01 Oleokimia
01 Oleokimia
Oleokimia
Oleokimia merupakan suatu bagian ilmu kimia yang mempelajari tentang
proses pengolahan asam lemak dan gliserol serta turunannya, baik yang diperoleh dari
minyak atau lemak maupun hasil sintesis. Oleokimia juga berarti senyawa turunan
minyak atau lemak yang dihasilkan melalui proses kimia, seperti halnya bahan
kimia petrokimia yang diturunkan dari minyak hidrokarbon.. Minyak atau lemak
secara umum merupakan trigliserida yang mengandung gliserol dan asam lemak
baik jenuh maupun tidak jenuh. Dalam industri olokimia, dengan proses kimia
struktur minyak
struktur lain
seperti asam
lemak,
2. Industri Oleokimia
dua
jenis
Sumber
binatang
maupun
dari
sumber
yaitu
yang
alami
dan
dari
sintetik.
tumbuhan,
alami
yang
berasal dari lautan adalah sperm oil, dan minyak sarden (sarden oil).
Minyak lemak yang berasal dari hewan adalah lemak hewan. Tumbuhan
merupakan sumber minyak terbesar, dimana di dunia ini terdapat
banyak jenis tumbuhan yang mengandung minyak yang tersebar di
bag ian tanaman.
Sebagai
sumber minyak,
tumbuhan
dikelompokkan
menjadi dua yaitu plant oil yang antara lain terdiri dari minyak kelapa
dan minyak sawit serla seed oil. Seed oil dapat dihasilkan dari biji-biji
tanaman seperti biji kedelai, biji lobak, biji bunga matahari, biji kapas,
kacang dan Lin seed.
Industri oleokimia yang saat ini tengah berkembang pesat adalah industri
antara yang berbasis minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). Dari
kedua jenis produk ini dapat dihasilkan berbagai jenis produk antara sawit yang
digunakan sebagai bahan baku bagi industri hilirnya, baik untuk kategori pangan
ataupun non pangan.
Diantara kelompok industri antara sawit tersebut salah satunya adalah
oleokimia dasar (fatty acid, fatty alcohol, fatty amines, methyl esther, glycerol).
Produk-produk tersebut menjadi bahan baku bagi beberapa industri seperti farmasi,
toiletries, dan kosmetik. Fatty alcohol sebagian besar digunakan untuk produksi
deterjen sebesar 48 persen dan pembersih, kemudian disusul oleh penggunaan sebagai
bahan antioksidan sebesar 11 persen. Sedangkan glycerin banyak digunakan antara
lain untuk sabun, kosmetik dan obat-obatan yang mencakup 37 persen dari total
konsumsi material ini. Kelompok produk lainnya yang cukup banyak menggunakan
glycerin adalah Alkyd resin dan makanan masing-masing 13 dan 12 persen.
Dibandingkan dengan negara tetangga yang juga memiliki industri kelapa
sawit terbesar di dunia yakni Malaysia, perkembangan industri oleokimia di Indonesia
masih belum semaju mereka. Kondisi ini tidak terlepas dari strategi pengembangan
industri sawit Indonesia yang pada awalnya lebih ditekankan sebagai industri primer
yakni CPO, terutama untuk diekspor sebagai sumber devisa non migas. Berbeda
disebabkan
produk
oleokimia
mempunyai
beberapa
keunggulan
4. Olein
Olein adalah minyak goreng yang dihasilkan dari pengolahan CPO (Crude
Palm Oil), sedangkan CPO sendiri berasal dari proses pemerasan buah kelapa sawit.
Pemisahan CPO dan PKO dapat menghasilkan oleokimia dasar yang terdiri dari asam
lemak dan gliserol. Secara keseluruhan proses penyulingan minyak sawit tersebut
dapat menghasilkan 73% olein, 21% stearin, 5% PFAD (Palm Fatty Acid Distillate)
dan 0,5% buangan. Olein berwujud cairan kuning pada suhu kamar, sering digunakan
sebagai minyak goreng dan juga dalam persiapan makanan komersial, serta untuk
membuat sabun dan lilin. Berikut ini adalah skema pemurnian CPO menjadi olein dan
stearin.
Pada akhirnya, kita akan kehilangan banyak triglyceride. Oleh karena itu,
chemical dan physical refining akan berbeda di tahap degumming/neutralization.
Tahap chemical refining ini terdiri dari:
-
d) Menghilangkan bau (biasanya juga disebabkan oleh keberadaan FFA). Proses ini
umum disebut sebagai deodorization. Sebelum masuk ke deodorization, air di minyak
mesti dibuang terlebih dahulu. Tujuannya agar tidak terjadi hidrolisis minyak menjadi
FFA dan gliserol. Biasanya hal ini dilakukan dengan memanaskan minyak sampe di
atas 100 oC-140 oC). Proses deodorization (sederhananya: menghilangkan bau) ini
menghilangkan sisa-sisa FFA dan senyawa-senyawa lain yang lebih volatil daripada
triglycerides. Di proses physical refining, di proses deodorization inilah FFA dibuang
karena proses ini tidak memiliki tahap netralisasi seperti di chemical refining. Proses
ini berupa distillation dengan kondisi vakum (1-6 mmHg, 230-260 oC). Kondisi
vakum diperlukan untuk menurunkan boiling temperature dari FFA. Di bawah ini
adalah perbandingan tekanan uap dari FFA dan oil.
e) Jika didinginkan, kita juga bisa memisahkan olein dan stearin. Olein adalah
komponen palm oil yang berfasa cair dari stearin adalah komponen palm oil yang
berfasa padat. Olein dan stearin akan dipisahkan di tahap selanjutnya dengan
mendinginkan minyak sampai 30 oC secara perlahan. Hal ini ditujukan agar kristal
stearin yang terbentuk besar besar, sehingga mudah dipisahkan (oleh filter press, dan
sebagainya). Umumnya, dari minyak ini akan kita dapatkan 20-24% stearin dan 8076% olein. Olein digunakan sebagai minyak goreng atau campuran minyak goreng,
sementara stearin sebagai margarin. Keduanya (atau langsung dari minyak RBD) bisa
digunakan sebagai bahan baku industri oleochemical, makanan, dan berbagai nonfood application lainnya.
5. Stearin
Stearin merupakan hasil kristalisasi dari minyak kelapa sawit (CPO) berbentuk
padat, mengandung asam palmitat, stearat, dan oleat. Dari setiap kg minyak kelapa
sawit yang telah mengalami rafinasi, bleaching, dan deodorizing, diperoleh sekitar
300-400 gr RBD Stearin, bergantung kepada minyak kelapa sawit yang digunakan.
Stearin merupakan bagian padat dari minyak sawit yang dihasilkan dari
kristalisasi sebagian pada suhu yang terkendali. Stearin adalah campuran berbagai
asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh, dengan komponen terbesar adalah
asam palmitat. Asam palmitat adalah asam lemak jenuh yang berbentuk padat pada
suhu kamar. Komponen terbesar kedua dalam stearin adalah asam oleat yang
merupakan asam tak jenuh dan memiliki titik leleh rendah yaitu 14 oC.
6. Gliserin
Gliserin diperoleh dari hasil hidrolisa minyak inti sawit dengan menggunakan
tekanan 50 56 bar dan temperatur 250 2600C. Gliserin ini merupakan suatu produk
kimia yang digunakan dalam industri kosmetika. Penentuan zat pereduksi yang
terdapat didalam gliserin (refined glycerine) merupakan salah satu parameter yang
a. Asam lemak merupakan hasil reaksi samping dari pemurnian minyak CPO menjadi
RBDPO, dimana banyak digunakan sebagai komponen utama dalam pembuatan
sabun.
b. Ester asam lemak merupakan produk turunan asam lemak, dari berbagai fraksi asam lemak
melalui proses esterifikasi menggunakan alkohol menghasilkan beberapa jenis ester. Misalnya
ester dari asam lemak C8-C10 dengan trimetilol propana yang digunakan sebagai bahan
pembuatan pelumas. C8-C10 yang diesterkan kembali dengan gliserol menghasilkan lemak
berantai sedang (Medium Chain Trigliserides/ MCT) yang memiliki viskositas rendah dan
memiliki sifat sangat stabil. MCT digunakan sebagai pelarut wangi-wangian (flovors),
sebagai makanan diet karena mudah dicerna dan cepat menghasilkan energi. Esterifikasi asam
lemak dengan monoalkohol misalnya isopropanol dengan asam miristat menghasilkan
isopropil miristat, salah satu komponen kosmetik. Gliserol monoester digunakan sebagai
bahan pengemulsi pada industri pangan, bahan penghilang jamur dan bahan pelumas dalam
idustri plastik.
c. Alkohol asam lemak merupakan hasil produk hidrogenasi lemak atau ester asam
lemak. Alkohol asam lemak dapat difraksinasi untuk memisahkan fraksi C8-C10 yang
dikenal alkohol asam lemak yang berfungsi sebagai bahan baku plastik. Esterfikasi
dengan asam polikarboksilat seperti anhidrida ptalat menghasilkan bahan baku plastik
khususnya untuk industri PVC (Polivinil Klorida). C12 C14 alkohol banyak
digunakan sebagai additif pelumas dan dalam pembuatan minyak rem dan minyak
hidrolik. C16-C18 alkohol asam lemak banyak digunakan sebagai campuran dalam
pembuatan krem, lipstik, pasta, semir dan produk lainnya.
d. Ester poliglikol merupakan ester yang dihasilkan dari hasil reaksi alkohol asam lemak
dengan etilen oksida digunakan sebagai surfaktan nonionik. Banyak digunakan
sebagai bahan pembuatan dalam industri tekstil, cairan pencuci, produk penghilang
lemak dan pembuatan cairan pembersih.
e. Amida asam lemak misalnya monoetanol amida dan dietanol amida dibuatdengan
mereaksikan asam lemak atau ester asam lemak dengan monodietanol amina atau
dietanol amina yang banyak digunakan sebagai pembentuk busa (foam boosters) pada
sampo dan produk detergen.
f. Amina asam lemak merupakan amina yang dihasilkan dari reaksi asam lemak dengan
amonia dan hidrogen. Banyak digunakan dalam industri pembuatan bahan pelembut
(softener) dan biosida. Amina asam lemak banyak digunakan sebagai bahan
pembuatan sampo.
8. Asam Lemak
Asam lemak, bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama
minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada
makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin,
atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa
berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida).
Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam lemak dibedakan
menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya
memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam
lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satuikatan ganda di antara atom-atom karbon
penyusunnya.
Pada daun hijau tumbuhan, asam lemak diproduksi di kloroplas. Pada bagian
lain tumbuhan dan pada sel hewan (dan manusia), asam lemak dibuat di sitosol.
Proses esterifikasi (pengikatan menjadi lipida) umumnya terjadi pada sitoplasma, dan
minyak (atau lemak) disimpan pada oleosom. Banyak spesies tanaman menyimpan
lemak pada bijinya (biasanya pada bagian kotiledon) yang ditransfer dari daun dan
organ
berkloroplas
lain.
Beberapa
tanaman
penghasil
lemak
terpenting
adalah kedelai, kapas, kacang tanah, jarak, raps/kanola, kelapa, kelapa sawit, jagung
dan zaitun.
Asam lemak mengandung energi tinggi (menghasilkan banyak ATP). Karena itu
kebutuhan lemak dalam pangan diperlukan. Diet rendah lemak dilakukan untuk menurunkan
asupan energi dari makanan. Asam lemak tak jenuh dianggap bernilai gizi lebih baik karena
lebih reaktif dan merupakan antioksidan di dalam tubuh. Posisi ikatan ganda juga menentukan
daya reaksinya. Semakin dekat dengan ujung, ikatan ganda semakin mudah bereaksi. Karena
itu, asam
lemak
lemak
esensial)
lebih
bernilai
gizi
dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Beberapa minyak nabati (misalnya -linolenat)
dan minyak ikan laut banyak mengandung asam lemak esensial (lihat macam-macam asam
lemak).
Karena mudah terhidrolisis dan teroksidasi pada suhu ruang, asam lemak yang
dibiarkan terlalu lama akan turun nilai gizinya. Pengawetan dapat dilakukan dengan
menyimpannya pada suhu sejuk dan kering, serta menghindarkannya dari kontak langsung
dengan udara.
Penambahan lemak dalam makanan memberikan efek rasa lezat dan tekstur makanan
menjadi lembut serta gurih. Di dalam tubuh, lemak menghasilkan energi dua kali lebih
banyak dibandingkan protein dan karbohidrat, yaitu 9 kkal/gram lemak yang dikonsumsi.
Dalam mengkaji hubungan antara diet lemak dengan penyakit jantung perlu diperhatikan
proporsi energi yang berasal dari lemak serta jenis lemak yang dikonsumsi.
Secara umum lemak hewani banyak mengandung asam lemak jenuh (SFAs =
Saturated fatty acids), sementara lemak nabati lebih banyak mengandung asam lemak tak
jenuh
tunggal
(MUFAs
Monounsaturated
fatty
acids)
maupun
ganda
9. Fatty Alcohol
Fatty alcohol (lemak alkohol) adalah alkohol alifatis yang merupakan turunan dari
lemak alam ataupun minyak alam. Fatty alcohol merupakan bagian dari asam lemak
dan fatty aldehid. Fatty alkohol biasanya mempunyai atom karbon dalam jumlah
genap. Molekul yang kecil digunakan dalam dunia kosmetik, makanan dan pelarut
dalam industri. Molekul yang lebih besar penting sebagai bahan bakar. Karena sifat
amphiphatic mereka, fatty alkohol berkelakuan seperti non ionic surfaktan. Fatty
alkohol dapat digunakan sebagai emulsifier, emollients, dan thickeners dalam industri
kosmetik dan makanan. Di bawah ini adalah bagan pembuatan fatty alcohol.