DIHIBRID
Disusun oleh
Kelompok 10
Vivi Riyana
(4401414022)
(4401414005)
Eri Kustiani
(4401414031)
dapat
terjadi
jika
ada persilangan
atau
disilangkan,
monohibrid
terdapat
dua
macam persilangan
dan persilangan
dihibrid.
yaitu
Persilangan
dihibrid
sebagai berikut : tinggi 0,5 < H, sedang 0,2 < H < 0,5 dan rendah H < 0,2.
Dalam pemuliaan selain nilai heritabilitas juga perlu diketahui nilai
kemajuan genetik. Kemajuan genetik dinyatakan sebagai hasil kali antara
perubahan frekuensi gen dengan perubahan rerata genotipe untuk tiap
unit perubahan frekuensi gen. Kreteria nilai kemajuan genetik (KG)
dikatakan relative rendah jika 0 <KG< 0,033, agak rendah jika 0,033
KG< 0,066, cukup tinggi jika 0,066 KG < 0,1 dan tinggi jika 0,1 <
KG (Karmana et al., 1990).
Uji Chi-Square ()
Uji Chi Kuadrat adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara
frekuensi observasi yang benar-benar terjadi/aktual dengan frekuensi
harapan atau ekspektasi.
frekuensi observasi nilainya didapat dari hasil percobaan (o)
frekuensi harapan nilainya dapat dihitung secara teoritis (e)
Nilai adalah nilai kuadrat karena itu nilai selalu positif. Bentuk
distribusi tergantung dari derajat bebas (db) / degree of freedom. Uji
dapat digunakan untuk :
a. Uji Kecocokan = Uji kebaikan-suai = Goodness of fit test
b. Uji Kebebasan
c. Uji beberapa proporsi
Rumus
(secara
teoritis).
Hampir
selalu
terjadi
penyimpangan.
warna kancing.
Kancing merah : M (merah)
Kancing putih : m (putih)
Kancing Hijau : H (pendek)
Kancing kuning : h (tinggi)
Memisahkan tiap tiap warna menjadi dua bagian yang sama. Satu
bagian sebagai gamet jantan dan satu bagian yang lain sebagai gamet
betina
3. Menangkupkan dua kancing menjadi satu dengan kombinasi warna
yang berbeda beda sesuai macam gamet yang dihasilkan
- MH : Merah-Hijau
- Mh : Merah-Kuning
- mH : Putih-Hijau
- mh : Putih-Kuning
4. Menempatkan gamet jantan dan betina dalam kantung yang berbeda
kemudian mengambil satu persatu tangkupan kancing dari setiap
kantong. Mempertemukan dan mencatat dalam tabel.
F. Hasil dan Analisis
1.) Data Kelompok
Jambu biji berwarna merah, batang pendek (MMHH) disilangkan dengan
jambu biji berwarna putih, batang tinggi (mmhh), menghasilkan F1
jambu biji merah dengan batang pendek (MmHh). Kemudian F1
disilangkan dengan sesamanya. gen merah dan pendek lebih dominan
daripada putih-tinggi.
Persilangan
P1
Jambu Biji Merah- pendek
(MMHH)
MH
F1
MmHh
(Jambu Biji Merah)
P2
MmHh
MH
Mh
mH
mh
MmHh
MH
Mh
mH
mh
F2
MH
Mh
mH
Mh
no
MH
MMHH
Merah-pendek
6
MMHh
Merah-pendek
5
MmHH
Merah-pendek
9
MmHh
Merah-pendek
4
Kombinasi
Genoti
warna kancing
p
MMH
Mh
MMHh
Merah-pendek
4
MMhh
Merah-tinggi
7
MmHh
Merah-pendek
5
Mmhh
Merah-putih
7
mH
MmHH
Merah-pendek
10
MmHh
Merah-pendek
5
mmHH
Putih-pendek
5
mmHh
Putih-pendek
6
mh
MmHh
Merah-pendek
4
Mmhh
Merah-tinggi
8
mmHh
Putih-pendek
5
mmhh
Putih-tinggi
6
Fenotip
Tally
I
II
Frekuensi
I
II
Merah-pendek
IIIII
Merah-pendek
Merah-tinggi
III
IIII
IIIII
IIIII I
III
IIIII
3
4
6
3
II
IIIII
IIIII II
IIIII
12
IIII
IIII
MH-MH
2
3
MH-Mh
Mh-Mh
H
MMHh
MMhh
MH-mH
MmHH
Merah-pendek
MH-mh/Mh-mH
MmHh
Merah-pendek
Mh-mh
Mmhh
Merah-tinggi
7
8
9
mH-mH
mH-mh
mh-mh
mmHH
mmHh
Mmhh
Putih-pendek
Putih-pendek
Putih-tinggi
IIIII
III
III
IIIII
IIII
IIIII II
II
IIIII I
II
3
5
4
2
6
2
Perbandingan Genotip
MMHH : 6
MMHh : 9
MMhh : 7
MmHH : 19
MmHh : 18
Mmhh : 15
mmHH : 5
mmHh : 11
mmhh : 6
Perbandingan Fenotip
Merah-Pendek : Merah-Tinggi : Putih-Pendek : Putih-Tinggi
8,67
:
3,67 :
2,67
: 1
D-D
57
50
55
58
54
52
59
55
53
52
49
56
51
D-R
17
20
21
14
17
18
15
20
19
22
21
14
17
R-D
14
21
10
17
17
18
17
18
18
16
20
18
20
R-R
8
5
10
7
8
8
5
3
6
6
6
8
8
701
235
224
88
Perb. Fenotip
9,5:2,83:2,33:1,33
8,3: 3,3:3,5:0,8
9,16:3,5:1,67:1,67
8,28:2:2,4:1
9:2,83:2,83:1,33
8,6:3:3:1,33
9,8:2,5:2,8:0,83
9,17:3,33:3:0,75
8,83:3,16:3:1
8,67:3,67:2,67:1
8,1:3,3:3,3:1
9,3:2,3:3:1,3
8,5:2,8:3,3:1,3
Analisis Data
Analisa data kelompok
Tabel analisa fenotip
|fhfo|
Fenotip
Fh
Fo
fo-fh
|fhfo|
Fh
D-D
D-R
R-D
R-R
52
18
18
8
52
22
16
6
0
4
2
2
0
16
4
4
0
0,89
0.22
0,5
1,61
Db = n 1
=41
=3
Ketelitian: 95 %
X2 tabel = 7,82
H0 = Tidak ada perbedaan antara praktikum dan teori
Hi = Ada perbedaan
X2 hitung X2 tabel
1,61
7,82
H0 diterima,
Tidak ada perbedaan antara praktikum dan teori
Analisa data kelas
|fhfo|
Fenotip
Fh
D-D
D-R
R-D
R-R
Fo
702
234
234
78
fo-fh
701
235
224
88
1
1
10
10
|fhfo|
1
1
100
100
Fh
0,001
0,004
0.427
1,282
1,714
Db = n 1
=41
=3
Ketelitian: 95 %
X2 tabel = 7,82
H0 = Tidak ada perbedaan antara praktikum dan teori
Hi = Ada perbedaan
X2 hitung X2 tabel
1,714
7,82
H0 diterima,
Tidak ada perbedaan antara praktikum dan teori
G. Pembahasan
Praktikum Genetika mengenai Simulasi Persilangan Dihibrid bertujuan
untuk menunjukkan adanya prinsip berpasangan secara bebas, membuktikan
perbandingan fenotip F2 = 9 : 3 : 3 : 1 dan dapat menggunakan uji Chi Square
( Khi Kuadrat ) dalam analisis genetika mendel.
Persilangan dihibrid merupakan perkawinan dua individu dengan dua
sifat beda. Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran hokum mendel 2,
yaitu bahwa gen-gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan
bersegregasi secara bebas dan dihasilkan 4 macam fenotip dengan
perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.
Dalam simulasi persilangan dihibrid, Jambu biji berwarna merah,
batang pendek (MMHH) disilangkan dengan jambu biji berwarna putih,
batang tinggi (mmhh), menghasilkan F1 jambu biji merah dengan batang
pendek (MmHh). Kemudian F1 disilangkan dengan sesamanya. Gen merah
dan pendek lebih dominan daripada putih-tinggi.
Percobaan kali ini menggunakan 4 macam warna kancing masingmasing 48 buah yang berwarna merah, putih, hijau dan kuning sebagai model
gen, selanjutnya menentukan simbol gen dan sifat yang diwakili oleh setiap
-
warna kancing.
Kancing merah : M (merah)
Kancing putih : m (putih)
Kancing Hijau : H (pendek)
Kancing kuning : h (tinggi)
Kemudian memisahkan tiap tiap warna menjadi dua bagian yang
sama. Satu bagian sebagai gamet jantan dan satu bagian yang lain sebagai
gamet betina. Setelah itu menangkupkan dua kancing menjadi satu dengan
kombinasi warna yang berbeda beda sesuai macam gamet yang dihasilkan
MH : Merah-Hijau
Mh : Merah-Kuning
mH : Putih-Hijau
- mh : Putih-Kuning
Kemudian menempatkan gamet jantan dan betina dalam kantung yang
berbeda kemudian mengambil satu persatu tangkupan kancing dari setiap
kantong. Mempertemukan dan mencatat dalam tabel.
Pada saat pembentukan gamet dari jambu biji, setiap pasangan gen akan
memisah, selanjutnya gen atau alel yang telah memisah ini akan mengelompok
dengan gen atau alel yang lain secara bebas. Hal ini menunjukkan terjadinya
prinsip berpasangan secara bebas (independent assortmend).
Pada persilangan dihibrid didapatkan hasil persilangan
dengan
perbandingan fenotip seperti pada tabel diatas. Dalam percobaan ini didapatkan
ratio fenotip F2 yaitu 8,67: 3,67 : 2,67 : 1 yang mendekati ratio hukum
Mendel yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Hal ini dapat membuktikan bahwa perbandingan F2
pada persilangan dihibrid adalah 9 : 3 :3 :1. Kemudian data yang diperoleh
diuji menggunakan uji Chi Square ( Khi Kuadrat ) dalam analisis genetika
mendel. Uji Chi Square digunakan untuk membuktikan H0 = tidak ada
perbedaan antara teori dengan praktikum atau Hi = ada perbedaan antara teori
dengan praktikum. Hasil yang didapatkan nilai 2 hitung pada data kelompok
10 adalah sebesar 1,61 dan pada data kelas diperoleh 2 hitung sebesar 1,714
dengan 2 tabel 7,82 dengan ketelitian sebesar 95%, dan diperoleh 2 hitung
2 tabel. Sehingga H0 diterima, artinya tidak ada perbedaan antara teori dengan
praktikum.
Dari data yang didapat dan hasil perhitungan teoritis menggunakan uji chisquare terlihat bahwa apabila nilai yang didapat semakin mendekati nol (0)
expected value (e), maka semakin besar kemungkinan atau probabilitas
persilangan tersebut, dan pernyataan karakter fenotip yang diuji mendekati
sempurna. Semakin nilai 2 mendekati 100% berarti deviasi atau penyimpangan
yang terjadipun relative kecil (Suryo, 1990).
H. Kesimpulan
Kesimpulan dalam simulasi persilangan dihibrid adalah sebagai berikut:
1. Pada saat pembentukan gamet dari jambu biji, setiap pasangan gen akan
memisah, selanjutnya gen atau alel yang telah memisah ini akan
mengelompok dengan gen atau alel yang lain secara bebas. Hal ini
menunjukkan terjadinya prinsip berpasangan secara bebas (independent
assortmend).
2. Berdasarkan hasil dari uji Chi Square ( Khi Kuadrat ) dalam analisis
genetika mendel, diperoleh perbandingan Mendel pada F2 dalam
persilangan dihibrid didapatkan ratio fenotip F2 yaitu 8,67: 3,67 : 2,67 : 1
yang mendekati ratio hukum Mendel yaitu 9 : 3 : 3 : 1.
I. Daftar Pustaka
Campbell, Reece. 2010. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Karmana, M. H., A. Baihaki, G. Satari, T. Danakusuma dan A. H. Permadi.
1990. Variasi Genetik Sifat Sifat Tanaman Bawang Putih di Indonesia.
Zuriat 1:32-36.
Wijayanto, dkk. 2013. Penerapan Model Persamaan Diferensi dalam
Penentuan Probabilitas Genotip Keturunan dengan Dua Sifat Beda.
Jurnal Ilmu Dasar, Vol. 14 (2).Hlm:79-84.
Okasha, S. 2012. Population Genetics. http://plato. stanford.edu /entries/
populationgenetics/. [15 September 2016)
Pinilih dan Sartono. 2008. Pewarisan Sifat Panjang Polong Pada Persilangan
Buncis Tegak (Phaseolus Vulgaris L.) Kultivar Flo Dan Kultivar Rich
Green. Agrin Vol. 12(2). Hlm:212-218.
Sisunanadar, 2011. Penuntun Praktikum Genetika. Purwokerto : Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Suryo. 1990. Genetika Strata I. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
J. Jawaban Pertanyaan
1. Isi Hukum Mendel II yaitu selama pembentukan gamet gen-gen sealel
akan memisah secara bebas dan mengelompok dengan gen lain yang
bukan alelnya.
2. Tidak, karena pada monohybrid, yang disilangkan adalah 2 individu yang
masing-masing mempunyai satu sifat beda sedangkan pada hokum Mendel
II yang disilangkan adalah 2 individu yang masing-masing mempunyai
dua sifat beda.
3. Hasil ratio fenotip yang diperoleh yaitu 8,67:
Gamet
jantan
Gamet
betina