Anda di halaman 1dari 24

makalah pengertian pendidikan

PENGERTIAN PENDIDIKAN
(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri)
Mata Kuliah: Dasar-dasar pendidikan
Dosen pengampu : Drs. H. Maman Supriatman, M.pd

Erna Erlina (14121110049)


Fakultas Tarbiyah
Jurusan PAI- A semester 2

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON


Jl.Perjuangan By Pass Cirebon Telp. (0231) 480262, 481264

Tahun 2012/2013

DAFTAR ISI

A.
B.
C.

A.

DAFTAR ISI............................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................... 1
Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
Tujuan Penulisan............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian pendidikan.. .....2
BAB III PENUTUP
Simpulan.12
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar belakang
Setiap orang pada dasarnya pernah mengalami pendidikan, tetapi tidak setiap orang
mengerti makna kata pendidikan. Pengertian pendidikan menjadi penting manakala bahwa kita
tidak dapat memungkiri bahwa dengan perkembangan zaman didunia pendidikan yang terus
berubah dengan signifikan sehingga banyak mengubah pola piker pendidik, dari pola pikir yang
awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan
pendidikan di Indonesia. Hanya saja, seiring dengan kemajuan pendidikan terkadang konsep atau
pengertian tersebut mungkin menjadi bias atau kabur.
Melengkapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara
mengungkapkan konsep dan teori pendidikan, yang sebenarnya untuk mencapai tujuan
pendidikan yang sesungguhnya. Oleh karenanya kita bisa menengok dari pengertian pendidikan
menurut para ahli.

B.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik sebuah rumusan masalah tentang apa pengertian
pendidikan?

C.

Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk
mengetahui pengertian pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

1.

2.

3.

4.

Pengertian Pendidikan
Secara etimologi, pendidikan berasal dari bahasa Yunani, Paedagogiek. Pais berarti anak,
gogos artinya membimbing/tuntunan, dan iek artinya ilmu. Jadi secara etimologi paedagogiek
adalah ilmu yang membicarakan bagaimana memberikan bimbingan kepada anak. Dalam bahasa
inggris pendidikan diterjemahkan menjadi education. Education berasal dari bahasa yunani
eduare yang berarti membawa keluar yang tersimpan dalam jiwa anak, untuk dituntun agar
tumbuh dan berkembang. Dalam bahasa jawa disebut Panggula Wenthah yang artinya
mengolah, membesarkan, mematangkan anak dalam pertumbuhan jasmani dan rokhaninya.
Dalam bahasa Indonesia disebut pendidikan yang berarti proses mendidik. Kata mendidik
dan pendidikan adalah dua hal yang saling berhubungan. Dari segi bahasa, mendidik adalah jenis
kata kerja, sedangkan pendidikan adalah kata benda. Kalau kita mendidik kita melakukan suatu
kegiatan atau tindakan. Kegiatan menunjuk adanya dua aspek yang harus ada didalamnya, yaitu
pendidik dan peserta didik. Jadi mendidik adalah merupakan suatu kegiatan yang mengandung
komunikasi antara dua orang atau lebih. ( Ekosusilo, 1990: 12).
Adapun pengertian pendidikan adalah sebagai berikut:
Brubacher
Dalam bukunya yang berjudul Modern philosophies of Education disebutkan bahwa: education
should thought of as the process of mans reciprocal adjustment to be nature, to hisfellows, and
to the ultimates nature of the cosmos.
(Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap manusia dalam penyesuaian dirinya
dengan alam, dengan teman, dan dengan alam semesta).
Drs. D. Marimba (ahli filsafat islam)
Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rokhani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
S. Brojonegoro
Pendidikan/ mendidik adalah memberi tuntunan kepada manusia yang belum dewasa untuk
menyiapkan agar dapat memenuhi sendiri tugas hidupnya atau denagn secara singkat: pendidikan
adalah tuntunan kepada pertumbuhan manusia mulai lahir sampai tercapainya kedewasaan,
dalam arti jasmaniah dan rokhaniah. ( Ekosusilo, 1990: 14).
Dalam Dictionari of education, makna education adalah kumpulan semua proses yang
memungkinkan seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk tingkah laku yang
bernilai positif didalam masyarakat tempat ia hidup,. Istilah education juga bermakna sebagai
sebuah proses sosial ketika seseorang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan

terkontrol ( khususnya lingkungan sosial) sehingga mereka dapat memiliki kemampuan sosial
dan perkembangan individual secara optimal.
5. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sisitematis untuk memotivasi,
membina, membantu, dan membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya
sehingga mencapai kualitas diri yang lebih baik.
6. Pendidikan adalah usaha pendewasaan manusia seutuhnya ( lahir dan batin), baik oleh orang
lain maupun oleh dirinya sendiri, dalam arti tuntunan agar anak didik memiliki kemerdekaan
berpikir, merasa, berbicara, dan bertindak, serta percaya diri dengan penuh rasa tanggung jawab
dalam setiap tindakan dan perilaku kehidupan sehari-hari.
7. Pendidikan merupakan usaha pengembangan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya.
Pendidikn sebagai aktivitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan melibatkan
berbagai faktor yang saling berkaitan antara satu dan lainnya sehingga membentk satu sisitem
yang saling mempengaruhi.
8. Istilah pendidikan disebut juga dengan istilah at-tarbiyah, at-talim, dan at-tadib. Kata attarbiyah sebangun dengan kata ar-rabb, rabbayani, nurabbi, ribbiyun, dan rabban. Fahrur
Rozi, berpendapat bahwa ar-rabb merupakan fonem yang seakar dengan at-tarbiyah, yang
berarti at-tanmiyah, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Ibnu Abdillah Muhammad bin
Ahmad Al-Anshari Al- Qurthubi mengartikan ar-rabb dengan makna pemilik, yang maha
memperbaiki, yang maha pengatur, yang maha menambah, yang maha menunaikan.
9. Al-Jauhari mengarikan at-tarbiyah, rabban, dan rabba dengan member makan memelihara,
dan menagasuh. Apabila istilah at-tarbiyah diidentikkan dengan betuk madhi-nya rabbayani
( Q.S. Al-Isra: 24), dan bentuk mudhari-nya ( Q.S. Asy-Syuara). At-tarbiyah mempunyai arti
mengasuh, menanggung, memberi makna, mengembangkan, memelihara, membuat,
membesarkan, dan menjinakan. Akan tetapi, konteks makna at-tarbiyah dalam Q.S. Al-Isra, lebih
luas mencakup aspek jasmani dan rohani, sedangkan dalam Q.S. Asy-Syuara ayat 18 hanya
menyangkut aspek jasmani. Dalam Q.S. Al-Imran : 79 dan 146 disebutkan, istilah rabbaniyyin
dan ribbiyin, sedangkan dalam hadis Nabi Muhamad Saw, digunakan istilah rabbaniyyin dan
rabbani sebagaimana tercantum dalam hadits yang artinya, jadilah kamu para pendidikyang
penyantun, ahli fiqh, dan berilmu pengetahuan. Seseorang disebut rabbaani jika ia telah
mendidik manusia dengan ilmu pengetahuan, dan sekecil-kecilnya sampai menuju yang lebih
tinggi. (H.R. Bukhari dan IbnAbbas). Istilah pendidikan dalm bahasa arab adalah talim yang
berasal dari kata allama, yang berarti proses transmisi ilmu pengetahuan pada jiwa individu
tanpa adanya batasan dan ketentuan.
10. Muhammad Naquid Al-Attas mengartikan kata talim sebagai proses pengajaran tanpa adanya
pengenalan secara mendasar. Menurutnya, jika istilah talim disamakan dengan istilah tarbiyah,
talim mempunyai makna pengenalan tempat segala sesuatu, sehingga maknanya lebih universal
dari pada istilah tarbiyah, karena kata tarbiyah tidak meliputi segi pengetahuan dan hanya
mengacu pada kondisi eksternal.
11. Pendidikan juga diistilahkan dengan tadib, yang mengandung pengertian sebagai proses
pengenalan dan pengakuan secara berangsur-angsur yang ditanamkan dalam diri manusia pada
tempat yang tepat dari segala sesuatu didalam tatanan penciptaan, kemudian membimbimg dan

mengarahkannya pada pengakuan dan pengenalan kekuasaan dan keagungan Tuhan di dalam
tatanan wujud dan keberadaan-Nya.
12. Ahmad D. Marimba, mengartikan pendidikan adalah bimbingan jasmani dan rohani menuju
terbentuknya kepribadian utama menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku. Kepribadian utama
adalah kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai kependidikan.
13. Omar Muhammad Ath-Thaumy Asy-Syaibany, mengartikan pendidikan sebagai perubahan yang
diinginkan dan diusahakan oleh proses pendidikan, baik pada tataran tingkah laku individu
Maupun pada taranan kehidupan sosial, serta pada tataran relasi denagn alam sekitar, atau
pengajaran sebagai aktivitas asasi, dan sebagai proporsi diantara profesi-profesi dalam
masyarakat. Pendidikan memfokuskan perubahan tingkah laku manusia yang konotasinya pada
pendidikan etika. Disamping itu, pendidikan juga menekankan aspek produktivitas dan krativitas
manusia sehingga mereka dapat berperan serta berprofesi dalam kehidupan bermasyarakat.
14. Pendidikan adalah aktivitas bimbingan yang disengaja untuk mencapai kepribadian yang luhur,
baik yang berkaitan dengan dimensi jasmani, rohani, akal maupun moral.
15. Pendidikan adalah proses bimbingan secara sadar seorang pendidik sehingga aspek jasmani,
rohani, dan akal anak didik tumbuh dan berkembang menuju terbentuknya pribadi, keluarga, dan
masyarakat yang berbudi.
16. Pendidikan merupakan suatu sistem yang keseluruhan komponennya mendukung terwujudnya
tujuan pendidikan yang diidealkan.
17. Pedidikan artinya mendidik dengan tujuan memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik,
agar terbebas dari kebodohan.
18. Pendidikan adalah pegembangan kedewasaan berpikir melalui proses transmisi ilmu
pengetahuan.
19. Pendidikan adalah penguatan keyakinan terhadap kebenaran yang diyakini dengan pemahaman
ilmiah.
20. Pendidikan merupakan bagian dari pengabdian hamba kepada sang pencipta yang telah
menganugrahkan kesempurnaan jasmani dan rohani kepada manusia.
21. Pendidikan dalam arti mengajarkan segala sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia,
baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya, maupun terhadap ketajaman dan
kelembutan hati nuraninya. (Salahudin, 2011: 19-21).
22. John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan keakapan-kecakapan fundamental secara intelektual,
emosional ke arah alam dan sesame manusia.
23. M.J. longeveled
Pendidikan adalah suatu usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak
agar tertuju kepada kedewasaannya, atau membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri.
24. Thompson
Pendidikan adalah proses pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan
perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sifatnya.
25. Frederick J. Mc Donald
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang diarahkan untuk mengubah tabiat manusia.
26. H.Horne

Pendidikan adalah proses yang terus- menerus dari penyesuaian yang berkembang secara fisik
dan mental yang sadar dan bebas kepad Tuhan.
27. J.J. Rousseau
Pendidikan adalah pembekalan yang tidak ada pada saat anak-anak, akan tetapi dibutuhkan pada
saat dewasa.
28. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,
karakter,) pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup
dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
29. Insan Kamil
Pendidikan adalah usah sadar yang sistematis dalam mengembangkan seluruh potensi yang ada
dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya.
30. Ivan Illic
Pendidikan adalah pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang
hidup.
31. Edgar Dalle
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah
melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran, dan latihan, yang berlangsung disekolah dan diluar
sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan
dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.
32. Hartoto
Pendidikan adalah usaha sadar, terencana, sistematis, dan terus-menerus dalam upaya
memanusiakan manusia.
33. W.P Napitulu
Pendidikan adalah kegiatan secara sadar, teratur, dan terencana dalam tujuan mengubah tingkah
laku ke arah yang diinginkan.
34. UU No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pembelajaran, dan pelatihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.
35. UU. No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional
Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatanspritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. (Hafid. 2013:28-29)
36. Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta
didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin engan lingkunganny. Sehingga akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya.
37. Pendidikan adalah aset masa depan dalam membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
( Sutikno. 2006: 4).
38. Menurut buku Higher Education for American Democracy
Educationis is an instution of civilized society, but the purposes of education are not the same in
all societies. An educational system finds its the aims and philosophy of the social order in
which it functions.

pendidikan ialah suatu lembaga dalam tiap-tiap masyarakat yang beradab, tetapi tujuan
pendidikan tidaklah sama delam setiap masyarakat. Sistem pendidikan suatu masyarakat
( bangsa) dan tujuan-tujuan pendidikannya didasarkan atas prinsip-prinsip (nilai-nilai), cita-cita
dan filsafat yang berlaku dalam suatu masyarakat (bangsa).
39. Prof. Rechey
Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang esensial yang memungkinkan masyarakat yang
kompleks, modern, fungsi pendidikan ini mengalami proses spesialisasi dan melembaga dengan
pendidikan formal, yang tetap berhubungan dengan proses pendidikan in-formal diluar sekolah.
40. Prof. Lodge
Dalam pengertian yang lebih luas, semua pengalaman dapat dikatakan sebagai pendidikan.
( hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup). Dalam pengertian yang sempit
pendidikan dibatasi pada funfsi tertentu didalam masyarakat yang terdiri atas penyerahan adatistiadat (tradisi) dengan latar belakang sosialnya, pandangan hidup masyarakat itu kepada warga
masyarakat generasi berikutnya, dan demikian seterusnya. Dalam pengertian yang lebih sempit
ini, pendidikan berarti, bahwa prakteknya, identik dengan sekolahyaitu pengajaran formal
dalam kondisi-kondisi yang diatur. (TIM DOSEN FIP-IKIP MALANG. 1981: 3-4)
41. Pendidikan adalah proses pembudayaan, proses cultural atau proses kultivasi untuk
mengembangkan semua bakat dan potensi manusia, guna mengangkat diri endiri dan dunia
sekitarnya pada taraf human.
42. Ernest Hemingway
Pendidikan harus berfungsi sebagai a built-in, shockroof crap detector ( alat pendeteksi
kebodohan dan keedanan yang kedap-kejutan tau tahan bantingan dan menetap). Alasan
Hemingway memberikan pernyataan tersebut ialah
a.
Jika kita melihat surut sejarah manusia dimasa lalu sampai sekarang, maka tampak adanya
kecenderungan pada manusia untuk memuja-muja bermacam-macam kebodohan dan keedanan
(craps) yang dipompakan dari luar, demi kepentingan kelompok kaum elite yang tengah
berkuasaa.
b. Oleh karena itu tugas sekolah ialah menemukan macam-macam kesesatan yang menyebarkan
kebohongan dan keedanan di tengah masyarakat, lalu mengajak orang untuk berfikir kritis dan
waras. Ringkasnya, sekolah harus mengajarkan pengertian-pengertian baru yang benar, mendapat
perspektif baru, merumuskan metaphor (kiasan) dan interpretasi yang baru, supaya anak-didik
bisa sampai pada kebenaran sejati, dan tidak sering tertipu.
43. David Riesman
Pendidikan sebagai lembaga yang counfer-cyclical ( yang kontra-siklis). Artinya sekolah harus
lebih banyak mengemukakan nilai-nilai dan norma-norma yang tidak banyak dikemukakan oleh
mayoritas kelembagaan sosial ditengah masyarakat budaya kita. Karena itu sekolah harus lebih
banyak berperan sebagai agen pembaharu dan agen yang kretif, terutama untuk melawan
rutinisme, kebiasaan kaku dan mekanis, hal-hal yang semu-maya yang banyak terdapat pada
zaman dan menyajikan kebenaran kemanfaatan kebaikan.
44. Norbert Wiener
Sekolah/pendidikn harus berfungsi sebagai anti- entroporik system (sitem umpan balik yang
anti enteporik). Entropy adalah kecenderungan umum pada setiap sistem baik yang alami

maupun yang bersipat buatan untuk kehilangan energy, daya kerja dan keguanaannya, lalu
menjadi kesia-siaa. Maka pendidikan harus menjadi sistem umpan balik yang mampu melawan
ketidak gunaan, kesia-siaan, dan kekacauan yang ada ditengan masyarakat manusia, untuk
menemukan hal-hal yang benar. Jelasnya, sekolah itu harus bersikap krits melihat situasi dan
kondisi yang terjadi disekitarnya; dan bisa berfungsi selaku crap-detector atau penemu macammacam kebodohan dan kegila-gilaan serta berusaha untuk ikut memperbaikinya.
45. Pendidikan/ pedagogi merupakan rangkaian upaya yang kompleks untk memekarkan segenap
bakat dan potensi individu, dibantu oleh teknik-teknik ilmiah dan seni pengendalian
( cibernetika) guna mempengaruhi pribadi dan kelompok untuk membangun diri sendiri dan
lingkungan.
46. Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan yang intensional, bertujuan, disengaja, direncanakan,
diorganisir dengan otomatis, diawasi, dinilai serta dinilai ulang untuk menghasilkan prototype
manusia terdidik yang bermutu dan efisien.
47. Pegagogi/pendidikan lebih baik disebut sebagai andaragogi (Andros, andro, aner= orang
manusia ; agoo= membimbing, mendidik) adalah ilmu untuk membentuk manusia menjadi
kepribadian yang utuh, agar ia mampu mandiri dan bertanggung jawab atas segala tingkah
lakunya.
48. Pendidikan adalah seni mengajar; karena dengan mengajarkan ilmu, keterampilan dan
pengalaman tertentu orang melakukan perbuatan yang kreatif mirip karya seni.
49. Encyclopedia Americana
Pendidikan merupakan sebarang proses yang dipakai oleh individu untuk memperoleh
pengetahuan atau wawasan, ataw untuk mengembangkan sikap-sikap dan keterampilanketermpilan.
50. Pendidikan adalah segala perbuatan yang etis, kreatif sistematis dan intensional, yang dibantu
oleh metoe dan teknik ilmiah diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan. (Kartono. 1981: 24,
dan 31)

BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Dari beberapa pengertian pendidikan diatas meskipun berbeda secara redaksional,
namun secara esensial terdapat kesatuan dan unsure-unsur yang terdapat didalamnya, secara

esensial menunjukan suatu proses bimbingan atau tuntunan yang didalamnya mengandung
unsure seperti pendidik, anak didik dan tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Ekosusilo, Madyo. 1990. Dasar-Dasar Pendidikan. Semarang: Effhar Offset Semarang
Hafid, Anwar. 2013. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan. Bandung: ALFABETA, cv
Kartono, Kartini. Tahun . Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis.
Salahudin, Anas. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia
Sutikno, Sobry. 2006. Pendidikan Sekarang Dan Pendidikan Masa Depan. N.T.B: NTp Press
TIM DOSEN FIP_IKIP MALANG. 1981. Pengatar Dasar-Dasar Kependidikan. Surabaya: Usaha
Nasional Jl. Praban No. 55.

MAKALAH PENGERTIAN PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Salah satunya
sebagai media yang berfungsi menjadikan manusia lebih baik dari sebelumnya.
Peran penting lainnya adalah untuk memenusiakan manusia.

Akan tetapi, pada kenyataaan sebagian orang hanya memahami secara garis
besar hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan. Beberapa hanya mengetahui
pendidikan sebagai sarana belajar, terutama sarana belajar dalam bidang
akademis. Sehingga pengertian pendidikan secara mendasar kurang dipahami.
Maka dari penulisan makalah ini, dapat diketahui pengertian pendidikan secara
mendasar, baik pengertian secaraa luas atau sempit. Selain itu dibahas pengertian
pendidikan baerdasarkan pandekatan ilmiah dan pendekatan sistem.
B.

Rumusan Masalah
Supaya dalam pembahasan dan penulisan makalah ini lebih terarah dan mudah
untuk

dipahami,

1.
2.
3.
4.

berikut :
Apa pengertian
Apa pengertian
Apa pengertian
Apa pengertian

C.

Tujuan Makalah

maka

penulis

pendidikan
pendidikan
pendidikan
pendidikan

merumuskan

masalah-masalah,yaitu

sebagai

dalam arti luas?


dalam ati sempit?
berdasarkan pendekatan ilmiah?
berdasarkan sistem?

Adapun tujuan dari penulisan makalah yaitu:


1.
Mengetahui pengertian pendidikan dalam arti luas?
2.
Menetahui pengertian pendidikan dalam ati sempit?
3.
mengetahui pengertian pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah?
5. Mengetahui pengertian pendidikan berdasarkan sistem?
D. Ruang Lingkup
Pembuatan makalah yang penulis lakukan hanya difokuskan pada pengertian
pendidikan secara mendasar baik secara luas dan sempit, pengertian pendidikan
berdasarkan pendekatan ilmiah, pengertian pendidikan berdasarkan sistem.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pendidikan dalam arrti sempit
Pendidikan dalam arti mikro (sempit) merupakan proses interaksi antara
pendidik dan peserta didik baik di keluarga, sekolah maupun di masyarakat.Namun
pendidikan dalam arti sempit sering diartikan sekolah (pengajaran yang di
selenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal, segala pengaruh yang
di upayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar

mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubunganhubungan dan tugas-tugas sosial mereka). Dalam arti sempit, pendidikan memiliki
1.

karakteristik sebagai berikut:


Tujuan pendidikan dalam arti sempit ditentukan oleh pihak luar individu peserta
didik. Sebagaimana kita maklumi, tujuan pendidikan suatu sekolah atau tujuan
pendidikan suatu kegiatan belajar-mengajar di sekolah tidak dirumuskan dan

2.

ditetapkan oleh para siswanya.


Lamanya waktu pendidikan bagi setiap individu dalam masyarakat cukup
bervariasi, mungkin kurang atau sama dengan enam tahun, sembilan tahun bahkan
lebih dari itu. Namun demikian terdapat titik terminal pendidikan yang ditetapkan
dalam satuan waktu.
Pendidikan dilaksanakan di sekolah atau di dalam lingkungan khusus yang
diciptakan secara sengaja untuk pendidikan dalam konteks program pendidikan
sekolah. Dalam pengertian sempit, pendidikan hanyalah bagi mereka yang menjadi
peserta

didik

(siswa/mahasiswa)

dari

suatu

lembaga

pendidikan

formal

(sekolah/perguruan tinggi). Pendidikan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan belajarmengajar yang terprogram dan bersifat formal atau disengaja untuk pendidikan dan
terkontrol. Dalam pengertian sempit, pendidik bagi para siswa terbatas pada
pendidik profesional atau guru.
1.
a.

Setiap disiplin ilmu memiliki objek formal yang berbeda.


hasil studi terhadap objek formalnya masing-masing, setiap disiplin ilmu
menghasilkan perbedaan pula mengenai konsep atau definisi yang identik dengan

b.

pendidikan.
Berdasarkan

c.

(socialization).
Berdasarkan pendekatan antropologi, pendidikan identik dengan enkulturasi

d.

(enculturation).
Berdasarkan pendekatan ekonomi, pendidikan identik dengan penanaman modal

e.
f.

pada diri manusia (human investment).


Berdasarkan pendekatan politik, pendidikan identik dengan civilisasi (civilization).
Berdasarkan pendekatan psikologis, pendidikan identik dengan personalisasi atau

g.

individualisasi (personalization atau inividualization).


Berdasarkan pendekatan biologi, pendidikan identik dengan adaptasi (adaptation).

B.

pendekatan

sosiologi,

Pengertian pendidikan dalam arti luas

pendidikan

identik

dengan

sosialisasi

Sedangkan pendidikan dalam arti makro (luas) adalah proses interaksi antara
manusia sebagai individu/ pribadi dan lingkungan alam semesta, lingkungan sosial,
masyarakat, sosial-ekonomi, sosial-politik dan sosial-budaya. Pendidikan dalam arti
luas juga dapat diartikan hidup (segala pengalaman belajar yang berlangsung
dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Segala situasi hidup yang
mempengaruhi

pertumbuhan

individu,

suatu

proses

pertumbuhan

dan

perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan


lingkungan

fisik,

berlangsung

sepanjang

hayat

sejak

manusia

lahir).

Jadi pendidikan dalam arti luas, hidup adalah pendidikan, dan pendidikan adalah
hidup (life is education, and education is life). Maksudnya bahwa pendidikan adalah
segala pengalaman hidup (belajar) dalam berbagai lingkungan yang berlangsung
sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi pertumbuhan atau perkembangan
individu.
Dalam arti luas, pendidikan memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.

Tujuan pendidikan sama dengan tujuan hidup individu, tidak ditentukan oleh orang

2.

lain.
Pendidikan berlangsung kapan pun, artinya berlangsung sepanjang hayat (life
long education). Karena itu pendidikan berlangsung dalam konteks hubungan
individu yang bersifat multi dimensi, baik dalam hubungan individu dengan

3.

Tuhannya, sesama manusia, alam, bahkan dengan dirinya sendiri.


Dalam hubungan yang besifat multi dimensi itu, pendidikan berlangsung melalui
berbagai bentuk kegiatan, tindakan, dan kejadian, baik yang pada awalnya

4.

disengaja untuk pendidikan maupun yang tidak disengaja untuk pendidikan.


Berlangsung bagi siapa pun. Setiap individu anak-anak atau pun orang dewasa,

5.

siswa/mahasiswa atau pun bukan siswa/ mahasiswa dididik atau mendidik diri.
Pendidikan berlangsung dimana pun. Pendidikan tidak terbatas pada schooling
saja. Pendidikan berlangsung di dalam keluarga, sekolah, masyarakat, dan di dalam
lingkungan alam dimana individu berada. Pendidik bagi individu tidak terbatas pada

C.

pendidik profesional.
Pengertian pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah
Pendidik karena kedudukannya, adalah seorang pengambil keputusan. Setiap
hari pada waktu melaksanakan proses pendidikan , pendidik dihadapkan pada tugas
mngambil keputusan tentang bagaimana merencanakan pengalaman belajar,
mengajar, membimbing mahasiswa, mengorganisasi sistem sekolah, dan banyak
lagi hal hal yang lain.

1.
a.

Sumber-sumber pendidikan.
Pengalaman.
Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang telah banyak diketahui dan
digunakan orang. Kearifan yang ditemukan dari generasi ke generasi merupakan
hasil dari pengalaman, apabila kita tidak mengambil manfaat ari pengalaman itu
mungkin kemajuan akan sangat terhambat. Kemampuan untuk belajar dari
pegalaman sering dianggap sebagai ciri utama dari perilaku cerdas manusia.
Meskipun

demikian,

sebagi

sumber

kebenaran,

pengalaman

mempunyai

keterbatasan. Hal ini karena ada tidaknya pengaruh suatu kejadian terhadap
seseorang akan

bergantung

kepada siapa orang itu. Kelemahan

lain

dari

pengalaman ialah bahwa sering kali seseorang perlu mengetahui hal hal yang
b.

tidak dapat dipelajari/diketahui lewat pengalamannya sendiri.


Otoritas
Otoritas atau wewenang sering dijadikan orang dalam hal hal yang sulit atau
yang tidak mungkin diketahui melalui pengalaman pribadi. Artinya, orang mencari
jawab dari pertanyaan itu dari orang lain yang telah mempunyai pengalaman dalam
hal itu, atau yang telah mempunyai sumber keahlian lainnya. Erat hubungannya
dengan wewenang adalah kebiasaan dan tradisi, yang kita jadikan pegangan guna
menjawab pertanyaan yang ada hubungannya dengan profesi kita maupun untuk

c.

memecahkan masalah sehari hari.


Cara berfikir deduktif
Cara berpikir deduktif dapat dirumuskan sebagai suatu proses berpikir yang
bertolak dari pernyataan yang bersifat umum ke pernyataan yang bersifat khusus
dengan memakai kaidah logika tertentu. Hal ini dilakukan melalui serangkaian

1)
2)
3)

pernyataan yang disebut silogisme, yang terdiri atas :


Dasar pemikiran utama premis mayor
Dasar pemikiran kedua (premis minor)
Kesimpulan

Contoh silogisme :

s pertama: Semua manusia adalah makhluk hidup (dasar pemikiran utama)

Premis kedua

Kesimpulan

: Socrates adalah seorang manusia (dasar pemikiran kedua) oleh karena itu
: Socrates adalah makhluk hidup

d.

Cara berfikir induktif


Kesimpulan yang berasal dari cara berpikir deduktif hanya benar apabila premis
yang menjadi dasar kesimpulan itu benar. Francis Bacon (1561-1626), berpendapat
bahwa para pemikir hendaknya tidak merendahkan diri begitu saja dengan
menerima premis orang yang punya otoritas sebagai kebenaran mutlak. Bacon
menyatakan agar para pencari kebenaran mengamati alam secara langsung dan
membersihkan

pikiran

dari

purbasangka

dan

gagasan-gagasan

yang

telah

terbentuk sebelumnya, yang disebutnya sebagai pujaan (idol).


Menurut sistem Bacon, pengamatan dilakukan pada kejadian-kejadian tertentu di
dalam kelas. Kemudian, berdasarkan kejadian-kejadian yang diamati tersebut,
ditarik kesimpulan-kesimpulan tentang seluruh kelas. Pendekatan ini dikenal
e.

sebagai cara berpikir induktif.


Pendekatan ilmiyah
Pendekatan ilmiah biasanya dilukiskan sebagai proses dimana penyelidikan
secara induktif bertolak dari pengamatan mereka menuju hipotesis. Kemudian
secara deduktif peneliti bergerak dari hipotesis ke implikasi logis hipotesis tersebut.
Mereka menarik kesimpulan mengenai kesimpulan mengenai akibat yang akan
terjadi apabila hubungan yang diduga itu benar. Apabila implikasi yang diperoleh
secara deduktif ini sesuai dengan pengetahuan yang sudah diterima dengan data
empiris (yang dikumpulkan). Berdasarkan bukti-bukti ini, maka hipotesis itu dapat
diterima atau ditolak.
Langkah-langkah dalam pendekatan ilmiah:

1)

Perumusan masalah
Penyelidikan ilmiah bermula dari suatu masalah atau persoalan yang
memerlukan pemecahan. Agar dapat diselidiki secara ilmiah, suatu persoalan harus
mempunyai

satu

ciri

penting: persoalan

tersebut harus

dapat

dirumuskan

sedemikian rupa, sehingga dapat dijawab dengan pengamatan dan percobaan di


dunia ini. Persoalan-persolan yang menyangkut pilihan atau nilai-nilai tidak dapat
dijawab atas dasar informasi faktual belaka.
2) Pengajuan hipotesis
Langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis yang merupakan penjelasan
sementara tentang masalah itu. Tahap ini mengharuskan penelitian membaca
bacaan yang berkaitan dengan masalah itu dan berpikir lebih mendalam lagi.
3) Cara berfikir induktif
Melalui proses berpikir deduktif, implikasi hipotesis yang diajukan itu, yaitu apa
yang akan dapat diamati jika hipotesis tersebut benar ditetapkan.

4)

Pengumpulan analisis data


Hipotesis atau lebih tepatnya implikasi yang diperoleh melalui deduksi, diuji
dengan jalan mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan masalah yang

5)

diselidiki melalui pengamatan, tes dan eksperimentasi.


Penerimaan atau penolakan hipotesis
Setelah data dikumpulkan, maka hasilnya dianalisis untuk menetapkan apakah
penyelidikan memberikan bukti-bukti yang mendukung hipotesis atau tidak.

Contoh pendekatan ilmiah :


Ada dua macam logika yang dipergunakan disini, yaitu deduktif dan induktif.
Kesimpulan induktif dimulai dengan pengamatan mesin sehingga sampai pada
kesimpulan umum. Misalnya, jika sepeda motor itu melintasi gundukan tanah
kemudian mesinnya mogok, melintasi gundukan tanah lainnya kemudian mogok
lagi, dan ketika melintasi gundukan tanah lainnya kemudian mogok lagi, sedangkan
ketika melintasi jalan panjang yang halus, mesin tidak mengalami kemacetan tetapi
ketika melintasi gundukan tanah yang keempat mesin itu mogok lagi, maka secara
logis orang dapat menyimpulkan bahwa mesin itu disebabkan oleh gundukan tanah.
Itulah induksi : cara berpikir berdasarkan pengalaman pengalaman khusus menuju
kebenaran umum. Sedangkan deduktif adalah sebaliknya.
Pemecahan masalah yang terlalu rumit bagi orang awam dicapai melalui deretan
panjang kesimpulan-kesimpulan induktif dan deduktif yang menyelip diantara
pengamatan mesin dan ingatan akan urutan mesin yang terdapat di dalam buku
pedoman. Proses yang benar bagi jalinan ini dirumuskan sebagai metode ilmiah.
Pernyataan-pernyataan logis yang dimasukkan ke dalam buku catatan dibagi
menjadi:
1)

Pengungkapan masalah

2)

Hipotesis mengenai sebab masalah tersebut

3)

Percobaan-percobaan yang dirancang untuk menguji tiap-tiap hipotesis

4)

Hasil-hasil percobaan yang diramalkan

5)

Hasil-hasil percobaan yang dinikmati

6)

Kesimpulan yang ditarik dari hasil-hasil percobaan tersebut


Tujuan metode ilmiah yang sebenarnya ialah untuk meyakinkan seseorang bahwa
Alam tidak menyesatkan, sehingga tak seorangpun merasa mengetahui sesuatu
yang sebenarnya tidak diketahuinya.
Pendekatan yang berhati-hati terhadap pertanyaan-pertanyaan awal ini menjaga
agar tidak dilakukan kesalahan pokok yang dapat mengakibatkan kerja tambahan
selama berminggu-minggu atau bahkan dapat membuat seseorang terhenti sama
sekali. Karena itu, maka pertanyaan-pertanyaan ilmiah sering tampak mengadaada. Pertanyaan-pertanyaan itu diajukan dengan maksud mencegah terjadinya
kesalahan-kesalahan yang parah di kemudian hari.

D. Pengertian Pendidikan Sebagai Sebuah Sistem


Pengertian pendidikan sebagai sebuah sistem adalah pendidikan sebagai suatu
keseluruhan, baik teori mengenai sistem hingga sistem pendidikan nasional dan
sekolah (Suparlan: 2008). Menurut Banathy, teori sistem adalah suatu ekspresi yang
terorganisir dari rangkaian berbagai konsep dan prinsip yang saling terkait yang
berlaku

untuk

semua

sistem.

Terdapat

dua

kelompok

pendekatan

dalam

mendefinisikan sebuah sistem yaitu:


1. Pendekatan Prosedur
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan
sistem

sebagai

suatu

jaringan

kerja

dari

prosedur-prosedur

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu

yang

saling

kegiatan atau

untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.


2. Pendekatan Komponen atau Elemen.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen atau elemen
sehingga sistem sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan
maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem memiliki klasifikasi yang dapat membedakan sistem yang satu dengan
sistem yang lain, klasifikasi dari sistem sebagai berikut:

1.

Sistem Abstrak dan Sistem Fisik.


Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berisi gagasan atau
konsep, misalnya sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan manusia

dan tuhan. Sedangkan sistem fisik (physical system) adalah sistem yang secara fisik
dapat dilihat, misalnya sistem komputer, sistem sekolah, sistem akuntansi dan
2.

sistem transportasi.
Sistem Deterministik dan Sistem Probabilisti.
Sistem deterministik (deterministic system) adalah suatu sistem yang
operasinya dapat diprediksi secara tepat, misalnya sistem komputer. Sedangkan
sistem probabilistik (probabilistic system) adalah sistem yang tak dapat diramal
dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas, misalnya sistem arisan dan
sistem sediaan, kebutuhan rata-rata dan waktu untuk memulihkan jumlah sediaan

3.

dapat ditentukan tetapi nilai yang tepat sesaat tidak dapat ditentukan dengan pasti.
Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak bertukar materi,
informasi, atau energi dengan lingkungan, dengan kata lain sistem ini tidak
berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya reaksi kimia dalam
tabung yang terisolasi. Sedangkan sistem terbuka (open system) adalah sistem
yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya

sistem perusahaan dagang.


4. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem Alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena alam,
misalnya sistem tata surya. Sedangkan sistem buatan manusia (human made
system) adalah sistem yang dibuat oleh manusia, misalnya sistem komputer.

5.

Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks


Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem sederhana
(misalnya sepeda) dan sistem kompleks (misalnya otak manusia).
Konsep dasar sistem secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.

Komponen-komponen sistem saling berhubungan satu sama.


2. Suatu keseluruhan tanpa memisahkan komponen pembentukannya.
3. Bersama-sama dalam mencapai tujuan.
4. Memiliki input dan output.
5. Terdapat proses yang merubah input menjadi output.

6. Terdapat aturan
7. Terdapat subsistem yang lebih kecil.
8. Terdapat deferensiasi antar subsistem.
9. Terdapat tujuan yang sama meskipun mulainya berbeda.
Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, maka perlu membedakan
unsur-unsur dari pembentukan sebuah sistem. Berikut ini karakteristik sistem yang
dapat membedakan suatu sistem dengan sistem yang lain.
1. Tujuan (goal): Setiap sistem memiliki tujuan (goal) apakah hanya satu atau
mungkin banyak dan tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain
berbeda. Tujuan inilah yang menjadi pendorong yang mengarahkan sistem
bekerja. Tanpa tujuan yang jelas, sistem menjadi tak terarah dan tak
terkendali.
2. Komponen (component): Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem
yang mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi (output).
Komponen ini bisa merupakan subsistem dari sebuah sistem.
3. Penghubung

(interface):

Tempat

dimana

komponen

atau

sistem

dan

lingkungannya bertemu atau berinteraksi.


4. Batasan (boundary): Penggambaran dari suatu elemen atau unsur yang
termasuk didalam sistem dan yang diluar sistem.
5. Lingkungan (environment): Segala sesuatu diluar sistem, lingkungan yang
menyediakan asumsi, kendala dan input terhadap suatu sistem.
Pendekatan sistem merupakan suatu metode ilmiah, dimana proses pencapaian
hasil atau tujuan logis dari pemecahan masalah dilakukan dengan cara efektif dan
efisien. Menurut Reigeluth, pendekatan sistem adalah transaksi dari suatu urutan
logis dari operasi untuk tujuan mengubah satu atau lebih faktor dalam suatu sistem.
Penerapan pendekatan sistem ini dapat membantu mencapai suatu efek sinergitis

dimana tindakan-tindakan berbagai bagian yang berbeda dari sistem tersebut bila
dipersatukan akan memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan terpisah bagian
demi bagian. Jadi, pendekatan sistem merupakan aplikasi pandangan sistem
(system view or system thinking) dalam upaya memahami sesuatu atau untuk
memecahkan suatu permasalahan secara lebih efektif dan efisien.
Pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisik (misalnya:
sistem tata surya, rakitan mesin), dapat dihubungkan dengan analisis biotis
(misalnya:

jaring-jaring

ekologis,

koordinasi

tubuh

manusia),

dan

dapat

dihubungkan dengan analisis gejala sosial (misalnya: kehidupan ekonomis, gejala


pendidikan, pola nilai hidup). Analisis sistem sosial relatif lebih rumit dibanding
analisis sistem fisik dan sistem biotis, sistem sosial seperti sistem pendidikan pada
umumnya bersifat terbuka, yaitu suatu sistem yang mudah dipengaruhi oleh
kejadian-kejadian di luar sistem (rentan terhadap pengaruh luar). Sebagai contoh,
sistem persekolah yang mudah dipengaruhi oleh situasi/trend di masyarakat dan
kebijakan pemerintah. Karakter sistem pendidikan yang bersifat terbuka ini
menuntut konsekuensi penyelenggaraan pendidikan sekolah yang lebih kritis dan
kreatif dalam mencari alternatif pengembangan secara berkesinambungan.
Pendekatan sistem adalah upaya untuk melakukan pemecahan masalah yang
dilakukan dengan melihat masalah yang ada secara menyeluruh dan melakukan
analisis secara sistem. Pendekatan sistem diperlukan apabila kita menghadapi
suatu masalah yang kompleks sehingga diperlukan analisa terhadap permasalahan
tadi, untuk memahami hubungan bagian dengan bagian lain dalam masalah
tersebut,

serta

kaitan

antara

masalah

tersebut

dengan

masalah

lainnya.

Keuntungan yang diperoleh apabila pendekatan sistem ini dilaksanakan antara lain :
1. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan
sehingga penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya
terbatas akan dapat dihindari.
2. Proses yang dilaksanakan

dapat diarahkan untuk

mencapai

keluaran

sehingga dapat dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.


3. Keluaran yang dihasilkan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih
cepat dan objektif.

4. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program. Jadi
berbagai kemungkinan yang tersedia dapat diperhitungkan, sehingga tidak
ada yang luput dari perhatian. Sekalipun demikian bukan berarti pendekatan
sistem tidak mempunyai kelemahan, salah satu kelemahan yang penting
adalah dapat terjebak dalam perhitungan yang terlalu rinci, sehingga
menyulitkan pengambilan keputusan dan dengan demikian masalah yang
dihadapi tidak akan dapat diselesaikan.
Dalam pendekatan sistem upaya pemecahan masalah secara menyeluruh
dilakukan dengan analisa sistem. Ada banyak batasan tentang analisa sistem,
beberapa di antaranya:
1.

Analisa sistem adalah proses untuk menentukan hubungan yang ada dan relevansi
antara beberapa komponen (subsistem) dari suatu sistem yang ada.
2. Analisa sistem adalah suatu cara kerja yang dengan mempergunakan fasilitas
yang ada, dilakukan pengumpulan pelbagai masalah yang dihadapi untuk
kemudian dicarikan pelbagai jalan keluarnya, lengkap dengan uraian,
sehingga membantu administrator dalam mengambil keputusan yang tepat
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu analisa sistem yang baik
adalah :

1. Tentukan input dan output dasar dari sistem.


2. Tentukan proses yang dilakukan di tiap-tiap tahap.
3. Rancang perbaikan sistem dan lakukan pengujian dengan :
- Fersibility : cari yang memungkinkan
- Viability : kelangsungan
- Cost : cari yang harganya murah/terjangkau
- Effectiveness : dengan input yang sedikit, output besar.
4. Buat rencana kerja dan penunjukkan tenaga.
5. Implementasikan dan penilaian terhadap sistem yang baru.

Pendekatan sistem adalah satu kesatuan dalam:


1. a way of thinking (filsafat sistem), yaitu sebuah paradigma baru dari persepsi dan
penjelasan, yang diwujudkan dalam gabungan, berpikir holistik, tujuan-mencari,
hubungan sebab akibat, dan proses-penyelidikan yang fokus dengan titik sasaran
dapat menggambarkan suatu rancang bangun atau unsur pendekatan sistem yang
akan bermanfaat dan mudah diaplikasikan pada tugas-tugas manajerial dalam
konteks merumuskan strategi.
2. a method or technique of analysis (analisis sistem), yaitu pengamatan dan
pemeriksaan

fenomena

yang

berhubungan

untuk

tujuan

memahami

cara

berinteraksi dari beberapa faktor dan mempengaruhi kinerja sebuah sistem dalam
periode waktu yang lama (Reigeluth). Analisis sistem menekankan pada metode
berfikir dan bekerja mengenai bagaimana menggunakan sumber-sumber yang
tersedia

secara

optimal

atau

pendekatan

yang

bermanfaat

pada

proses

pengambilan keputusan baik yang dilakukan pada tingkat manajerial maupun


operasional.
3. a managerial style (manajemen sistem), yaitu menekankan pada metode berfikir
dan bekerja dengan titik sasaran pada upaya pencarian manfaat. Manajemen
sistem menggunakan metode sintesis (memadukan semua unsur dalam satu
kesatuan), untuk mengintegrasikan operasi kerja melalui perencanaan operasional
sehingga jaringan hubungan antar komponen menjadi jelas atau pendekatan yang
berguna

dalam

pengelolaan

organisasi-organisasi

besar

terutama

dalam

pengelolaan fungsi, proyek, atau program-program.


Salah satu model sistem yang sangat umum adalah model masukan-proseshasil, dimana antara masukan dan hasil terdapat sebuah proses yang memiliki
banyak komponen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama.
Sistem Pendidikan Nasional juga merupakan sebuah sistem yang kompleks, dimana
sumber-sumber masukan dari masyarakat ke dalam sistem pendidikan nasional
dapat berupa informasi, energi atau tenaga dan bahan-bahan.
Hal ini dapat tergambar dari Sistem Pendidikan Nasional dalam Peraturan
Pemerintah nomor 19 tahun 2005 mengenai Standar Pendidikan Nasional di bawah
ini:

Terdapat dua jenis masukan dalam bentuk informasi, yaitu informasi produk dan
informasi operasional. Informasi produk berupa kualitas dan kuantitas peserta didik.
Kualitas peserta didik meliputi identitas, latar belakang keluarga (termasuk sosial
ekonomi), kemampuan, minat, dan sebagainya. Kuantitas peserta didik menyangkut
jumlah keseluruhan peserta didik dalam umur siap sekolah dan mempunyai
kebutuhan untuk mengikuti kegiatan pendidikan. Jumlah keseluruhan peserta didik
tersebut menurut kesatuan wilayah baik provinsi, kabupaten, kecamatan, dan
desa.
Sedangkan informasi operasional berupa sumber daya kependidikan,
penghasilan nasional, penghasilan perkapita, ilmu, seni, teknologi, cita-cita nasional
dan segala barang dan peralatan yang dipergunakan dalam kegiatan pendidikan. Di
samping itu, juga termasuk informasi lingkungan meliputi sistem bio-sosial, sistem
sosial budaya, sosial ekonomi, dan sosial politik.
Adapun masukan dalam bentuk energi atau tenaga adalah energi manusia yang
meliputi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan baik peserta
didik, pendidik dan tenaga kependidikan. Di samping itu, diperlukan energi bukan
manusia berupa listrik, gas, bensin, dan sebagainya yang dapat dipergunakan
sebagai peralatan pendidikan dan administratif dalam melancarkan operasional
pendidikan dan administrasi.
Masukan

berupa

bahan-bahan

adalah

sumber-sumber

Sistem

Pendidikan

Nasional non-manusia seperti kurikulum, buku pelajaran, sarana dan prasarana


pendidikan dan administrasi, teknologi pendidikan, bangunan dan sebagainya. Di
samping itu, termasuk masukan berupa penghasilan nasional dan penghasilan per
kapita

yang

tersedia

untuk

membiayai

seluruh

kegiatan

penyelenggaraan

pendidikan nasional.
Selanjutnya, proses dalam sistem pendidikan nasional meliputi komponenkomponen sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan, yaitu sesuatu hal yang diharapkan dapat dicapai
sepanjang proses. Tujuan pada akhir keseluruhan proses adalah tujuan umum
atau tujuan nasional pendidikan. Sedangkan untuk sampai pada akhir proses,

terdapat sederatan tujuan yang disebut tujuan khusus. Tujuan-tujuan ini


berfungsi sebagai pengarah operasional kegiatan pendidikan.
2. Organisasi Pendidikan, yaitu keseluruhan tatanan hubungan antar bagianbagian dan antar unsur-unsur dalam sebuah kesatuan sistem pendidikan
nasional.
3. Masa Pendidikan, yaitu jangka waktu kelangsungan seluruh kegiatan di
sebuah satuan pendidikan.
4. Prasarana

Pendidikan,

yaitu

segala

hal

yang

merupakan

penunjang

terselenggaranya proses pendidikan dalam sistem pendidikan nasional.


5. Sarana Pendidikan, yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat
pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan
efektivitas dan efisiensi proses pendidikan.
6. Isi Pendidikan, yaitu semua hal atau pengalaman yang perlu dipelajari oleh
peserta didik.
7. Pendidik dan Tenaga Kependidikan, yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam
penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan (guru, pustakawan, teknolog
pendidikan, dan sebagainya).
8. Peserta didik, yaitu semua anak, remaja, dan orang dewasa yang terlibat
dalam proses pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi kita, terlebih lagi
karena kita bergerak di bidang pendidikan. Juga pasti kita sepakat bahwa
pendidikan

diperlukan

oleh

semua

orang.

Bahkan

dapat

pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua golongan.

dikatakan

bahwa

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Ngalim.1958.Ilmu Pendidikan.Bandung:Remadja Karya.


fourseasonnews.blogspot.com/.../pengertian-pendidikan-secara-umum.html
file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEDAGOGIK/.../LPPOLRI.pdf

Anda mungkin juga menyukai