Bahan Forensik 1
Bahan Forensik 1
Oleh
KELOMPOK F
Pembimbing
dr. Iwan Aflani, Sp. F, M. Kes
BANJARMASIN
September 2007
PENDAHULUAN
melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Namun sebenarnya aborsi juga
merupakan penyebab kematian ibu, hanya saja muncul dalam bentuk komplikasi
perdarahan dan sepsis. Akan tetapi, kematian ibu yang disebabkan komplikasi aborsi
sering tidak muncul dalam laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai perdarahan
atau sepsis. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah
kontroversial di masyarakat.1,2
Tidak ada data yang pasti tentang besarnya dampak aborsi terhadap kesehatan
ibu, WHO memperkirakan 10-50% kematian ibu disebabkan oleh aborsi tergantung
kondisi masing-masing negara. Diperkirakan di seluruh dunia setiap tahun dilakukan
20 juta aborsi tidak aman, 70.000 wanita meninggal akibat aborsi tidak aman dan 1
dari 8 kematian ibu disebabkan oleh aborsi tidak aman. Di wilayah Asia tenggara,
WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya, di antaranya 750.000
sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Risiko kematian akibat aborsi tidak aman di
wilayah Asia diperkirakan antara 1 dari 250, negara maju hanya 1 dari 3700. Angka
tersebut memberikan gambaran bahwa masalah aborsi di Indonesia masih cukup
besar.1,2
Penelitian pada 10 kota besar dan 6 kabupaten memperlihatkan 53 % Jumlah
aborsi terjadi di kota, padahal penduduk kota 1,36 kali lebih kecil dari pedesaan, dan
pelayan aborsi dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih terdapat di 16 % titik
pelayanan aborsi di kota oleh dukun bayi dan 57 % di Kabupaten. Kasus aborsi yang
ditangani dukun bayi sebesar 11 % di kota dan 70 % di Kabupaten dan dari semua
titik pelayanan 54 % di kota dan 85 % di Kabupaten dilakukan oleh swasta/ pribadi.1
Definisi
Pengertian
pengguguran
kandungan
menurut
hukum
ialah
tindakan
kehamilan
dikandung ).
Metode yang Sering Dipergunakan Dalam Abortus
Terdapat berbagai metode yang sering dipergunakan dalam abortus
provokatus yang perlu diketahui, oleh karena berkaitan dengan komplikasi yang
terjadi dan bermanfaat di dalam melakukan penyidikan serta pemeriksaan mayat
untuk menjelaskan adanya hubungan antara tindakan abortus itu sendiri dengan
kematian yang terjadi pada si-ibu. Metode-metode yang biasa dipergunakan biasanya
disesuaikan dengan umur kehamilan, semakin tua umur kehamilan semakin tinggi
resikonya. 6
Metode pada abortus 5,6 :
1.
2.
Pemberian obat-obatan yang merangsang otot rahim dan pencahar agar terjadi
peningkatan menstrual flow, dan preparat hormonal guna mengganggu
keseimbangan hormonal
Penyuntikan cairan ke dalam rahim agar terjadi separasi dari plasenta dan
amnion, atau menyuntikkan cairan yang mengandung karbol (carbolic acid)
Menyisipkan benda asing ke dalam mulut rahim, seperti kateter atau pensil
dengan maksud agar terjadi dilatasi mulut rahim yang dapat berakhir dengan
abortus
Menusuk kandungan
Melepaskan fetus
Penulis lain membagi cara melakukan abortus provokatus kriminalis menjadi 3,7,8:
1. Menggunakan obat-obatan yang diminum
Obat yang bersifat racun secara sistemik : racun tumbuhan, racun logam
2. Menggunakan kekerasan mekanik
Tindakan kekerasan yang bersifat umum :
3.
Stik abortus
Dilatasi dan kuretase, biasanya hal ini hanya dilakukan oleh dokter atau bidan
Komplikasi
Infeksi: peritonitis
Ruptur uterus
Kegagalan ginjal
Komplikasi yang mungkin terjadi tetapi tidak sampai menyebabkan kematian 7:
Subinvolusi uterus
Infeksi: endometritis
Tanda-tanda abortus yang baru terjadi : bercak darah pada vagina, ditemukan
cairan, vagina yang longgar, laserasi dan luka yang terdapat pada vagina, serviks
membuka, bisa terdapat dan bisa juga tidak terdapat robekan, uterus membesar.
2. Abortus dengan instrumen. Dapat diketahui bila terjadi robekan atau perforasi
dari rahim atau jalan lahir, robekan umumnya terjadi pada dinding lateral uterus,
sedangkan perforasi biasanya terdapat pada bagian posterior forniks vaginae.
3. Abortus dengan penyemprotan. Tampak adanya cairan yang berbusa diantara
dinding uterus dengan fetal membran, separasi sebagian dari plasenta dapat
dijumpai. Gelembung-gelembung udara dapat dilihat dan ditelusuri pada
pembuluh vena mulai dari rahim sampai ke bilik jantung kanan.
Pengukuran kandungan fibrinolisis dalam darah dapat berguna untuk
mengetahui apakah korban mati secara mendadak. Perforasi fundus uteri dapat
dijumpai bila syringe dipergunakan untuk penyemprotan.6
Aspek Hukum dan Medikolegal Abortus Provokatus Kriminalis
Abortus telah dilakukan oleh manusia selama berabad-abad, tetapi selama itu
belum ada undang-undang yang mengatur mengenai tindakan abortus. Peraturan
mengenai hal ini pertama kali dikeluarkan pada tahun 4 M di mana telah ada larangan
untuk melakukan abortus. Sejak itu maka undang-undang mengenai abortus terus
mengalami perbaikan, apalagi dalam tahun-tahun terakhir ini di mana mulai timbul
suatu revolusi dalam sikap masyarakat dan pemerintah di berbagai negara di dunia
terhadap tindakan abortus. Hukum abortus di berbagai negara dapat digolongkan
dalam beberapa kategori sebagai berikut 8:
Ada 3 aturan abortus di Indonesia yang berlaku hingga saat ini yaitu 1:
menyelamatkan jiwa ibu atau janin yang dikandungnya dapat diambil tindakan medis
tertentu.
Ayat (2) Butir a : Indikasi medis adalah suatu kondisi yang benar-benar
mengharuskan diambil tindakan medis tertentu sebab tanpa tindakan medis tertentu
itu,ibu hamil dan janinnya terancam bahaya maut. Butir b : Tenaga kesehatan yang
dapat melakukan tindakan medis tertentu adalah tenaga yang memiliki keahlian dan
wewenang untuk melakukannya yaitu seorang seorang dokter ahli kebidanan dan
penyakit kandungan. Butir c : Hak utama untuk memberikan persetujuan ada ibu
hamil yang bersangkutan kecuali dalam keadaan tidak sadar atau tidak dapat
memberikan persetujuannya ,dapat diminta dari semua atau keluarganya. Butir d :
Sarana kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan yang memiliki tenaga dan
peralatan yang memadai untuk tindakan tersebut dan ditunjuk oleh pemerintah. Ayat
(3) : Dalam Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanan dari pasal ini dijabarkan antara
lain mengenal keadaan darurat dalam menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya,
tenaga kesehatan mempunyai keahlian dan wewenang bentuk persetujuan, sarana
kesehatan yang ditunjuk.
Beberapa pasal yang mengatur abortus provokatus kriminalis dalam Kitab
Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) 6,8,9:
PASAL 299 1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau
menyuruh supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa
karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun atau denda paling banyak empat puluh ribu rupiah. 2) Jika
yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan
perbuatan tersebut sebagai pencaharian atau kebiasaan atau jika dia seorang tabib,
bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga. 3) Jika yang bersalah
melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencaharian, maka dapat dicabut
haknya untuk melakukan pencaharian.
PASAL 346 Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun.
PASAL 347 1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa persetujuan, diancam dengan pidana penjara paling
lama dua belas tahun. 2) Jika perbuatan itu menyebabkan matinya wanita tersebut,
dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
PASAL 348 1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seseorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun enam bulan. 2) Jika perbuatan tersebut mengakibatkan
matinya wanita tersebut, dikarenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
PASAL 349 Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan
dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk
menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.
PASAL 535 Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana
untuk menggugurkan kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta
menawarkan, ataupun secara terang-terangan atau dengan menyiarkan tulisan tanpa
diminta, menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau perantaraan yang demikian itu,
diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak empat
ribu lima ratus rupiah.
Dari rumusan pasal-pasal tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan 8:
1. Seorang wanita hamil yang sengaja melakukan abortus atau ia menyuruh orang
lain, diancam hukuman empat tahun.
2. Seseorang yang sengaja melakukan abortus terhadap ibu hamil, dengan tanpa
persetujuan ibu hamil tersebut diancam hukuman 12 tahun, dan jika ibu hamil itu
mati diancam 15 tahun.
3. Jika dengan persetujuan ibu hamil, maka diancam hukuman 5,5 tahun penjara dan
bila ibu hamil tersebut mati diancam hukuman 7 tahun penjara.
4. Jika yang melakukan dan atau membantu melakukan abortus tersebut seorang
dokter, bidan atau juru obat (tenaga kesehatan) ancaman hukumannya ditambah
sepertiganya dan hak untuk praktek dapat dicabut.
Meskipun dalam KUHP tidak terdapat satu pasal pun yang memperbolehkan
seorang dokter melakukan abortus atas indikasi medik, sekalipun untuk
menyelamatkan jiwa ibu, dalam prakteknya dokter yang melakukannya tidak
dihukum bila ia dapat mengemukakan alasan yang kuat dan alasan tersebut diterima
oleh hakim (Pasal 48). 8
Selain KUHP, abortus buatan yang ilegal juga diatur dalam Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan 8:
PASAL 80 Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap
ibu hamil yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15
ayat (1) dan ayat (2), dipidana dengan penjara paling lama 15 (lima belas) tahun
pidana dan denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
DAFTAR PUSTAKA