Anda di halaman 1dari 5

REVIEW STAF MEDIS

Penilaian aktifitas staf medis senior dan para kepala unit kerja dilakukan oleh
otoritas internal atau eksternal yang layak.
Proses evaluasi yang terus menerus terhadap praktisi profesional dilakukan
secara objektif dan berbasis bukti.
Hasil proses review:
tidak adanya perubahan dalam tanggung jawab para staf medis,
perluasan tanggung jawab,
pembatasan tanggung jawab,
masa konseling dan pengawasan, atau kegiatan yang semestinya.
Setiap waktu sepanjang tahun, bila muncul fakta atas kinerja yang diragukan
atau yang buruk, dilakukan review serta mengambil tindakan yang tepat.
Hasil review, tindakan yang diambil dan setiap dampak atas kewenangan
didokumentasikan dalam kredensial staf medis atau file lainnya

Kriteria evaluasi praktik professional berkelanjutan


Review terhadap prosedur-prosedur operatif dan klinis lain serta hasilnya
(kepatuhan SPO/ outcome misal ILO, Reoperasi, Pneumoni pasca operasi
(anestesi)
Pola Penggunaan darah/Obat/alkes : keseuaian antara permintaan dgn
kebutuhan jumlah kantung darah yg tidak digunakan. Kepatuhan terhadap
formularium. Penggunaan alkes yg tidka sesuai SPO
Pola

Permintaan

tes/prosedur/Tindakan:

Kepatuhan

permintaan

penunjang/prosedur/tindakan sesuai SPO


Length of stay: berbasis dokter dan penyakit
Data Morbiditas dan mortalitas: kriteria morbiditas sesuai ndikator yg
digunakan
Jumlah kasus yang dikonsulkan/dirujuk ke spesialis lain
Informasi bisa didapat dari :

Grafik review berkala:

Jumlah pasien rawat inap/rawat jalan

Jumlah operasi/prosedur

Observasi langsung: kepatuhan terhadap kebijakan/SPO contoh di SKP, output


asuhan medis.

Monitoring terhadap teknik diagnostik dan pengobatan: sesuai dengan


CPG/PPK

Monitoring kualitas klinis: outcome dan komplikasi

Diskusi/survei dg sejawat/staf lainnya:

METODOLOGI EVALUASI
1. Melakukan Review Grafik
2. Memonitor Pola Praktik Klinis
3. Simulasi
4. Proctoring (prospective, concurrent, retrospective)
5. External peer review
6. Diskusi dengan peers group atau individu yan terlibat dalam pelayanan pasien
7. Wawancara
8. Pengisian kuesionair
SIAPA PENANGGUNG JAWAB EVALUASI

evaluasi praktik profesional (professional practice evaluation)


1. Evaluasi Praktik Professional Berkelanjutan (On going Professional Practice
Evaluation/OPPE)
2. Evaluasi

Praktik

Professional

Evaluation/FPPE)
FPPE DAN OPPE
HARUS DITETAPKAN DENGAN JELAS:
Alat Ukur Yg Dipakai
Siapa Yang Melakukan Review
Indikators/Triggers/Isu

Terfokus

(Focused

Professional

Practice

Proses Penilaiannya
Hasil Digunakan Untuk Kredensialing
Penerapan FPPE/OPPE Untuk Seluruh Kewenangan Klinis
Evaluasi

Praktik

Professional

Berkelanjutan

(On

going

Professional

Practice

Evaluation/OPPE)
Maksud dan tujuan OPPE adalah sebagai sarana mengevaluasi kinerja professional
secara berkelanjutan untuk tiga alasan:
1) sebagai bagian dari upaya untuk memantau kompetensi profesional
2) untuk mengidentifikasi area guna kemungkinan peningkatan kinerja
3) untuk menggunakan data obyektif dalam keputusan mengenai
kelanjutan keweanangan klinik
Pengukuran data kinerja staf medis untuk menjadi dasar rekredensialing dan peningkatan
kinerja staf medis
1. Asuhan pasien---praktisi memberikan asuhan pasien dengan kasih, tepat dan
efektif untuk promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit
dan pelayanan sampai akhir hayat.
2. Pengetahuan medis/klinis---dalam ilmu-ilmu biomedis, klinis dan sosial serta
penerapan pengetahuan ke dalam asuhan pasien dan pendidikan orang-orang
lainnya.
3. Pembelajaran dan peningkatan berbasis praktek ----menggunakan bukti
dan metode ilmiah untuk investigasi, evaluasi dan meningkatkan praktek
asuhan pasien
4. Ketrampilan hubungan antar manusia/interpersonal dan komunikasi---yang akan memampukan dan menjaga hubungan profesional dengan pasien,
keluarga dan anggota tim kesehatan lain.
5. Profesionalisme----terpancar dalam komitmen untuk secara terus menerus
mengembangkan professionalitas, praktek-praktek etika, pemahaman dan
kepekaan terhadap keragaman dan sikap tanggungjawab terhadap pasien,
profesinya dan masyarakat.
6. Praktek berbasis sistem---melalui pemahaman terhadap konteks dan sistem
dimana pelayanan kesehatan diberikan.

Fokus Evaluasi Praktek Profesional (FPPE)


Melibatkan pemantauan lebih spesifik dan waktu terbatas
Evaluasi praktek profesional dilakukan dalam tiga situasi:
1) Saat awal dokter diberikan RKK
2) Ketika ada tambahan kompetensi baru diminta
3) adanya terdentifikasi adanya ketidak sesuaian kinerja dokter (triger)
JANGKA WAKTU FPPE
Jangka waktu FPPE tdak ditentukan. RS dapat memilih periode waktu untuk setiap
episode FPPE. Sebaiknya menawarkan pilihan untuk data
Data setiap bulan, setiap tiga bulan, atau setiap enam bulan
Proses FPPE harus:
1) secara jelas didefinisikan dan didokumentasikan dengan kriteria tertentu dan
rencana pemantauan,
2) Jangka waktu yang tetap
3) Memiliki langkah-langkah yang telah ditentukan atau kondisi untuk kinerja yang
dapat diterima.
RS dapat

mengatur FPPE untuk sesi pemantauan untuk periode tiga sampai enam

bulan. Untuk layanan jarang dilakukan, waktu pemantauan dapat lebih lama
PENENTUAN TRIGER: PENENTUAN LEVEL KINERJA YANG TIDAK DAPAT
DITERIMA DIBANDINGKAN

DENGAN LEVEL KINERJA YANG TELAH

MAPAN/DITETAPKAN
Contoh

Meningkatnya infection rates

Terjadi Sentinel events


Meningkatanya LOS dibanding yg lain
Meningkatnya Operasi ulang
Pola Tes/Terapi yg tidak dibutuhkan
Gagal/tidak patuh terhadap PPK/CP
dll.
Fokus
KSM BEDAH

Evaluasi

Praktik

Profesional

(FEPP)

No

INDIKATOR

SPM

TRIGER

Waktu tunggu operasi elektif

<= 2 hr

Tak melakukan time out sebelum incisi kulit

3.

Tak melakukan penandaan daerah operasi

Operasi salah prosedur

Benda asing tertinggal dalam tubuh pasien

Komplikasi anestesi karena overdosisi, reaksi 6 %

>7%

anestesi, salah penempatan ET


7

Table death

TIPE DATA UNTUK FPPE/OPPE


KEPATUHAN TERHADAP SPOPPK (Panduan Praktik Klinis)/CPG (Clinical
Practice Guideline)
Pola penggunaan darah/obat
Pola Permintaan test/prosedur/tindakan
LOS: Data Morbiditas dan Mortalitas
Jumlah kasus dirujuk

KETERA

Anda mungkin juga menyukai