Anda di halaman 1dari 17

I.

PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan alat-alat
gelas dan alat pembakar gas serta alat-alat lainnya beserta fungsinya yang
digunakan dalam praktikum kimia.

II.

TINJAUAN PUSTAKA
Dalam kegiatan ilmiah suatu percobaan biasanya dilaksanakan di
laboratorium. Jika sedang melakukan percobaan di laboratorium seorang
praktikan harus mengenal alat-alat yang dipergunakan. Pengenalan alat-alat
yang dipergunakan dalam laboratorium ini sangat penting untuk kelancaran
percobaan yang dilaksanakan dan untuk menghindari kecelakaan kerja dan
gagalnya percobaan (Sukisman, 2013).
Hal ini mengingatkan adanya bahaya yang akan terjadi bila praktikan
belum mengenal alat-alat yang dipakai dalam percobaan. Kecelakaan dalam
laboratorium biasanya disebabkan api, racun, kaca pecah dan ledakan. Api
bukanlah bahaya yang sering terjadi dalam laboratorium karena zat-zat yang
mudah yang terbakar (pelarut organik) tidak digunakan secara meluas
khususnya pada laboratorium analitis pemula (Underwood, 1991).
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu,
perkakas, perabot yang dipakai untuk mencapai maksud yang diinginkan.
Hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang digunakan.
Tidak kebersihan dari alat dapat mengganggu hasil praktikum. Apabila alat
yang digunakan teserbut tidak bersih, maka akan terjadi hal yang tidak
diinginkan. Contohnya jika pada alat-alat tersebut masih tersisa zat-zat
kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan
sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam praktikum (Witri,
2013).
Dalam hal ketetapan hasil analisa kimia sangat bergantung pada mutu bahan
kimia dan peralatan yang dipergunakan. Disamping pengertian pelaksanaan
tentang dasar analisa yang dikerjakan serta kecermatan dan ketelitian
kerjanya sendiri. Ketelitian dan kecermatan kerja, selain merupakan sifat
pribadi seseorang akan dapat pula diperoleh karena bertambahnya
pengamatan kerja seseorang sehingga menjadi kebiasaan yang berguna bagi

kelancaran kerjanya. Penangan bahan kimia dan peralatan pokok yang


banyak dipergunakan merupakan persyaratan penting demi keselamatan dan
hasilnya pekerjaan analisa kimia (Day & Underwood, 1998).
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacammacam diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga,
segitiga porselen, kasa, gegep, penangas air, alat-alat porselen (cawan dan
pinggan porselen). Selain itu juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum
digunakan alat-alat gelas harus diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alatalat gelas gelas diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat
digunakan gelas ukur, labu ukur, pipet ukur, dan buret. Sedangkan alat-alat
lain seperti pengaduk, erlenmeyer, corong, botol semprot, kertas saring,
timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan
fungsi masing-masing yang berguna untuk mempermudah praktikan dalam
melaksanakan praktikum (Subroto, 2000).
Titrasi adalah cara analisis yang memungkinkan kita untuk mengukur
jumlah yang pasti dari suatu larutan dengan mereaksikan dengan suatu
larutan yang lain yang konsentrasi diketahui. Analisis semacam ini yang
menggunakan pengukuran volume larutan pereaksi disebut analisis
volumetri. Analisis titrimetri merupakan satu dari bagian utama dari kimia
analitik dan perhitungannya berdasarkan hubungan stoikimetri dari reaksireaksi kimia (Braddy, 1994).
Dalam mengukur suatu zat atau benda hendaknya menggunakan suatu
alat. Alat yang digunakan untuk mengukur suatu zat kimia adalah gelas ukur
akan tetapi hasil dari pengukuran gelas ukur sangat kurang tepat, sehingga
dalam penggunaannya tidaklah terlalu teliti. Salah satu contoh pengukuran
alat lain yang mempunyai tingkat ketilitian lebih baik adalah pipet isep,
namun pengukuran dengan pipet sendiri tidak lepas kesalahan (Rohman,
1998).
Pada alat pengukur volume terdapat tanda berupa garis melingkar
yang menunjukkan batas tinggi cairan pada volume tertentu. Sebagai batas
pembacaan adalah bagian bawah permukaan lengkung cairan (meniskus)
yang dapat terlihat jelas bila dilihat tepat segari dimukanya. Pembacaan
yang dilakukan diatas atau dibawah miniskus adalah salah (H. Soewodo,
1996).

1. Gelas Ukur
Alat ini terbuat dari gelas berbagai ukuran. Berbentuk lonjong dan
dapat ditegakkan. Digunakan untuk mengukur volume zat. Tidak boleh
digunakan untuk mengukur larutan atau pelarut panas.
2. Pipet Tetes
Alat ini mempunyai bentuk seperti pipa kaca dan alat pemencetnya
karena vulkanisir. Digunakan untuk mengukur volume zat. Tidak boleh
digunakan untuk mengukur larutan atau pelarut panas.
3. Pipet Gondok
Alat ini terbuat dari gelas dengan bagian tengahnya membesar dan
ujungnya meruncing. Dipakai untuk mengambil larutan dengan volume
tertentu dengan tepat.
4. Pipet Mohr
Alat ini mirip dengan buret dan digunakan untuk mengukur volume
larutan dengan ketetapan diatas gelas ukur. Tetapi biasanya pipet ini
tidak digunakan bila dituntut ketetapan yang tinggi.
5. Labu ukur
Digunakan untuk membuat larutan standar. Juga bisa digunakan untuk
pengenceran larutan dengan volume setepat-tepatnya.
(Ratisah, 2009).
Alat yang diatas digunakan untuk mengukur larutan yang diperlukan
saat praktikum sedangkan ada alat lain yang dibutuhkan untuk membantu
saat percobaan, yaitu:
1. Batang pengaduk
Digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi, biasanya dalam
bekker.

Disamping

itu

batang

pengaduk

digunakan

dalam

memindahkan larutan dari bejana yang satu ke bejana lainnya.


2. Gelas Arloji
Digunakan sebagai tempat sampel atau bahan kimia yang berbentuk
padat yang akan ditimbang.
3. Gegep
Digunakan untuk menjepit tabung reaksi dan mengambil alat-alat yang
tidak bisa diambil dengan tangan (Widhy, 2009).
4. Botol Cuci
Botol cuci dengan kapasitas yang sesuai agar dapat mengalirkan air
suling dari dalam ujung paruh yang disambung kebagian utama botol
ini. Digunakan untuk membilas dinding dalam bejana kaca.
5. Desikator

Desikator adalah alat yang berbentuksebuah bejana, biasanya terbuat


dari kaca, namun kadang-kadang dari logam yang digunakan untuk
menyeimbangkan objek dengan atmosfer terkontotrol (Totok, 2011).
6. Kaki Tiga
Digunakan sebagai tungku dimana diatasnya diletakkan wadah bahanbahan yang dipanaskan.
7. Kertas Saring
Digunakan untuk memisahkan partikel suspensi dengan cairan atau
untuk memisahkan antara zat pelarut dan zat padat.
8. Cawan Porselen
Digunakan untuk mereaksikan zat dalam suhu tinggi.
9. Pinggan Porselen
Digunakan untuk menguapkan larutan sehinnga lebih pekat atau
menjadi kering dan untunk mengkristalkan zat serta menyublimkan zat.
10. Tabung Reaksi
Digunakan untuk mereaksikan zat dalam jumlah sedikit. Terbuat dari
kaca boroksilikat.
11. Gelas Piala
Digunakan untuk menyimpan zat sementara serta untuk memanaskan
zat.
12. Erlenmeyer
Digunakan sebagai tempat mentitrasi zat dan sebagai tempat
menyimpan zat sementara terbuat dari kaca dan bahan panas dengan
ukuran yang bermacam-macam, yaitu ukuran 50 ml, 100 ml dan 250
ml.
13. Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur volume cairan kimia dan terbuat dari kaca.
Benda ini tahan panas dengan ukuran 5-100 mL.
14. Labu Ukur
Digunakan untuk membuat larutan standar dan pengenceran larutan
dengan volume yang tepat.
15. Neraca Analitik
Digunakan untuk menimbang suatu alat atau bahan dengan menimbang
massa suatu zat.
16. Oven
Digunakan untuk mengeringkan alat sebelum digunakan dan untuk
mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.
17. Buret

Digunakan untuk titrasi zat dengan variabel volume titrasi yang dapat
diubah-ubah.
18. Pengaduk
Digunakan unuk mengaduk larutan dan membantu penuangan larutan
dalam titrasi.
19. Gelas Arloji
Dignakan untuk menguapkan cairan serta untuk tempat bahan-bahan
yang ingin ditimbsng diatas neraca agar tetap bersih.
20. Corong
Digunakan untuk memasukkan larutan ke dalam botol yang memiliki
mulut kecil.
21. Botol Semprot
Digunakan untuk

menyimpan

larutan

seperti

aquadest

dan

mengeluarkan larutan dalam jumlah terbatas dan mencuci zat.


22. Statif dan Klem
Digunakan sebagai menjepit alat-alat seperti buret, kondensor dan lainlain.
23. Bunsen
Digunakan untuk memanaskan bahan-bahan yang akan dipanaskan saat
praktikum.
24. Termometer
Digunakan sebagai pengukur suhu.
25. Labu Leher Tiga
Digunakan untuk mendidihkan larutan dan terbuat dari kaca.
26. Spritus
Digunakan untuk membakar zat atau memanasi larutan.
27. Propipet
Digunakan sebagai penghisap yang dapar disambungkan pada pipet
mohr dan gondok. Fungsi setiap lubangnya adalah:
a. A untuk mengeluarkan udara dari dalam balon.
b. S untuk menghisap cairan yang ada dipipet.
c. E untuk mengeluarkan/menurunkan yang dipipet.
28. Sudip
Digunakan untuk mengambil zat padat dari wadahnya.
29. Separator Funnel
Digunakan untuk memisahkan suatu larutan dalam proses ekstrasi
terbuat dari kaca borosilikat.
30. Kondensor
Digunakan untuk destilasi larutan, lubang bawah tempat air
masuk/keluarnya air dan sebagai pendingin uap panas.
31. Hot Plate

Digunakan untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan yang


mudah tebakar.
32. Stirrer
Digunakan untuk mengaduk larutan yang dimasukkan ke dalam larutan.
Terbuat dari magnet.
33. Sentrifuge
Digunakan untuk mengaduk atau sebagian pemisah zat dalam cairan
dengan cara pemutaran menggunakan kekuatan rotasi.
34. Mini Reaktor
Digunakan untuk pemanasan suatu zat.
(Witri, 2013).
Alat-alat diatas seharusnya ditempatkan diatas meja agar alat-alat
tersebut tidak jatuh ke lanatai. Selain itu, peralatan sebaiknya juga
ditempatkan dekat dengan sumber listrik. Jika memang peralatan sebaiknya
juga memerlukan listrik. Demikian juga untuk alat-alat yang menggunakan
air atau gas sebagai sarana pendukung (Suyanta, 2010).
III.

ALAT DAN BAHAN


A. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah desikator, oven,
corong, erlenmeyer, gelas ukur, pipet, stirrer, neraca analitik, tabung
reaksi, gelas bekker, penjepit, porselen dan gelas arloji.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan
KMnO4, CuSO4, Pb asetat 0,1 M, aquadest dan kertas saring.

IV.

PROSEDUR PERCOBAAN
A. Pengenalan Alat Gelas
1. Mencuci abung reaksi, pipet, labu ukur, gelas piala dan erlenmeyer
terlebih dahulu.
2. Memasukkan aquadest ke dalam erlenmeyer dan gelas bekker dengan
menggunakan pipet.
3. Memasukkan aquadest ke dalam gelas ukur kemudian baca miniskus
bawahnya dan catat hasilnya.
4. Memasukkan larutan KMnO4 dan CuSO4 ke dalam gelas ukur yang
berbeda. Larutan KMnO4 baca miniskus atasnya sedangkan larutan
CuSO4 baca miniskus bawahnya lalu catatlah hasilnya.
B. Penyaringan

1. Melipat kertas saring menjadi setengah lingkaran sebanyak 4-5


lipatan. Kemudian menimbang kertas saring yang sudah dilipat
dengan menggunakan neraca analitik. Setelah itu catat hasilnya.
2. Memasukkan kertas saring yang sudah dilipat ke dalam corong lalu
basahi sedikit dengan aquadest sehingga melekat pada dinding
corongnya.
3. Memasukkan corong yang bekertas saring diatas erlenmeyer untuk
menampung filtrat atau cairan cucian.
4. Memasukkan larutan Pb asetat 0,1 M ke dalam gelas bekker dan
menambahkan larutan CuSO4 0,1 M. Mengamati endapan yang terjadi
dan catatlah warna endapan yang terjadi.
5. Menuangkan larutan yang sudah digabung tadi ke dalam corong yang
sudah bekertas tadi, lalu kertas saring dan endapannya dioven sampai
kering dan masukkan endapan kedalam desikator. Setelah itu
menimbang kertas saring dan endapan tersebut kembali dengan neraca
analitik.
V.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengenalan Alat-alat Laboratorium
NO
NAMA
1.
Erlenmeyer

GAMBAR

Keterangan
Untuk menyimpan
memanaskan

dan

larutan,

menampung filtrat hasil


penyaringan
menampung

dan
titran

dari

proses tritasi.
2.

Pipet Tetes

Berguna untuk mengambil


cairan dalam skala tetesan
kecil.

3.

Corong

Untuk menyalurkan cairan


kimia

ke tempat yang

kecil.

4.

Stirrer

Untuk mengaduk larutan


yang

dimasukkan

ke

dalam larutan.

5.

Gelas Ukur

Untuk mengukur volume


larutan tidak memerlukan
tingkat

ketelitian

tinggi

dalam

yang
jumlah

tertentu.
6.

7.

Kertas
Saring

Digunakan

Tabung
Reaksi

Sebagai

untuk

menyaring larutan.

tempat

untuk

mereaksikan bahan kimia


atau

untuk

melakukan

reaksi kimia dalam skala


kecil.
8.

9.

Cawan
Porselin

Untuk wadah menyimpan

Gelas

Untuk mengukur volume

sampel.

Bekker

larutan

yang

memerlukan

tidak
ketelitian

tingkat tinggi, menampung


zat kimia, memanaskan
cairan dan sebagai media
pemanas cairan.
10.

Oven

Digunakan

untuk

mengeringkan

alat

sebelum digunakan dan


untuk

mengeringkan

bahan yang dalam keadaan


11.

Desikator

basah.
Untuk

mengeringkan

bahan yang telah dioven


dan

didinginkan

didesikator

untuk

mengurangi kadar air dan


mengatur

suhunya

agar

dingin.
12.

Penjepit

Digunakan

untuk

mengambil alat-alat yang


tidak bisa diambil dengan
tangan,
13.

Labu Ukur

seperti

yang panas.
Digunakan

alat-alat
untuk

membuat larutan standar


dan pengenceran larutan
dengan volume yang tepat.

14.

Neraca
Analitik

Digunakan

untuk

menimbang suatu alat atau

bahan

dan

menimbang

massa suatu zat.

15.

Gelas Arloji

Sebagai

penutup

gelas

kimia saat memanaskan


sampel,

tempat

saat

menimbang bahan kimia


dan

teempat

mengeringkan

untuk
padatan

dalam desikator.
16.

Botol
Semprot

Untuk menyimpan larutan


seperti

aquadest,

mengeluarkan

untuk
larutan

dalam jumlah terbatas dan


untuk mencuci alat.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Penentuan Miniskus


No.
1.

Langkah
Memasukkan aquadest kedalam gelas ukur

Hasil
Miniskus bawah

2.

sebanyak 5 mL.
Memasukkan larutan KMnO4 kedalam

Miniskus atas

3.

gelas ukur sebanyak 5 mL.


Memasukkan larutan CuSO4 kedalam gelas

Miniskus bawah

ukur sebanyak 5 mL.


Tabel 3. Hasil Pengamatan Penyaringan
No.
1.

Langkah Percobaan
Hasil
Kertas saring dilipat menjadi setengah Berbentuk kerucut.

2.
3.

lingkaran sebanyak 4-5 lipatan.


Kertas saring ditimbang.
0,4194 gram.
Pb Asetat 0,1 M dicampur dengan CuSO4 Menghasilkan
0,1 M, lalu di saring.

4.

endapan

putih kebiru-biruan.
Endapan Pb Asetat dan CuSO4 di oven Menghasilkan
dengan suhu 110C dalam waktu 5 menit.

5.

berwarna

endapan yang kering.

Kertas saring dan endapan yang sudah Dingin


kering dimasukkan ke desikator selama 5

6.

menit.
Kertas saring dan endapan yang sudah Menghasilkan 0,2545
dingin ditimbang.

gram.

Perhitungan
Diketahui

Mkertas saring awal

0,4194 gram

Mkertas saring akhir

0,6739 gram

Ditanya

Mendapan

Jawab

Mendapan =

Mkertas saring akhir - Mkertas saring awal

0,6739 gram 0,4194 gram

0,2545 gram

B. Pembahasan
1. Pengenalan Alat-alat Laboratorium
Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Pengenalan alat-alat laboratorium untuk
memahami fungsi dan cara penggunaan berbagai alat yang ada di
laboratorium. Di dalam laboratorium terdapat berbagai macam alat.
Ada beberapa kategori dan pengunaan alat-alat yang ada di
laboratorium berdasarkan kemampuan yang dimiliki alat untuk
mendukung berbagai proses yang dilakukan dalam percobaan ini.
Alat-alat laboratorium terdiri dari alat-alat pemanas dan alat-alat
gelas.

Kebersihan alat-alat laboratorium sangatlah penting karena hal ini


bertujuan agar alat-alat yang digunakan steril sehingga menunjukkan
hasil

kerja

yang

maksimal.

Pembilasan

alat-alat

dengan

menggunakan aquadest untuk menghindari tertinggalnya zat-zat


yang terkandung dalam air kran ataupun sabun yang digunakan.
Pengeringan dengan menggunakan lap halus (lembut) ataupun
dengan pemanasan (masukkan) dalam oven. Pengeringan bertujuan
agar larutan tidak bercampur dengan air tersebut.
2. Meniskus
Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang
disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas
ukur. Saat sedang membaca skala, alat ukur sebaiknya diletakkan di
tempat yang datar dan di baca sejajar dengan mata. Miniskus ada dua
macam yaitu:
a) Meniskus atas: suatu keadaan di mana permukaan zat cair berada
dalam alat ukur sempit yang tampak melengkung ke atas disebut
miniskus cembung.
b) Meniskus bawah: suatu keadaan di mana permukaan zat cair
berada dalam tabung/bejana sempit yang tampak melengkung ke
bawah disebut juga miniskus cekung.
Cara pembacaan meniskus pada alat ukur:
a)

Untuk larutan tidak berwarna, pembacaan meniskus yang berlaku

b)

adalah meniskus bawah.


Untuk larutan bening, pembacaan meniskus yang berlaku adalah

c)

miniskus bawah.
Untuk larutan pekat, pembacaan meniskus yang berlaku adalah
meniskus atas.
Pada percobaan ini yang merupakan miniskus bawah adalah

larutan CuSO4 dan aquadest sedangkan yang miniskus atas adalah


larutan KMnO4.
3. Reaksi antara Pb Asetat dan CuSO4
Reaksi yang terjadi pada Pb asetat dan CuSO 4 adalah yang
awalnya Pb asetat berwarna bening dan CuSO4 berwarna biru bening
saat dua larutan dicampur dalam gelas ukur berubah warna menjadi

biru keputihan yang terdapat 3 lapisan dalam gelas ukur. Lapisan


pertama yang dibagian atas berwarna biru bening, lapisan kedua
yang dibagian tengah berwarna biru keputihan dan lapisan yang
paling bawah berwarna putih. Warna putih yang terdapat dibagian
bawah merupakan endapan.
Setelah dicampur digelas ukur lalu dimasukkan ke dalam
erlenmeyer melewati corong yang diberi kertas saring. Tujuan
dipasang kertas saring agar endapan menempel dikertas itu.
Kemudian setelah dituangkan, kertas saring akan dimasukkan ke
dalam oven untuk mengeringkan kertasnya agar dapat ditimbang.
Jika sudah dipanaskan lalu dimasukkan ke dalam desikator untuk
mengalami pendinginan.
Kertas saring tersebut ditimbang dineraca analitik dan massanya
adalah 0,6739 gram. Lalu dihitunglah massa endapanya dengan
rumus massa akhir kertas saring dikurang massa awal kertas saring.
Jadi 0,6739 gram dikurang 0,4194 gram menghasilkan 0,2545 gram.
Massa 0,2545 gram tersebut merupakan berat endapan dari
percampuran larutan Pb asetat dan CuSO4.
Persamaan reaksi:
Pb (CH3COO)2 (aq) + CuSO4 (aq) PbSO4 (S) + Cu (CH3COO)2
4. Pengendapan
Pengendepan (presipitasi) adalah reaksi pembentukan padatan
dalam larutan atau di dalam padatan lain selama reaksi kimia.
Pengendapan yang terjadi dalam percobaan ini karena adanya difusi
dalam padatan. Ketika reaksi terjadi dalam larutan cair maka padatan
terbentuk sebagai endapan. Bahan kimia yang menyebabkan adanya
padatan disebut pengendap. Tanpa kekuatan energi gravitasi yang
cukup untuk membawa partikel-partikel padat ke bawah bersamabersama maka endapan akan tetap sebagai supensi. Setelah terjadi
sedimentasi, endapan dapat juga disebut pelet. Cairan yang sudah
tidak mempunyai endapan supertanant.
Pengendapan dapat terjadi jika konsentrasi senyawa melebihi
kelarutan. Pengendepan dapat terjadi dengan cepat dari larutan
jenuh. Pengendapan erat kaitannya dengan hasil kali kelarutan (Ksp).

Dalam padatan, pengendapan terjadi jika konsentrasi salah satu


padatan, berada di atas batas kelarutan. Pengendapan padatan sering
digunakan untuk mensistensis nanoclusters.
Tahap penting dari proses presipitasi

adalah

nukleasi.

Pembentukan partikel padatan meliputi pembentukan antarmuka


yang

memerlukan

beberapa

energi

didasarkan

pada

energi

permukaan relatif padatan atau larutan. Jika tidak maka akan terjadi
kejenuhan.
Pada percobaan ini yang terjadi endapan saat percampuran
antara 10 ml larutan Pb asetat dan 10 ml larutan CuSO 4. Endapan
dalam pencampuran ini berwarna putih yang menempel saat disaring
dengan kertas saring. Endapan yang akan ditimbang lalu dicari
berapa besar massa endapannya.
5. Gravimetri
Analisis Gravimetri merupakan salah satu metode analisis
kuantitatif dengan penimbangan meliputi proses isolasi dan
pengukuran berat suatu konstituen tertentu. Tahap awal dari analisis
gravimetri adalah pemisahan komponen yang ingin diketahui dari
komponen-komponen lain yang terdapat dalam suatu sampel
kemudian dilakukan pengendapan yaitu transformasi konstituen ke
dalam bentuk senyawa stabil dan murni yang dapat diukur.
Pengukuran dalam metode gravimetri adalah

dengan

penimbangan. Banyaknya komponen yang dianalisis ditentukan dari


hubungan antara berat sampel yang hendak dianalisis, massa atom
relatif, massa molekul relatif dan berat endapan hasil reaksi. Dalam
gravimetri ada tiga metode yaitu metode pengendapan, penguapan
dan elektrolisis. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah
metode pengendapan.
Metode pengendepan dilakukan dengan suatu sampel yang akan
ditentukan secara gravimetri mula-mula ditimbang secara kuantitatif,
dilarutkan dalam pelarut tertentu kemudian diendapkan kembali
dengan reagen tertentu. Senyawa yang dihasilkan harus memenuhi
syarat yaitu memiliki kelarutan sangat kecil sehingga bisa
mengendap kembali dan dapat dianalisis dengan cara menimbang.

Endapan yang terbentuk harus berukuran lebih besar daripada poripori alat penyaring (kertas saring), kemudian endapan tersebut dicuci
dengan larutan elektrolit yang mengandung ion sejenis dengan ion
endapan. Hal ini dilakukan untuk melarutkankan pengotor yang
terdapat dipermukaan endapan dan memaksimalkan endapan.
Endapan yang terbentuk dikeringkan pada suhu 100-130C atau
dipijarkan sampai suhu 800C tergantung suhu dekomposisi dari
analit.
6. Desikator
Desikator berfungsi untuk mendinginkan cawan agar tidak
kontak dengan udara luar yang mengakibatkan bertambahnya berat
cawan dengan menempelnya uap air dari luar apabila tidak disimpan
di dalam desikator. Desikator berguna untuk menyerap uap air yang
masih terdapat pada cawan porselen. Sebaiknya desikator yang
digunakan pun harus terbuat dari bahan kaca bukan plastik karena
jika terbuat dari bahan plastik dikhawatirkan desikator tersebut tidak
bisa menahan panas dari cawan yang bersuhu tinggi.
Desikator yang baik adalah desikator yang masih dapat
berfungsi menyerap uap air. Desikator yang masih menyerap uap air
ditandai dengan silika gel yang masih berwarna biru terang yang
terdapat dibagian bawah desikator yang dihalangi oleh sarangan.
Apabila silika gel sudah berwarna pudar maka penyerapan uap air
sudah kurang optimal. Sebaiknya sebelum silika gel digunakan,
seharusnya terlebih dahulu harus dipanaskan dalam oven agar silika
gel berwarna biru kembali. Cara membuka desikator pun tidak
sembarangan, yaitu dengan cara menggeser tutup ke samping dengan
hati-hati dan jangan dengan membuka tutup desikator ke atas. Hal itu
akan mengakibatkan tutup desikator tidak akan melekat dengan baik
pada desikator.
VI.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah kita dapat
mengetahui bermacam-macam jenis alat gelas dan pembakar gas beserta
fungsinya. Hal ini sangat penting karena untuk mempermudah praktikan

saat melakukan percobaan, sehingga terjadi kesalahan dan kecelakaan di


laboratorium dapat dicegah. Pengendapan merupakan reaksi pembentukan
padatan dalam larutan atau di dalam padatan lain selama reaksi kimia.
Saat pencampuran larutan Pb asetat dan CuSO4. Percampuran dari
larutan tersebut menghasilkan endapan dan massa endapannya adalah
0,2545 gram. Cara pembacaan meniskus yaitu jika melengkung ke atas
(cekung) adalah meniskus atas sedangkan melengkung ke bawah (cembung)
adalah meniskus bawah. Pada percobaan ini meniskus atas adalah larutan
KMnO4 dan meniskus bawah adalah larutan CuSO4.
Metode gravimetri yang digunakan untuk percobaan kali ini.
Percobaan ini menggunakan metode pengendapan dan kesimpulan yang
terakhir adalah pada desikator yang membuat desikator dingin adalah silika
gel yang berwarna biru jika warnanya sudah mulai pudar berarti penguapan
airnya menjadi kurang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Adistia, Andri. 2013. Pengenalan Alat di Laboratorium. UNPAS, Bandung.
Braddy, J. E. 1994. Kimia Universitas Edisi Ke-5 Jilid Pertama. Erlangga, Jakarta
Day, R. A. & Underwood. 1998. Kimia Analisis Kuantitatif Edisi Revisi.
Terjemahan R. Soendoro dkk. Erlangga, Jakarta.
H. Soewondo. 1996. Panduan Praktikum Pengetahuan Bahan. UGM, Yogyakarta.
Ratisah, S. 2009. Pengenalan Alat-alat Praktikum. UPI, Bandung.
Rohman, Taufiqur. 1998. Penanganan Bahan Kimia dengan Alat Gelas Kimia
serta Penanganan Korban Akibat Kontak dengan Bahan Kimia.
Makalah.
Subroto, J. 2000. Buku Pintar Alat Laboratorium. Aneka, Solo.
Sukisman, Farhan L. 2013. Pengenalan Alat di Laboratorium. UNPAS, Bandung.
Totok. 2011. Panduan Teknis Perawatan Peralatan Laboratorium Kimia.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Jakarta.
Underwood, KK. 1991. Kimia untuk Universitas Edisi Ke-6. Erlangga. Jakarta.
Widhy, P. 2009. Alat dan Bahan Kimia dalam Laboratorium IPA. FMIPA UNY,
Yogyakarta.

Witri, Melia Nop Dewi. 2013. Pengenalan Alat di Laboratorium. UNPAS,


Bandung.

Anda mungkin juga menyukai