Tugas Uas Hukum Pidana Anak
Tugas Uas Hukum Pidana Anak
Kliping koran
Kasus Posisi
Bahwa Telah terjadi tindak pidana pemerasan dengan ancaman/Penganiayaan
yang dialami oleh Dayyan Ahmadi yang dilakukan kedua kakak kelasnya yang
masing-masing kelas 4 dan kelas 5
Bahwa hal itu diawali ketika Dayyan Ahmadi bermain bola dengan temannya,
kemudian kedua kakak kelasnya merebut bola tersebut dari Dayyan ahmadi kemudian
Dayyan Ahmadi merebut bola itu kembali.Ketika Bola tersebut berhasil direbut oleh
Dayyan Ahmadi,kedua kakak kelasnya memuku lmata Dayyan Ahmadi.
Bahwa setelah bermain bola dan kembali ke kelasnya,Dayyan Ahmadi
didatangi lagi oleh kedua kakak kelasnya dan Dayyan dipukul lagi di bagian
matanya.Cara penganiayaan yang dilakukan oleh kedua kakak kelasnya adalah
Seseorang memegang Dayyan dari belakang dan yang lainnya memukuli dari depan.
Bahwa setelah hal tersebut terjadi Dayyan pulang lebih awal dengan hidung
berdarah dan wajah bagian kanan agak lebam.Wali kelas Dayyan tidak mengetahui
perbuatan tersebut dan menduga hal tersebut disebabkan akibat Dayyan
terjatuh.Dayyan meminta pulang lebih cepat.
Anak yang berkonflik dengan hukum yang selanjutnya disebut dengan anak adalah
anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun,Tetapi belum berumur 18 (delapan
belas) tahun yang diduga melakukan tindak pidana.
Ada 5 lima macam kategori anak yang lengkap dengan situasi,perilaku, sikap
dan sejumlah pelanggaran menurut teori Paul Tappan hal tersebut yakni
1. Deviant situasional factors,Where the child is exposed to deleterious and
community influences
2. Behaviour Problems that represent some measure of personal unadjustment to
the environment
3. Antisocial attitudes wherein the child reveals subjective reactions antagonistic
to authority,but without serious overt aggreasion
4. waywardness orincorrigibility,the vialiation of relatively non serious
community conduct standards
5. Serious,illegalities,the violation of criminal conduct norms
Di dalam bukunya The Nature Of Juvenile Delinquency kelima kategori
tersebut
dibagi
lagi
menjadi
anak-anak
yang
melakukan
perbuatan-
unsur-unsur yang dikemukakan Paul Tappen di dalam kategori kelima yakni Burglary
(Pemalakan) dan Assault(Penganiayaan).Walaupun kedua pelaku yakni kedua kakak
kelas tersebut telah memenuhi Unsur-Unsur dari suatu tindak pidana yang diatur di
dalam KUHP,tetapi khusus untuk tindak pidana yang dilakukan oleh anak-anak
mendapatkan pengecualian kedua kakak kelas tersebut tidak dapat dihukum..Jika
Dayyan yang duduk di kelas 1 SD masih berumur 7 tahun kemungkinan kakak kelas
Dayyan yang duduk di kelas 4 dan 5 SD maka Umur mereka antara 10-12 tahun. Hal
ini telah diatur di dalam pasal 69 ayat 2 UUSPPA yang tertulis:Anak yang belum
berusia 14(empat belas) tahun hanya dapat dikenai tindakan.
Tindakan-tindakan yang dimaksud di dalam pasal 69 ayat 2 UUSPPA
dijelaskan didalam pasal 82 ayat 1 UUSPPA yang tertulis:
Tindakan yang dapat dikenakan kepada anak meliputi:
a.
b.
c.
d.
kedua anak tersebut dapat dikatakan sebagai pelaku,hal tersebut dirasa kurang pantas
karena pelaku sendiri adalah anak-anak.dan mereka masih perlu mendapatkan
pembinaan dan bimbingan tanpa mengurangi hak dan kebebasan mereka.Jangan anak
sampai menjadi trauma dan terstigma karena efek dari trauma dan stigma dapat
menimbulkan kekacauan yang lebih besar dan tidak memecahkan solusi.Untuk
menghindari hal tersebut dibutuhkan solusi yang tepat,salah satu caranya adalah
dengan melakukan diversi.
Di dalam Buku Ajar Hukum Pidana Anak Fakultas Hukum Unair (Hal:130)
menjelaskan mengenai pengertian Diversi yakni:Pengalihan Penanganan kasuskasus anak,yang diduga telah melakukan tindak pidana,dari proses formal (proses
Peradilan) dengan atau tanpa syarat,Proses memperhatikan anak (proses Non
Formal).maksud dari pengertian diatas adalah diversi merupakan suatu proses
penanganan kasus anak yang melakukan tindak pidana diproses dengan cara diluar
peradilan.Di dalam diversi terdapat batasan untuk dapat dilakukannya suatu diversi
oleh penyidik sesuai dengan pasal 7 ayat 2 UUSPPA yakni
Diversi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam hal tindak
pidana yang dilakukan:
a. Diancam dengan pidana penjara dibawah 7 tahun;dan
b. Bukan mrupakan pengulangan tindak pidana.
Jika dilihat dari kasus diatas umur kedua pelaku berkisar 10-11 tahun
melakukan perbuatan pemerasan dan ancaman maka tindak pidana yang dijatuhkan
adalah 9 tahun sesuai dengan pasal 368 KUHP maka dapatmenyebabkan diversi tidak
dapat dilakukan oleh penyidik.hal ini yang menjadikan banyak alasan polisi tidak
dapat melakukan diversi.Walaupun demikian hal tersebut bukan alasan untuk pelaku
tetap menjalani proses perdilan.masih ada cara lain agar tidak terjadi proses peradilan
dengan menggunakan metode pendekatan Keadilan restoratif.Di dalam Buku Ajar
Hukum Pidana Anak Unair (hal:131) pengertian mengenai keadilan restoratif adalah
Proses dimana semua pihak yang terlibat dalam suatu tindak pidana bersama-sama
memecahkan masalah dan bagaimana menangani akibatnya dimasa yang akan
datangHal inilah metode yang paling baik dalam memecahkan kasus diatas.Dari
penjelasan diatas maka proses yang harus dilakukan adalah mengumpulkan orang
tua/wali,tokoh masyarakat,anak korban dan anak(pelaku) untuk bersama-sama
mencari jalan terbaik untuk para pihak agar terjadi kedamaian diantara pihak korban
dan pelaku.Bentuk dari keadilan restoratif bertujuan:
1. Agar anak dapat bertanggung jawab atas perbuatannya
2. Member kesempatan pada anak untuk mengganti kesalahnnya dengan
kebaikan
3. Memberikan kesempatan bagi korban untuk ikut dalam proses
4. Memberikan kesempatan bagi anak agar tetap dapat berkumpul dengan
keluarganya
5. Untuk memberikan kesempatan bagi rekonsiliasi dan penyembuhan dalam
masyarakat.
Kesimpulan
2.
Jawab: semua pelaku geng motor tidak perlu dilakukan diversi karena tidak
memenuhi persyaratan diversi sesuai dengan pasal 7 ayat (1) dan (2) Undang-Undang
Nomor 11 tahun 2012 mengenai sistem peradilan pidana anak yang tertulis:
1. Diversi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam hal tindak
pidana yang dilakukan:
a. Diancam dengan pidana penjara dibawah 7 (tujuh) tahun;dan
b. Bukan merupakan pengulangan pidana
Para pelaku yang masih dibawah dan/atau 21 tahun (16,20,& 21 tahun) hanya
memenuhi sebagian syarat untuk dilakukan suatu diversi yakni bukan pengulangan
tindak pidana,tetapi karena penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang lain
dihukum dengan penjara 7 tahun maka syarat tersebut gugur.pasal 7 angka 2
UUSPPA merupakan syarat yang bersifat komulatif yakni ketika salah satu unsur
tidak terpenuhi maka secara otomatis syarat yang lain gugur.ketika persyaratan
diversi gugur maka sesuai dengan pasal 20 UUSPPA maka anak(para pelaku yang
berumur 16,20 dan 21 tahun) akan diajukan di dalam siding anak.Pasal 20 UUSPPA
tertulis: dalam hal tindak pidana yang dilakukan oleh anak sebelum genap berumur
18(delapan belas) tahun dan diajukan ke dalam siding pengadilan setelah anak yang
bersangkutan melampaui batas umur 18 tahun,tetapi belum mencapai 21(dua
puluh satu) tahun,Anak diajukan ke sidang anak.
Sesuai dengan teori Paul Tappan(didalam Buku Ajar Hukum Pidana Anak
Fakultas Hukum Unair,Hal: 111) yang dikajinya di amerika bahwa hukum kebiasaan
disana anak dibagi menjadi 4 kategori yakni:
a.
b.
c.
d.
0 - < 7 tahun
7 - < 14 tahun
14- < 21 tahun
21 tahun
Di dalam kategori c pada usia ini terdapat anggapan bahwa,seseorang mampu
3.
Jawab:
Ciri Khas yang terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012
dan
Nama
: Fitriansyah andika
Nim
: 031111170