Oleh :
Rahmi Nur A. 25010114120151 Devy A. J.
25010114120164 Diana I.
25010114120177
Fifiantyas A.
25010114120152 Atina F.
25010114120178
Minanda O.
Cindy A. M.
25010114120154 Muslim
25010114120181
Auliya R.
25010114120182
Nabilla R. A.
25010114120170 Aisyatul F.
25010114120183
Aulia Annisa
25010114120158 Chaca R.
Durotun M.
Ulfah R.
25010114120161 Istiqomah
Eka Wahyuni
25010114120163
Kelas C-2014
25010114120185
HIDDEN HUNGER
1. Pengertian Hidden Hunger
Hidden Hunger adalah kekurangan mikronutrien (vitamin dan
mineral) dalam diet individu. Ada beberapa istilah yang hampir sama, yaitu
hunger (kelaparan), undernutrition, malnutrition. Kelaparan sering dikaitkan
dengan kurangnya ketersediaan pangan, The Food and Agriculture
Organization of the United Nations (FAO) mendefinisikan bahwa kelaparan
merupakan bentuk kekurangan makanan dan kekurangan gizi, yaitu konsumsi
pangan di bawah 1.800 kilokalori (batasan minimum energi yang dibutuhkan
manusia untuk produktifitas dan kesehatannya) dalam sehari. Undernutrition
adalah kekurangan beberapa zat gizi makanan termasuk enegri, protein atau
vitamin esensial dan mineral. Undernutrition merupakan hasil dari konsumsi
makan yang tidak mewadai, kualitas dan kuantitas makanan, serta
pemanfaatan zat gizi oleh tubuh yang kurang karena infeksi atau sakit, bisa
juga karena kombninasi ketiga faktor tersebut. Berbeda dari ketiga istilah
tersebut Hidden Hunger (kekurangan mikronutrien) berarti bahwa seseorang
bisa saja sudah tercukupi kebutuhan kalori dalam konsumsi dietnya, namun
tingkat kecukupan akan vitamin dan mineral penting bisa jadi belum tersedia
dalam diet yang konsumsi untuk dimanfaatkan dalam pemenuhan kesehatan
fisik dan mental.
Hidden Hunger adalah isu dunia yang sangat pentinga namun
keberadaannya kurang begitu menjadi perhatian. Biasanya fenomena ini
banyak terjadi di negara-negara berkembang, karena ketidakmampuan dalam
pemenuhan kebutuhan makanan individu. Kasus kekurangan mikronutrien
yang sering terjadi di dunia adalah kekurangan zat besi, seng, vitamin A,
iodium, folat, vitamin B12 dan susunan vitamin B lainnya.
b. Defisiensi Vitamin A
Kekurangan/defisiensi vitamin A ialah suatu keadaan di mana simpanan
vitamin A dalam tubuh berkurang, selain itu juga disebut sebagai
penyakit sistemik yang merusak sel dan organ tubuh dan menyebabkan
metaplasia keratinisasi pada epitel saluran pernapasan, saluran kemih,
dan saluran pencernaan. Namun, karena hanya mata yang mudah diamati
dan diperiksa, diagnosis klinis yang spesifik didasarkan pada
pemeriksaan mata (Arisman, 2009).
Kekurangan vitamin A dapat terjadi pada semua umur akan tetapi
kekurangan yang disertai kelainan pada mata umumnya terdapat pada
anak berusia 6 bulan sampai 4 tahun (Sidarta, 2008).
Beberapa pnyakit mata yang dapat terjadi bila kekurangan vitamin A
adalah :
1) Rabun senja (hemeralopia) merupakan manivestasi defisiensi
vitamin A paling awal.
Rabun senja ditandai dengan kurang dapat melihat pada malam
hari, menurunnya kadar serum retinol dalam darah. Pada tahap
selanjutnya terjadi kelainan jaringan epitel dari organ tubuh seperti
paru-paru, usus, kulit dan mata (Depkes RI, 2005).
Respon baik dan cepat dalam 1-2 hari dengan terapi vitamin A.
2) Xerosis conjungtiva
- bagian putih bola mata kasar dan kering, warna berubah
-
menjadi kecoklatan
awal timbul di daerah temporal, kemudian menyebar ke daerah
nasal
respon baik terhadap vitamin A selama 2-5 hari dan hilang
dalam 2 minggu
3) Bitot spot
- ada bercak warna abu-abu dan berbuih
- respon baik terhadap vitamin A dalam waktu 2-5 hari
- kerutan pada bitot dapat menetap selama beberapa bulan
4) Xerosis cornea
- kornea kering, berkabut, tidak bercahaya, warna seperti susu,
-
6) Keratomalacia
- penebalan kornea menjadi stroma
- kerusakan kurang dari 1/3 mata masih dapat melihat
- kerusakan lebih dari 1/3 mengakibatkan perforasi bola mata
-
hilang
terapi cepat dengan vitamin A dapat menyelamatkan pada mata
yang sebelah
7) Seroftalmia (xeropthalmia)
- gejala sisa beberapa jaringan parut dengan berbagai densitas
-
berat bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen serta
hambatan pertumbuhan yang dikenal sebagai kretinisme. Seorang anak
yang menderita kretinisme mempunyai bentuk tubuh yang abnormal dan
IQ sekitar 20. Kekurangan iodium pada anak-anak menyebabkan
kemampuan belajar yang rendah.
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) adalah rangkaian efek
kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum
seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik
yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan pendengaran,
gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa. (Supariasa, 2002).
Pengaruh defisiensi yodium pada janin
Defisiensi yodium selama kehamilan mengakibatkan gangguan
sintesis hormon tiroid, baik oleh ibu maupun janin. Janin mulai dapat
memproduksi hormon tiroid pada usia gestasi 24 minggu. Sebelum usia
gestasi tesebut, kebutuhan hormone tiroid janin dipenuhi oleh ibu.
Setelah itu, transfer maternal tetap terjadi meskipun presentasinya
berkurang. Defisiensi hormon tiroid pada otak yang sedang berkembang
mengakibatkan retardasi mental.
Pengaruh defisiensi yodium pada bayi dan neonatus
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa defisiensi
yodium
d. Defisiensi Zinc
1) Definisi Umum
Zinc dikenal sebagai sebuah logam transisi yang masih masuk ke
dalam golongan 12 pada tabel periodik dan kita lebih mengetahuinya
sebagai Seng dengan simbol Zn. Bagi hewan dan tanaman, zinc ini
mempunyai arti biologis yang cukup substansial. Ada beberapa fungsi
yang berada di bawah tanggung jawab zinc dalam mendukung kinerja
setiap tubuh manusia, dan salah satunya adalah memberikan
rangsangan aktivitas sekitar 100 enzim yang tidaklah sama satu
dengan yang lain.
Senyawa satu ini adalah mineral yang penting dan tidak dapat
dilewatkan oleh tubuh karena organ tubuh kita tentu sangat
membutuhkannya, contohnya adalah otot, kulit serta rambut dan juga
organ lainnya. Supaya performa dan fungsi tubuh berjalan normal,
zinc adalah salah satu zat yang wajib untuk dipenuhi menurut
kebutuhan harian yang semestinya menurut usia dan jenis kelamin
seseorang. Zinc ini termasuk senyawa yang membentuk beberapa
organ tubuh, maka tentu asupannya perlu dijaga dengan baik.
2) Kebutuhan Zinc Harian
Supaya kebutuhan zinc pada tubuh dapat terpenuhi dengan baik,
berikut ini adalah daftar kebutuhan zinc yang perlu disimak dan juga
diikuti setiap harinya agar tubuh berfungsi baik dan terjauh dari efekefek buruk. Dengan mengikuti petunjuk di bawah ini, risiko
kelebihan maupun kekurangan zinc akan dapat dihindari.
a) Bayi usia 7-11 bulan membutuhkan 3 mg
b) Anak usia 1-3 tahun membutuhkan 4 mg
c) Anak usia 4-6 tahun membutuhkan 5 mg
d) Anak usia 7-9 tahun membutuhkan 11 mg.
e) Perempuan usia 10-12 tahun membutuhkan 13 mg.
f) Perempuan usia 13-15 tahun membutuhkan 16 mg.
g) Perempuan usia 16-18 tahun membutuhkan 14 mg.
h) Perempuan usia 19-80 tahun ke atas membutuhkan 10 mg.
i) Perempuan hamil pada trimester pertama membutuhkan sekitar
12 mg.
j) Perempuan hamil pada trimester kedua membutuhkan sekitar 14
mg.
k) Perempuan hamil pada trimester ketiga membutuhkan sekitar 2024 mg.
l) Perempuan menyusui pada 6 bulan pertama dan 6 bulan terakhir
m)
n)
o)
p)
3) Fungsi Zinc
Jika sudah melihat kebutuhan harian akan zinc yang perlu dipenuhi
dan kemudian mengikutinya, ada sejumlah manfaat yang pastinya
akan dapat dirasakan oleh tubuh. Berikut di bawah ini bisa dilihat apa
saja manfaat serta fungsi zinc yang tubuh perlukan.
a) Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Ketika manusia memiliki kekebalan atau sistem daya tahan tubuh
yang rendah, maka penyakit-penyakit yang berasal dari bakteri,
virus serta parasit akan mudah menyerang. Zinc adalah zat yang
dibutuhkan tubuh untuk menjaga daya tahan tubuh tetap stabil
dan zinc jugalah yang akan mampu meningkatkan kekebalan
tubuh yang rendah. Nutrisi satu ini bila terpenuhi dengan baik
maka akan sanggup mendukung pencegahan penyakit.
Fungsi sistem daya tahan tubuh manusia tak akan berjalan dengan
baik dan bahkan mengalami kerusakan dikarenakan defisiensi
zinc. Kerentanan terhadap bermacam-macam patogen akan
lebih
singkat
sebanyak
40
persen.
Konsumsi zinc, entah itu dalam bentuk sirup atau tablet hisap
akan memberi manfaat baik bagi tubuh menurut kesimpulan dari
review Cochrane. Keparahan pilek bisa diturunkan hanya dalam
waktu tidak lebih dari 24 jam sejak gejala pilek muncul sehingga
akan sangat berguna dalam mencegah maupun mengobati.
c) Sebagai Obat Diare
Dikatakan oleh WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia bahwa
diare adalah penyakit yang mematikan di mana ada sekitar 1,6
juta anak yang usianya di bawah 5 tahun yang meninggal akibat
diare. Dari situlah ditegaskan oleh sebuah studi PloS Medicine
bahwa penggunaan zinc perlu ditingkatkan di Bangladesh demi
mengatasi diare pada anak. Dengan memberikan tablet zinc pada
anak yang mengalami diare selama 10 hari tanpa putus akan
sangat berhasil; bahkan serangan infeksi diare di kemudian hari
pun dapat dicegah dengan konsumsi zinc ini.
d) Menurunkan Risiko Kerusakan Otak dan Perubahan
Suasana Hati Tak Menentu
Zinc juga biasanya berada di bagian otak dan rupanya salah satu
fungsi dari zat ini adalah menurunkan risiko kerusakan otak
akibat oksidatif. Rusaknya organ penting ini masih ada
hubungannya
dengan
perkembangan
sejumlah
penyakit,
sintesis vitamin
A,
senyawa
ini
sangat
penting.
l) Sebagai
Obat
Gangguan
GHDP
atau
Gangguan
8. Perlu
mekanisme
untuk
melakukan
evaluasi
perkembangan
fortifikasi
9. Pangan hasil fortifikasi, harganya tetap terjangkau oleh kelompok
target
10. Dari sisi konsumen diyakini tidak akan terjadi konsumsi berlebihan
Amerika Serikat merupakan negara pertama yang melakukan fortifikasi,
yaitu pada tahun 1920 dengan dikeluarkannya pertauran tentang
fortifikasi garam dengan zat iodium. Fortifikasi pangan terbukti sebagai
strategi yang paling efektif untuk mengatasi maslaah kekurangan zat
mikro di Eropa, Amerika Utara dan Amerika Latin serta beberapa negara
maju lainnya. Sebagai contoh, program fortifikasi margarin dengan
vitamin A berhasil menghasilkan riketsia di Inggris, kanada, dan Eropa
Utara. Untuk di Indonesia sendiri pada tahun 2001, Komisi Fortifikasi
Indonesia (KFI), UNICEF, Pusat Studi Kebijakan Pangan dan Gizi IPB
dan Forum Komunikasi Pangan di Indonesia bekerjasama melakukan
stusi fortifiaksi di beberapa wilayah Indonesia. Hasil yang didapat dalam
studi tersebut yakni fortifikasi pada beberapa jenis bahan pangan dapat
berperan untuk mengatasi masalah kekuranga zat gizi mikro di Indonesia.
Adapun beberapa yang menjadi kelebihan fortifikasi pangan ini, populasi
sasarannya luas, tidak diperlukan sarana program khusus dalam
pemberian, serta tingkat penerimaan dan tingkat kesinambungannya
tinggi. Untuk fortifikasi zat besi sendiri telah berhasil menurunkan
prevalensi anemia defisiensi besi secara drastic di Swedia dan Eropa
dengan menggunakan tepung sebagai bahan pangannya.
c. Biofortifikasi
Biofortifikasi adalah intervensi yang relatif masih baru yang melibatkan
proses pemuliaan tanaman pangan dengan metode konvensional maupun
transgenik yang bertujuan untuk meningkatkan kandungan mikronutrien.
Biofortifikasi tanaman pangan dapat meningkatkan hasil panen namun
juga dapat mengakibatkan resistansi hama.
d. Suplementasi
Suplementasi adalah cara yang paling efiesien (menghemat biaya) dalam
menangani masalah Hidden Hunger. Suplementasi biasanya diberikan
kepada bayi, anak-anak, wanita hamil dan lansia.
Suplementasi yang dapat di lakukan di Indonesia adalah :
a) Suplementasi Zat Besi
Setiap kelompok usia anak rentan terhadap defisiensi besi (DB).1,2
Kelompok usia yang paling tinggi mengalami DB adalah usia balita
(0-5 tahun) sehingga kelompok usia ini menjadi prioritas pencegahan
DB.1 Kekurangan besi dengan atau tanpa anemia, terutama yang
berlangsung lama dan terjadi pada usia 0-2 tahun dapat mengganggu
tumbuh kembang anak, antara lain menimbulkan defek pada
mekanisme pertahanan tubuh dan gangguan pada perkembangan otak
yang berdampak negatif terhadap kualitas sumber daya manusia pada
masa mendatang.
asupan besi melalui diet dan pertumbuhan yang cepat pada tahun
pertama.1, 10 Angka kejadian DB lebih tinggi pada usia bayi,
terutama pada bayi prematur (sekitar 25-85%) dan bayi yang
mengonsumsi
ASI
secara
eksklusif
tanpa
suplementasi.11
prematur
perlu
mendapat
suplementasi
besi
dosis
60
mg/hari
selama
bulan.
Pemberian
b) Suplementasi Vitamin A
Kapsul vitamin A yang digunakan dalam kegiatan suplementasi
vitamin A adalah kapsul yang mengandung vitamin A dosis tinggi.
Dosis
Kapsul biru
11 bulan
(100.000
Anak
SI)
Kapsul
Balita 12
Merah
59 bulan
(200.000
Ibu Nifas
SI)
Kapsul
Frekuensi
1 kali
2 kali
2 kali
Merah
(200.000
SI)
Suplementasi Vitamin A Pada Bayi dan Anak Balita
1. Waktu pemberian suplementasi Vitamin A dosis tinggi untukbayi
dan anak balita. Suplementasi Vitamin A diberikan kepada
seluruh anak balita umur 6-59 bulan secara serentak:
- Untuk bayi umur 6-11 bulan pada bulan Februari atau Agustus
- Untuk anak balita umur 12-59 bulan pada bulan Februari dan
Agustus
2. Tenaga yang memberikan suplementasi Vitamin A pada bayi dan
anak balita :
- Tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat, tenaga gizi dll)
- Kader terlatih
3. Cara Pemberian
Sebelum dilakukan pemberian kapsul, tanyakan pada ibu balita
apakah pernah menerima kapsul Vitamin A pada 1 (satu) bulan
terakhir.
Cara pemberian kapsul pada bayi dan anak balita:
- Berikan kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi dan kapsul merah
-
sakit,
puskesmas,
Pemberian
kapsul
Vitamin
A merah
cukup
untuk
persalinan
1 (satu) kapsul Vitamin A kedua diminum 24 jam
sesudahpemberian kapsul pertama
Catatan:
Jika sampai 24 jam setelah melahirkan ibu tidak mendapat
vitaminA, maka kapsul Vitamin A dapat diberikan pada
kunjungan ibu nifas atau pada KN 1 (6-48 jam) atau saat
pemberian imunisasi hepatitis B (HB0)pada KN 2 (bayi berumur
3-7 hari) ataupada KN 3 (bayi berumur 8 -28 hari)
2. Tenaga yang memberikan suplementasi Vitamin A untuk ibu
nifas
- Tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat, tenaga gizi dll)
- Kader ( telah mendapat penjelasan terlebih dahulu dari
petugas kesehatan)
3. Cara Pemberian
Sebelum dilakukan pemberian kapsul, tanyakan pada ibu apakah
setelah melahirkan sudah menerima kapsul Vitamin A, jika
belum kapsul Vitamin A merah diberikan segera setelah
melahirkan dengan cara meminum langsung 1 (satu) kapsul,
kemudian minum 1(satu) kapsul lagi 24 jam setelah pemberian
kapsul pertama
4. Tempat pemberian
- Sarana fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas, pustu,
poskesdes/polindes, balai pengobatan, praktek dokter, bidan
-
praktek swasta)
Posyandu
Catatan :
Pemberian vitamin A pada anak balita dalam situasi KLB campak
dikoordinasikan
dengan
penanggung
jawab
surveilans
di
puskesmas.
2. Untuk pengobatan xeroftalmia, campak dan gizi buruk
Bila ditemukan kasus xeroftalmia, campak dan gizi buruk
(marasmus, kwashiorkor dan marasmik kwashiorkor), pemberian
Vitamin A mengikuti aturan sebagai berikut :
- Saat ditemukan
Berikan 1 (satu) kapsul Vitamin A merah atau biru sesuai
-
umur anak
Hari berikutnya
Berikan lagi 1 (satu) kapsul Vitamin A merah atau biru sesuai
umur anak
Dua minggu berikutnya
Berikan 1 (satu) kapsul Vitamin A merah atau biru sesuai
umur anak.
d) Suplementasi Zinc
Dosis harian Zinc berbeda-beda untuk tiap golongan umur.
1. Pada bayi berusia 0-6 bulan dosisnya sekitar 2 mg
2. Anak berusia 7 bulan hingga 3 tahun dosisnya 3 mg
3. Anak berusia 4 hingga 8 tahun sebanyak 5 mg, dan
4. Anak berusia 9 hingga 13 tahun sebanyak 8 mg.
Jumlah optimal asupan zinc berbeda antara pria dan wanita setelah
usia 14 tahun. Berikut adalah dosis harian yang direkomendasikan:
1. Laki-laki sebanyak 11 mg
2. Wanita sebanyak 9 mg
3. Wanita hamil sebanyak 13 mg
4. Wanita menyusui sebanyak 14 mg
Salah satu contoh suplementasi Zinc adalah penggunaan suplemen
Zinc Sulphate. Untuk tiap 125 mg tablet zinc sulphate mengandung
45 mg unsur zinc.
Pengguna
Dewasa dan anak-anak > 30 kg
Anak-anak 10-30 kg
Anak-anak < 10 kg
Frekuensi
1-3 kali sehari
1-3 kali sehari
1 kali sehari
DAFTAR PUSTAKA
International Food Policy Research Institute. 2014. Global Hunger Index : The
Challenge of Hidden Hunger.
Wahyuni, Arlinda Sari. 2004. Anemia Defisiensi Besi pada Balita. Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
http://halosehat.com/gizi-nutrisi/mineral/zinc
http://www.alodokter.com/zinc-sulphate diakses pada tanggal 8 Oktober 2016
puku 18.00 WIB
http://www.amazine.co/2825/tips-zinc-mengenal-fungsi-dosis-manfaat-zinc-seng/
diakses pada tanggal 8 Oktober 2016 puku 18.00 WIB
digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4283
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/08/panduan-suplementasivitA.pdf (diakses pada MInggu, 9 Oktober 2016 pukul 05.30 WIB)