1 - 212CME-Diagnosis Dan Tata Laksana Vertigo Pada Sindrom Stroke PDF
1 - 212CME-Diagnosis Dan Tata Laksana Vertigo Pada Sindrom Stroke PDF
EDUCATION
CONTINUINGMEDICAL
MEDICALEDUCATION
EDUCATION
ABSTRACT
Vertigo (atau dizziness) dan gangguan keseimbangan adalah gejala ketiga paling umum yang ditemukan di unit gawat darurat. Terdapat
tumpang tindih antara gejala sindrom vestibular akut dengan sindrom vertebrobasilar akut. Gejala yang berhubungan dengan gangguan
sirkulasi posterior variasinya cukup luas tergantung cabang pembuluh darah yang mengalami oklusi (arteri serebeli posterior inferior [posterior
inferior cerebellar artery, PICA], arteri serebeli anterior inferior [anterior inferior cerebellar artery, AICA], atau arteri serebeli superior [superior cerebellar
artery, SCA]), seperti pada sindrom Wallenberg ataupun sindrom pontin inferior lateral. Gejala vestibular akut dengan tanda-tanda vertigo sentral
merupakan hal serius (red flags). Pemeriksaan penunjang laboratorium tidak mendukung, pemeriksaan CT-scan pada fase akut sensitivitasnya
rendah (sekitar 16%); sensitivitas pemeriksaan MRI cukup tinggi (83%), tetapi fasilitasnya belum tentu tersedia. Karena itu, dokter yang bertugas
di unit gawat darurat perlu meningkatkan keterampilan klinis. Lebih dari 50% pasien dengan sindrom vestibular akut berhubungan dengan
kausa sentral; identifikasi gejala vertigo dengan berbagai variasinya serta tanda-tanda fokal neurologi penting untuk penanganan lebih tepat.
Kata kunci: vertigo, diagnosis, tata laksana, sindrom stroke
ABSTRAK
Vertigo (or dizziness) and equilibrium disorders are the third most common symptom in emergency ward. It can be caused by peripheral or
central pathologic origin. There is an overlap between symptoms of acute vestibular syndrome with acute vertebro-basilar syndrome. Symptoms
associated with posterior circulation disorders have wide variations depends on arteries occluded (PICA [posterior inferior cerebellar artery],
AICA [anterior inferior cerebellar artery] or SCA [superior cerebellar artery]) as seen in Wallenberg syndrome or lateral inferior pontine syndrome.
Differences between peripheral vertigo symptoms such as in Menieres syndrome, BPPV, vestibular neuronitis and labyrinthitis and central
vertigo-related symptoms in the vertebro-basilar insufficiency need to be understood. Laboratory examination does not support diagnosis, CTscan examination in acute phase showed low sensitivity (approximately 16%); MRI is fairly sensitive (83%) but is not universally available. Doctors
in the emergency room need to improve their clinical skills. More than 50% patients with acute vestibular syndrome are associated with central
etiology; identification of vertigo symptoms and neurologic focal signs is needed for more accurate management. Darwin Amir. Diagnosis
and Management of Vertigo in Stroke Syndrome.
Key words: vertigo, diagnosis, management, stroke syndrome
PENDAHULUAN
Vertigo atau dizziness merupakan keluhan
ketiga paling umum yang dilaporkan dalam
praktik dokter atau di klinik; mencakup 3-5%
kunjungan rumah sakit, dan sekitar 25%
dari jumlah tersebut dijumpai di unit gawat
darurat.1 Tidak semua vertigo disebabkan
oleh vestibulopati perifer, tetapi bisa terjadi
akibat patologi sentral. Tergantung tempat
lesi, dapat dijumpai gangguan pendengaran
dan gejala neurologi lainnya. Sebagian
pasien vertigo di unit gawat darurat ternyata
Alamat korespondensi
email: arinisetiawati@yahoo.com
FISIOLOGI KESEIMBANGAN
Keseimbangan (equilibrium) bergantung pada
input tiga sistem, yaitu visual, proprioseptif,
dan vestibular. Input proprioseptif berasal
dari reseptor, terutama pada leher, kolumna
vertebralis, dan kedua tungkai. Keseimbangan
dapat dipertahankan oleh dua dari tiga input
tadi.11 Sistem vestibular mencakup labirin
telinga tengah, cabang vestibular nervus
VIII, dan berhubungan dengan nukleus
vestibularis di ponto-medullary junction,
batang otak, talamus, dan korteks serebri.
Hubungan dengan nervus III, IV, dan VI
berfungsi memelihara pandangan mata
agar selalu siaga sekalipun dalam keadaan
bergerak4; misalnya, memelihara gerakan
bola mata dan fokus membaca nama jalan,
sementara sedang berjalan atau menyetir10;
jadi, hubungan tersebut bekerja menstabilkan
sistem visual, yakni mata terfiksasi pada target
sekalipun kepala bergerak. Fenomena ini
disebut refleks okulovestibular (vestibuloocular reflex, VOR).
Dasar anatomi fenomena ini ditopang oleh 3
(tiga) neuron11:
Neuron aferen pada ganglion vestibulare,
Interneuron nukleus vestibularis,
Neuron motorik bagian bawah atau
eferen pada nukleus okulomotorius, nukleus
troklearis, dan nukleus abdusen.
Tiga kanalis semisirkularis (horizontal,
anterior, dan posterior) membentuk refleks
okulovestibular dalam posisi angular
(angular vestibulo-ocular refelx, aVOR),
sedangkan dua organ otolit (sakulus dan
utrikulus) membentuk refleks okulovestibular
dalam posisi linear (linear vestibulo-ocular
reflex, lVOR).4 VOR dimediasi oleh nukleus
vestibularis, fasikulus longitudinalis medialis
(FLM), nukleus okularis motorius, serta nervus
kranialis III, IV, dan VI.10
Sensory Input
Visual
Vestibular
Proprioseptif
General Processing
Primary Processor
(Vestibular Nuclear Complex)
Motor Output
Primary Processor
(Vestibular Nuclear Complex)
Eye Movement
Positional
Movement
Adaptive Processor
(Cerebellum)
PATOLOGI STROKE
Stroke adalah terjadinya defisit neurologis
tiba-tiba secara lokal sesuai dengan
distribusi arteri atau vena, yang bisa hilang
dalam beberapa menit atau beberapa jam
(transient ischemic attack, TIA) atau menetap
(stroke komplet), yang disebabkan oleh
aterotromboembolisme, emboli kardiogenik,
penyakit iskemik pembuluh darah kecil, atau
kombinasi beberapa macam penyebab.14
Secara konvensional, stroke dibedakan atas
stroke iskemik yang mencakup sekitar 80%
dari semua stroke, terdiri atas stroke trombosis
(pada orang tua), stroke emboli (biasanya
pada usia lebih muda disertai hipertensi
dan kelainan jantung), dan stroke karena
hipoperfusi. Ketiga bentuk patologi stroke
iskemik ini menggambarkan infark serebri.16
Stroke jenis kedua adalah stroke perdarahan
(hemoragik) dengan frekuensi sekitar 20%.
Stroke hemoragik ini dibedakan lagi menjadi
stroke karena perdarahan intraserebral (PIS)
dan stroke karena perdarahan subaraknoid
(PSA).15,16
Dalam
memahami
stroke,
terdapat
pendekatan teritorial aliran darah (territorial
approach). Secara anatomi, sirkulasi vaskuler
otak dibedakan atas sirkulasi anterior (berasal
dari sistem karotis) yang memasok sekitar
80% organ serebral, termasuk nervus optikus,
retina, serta lobus frontotemporal dan lobus
anterotemporal otak, dan sirkulasi posterior
(berasal dari arteri sistem vertebrobasilar)
yang hanya memasok sekitar 20% bagian
otak, meliputi batang otak, serebelum,
talamus, pusat pendengaran, dan korteks
pusat penglihatan.16
Berdasarkan pendekatan teritorial aliran darah,
stroke dibagi atas stroke sirkulasi anterior
(anterior circulation stroke, ACS) dan stroke
sirkulasi posterior (posterior circulation stroke,
10
Insufisiensi
vertebrobasilar
sering
menyebabkan vertigo pada orang tua.
Gejalanya berlangsung dari beberapa menit
sampai berjam-jam, khasnya sekitar 8 menit;
vertigo merupakan manifestasi pada sepertiga
pasien. Rekurensi vertigo tanpa disertai tanda
neurologis beberapa bulan kemudian harus
dicurigai disebabkan oleh gangguan lain.1,3
VERTIGO DAN STROKE
Kesalahan diagnosis (missed diagnosis) pada
TIA atau stroke sirkulasi posterior dan vertigo
sering terjadi, mencapai 35% pada pasien
vertigo. Alasan salah diagnosis ini adalah
karena vertigo dapat disebabkan oleh
gangguan non-vestibular (kardiogenik, 8%
pada infark miokard) dan ortostatik (sekitar
37%). Alasan lain adalah karena pasien sering
tidak bisa menceritakan gejalanya dengan
jelas atau, sebaliknya, karena pertanyaan yang
diajukan tidak spesifik.1
Pendekatan
konvensional
dengan
menanyakan kualitas gejala ternyata kurang
efektif. Apakah pasien menggunakan
istilah vertigo, atau rasa berputar (spinning),
melayang (lightheadedness) tidak bermanfaat
dalam menentukan etiologi. Apakah vertigo
atau nonspecific dizziness tidak membantu
memprediksi etiologi pasien. Misalnya, pasien
BPPV sering menggunakan keterangan
tidak spesifik untuk melaporkan gejalanya
dan pasien yang nyata-nyata berpenyakit
jantung sering kali menyebut keluhannya
sebagai vertigo. Karena luasnya spektrum
pengungkapan gejala, pendekatan dokter
di unit gawat darurat menjadi tumpangtindih dalam menyimpulkan vertigo benigna
(BPPV, vestibular neuronitis, dan labirintitis)
dengan etiologi serius (stroke batang otak
dan stroke serebelum).1,5 Meskipun sebagian
besar (93%) dokter mengatakan bahwa jenis
vertigo penting untuk diverifikasi, hanya 13%
dokter di unit gawat darurat yang mampu
mengklarifikasi lamanya serangan, padahal
sangat penting untuk membedakan BPPV
(hitungan detik), TIA (hitungan menit),
penyakit Meniere (hitungan jam), serta
vestibulopati vestibular akut dan stroke
(hitungan hari).3 Demikian juga membedakan
vertigo sentral dan perifer, bahwa pada
vertigo sentral onsetnya hiperakut (sangat
mendadak), sedangkan pada vertigo perifer
onsetnya beberapa menit sampai beberapa
jam.1,3 Rasio ketepatan diagnosis PCS tidak
menunjukkan korelasi dengan hasil MRI-
Kemungkinan Etiologi
Penyebab perifer:
- Hilangnya fungsi vestibular unilateral
- Neuronitis vestibular akut lanjut
- Penyakit Meniere tahap lanjut
Beberapa jam
Beberapa hari
Berminggu-minggu
Kemungkinan Etiologi
Labirintitis akut, BPPV, tumor sudut
serebelopontin, MS, dan fistula perilimfatika
Neuronitis vestibular akut, CVD (stroke dan TIA), penyakit
Meniere, migren, dan MS
Fistula perilimfatika
Kemungkinan Diagnosis
Neuroma akustik, penyakit Meniere
Tumor sudut serebelopontin, CVD (stroke), dan MS
Penyakit Meniere, fistula limfatika,
neuroma akustik, TIA, dan stroke oklusi AICA
Neuronitis vestibularis, tumor sudut serebelopontin
Vertigo perifer dan sentral
Vertigo Perifer
Kombinasi horizontal dan torsional,
dihambat oleh fiksasi mata pada objek
Ketidakseimbangan
Mual dan Muntah
Hilang pendengaran, tinitus
Gejala neurologi
non-auditorik
Vertigo Sentral
Murni vertikal, horizontal, atau torsonal,
tidak dihambat oleh fiksasi mata pada objek,
berlangsung beberapa minggu sampai beberapa
bulan
Berat, tidak mampu berdiri dan berjalan
Bervariasi
Jarang
Sering
11
12
dipertimbangkan
secara
proporsional.
Khasnya, gejala vertigo, disfungsi autonom,
dan gangguan berjalan merupakan pertanda
gangguan vestibular perifer. Di lain pihak,
pada gangguan sentral, dijumpai gangguan
berjalan yang berat dengan vertigo ringan
dan nistagmus, yang mengisyaratkan
adanya gangguan serebelum atau batang
otak, termasuk karena stroke. Dari 30 pasien
stroke serebelum karena oklusi arteri serebeli
superior, dilaporkan muncul gejala muntah
(40%), vertigo (42%), dan tidak bisa berjalan
(67%).1 Hasil tinjuan sistematik atas 7 kasus
serial yang melaporkan tanda neurologis stroke
dengan vertigo akut menunjukkan adanya
tanda-tanda neurologis pada 80% (185 dari
230) pasien. Penyebab sentral teridentifikasi
pada 51% dari 76 pasien sindrom vestibular
akut. Ditemukan pula ataksia trunkal dan
nistagmus (yang menonjol adalah nistagmus
vertikal dan torsional.1
Pemeriksaan
laboratorium.
Uji
laboratorium, seperti elektrolit, gula darah,
darah rutin, dan pemeriksaan fungsi tiroid
hanya bermanfaat pada 1% pasien vertigo.7
Pemeriksaan lain, seperti audiometri, tes
evoked-potential, dan berbagai pemeriksaan
okulomotor
metrik
(elektro-okulografi
kuantitatif ), memberikan hasil yang tidak
mendukung.1
Pemeriksaan radiologi. Pada kasus
vertigo yang disertai tanda neurologis fokal,
pemeriksaan MRI sangat relevan; ditemukan
kelainan pada 40% pasien vertigo yang
disertai tanda fokal neurologis, sedangkan
pada pasien vertigo dengan faktor risiko
CVD, dijumpai infark serebelar kaudal pada
25% pasien. MRI (sensitivitas 83%) lebih tepat
dilakukan ketimbang CT-scan kepala yang
sensitivitasnya hanya 16% untuk diagnosis
vertigo dengan penyebab sentral.1,7 MRI
dan angiografi konvensonal untuk melihat
vaskulatur fosa posterior lebih bermanfaat
mendiagnosis penyebab vaskuler vertigo,
seperti insufisiensi vertebrobasilar, trombosis
arteri labirinti, insufisiensi PICA, dan steal
syndrome subklavia. Neuroimaging juga
dapat digunakan untuk menyingkirkan
kemungkinan infeksi bakteri dan neoplasma.
Akan tetapi, neuroimaging tidak perlu
dilakukan pada BPPV, neuronitis vestibular
akut, atau penyakit Meniere.7
Apa yang harus dilakukan jika diagnosis
SIMPULAN
Pasien sindrom vestibular akut dengan
serangan lebih dari 24 jam akan banyak
dijumpai di unit gawat darurat, dan
intensitasnya bervariasi mulai dari ringan
sampai fatal. Pembedaan diagnosis utamanya
adalah antara neuritis vestibular dan stroke
akut. Pemeriksaan fisik yang dilengkapi
petunjuk pada anamnesis dapat membantu
identifikasi sindrom vestibular akut, di samping
perhatian akan isyarat kewaspadaan (red
flags) untuk stroke, terutama bila ditemukan
episode prodromal sepintas atau vertigo
berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.
Penatalaksanaan stroke dilakukan sesuai
guideline, sementara untuk gejala vertigo,
diberikan obat antivertig
Tarnutzer AA, Berkowitz AL, Robinson KA, Hsieh YH, Newman-Toker DE. Does my dizzy patient have a stroke? A systematic review of bedside diagnosis in acute vestibular syndrome. CMAJ.
2011;183(9):E571-92.
2.
Newman-Toker DE. When is acute dizziness a cerebrovascular problem? [Internet]. 2006 [cited 2013 Jun 27]. Available from: http://content.lib.utah.edu/cdm/ref/collection/ehsl-nam/
id/307
3.
Thompson TL, Amedee R. Vertigo: A review of common peripheral and central vestibular disorders. 2009;9(1):20-8.
4.
Gizzi M, Diamond SP. Anatomy and Physiology of the Vestibular System. In: Kaplan PW, Fisher RS, editors. Imitators of Epilepsy. 2nd edition. New York: Demos Medical Publishing; 2005.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK7363/.
5.
Hain TC, Helmisnki JO. Anatomy and physiology of the normal vestibular system [Internet]. 2007 [cited 2013 Jun 27]. Available from: http://www.health.utah.edu/987E4B92-445E-47E38355-123A08558344/.
6.
Harsha WJ, Phillips JO, Backous DD. Clinical anatomy and physiology. In: Vertigo and disequilibrium. A practical guide to diagnosis and management. Weber PC, editor. New York-Stuttgart:
Thieme; 2008. p. 41-51.
7.
FitzGerald MJT, Gruener G, Mtui E. Clinical neuroanatomy and neuroscience. 5th international ed. USA: Saunders-Elsevier; 2007. p. 233-8.
8.
9.
Kattah JC, Talkad AV, Wang DZ, Hsieh YH, Newman Toker DE. Hints to diagnose stroke in the acute vestibular syndrome: Three-step bedside oculomotor examination more sensitive than
early mri diffusion-weighted imaging. Stroke. 2009;40:3504-10.
10. Eggenberger E, Lovell K. Vertigo and dizziness; Vestibular system disorders-Summary [Internet]. 2012 [cited 2013 Jun 27]. Available from: http://learn.chm.msu.edu/NeuroEd/neurobiology_disease/content/otheresources/vestibulardisorders.pdf.
11. Young PA, Young PH, Tolbert DL. Basic clinical neuroscience. 2nd ed. Philadelphia: Wolters KluwerLippincott Williams & Wilkins; 2008. p. 167-71.
12. Brown MM. Identification and management of difficult stroke and TIA syndromes. J Neurol Neurosurg Psychiatry. 2001;70(Suppl 1):i17-22. http://jnnp.bmj.com/content/70/suppl_1/i17.full
13. Hain TC. Dizziness due to TIA and stroke [Internet]. 2011 [cited 2013 Jun 27]. Available from: http://www.dizziness-and-balance.com/disorders/central/strokes/tia.html.
14. Espay A, Biller J. Concise neurology. Philadelphia: Wolters Kluwer-Lippincott Williams & Wilkins; 2011. p. 48-75.
15. Drislane FW, Benatar M, Chang BS, Acosta JA, Croom JE, Tarulli A, et al. Blueprints neurology. 2nd ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006. p. 91-101.
16. Lewandowski C, Santhakumar S. Ischemic posterior circulation stroke [Internet]. 2011 [cited 2013 Jun 27]. Available from: http://www.uic.edu/com/ferne/pdf/posterior0501.pdf.
17. Sarikaya H, Arnold M, Engelter ST, Lyrer PA, Mattle HP, Georgiadis D, et al. Outcomes of intravenous thrombolysis in posterior versus anterior circulation stroke. Stroke. 2011;42:2498-502.
18. Libman RB, Kwiatkowski TG, Hansen MD, Clarke WR, Woolson RF, Adams HP. Differences between anterior and posterior circulation stroke in TOAST. Cerebrovasc Dis. 2001;11(4):311-6.
19. Tao WD, Liu M, Fisher M, Wang DR, Li J, Furie KL, et al. Posterior versus anterior circulation infarction: how different are the neurological deficits? Stroke. 2012;43(8):2060-5.
20. Kerber KA, Brown DL, Lisabeth LD, Smith MA, Morgenstern LB. Stroke among patients with dizziness, vertigo, and imbalance in the emergency department: A population-based study.
2006;37(10):2484-7.
21. Fitzsimmons BF. Cerebrovascular disease: Ischemic stroke. In: Current diagnosis & treatment, neurology. International ed. Brust JCM, editor. Boston-Toronto: McGrawHill; 2007. p. 42-6.
22. Pope JV, Edlow JA. Avoiding misdiagnosis in patients with neurological examination [Internet]. 2012 [cited 2013 Jun 27]. Available from: http://www.hindawi.com/journals/
emi/2012/949275/.
23. Vega J. Dizziness, vertigo and brainstem strokes [Internet]. 2008 [cited 2013 Jun 27]. Available from: http://stroke.com/b/2008/02/22/dizziness-vertigo-and-brainstem-strokes.html.
24. Hankey GJ. Your questions answered. Stroke. Edinburg-Toronto: Churchill Livingstone; 2002. p. 65-6.
25. Pokdi Stroke PERDOSSI. Guideline Stroke; 2011.
26. Ropper AH, Samuels MA. Adams and Victors principles of neurology. 9th ed. New York-Toronto: McGrawHill; 2009. p. 276.
13