Anda di halaman 1dari 30

Laporan Kasus

KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU (KET)
Nurul Putri Nadilla Lubis
NIM. 150611014

Preseptor:
dr. Iskandar Albin, Sp. OG

Bagian/KSM Ilmu Obstetri & Ginekologi


FK UNIV Malikussaleh
2019
PENDAHULUAN

2/26/20 2
ialah suatu kehamilan yang
berbahaya bagi wanita yang
berhubungan dengan
besarnya kemungkinan terjadi
Kehamilan ektopik
keadaan yang gawat.
Keadaan gawat dapat terjadi
apabila kehamilan ektopik
terganggu.

2/26/20 3
Sebagian besar kehamilan Namun kematian akibat
ektopik berlokasi di tuba fallopi kehamilan ektopik di Amerika
Menurut World Health
(90-95%) dengan 70-80% di Serikat kini semakin jarang
Organization (WHO), kehamilan
ampula. Sangat jarang terjadi di terjadi sejak tahun 1970-an.
ektopik adalah penyebab hampir
ovarium, cavum abdominal, Kematian kasus kehamilan
5% kematian di negara maju.
canalis servikalis, dan ektopik turun tajam dari tahun
intraligamenter. 1980 hingga 1992.

Kehamilan ektopik berperan


penting dalam peningkatan
mortalitas dan morbiditas
maternal pada trisemester
Prognosis buruk dihubungkan
pertama. Namun pengenalan dini
dengan kurangnya keberhasilan
terhadap faktor risiko dan
hamil dengan baik setelah
diagnosis kehamilan ektopik
kehamilan ektopik terjadi.
serta tatalaksana bedah
sesegera mungkin akan
membantu memperbaiki
prognosis reproduksi selanjutnya.

2/26/20 4
LAPORAN KASUS

2/26/20 5
Identitas pasien
■ Nama : Ny. Y
■ NO RM : 13.57.47
■ Jenia kelamin: Perempuan
■ Umur : 35 tahun
■ Alamat: Alue Ie Mirah-Nibong
■ Suku : Aceh
■ Bangsa : Indonesia
■ Agama: Islam
■ Ruangan : Ruang Nifas
■ Tgl Masuk RS : 26 November 2019
■ Tgl Operasi : 03 Desember 2019
2/26/20 6
Anamnesis
1. Keluhan utama:
Pasien mengeluh nyeri dan keram pada bagian bawah perut
yang terasa memberat sejak 2 minggu yang lalu, sesak,
serta mual dan demam.

2/26/20 7
2. Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang dengan nyeri dan keram
pada bagian bawah perut yang
dirasakan sekitar 2 minggu sebelum
berobat ke IGD RSUD Cut Meutia. Pasien
merasakan perutnya sedikit membesar
dan terasa kaku atau keras. Gejala lain
yang dirasakan yaitu adanya sesak dan
mual serta demam. Pasien tampak pucat
dan kesakitan. Pasien menyangkal
adanya perdarahan, gangguan pada
2/26/20 8
3. Riwayat Obstetri
Riwayat Riwayat
Riwayat haid
pernikahan kontrasepsi
• Menarche : 13 • Pasien sudah • Pasien pernah
tahun menikah, virgin menggunakan
• Lama haid : 6-7 (-) alat atau
hari metode
• Siklus : teratur kontrasepsi
• Panjang siklus : hormonal yaitu
28-30 hari jenis suntik
sebelumnya.
• Nyeri haid
(dismenorrehea)
:+
• Penggunaan
pembalut : 3-4x
sehari
2/26/20 9
4. Riwayat penyakit
terdahulu (RPD)
■ Pasien mengaku tidak pernah
mengalami gejala seperti ini
sebelumnya dan tidak
memiliki riwayat hipertensi 5. Riwayat Penyakit
(-), diabetes mellitus (-), Keluarga (RPK)
asthma (-), maupun penyakit
berat lainnya. ■ Pasien menyangkal adanya
keluarga yang pernah
mengalami gejala serupa
sebelumnya, dan dalam
keluarga tidak memiliki
adanya riwayat hipertensi (-),
diabetes mellitus (-), asthma
(-), dan penyakit berat
lainnya.

2/26/20 10
Pemeriksaan Fisik
TD: 110/80
Nadi: 98 x/i
mmHg

Kesadaran
Suhu: 38,2
Composmen
‫ﹾ‬C
tis

Vita
l
Frekuensi
Tampak
Napas: 31
lemah
x/I

2/26/20 sign 11
Status generalis

MATA
KEPALA : Konjungtiva Pucat (+/+),
normocephali, ikterus (+/+),
edema (-), scar (-) eksoftalmus (-/-)

LEHER, HIDUNG, THORAKS : I : simetris


TELINGA, MULUT: (+/+), retraksi dinding
dalam batas normal dada (-), P: stem
femitus kiri = kanan. P:
ABDOMEN : I; (sonor/sonor). A:
soepel, datar, Vesikuler (+/+), Ronkhi
distensi (-), A; BU (-/-), Wheezing (-/-)
(+) dbn, P; hepar
tidak teraba, lien
tidak teraba, nyeri JANTUNG : I : ictus
tekan pada cordis tidak terlihat, P :
abdomen region Ictus cordis teraba di
lumbal dekst, P; ICS IV linea
timpani, nyeri midklavikula, P: batas
ketok jantung tidak melebar,
costovertebra (D) A : BJ I/II normal, irama
EXTREMITAS jantung reguler, bising
Edema (-/-), CRT < 2’ jantung (-), Gallop (-)
sianosis (-/-), pucat
(-/-)
BB = 68 kg
TB : 155
cm
2/26/20 12
Status Ginekologi
Inspeksi : Tampak adanya bagian menggembung di perut bagian
bawah, sikatrik (+)

Palpasi : nyeri tekan (+)

Pemeriksaan Inspekulo dan pemeriksaan dalam (VT) tidak dilakukan

2/26/20 13
Laboratorium, 27 November 2019

Parameter Hasil Nilai rujukan


Hemoglobin 4.5 13,0-16,0 g/dL
Eritrosit 1.58 3,8 – 5,8 [106/µL]
Leukosit 9.34 4,0 – 11,0 [103/ µL]
Hematokrit 13.6 37 - 47 [%]
Trombosit 132 150 - 450 [103/ µL]
BT 1’45” 1 - 3 menit
CT 7 9 - 15 menit
Ureum 35.33 20 - 40 mg/dL
Kreatinin 0.82 0.60 – 1.00 mg/dL
Asam Urat 6.0 <6.8 mg/dL
Tes kehamilan Positif

2/26/20 14
HEMATOLOGI KLINIK/KIMIA DARAH
28-November-2019

Satuan
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
 
HEMATOLOGI    
g/dl
Hemoglobin 6,6 13-16
juta/ mm3
Eritrosit 2,51 3,8-5,8
ribu/ mm3
Leukosit 15,03 4,0-11,0
%
Hematokrit 20,07 37-47
 
INDEX ERITROSIT
f
MCV 82,5 79-99
pg
MCH 26,2 27-32
%
MCHC 31,8 33-37
%
RDW-CV 14,6 11,5-14,5
ribu/ mm3
Trombosit 123 150-450

2/26/20 15
HEMATOLOGI KLINIK/KIMIA DARAH
30-November-2019

Satuan
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
 
HEMATOLOGI    
g/dl
Hemoglobin 9,5 13-16
juta/ mm3
Eritrosit 3,50 3,8-5,8
ribu/ mm3
Leukosit 6,68 4,0-11,0
%
Hematokrit 29,2 37-47
 
INDEX ERITROSIT
f
MCV 83,4 79-99
pg
MCH 27,1 27-32
%
MCHC 32,4 33-37
%
RDW-CV 15,2 11,5-14,5
ribu/ mm3
Trombosit 94 150-450

2/26/20 16
Pemeriksaan USG
Diagnosis : KET

Diagnosis
■ G3P1A1
■ KET

2/26/20 17
Terapi non
Rencana tindakan
farmakologi
• Istirahat • Rencana operasi
• Dukungan nutrisi laparotomi tanggal
28 November 2019

Tindakan operasi Farmakologi post operasi

• Salpingektomi dextra • Ivfd RL 20 gtt/I


• Inj. Kalnex 1 amp/8 jam
• Inj. Ondansetron 1 amp/8 jam
• Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
• Inj. Furramin 1 amp/12 jam

2/26/20 18
Prognosis
Quo ad vitam :
dubia ad bonam
Quo ad
functionam :
dubia ad
bonam
Quo ad
sanationam :
dubia ad
2/26/20
bonam 19
Laporan operasi
■ Operator : dr. Jeri Indrawan, Sp. OG
■ Dokter anastesi : dr. Fachrurrazi, Sp. An, M.Kes (KIC)
■ Jam : 09.00 WIB
■ Diagnosa : kehamilan ektopik terganggu (KET)
■ Tindakan : laparotomi

2/26/20 20
Tanggal S O A P Terapi
27/11/ 2019 Os datang dari RJK -KU lemah - Susp. KET -Rencana Laparotomy Terapi dari RJK:
H+1 (diagnosis: App perforasi) -Kes : Compos tanggal 28/11/2019 jika -inj.ceftriaxone 1 gr/12
dengan keluhan nyeri dan mentis Hb naik jam
keram diperut bagian TD: 110/80 mmHg -pasang transfusi 5 bag - inj. Omz 1 vial/12 jam
bawah sejak 2 minggu N: 92x/mnt -Melakukan - Inj. Ondansetron 1
yang lalu, Lemas (+), sesak RR: 32x/mnt pemeriksaan amp/8 jam
(+) dan demam T:38,2°C Laboratorium -inj. Ketorolac 1
-Menganjurkan pasien amp/12 jam
makan makanan yang Oral:
bergizi Lactulose syr 2x1
- rencana laparotomy Domperidone 3x1
-siapkan pasien untuk op Mucogar syr 3x1
cyto Vastigo 3x1
Alprazolam 1x1

2/26/20 21
28/11/2019 Os dibawa ke ruang -KU Lemah KET - Laparotomy op cyto -IVFD Ringer Lactat
H+2 operasi -Kes : Compos - persiapkan darah 20 tetes/menit
mentis untuk op 4 bag -inj.ceftriaxone 1
TD: 100/70 gr/12 jam
mmHg -inj.metro 1 amp/12
N: 87x/mnt jam
RR: 28x/mnt Inj.ondansetron 1
T:37,1°C amp/8 jam
-inj.kalnex 1 amp/8
jam
Inj.furramin/12 jam
-observasi Ku
-transfusi 2 bag
diruangan

2/26/20 22
29/11/2019 Os mengatan nyeri pada luka KU baik Post laparotomy -Observasi kondisi umum -IVFD Ringer Lactat 20
operasi -Kes : Compos pasien tetes/menit
Mentis Inj :
- TD: 110/90 mmHg inj.ceftriaxone 1 gr/12 jam
N: 80x/mnt -inj.metro 1 amp/12 jam
RR: 19x/mnt Inj.ondansetron 1 amp/8 jam
T:36,8°C -inj.kalnex 1 amp/8 jam
Inj.furramin/12 jam
-observasi Ku

30/11/2019 Os mengatakan sudah membaik -KU baik -Post laparotomy hari rawatan -Observasi kondisi pasien -IVFD Ringer Lactat 20
dan batuk -Kes : Compos 2 - Pasien dianjurkan untuk tetes/menit
Mentis mobilisasi ringan inj.ceftriaxone 1 gr/12 jam
- TD: 120/70 mmHg -inj.metro 1 amp/12 jam
N: 80x/mnt Oral:
RR: 19x/mnt Ambroxol 3x1
T:36,1°C

1/12/2019 Os mengeluh nyeri luka operasi (+) -KU baik -Post laparotomy hari rawatan -Observasi kondisi pasien -IVFD Ringer Lactat 20
-Kes : Compos 3 tetes/menit
Mentis -cefixime 2x1
- TD: 110/70 mmHg - asam efenamat 3x1
N: 80x/mnt - neurodex 1x1
RR: 19x/mnt Ambroxol 3x1
T:36,1°C

2/26/20 23
2/12/2019 -Pasien membaik KU baik -Post laparotomy Pasien berobat jalan Oral:
-Nyeri di luka operasi -Kes : Compos hari rawatan 4 -Cefixime 2x1
berkurang Mentis -asam efenamat 3x1
- TD: 120/70 -Neurodec 1x1
mmHg
N: 80x/mnt
RR: 19x/mnt
T:36,1°C

2/26/20 24
PEMBAHASAN

2/26/20 25
Teori Kasus
1. Anamnesis

Kehamilan ektopik adalah semua kehamilan dimana sel telur yang dibuahi Pasien datang dengan nyeri dan keram pada bagian bawah perut yang
oleh spermatozoa berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum dirasakan sekitar 2 minggu sebelum berobat ke IGD RSUD Cut Meutia. Pasien
uterus. merasakan perutnya sedikit membesar dan terasa kaku atau keras. Gejala lain
Gambaran klinis untuk kehamilan ektopik adalah trias nyeri abdomen, yang dirasakan yaitu adanya sesak dan mual serta demam. Pasien menyangkal
amenore, dan perdarahan pervaginam. Gambaran tersebut menjadi sangat adanya perdarahan, gangguan pada saluran kemih, dan gangguan pada saluran
penting dalam memikirkan diagnosis pada pasien yang datang dengan cerna.
kehamilan di trimester pertama. Namun hanya 50% pasien dengan kehamilan
ektopik ini yang menampilkan gejala-gejala tersebut secara khas.
Pada pemeriksaan dalam, dapat teraba kavum douglas yang menonjol dan
terdapat nyeri gerakan serviks. Adanya tanda-tanda peritoneal, nyeri gerakan
serviks, dan nyeri lateral atau bilateral abdomen atau nyeri pelvik
meningkatkan kecurigaan akan kehamilan ektopik.

2/26/20 26
2. Faktor Resiko
Faktor predisposisi :
1. Riwayat infertilitas Faktor predisposisi yang terdapat pada pasien :
2. Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya 1. Salpingitis akut : pada pasien ditatalaksana dengan salpingektomi dextra.
3. Operasi pada tuba
4. Salpingitis akut : sering menjadi penyebab utama.
5. Penggunaan IUD : Beberapa metode kontrasepsi mempunyai kesempatan yang lebih
besar untuk menjadi kehamilan ektopik dibandingkan pada wanita yang hamil
karena tidak memakai alat kontrasepsi. Wanita yang hamil dengan penggunaan IUD
meningkatkan 25% resiko kehamilan ektopik.
6. Fertilisasi in vitro
7. Riwayat aborsi : riwayat dari satu aborsi yang diinduksi tidak meningkatkan secara
bermakna kemungkinan terjadi kehamilan ektopik. Efek itu baru akan nyata bila
sudah dua atau lebih aborsi.
8. Ketidakseimbangan hormonal : peningkatan kadar estrogen atau progesterone yang
beredar dapat merusak kontraktilitas normal tuba. Kenaikan rata-rata kehamilan
ektopik digambarkan pada wanita yang mempunyai kadar progestin yang meningkat.

3.Diagnosis
Didapatkan keluhan keterlambatan haid, nyeri perut bagian bawah, nyeri bahu, dan Pada pasien didapatkan : nyeri perut bagian bawah, tampak pucat dan kesakitan.
kadang tenesmus.perdarahan pervaginam mungkin dapat terjadi. Pada pasien Perut bagian bawah sedikit menggembung.
didpatkan tampak pucat dan kesakitan. Perdarahan dalam rongga perut dapat
ditemukan tanda-tanda syok dan nyeri perut mendadak. Perut bagian bawah dapat
terlihat sedikit menggembung dan nyeri tekan.

2/26/20 27
4.Pemeriksaan Laboratorium
- pemeriksaan tes urine b-HCG : untuk mendiagnosis kehamilan. Dari hasil pemeriksaan tes urine pasien positif hamil. Pemeriksaan
- pemeriksaan darah rutin : untuk mengetahui kadar Hb. Kadar Hb yang laboratorium darah rutin didapatkan Hb 4,5 g/dl.
rendah menunjukkan adanya perdarahan yang sudah lama.
- kadar leukosit : untuk membedakan apakah terjadi infeksi yang biasa
disebabkan oleh kehamilan ektopik atau infeksi pelvik. Pada infeksi pelvik
biasanya lebih tinggi hingga dapat lebih dari 20.000.

5.Pemeriksaan Radiologi (USG)


Pemeriksaan dengan USG abdominal, jika level hCG lebih besar dari 6500 Pada pasien dilakukan pemeriksaan USG abdominal dan didapatkan
mIU/ml dan tidak ada kantong gestasi pada uterus, hamper pasti diagnosis KET.
kehamilan ektopik.

6.Pilihan tatalaksana
Laparotomi merupakan teknik yang lebih dipilih bila pasien secara Pada pasien dilakukan laparotomy dan salpingektomi dextra.
hemodinamik tidak stabil. Pada beberapa kasus, pasien membutuhkan
salpingektomi karena kerusakan tuba yang banyak.

2/26/20 28
Kesimpulan
■ Telah dilaporkan sebuah laporan kasus kehamilan ektopik terganggu (KET) pada
pasien perempuan dengan usia 35 tahun. Pasien datang dengan nyeri dan keram
pada bagian bawah perut yang dirasakan sekitar 2 minggu sebelum berobat ke
IGD RSUD Cut Meutia. Pasien merasakan perutnya sedikit membesar dan terasa
kaku atau keras. Gejala lain yang dirasakan yaitu adanya sesak dan mual serta
demam. Pasien tampak pucat dan kesakitan. Pasien menyangkal adanya
perdarahan, gangguan pada saluran kemih, dan gangguan pada saluran cerna.
■ Pada pemeriksaan fisik terasa adanya bagian menggembung di perut bagian
bawah, nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan penunjang laboratorium terdapat hasil
yang dibawah batasan normal yaitu hemoglobin 9,5, dan tes urine positif hamil.
■ Pasien dilakukan rawatan selama 6 hari di ruang nifas kamar Obstetri. Selama hari
rawatan pasien mendapatkan rawatan farmakologi, non farmakologi, dan tindakan
operatif yaitu laparotomi. Pasien dipulangkan dengan kondisi perbaikan dan
dianjurkan kembali untuk konsultasi di poli Obgyn RSU Cut Meutia Kabupaten
Aceh Utara.

2/26/20 29
TERIMA KASIH 

2/26/20 30

Anda mungkin juga menyukai