidikan terakhir
sarjana muda. Mengeluh nyeri dada.10 jam SMRS klien mengeluh nyeri dada kiri. Nyeri
seperti ditekan beban berat. Nyeri menjalar ke bagian lengan kiri dan punggung.Nyeri dan
dagu, nyeri terasa terus menerus. Klien mengeluh, mual, muntah dan keringat dingin. Skala
nyeri dada dirasakan oleh klien sangat nyeri dan berada di skala 10 dalam rentang nyeri 1-10.
Klien mempunyai riwayat hyperlipidemia sejak 10 thn yang lalu, Riwayat merokok (+) 2
bungkus sehari, mulai berkurang 7 bulan yang lalu. Menurut klien, tidak ada anggota
keluarga yang menderita penyakit jantung, DM ataupun hypertensi, Emosi stabil, bila
menghadapi masalah klien membicarakan dengan istri dan anak-anaknya. Klien mengatakan
merasa cemas tentang keadaan dirinya yang didiagnosa penyakit jantung, klien baru pertama
kali mengalami serangan jantung. Klien merupakan seorang kepala keluarga, menurut klien
hubungan klien dengan keluarga dan orang lain baik. Klien beragama Islam dan taat
menjalankan sholat 5 waktu. Klien menyatakan dirinya menyadari sakitnya merupakan
cobaan dari Allah SWT. Setelah dilakukanPengkajian Fisik didapatkan data sbb; KU:
taampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. Eye: 4,
120/90, P: 80/mt, T: 36,5. BB; 80 kg, TB: 160 cm. Bunyi jantung S1 terdengar jelas pada ICS
5 kiri pada garis midclavikula, bunyi jantung 2 terdengar jelas di ICS 2 parasternal kiri dan
kanan. Bunyi jantung murni reguler, tidak ada murmur, tidak ada Gallop. Akral teraba hangat,
CRT > 4 detik. Edema tidak ada. Tidak ada clubbbing finger. Rontgen dada: Pembesaran
jantung kiri EKG: ST elevasi. I, II, III, avF.
Klien mendapatpengobatan: Oksigen: 2l/mt, Pethidine : 2 mgr, Fortanes 30 mg /30 cc,
Aspilet 2x 1 tab, KCl 25 meq dalam 4 jam pertama, Ca glukonas 1 amp.
STEP 1
1.
2.
3.
4.
Hiperlipidemia
Pethidine
Compos mentis
SMRS
5. Akral
: jari-jari tangan dan kaki
6. EKG : ST Elevasi, I, II, III avF
7. Fortanes
: obat penghambat susunan sistem saraf pusat
8. Aspilet
: nama dagang dari aspirin
9. Eye=4, Motorik=6
10. KU
: Keadaan Umum
BP
: Blood Pressure
: Pulse
11. Ca Glukonas
KCl
: Kalium Clorida
Bunyi jantung murni reguler : bunyi jantung normal, tidak ada suara tambahan
STEP II
1. Diagnosa medis ?
2. Apakah jenis rokok mempengaruhi penyakit Tn. B ?
3. Apa penyebab klien mual, muntah, dan keringat dingin ?
4. Kenapa nyeri dagu?
5. Kenapa bunyi jantung murni reguler ?
6. Kenapa ada hipertropi jantung kiri ?
7. Kenapa CRT > 4 detik sedangkan akral teraba hangat?
8. Efek obat-obatan?
9. Penyebab nyeri dan penjalarannya?
10. Faktor penyebab nyeri di skala 10?
11. Faktor penyebab hipelipidemia?
12. Kenapa klien diberi pengobatan oksigen?
13. Kenapa tidak ada edema dan clubbing finger?
STEP III
1. Penyakit Jantung Koroner
2. Ya, karena kandungan tiap rokok berbeda dan tergantung ada atau tidaknya filter serta
besarnya tar dan nikotin tiap rokok berbeda.
3. Pertanyaan no.11
Faktor obesitas, usia lanjut, gaya hidup, dan makanan.
4. Pertanyaan no.12
Dilihat dari data medis CRT > 4 detik
STEP IV
Penyakit Jantung Koroner :
1. Konsep klinis :
a) Definisi
b) Etiologi
c) Manifestasi klinis
d) Klasifikasi (jika ada)
e) Komplikasi
2. Pemeriksaan diagnostik
3. Penatalaksanaan
a) Farmakologi
b) Nonfarmakologi
4. Patofisiologi
5. Asuhan Keperawatan
STEP V
Learning Objective (LO)
Dari Step I :
1. EKG : ST Elevasi, I, II, III avF
2. Eye=4, Motorik=6
3. Ca Glukonas
Dari Step II
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
STEP 7
1. Anatomi Jantung
Jantung merupakan organ yang terdiri dari otot. Letak jantung di dalam rongga dada
sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah pertengahan rongga dada di
atas diafragma,dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan kosta VI dua jari
di bawah papilla mammae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantungyang disebut iktus
kordis. Ukuran kurang lebih sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300
gram.
Perikardium
Merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput pembungkus,
terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan pariental dan lapisan viseral yang bertemu di
pangkal jantung membentuk kantung jantung.
b. Bagian Jantung terdiri dari :
Atrium kanan
Merupakan waktu antara periode konstriksi dan dilatasi ketika jantung berhenti kirakira 1/10 detik. Pada waktu kita beristirahat jantung akan menguncup sebanyak 70-80
kali/menit. Pada tiap-tiap konstriksi jantung akan memindahkan darah ke aorta
sebanyak 60-70 cc.
Penyakit Jantung Degeneratif
Definisi
Suatu penyakit yang mempunyai penyebab dan selalu berhubungan dengan satu
faktor risiko atau lebih, dimana faktor-faktor tersebut bekerja sama menimbulkan
Pria dan wanita dapat terkena penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner dapat
diturunkan secara turun temurun (keturunan).
Riwayat Keluarga / genetik
Penyakit jantung koroner dapat diturunkan secara turun temurun (keturunan). Dimana
jika sebelumnya ada Riwayat keturunan penyakit jantung dalam keluarga
Ras
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian paling tinggi
ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan merupakan
faktor penting dalam gaya hidup seseorang.
optimal, yang selanjutnya mengganggu fungsi jantung untuk memompa darah ke seluruh
tubuh.
Diabetes mellitus
Obesitas
Stress psikologik
Tipe kepribadian
Kurang aktifitas olahraga
Merokok
3. Manifestasi Klinis
Nyeri dada
Jantung berdebar
Sesak napas
Demam
Mual
Muyntah
Perut bagian atas kembung dan sakit
Debar jantung abnormal
Tekanan darah rendah
Pucat
Kulit basah dan dingin (keringat dingin)
Kurang semangat
Pingsan
Tenaga pikiran lemah
Ketakutan tidak beralasan
Nyeri lengan dan punggung
Akral hangat
CRT>4 atau CRT=4
4. Komplikasi
Aritmia
Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang
disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis. Aritmia timbul akibat
perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini
bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas
listrik sel . Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut
jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi.
a. Tachycardia
Ditandai dengan denyut jantung melebihi 100 bpm ( beat per minute) dan terdapat
pemulaan takikardia dapat saja dipusat sistem konduksi atau di rongga otot jantung.
b. Bradicardia
Denyut jantung kurang dari 50 bpm. Terjadi bila pusat permulaan dan serat konduksi
dari aktivitas elektrik pada sistem konduksi rusak.
jantung).
Perikarditis
Syok kardiogenik
Aneurisma
Angina pectoris
Rasa sakit/ tertekan / nyeri ditengah dada karena tidak cukup darah ke otot jantung
yang disebabkan oleh tersumbatnya sebagian pembuluh arteri.
a. Angina pectoris stabil : pola sakit dadanya dapat dicetuskan kembali oleh suatu
kegiatan dan oleh faktor pencetus tertentu., dalam 30 hari terakhir tidak ada
perubahan dalam hal frekuendi lama dan faktor pencetusnya.
b. Angina pectoris tidak stabil : umumnya terjadi perubahan pola: meningkatnya
frekuensi, parahnya dan atau lamanya sakit dan faktor pencetusnya. Sering
termasuk pada saat istirahat, pendeknya terjadi cressendo kearah perburukan
gejala gejalanya.
c. Angina prinzmetal (variant) : terjadi karena spasme arteri koronaria
5. Pemeriksaan Diagnostik
a) Elektrokardiografi
Sinyal kecil yang melintas atrium dan ventrikel jantung dan denyut jantung
dapat dicatat oleh elektrode-elektrode yang ditempatkan pada kulit. Sinyal tes
kemudian dapat diperkuat dan dicatat diatas kertas. Teknik ini dikenal sebagai
elektrokardiografi dan kertas pencatatnya disebut elektrokardiogram (EKG).
Suatu EKG dapat menunjukkan:
Setiap keleinan irama (aritmia)
Suatu pola abnormalitas tipikal dari pertumbuhan berlebih dari otot
jantung, gangguan sinyal elektrik, dan penipisan dinding otot jantung.
b) Tes Darah
Tes darah jarang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit jantung, tetapi sangat
berkuna karena:
Pengukuran kadar lemak darah dapat menunjukkan adanya penyakit
jantung koroner.
Adanya enzim kreatin kinase dalam darah dapat mengindikasikan
adanya Infark Miokard.
c) Foto Toraks
Foto toraks digunakan untuk mendapatkan gambaran dari jantung,
menentukan secara keseluruhan dari ukuran jantung dan untuk mendeteksi bendungan
di paru-paru.
d) Elektrokardiografi Ambulator (Monitoring Holter)
Tiga atau empat elektrode diletakkan di dada dan dihubungkan dengan suatu
tape recorder portable yang biasanya dikenakan dengan suatu ikat pinggang yang
mengelilingi perut. Alat ini dapat mencatat denyut jantung selama 24 jam dan dapat
diulangi jika diperlukan. Pita rekaman kemudian dikeluarkan dan diputar ulang
melalui analiser yang dapat mendeteksi dan secara otomatis mencetqk aritmia.
e) TMT (Treadmill Test)
Rekaman jantung dalam keadaan istirahat (EKG) sering tidak dapat
mengungkap adanya penyempitan pada arteri koroner (PJK) secara jelas, kecuali
sudah dalam taraf yang agak parah. Dengan memberikan beban fisik (berjalan di atas
alat Treadmill) sesuai umur dan kemampuan pasien, kebutuhan jantung akan oksigen
dipicu dan bila ada penyempitan akan tampak gambaran EKG pada tampilan layar
monitor saat pasien dalam keadaan beraktifitas.
TMT bisa mendeteksi adanya tekanan darah tinggi tersembunyi (Reactive
Hipertension) bila dibarengi dengan penukuran tekanan darah secatra terus menerus
saat pasien berjalan di atas alat. Manfaat lain TMT adalah mengukur dan menentukan
jenis kegiata atao olahraga yang aman bagi pasien.
f) Ekokardiografi
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan USG untuk jantung yang dapat
mengungkapkan presentase fungsi jantung, ukuran pembengkakan jantung, kerusakan
katup jantung serta kemungkinan kelainan jantung bawaan.
4 point
3 point
2 point
1 point
Verbal Response
Orientasi baik, contoh : pasien dapat
menyebutkan nama, menyadari situasi
disekitarnya
Pembicaraan membingungkan, tidak
dapat memberikan jawaban yang
informatif, memberikan jawaban yang tidak
berhubungan dengan pertanyaan
Pasien berkata-kata tetapi kacau, tidak
dalam susunan kalimat, dapat bersifat makian
atau teriakan
Suara yang tidak berarti ( keluhan atau
omongan ) tetapi bukan suatu kata
Tidak berespon
Motoric response
Secara spontan menggerakan anggota
badan sesuai perintah
Melokalisir nyeri (menjangkau dan
menjauhkan stimulus saat diberi rangsang
nyeri)
5 point
4 point
3 point
2 point
1 point
6 point
5 point
4 point
3 point
2 point
1 point
6. Penatalaksanaan
c. Farmakologi
1. Aspirin (ex Aspilet)
Aspirin adalah obat wajib untuk penderita PJK, terlebih bagi mereka yang sudah
melewati prroses pemasangan stent atau operasi bypass. Aspirin harus segera
diberikan kepada penderita jantung untuk dikunyah.
Indikasi
: Mencegah perlekatan keping-keping darah agar lancar dan
mengalir dan mencegah terbentuknya gumpalan darah
Dosis
: mulai dari 75 mg sampai 325 mg. Dosis rendah sudah cukup
ampuh untuk menghambat penggumpalan keping darah.
Efek samping
: Nyeri ulu hati, dan pendarahan. Obat ini harus diminum
bersama makanan untuk mencegah ulu hati
2. Obat Nitrat (Isosobrid Mononitrat) ex Elantan, Pentacad
Indikasi
: Profilaksis anginaa, tambahan pada gagal jantung kongestif
Dosis
: dosis awal 20 mg, 2-3 kali sehari, atau 40 mg 2 kali sehari
Efek samping
: sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing,
hipotensipostural, takikardi
3. Obat Statin
Stati adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan lemak darah,
terutama peningkatan kadar LDL.
Indikasi
: mengatasi gangguan lemak darah, terutama peningkatan kadar
LDL
Dosis
Efek samping
Indikasi
dengan
risiko
terjadinya
penyakit
jantung
dan
Hiperlipidemia
Kolesterol
Arterioskelero
sis
Ateroma
stress
merokok
CO Hb mengikat
CO O2 As.
Nikotorat
pelepasan
katekolamin
kontriksi arteri
Spasme
pembuluh
darah
Latihan
fisik
Adrenalin
Usia
Degenerasi
pembuluh
arteri
Merangsang
pertumbuhan
trombus
Aliran darah
tersumbat
Aliran O2 ke
arteri koroner
menurun
Suplai darah
menurun
O2 ke jantung
menurun
9. PATOFISIOLOGI PJK
Iskemia
miokard
Kerusakan
otot
miokardium
Perubahan
EKG ST elevasi
Infark Miokard
Ketidakseimba
ngan
Kebutuhan O2
Fungsi
venttrikel
kiri dan gg.
kontraktilitas
Metabolis
m anaerob
meningkat
Sindrom
koroner akut
(ACS)
Perubahan
hemodinami
k
Pembentukan
energy
menurun
Produksi asam
laktat
meningkat
Kontraksi
jantung
menurun
Stimulasi
ujung saraf
Beban
jantung
meningkat
Angina
pektoris
I.
Perfusi
Tek.
Hidrostatik >
Tek.osmotik
Gg.
Perfusi
Jaringan
Syok
kardiogenik
Mual, muntah
Hipertropi
ventrikel kiri
Penuruna
n curah
jantung
Kongesti
pulmonal
Perembesan
cairan ke
alveoli
Edema
Risiko
kematian
Ansietas
Stimulasi
Saraf
simpatis
Tek ventrikel
kiri
HR
Lela
h
Kondisi &
progress
penyakit
Intoleran
si
aktivitas
Biodata
Nama
: Tn. B
Usia
: 65 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Keluhan Utama
Kesadaran
TTV
Pemeriksaan fisik
Auskultasi
Perkusi
: edema (-)
Palpasi
Pemeriksaan Laboratorium
Rontgen dada
EKG
Data
DS :
Etiologi
Infark
Masalah
Gangguan rasa nyaman:
ketidak-seimbangan
miokard
nyeri
kebutuhan ok-sigen
DO : -
metabolisme an-aerob
meningkat
pem-
bentukan
energi
menurun
produksi
asam
laktat
ningkat
me-
stimulasi
DS :
pectoris nyeri
Perubahan
hemodinamik
perfusi
SMRS
- nyeri terus-menerus
Ansietas
menurun
ganggu-an
serta menjalar ke
jaringan
kardiogenik
punggung
kematian
perfusi
syok
resiko
- keluhan cemas
DO :
3.
- skala nyeri : 10
DS :
Iskemia
- hiperlipidemia (+)
infark
miokard
fungsi
ventrikel
DO :
miokard
Gangguan
jaringan
kiri
menurun perubahan
perfusi
- P = 80 x / mt
hemodinamik
- BP = 120/90 mmHg
perfusi menurun
- CRT > 4 dt
DS :
Iskemia
infark
DO :
miokard
miokard
metabolisme an-aerob
meningkat
pem-
bentukan
energi
menurun kontraksi
jantung
menurun
beban
jantung
meningkat
Intervensi
Mandiri :
berkurang
pada
pro- perawatan 3 x 24
duksi
asam jam
yang tenang
dengan
han nyeri
mudah
dan rileks
- kebanyakan pasien
berfokus pada nyeri
- berikan lingkungan
nyeri
Rasional
teknik relaksasi
- menurunkan
rangsang eksternal
bergerak
Kolaborasi :
- beri bantuan
oksigenasi
- membantu dalam
penurunan respon
nyeri
- menurunkan nyeri
hebat pada fase akut
pethidine, aspilet )
Mandiri :
Ansietas
Tupen :
berhubungan
dengan
risiko berkurang
kematian
dan
saling percaya
lingkungannya
Tupan :
kesehatan
ditandai
hilang
nyeri
hankan hubungan
perubahan
dengan
menunjukkan ma-
presikan perasaannya
merasa cemas
perasaan klien
karena
didiagnosis
- libatkan keluarga /
- berbagi informasi
penyakit
jantung
memotivasi klien
Gangguan
Tupen :
perfusi
CRT
jaringan
kembali
berhubungan
batas normal
dan
dengan
Tupan :
hemodinamik
Mendemonstrasika
ditandai
n perfusi dengan
teraba
- pantau tanda-tanda
vital
perubahan
dengan
perifer
akral adekuat
hangat
dibuktikan
Kolaborasi :
- beri obat sesuai
indikasi
mengurangi
untuk
mual
memperbaiki
fungsi perfusi
Risiko
Tupen :
Mandiri :
penurunan
Setelah
curah
jantung tindakan
akibat
baring, disfungsi
dari
berhubungan
keperawatan selama
dengan
2x24 jam
peningkatan
resiko
penurunan
beban jantung
curah
jantung
memungkinkan)
Sebaliknya, hipertensi
duduk
berkurang
ventrikel,
hipoperfusi
juga
miokard
banyak
yang
Tupan :
Setelah
dilakukan
terjadi
mungkin
berhubungan
dengan
nyeri,
cemas,
tindakan
peningkatan
keperawtan selama
resiko
masalah
curah
sebelumnya. Hipotensi
minggu
penurunan
vaskuler
ortostatik berhubungan
dengan
komplikasi
GJK.
Penurunanan
curah
jantung
ditunjukkan
oleh
denyut
yang
nadi
dihubungkan
dengan
GJK,
S4 dan adanya
regurgitasi mitral,
murmur.
peningkatan kerja
ventrikel kiri yang
disertai
yang
infark
berat.
mungkin
berhubungan
S4
dengan
iskemia
miokardia,
kekakuan
ventrikel
dan
hipertensi.
Murmur
menunjukkan
gangguan
aliran
darah
normal
dalam
jantung
seperti
- Auskultasi bunyi
napas.
pada
kelainan
katup,
kerusakan septum
atau vibrasi otot
papilar.
Krekels
- Berikan makanan
menunjukkan
kongesti
mudah dikunyah.
yang
paru
mungkin
terjadi
karena
penurunan fungsi
miokard.
Kolaborasi :
- Pemberian oksigen
sesuai kebutuhan
klien
Makan
volume
besar
dalam
yang
dapat
meningkatkan
kerja miokard dan
memicu rangsang
vagal
- Pertahankan patensi
IV-lines/heparin-lok
yang
mengakibatkan
terjadinya
sesuai indikasi.
bradikardia.
Meningkatkan
- Bantu pemasangan
suplai
oksigen
untuk
kebutuhan
/pertahankan paten-si
miokard
menurunkan
digunakan.
iskemia.
Jalur
dan
IV
yang
paten
penting
untuk
pemberian
disritmia
atau nyeri
dada
berulang.
Pacu
jantung
mungkin
merupakan
tindakan
dukungan
sementara
selama fase akut
atau
mungkin
diperlukan secara
permanen
pada
infark
luas/kerusakan
sistem konduksi.
BAB III
SIMPULAN
Penyakit Jantung Koroner adalah penyakit pada arteri koronaria dimana terjadi
penyempitan atau sumbatan pada arteri koronaria yang disebabakan karena arterosklerosis.
Penyakit Jantung Koroner sebenarnya timbul ketika arteri koroner yang membawa darah dan
oksigen ke jantung menyempit karena substansi berlemak yang disebut plak. Plak tersebut
menumpuk ke bagian dalam arteri.
Komplikasi yang disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner di antaranya adalah
aritmia meliputi takikardi dan bradikardi, gagal jantung, perikarditis, tromboembolisme,
jantung berhenti tiba-tiba, infark miokard, syok kardiogenik, aneurisma, dan angina pectoris
yang meliputi angina pectoris stabil, angina pectoris tidak stabil, dan angina prizmental.
Masalah-masalah keperawatan yang muncul pada Penyakit Jantung Koroner biasanya
adalah gangguan rasa nyaman: nyeri, ansietas berhubungan dengan risiko kematian dan
perubahan
kesehatan, gangguan
perfusi
jaringan
berhubungan
dengan
perubahan
Daftar Pustaka
Barbara C long. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Pajajaran Bandung.
Perch, Michael. 1991. Buku Pintar Kesehatan Penyakit Hantung. Jakarta : Arcan.
Soeharto, Iman. (2001). Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Yahya, Fauzi. 2009. Menaklukan Pembunuh NO 1 Mencegah dan Mengatasi PJK dengan
Cepat dan Tepat. Bandung : Mizan
Soeharto, Iman. 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung. Jakarta :Gramedia
Pustaka Utama
http://www.medistra.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=76.pukul.15.43.04-05-2011
http://www.infokeperawatan.com/asuhan-keperawatan/asuhan-keperawatan-pada-pasiendengan-penyakit-jantung-koroner.htmlpukul.17.40.04-05-2011
http://radenbeletz.com/gagal-jantung.html
http://www.pnpm-mkp-ketapang.net/asuhan-keperawatan-perikarditis.html
http://www.scribd.com/doc/4825949/JANTUNG-DAN-PEMBULUH-DARAH
http://asuhankeperawatans.blogspot.com/2010/12/asuhan-keperawatan-penatalaksanaansyok_16.html
http://medic-stuff.blogspot.com/2008/11/infark-miokard.html