Anda di halaman 1dari 12

Vol. XII. No.

20, APRIL 2014

ISSN No. 0216-2083

MEDIA FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
Penasehat

Direktur Politeknik Kementerian Kesehatan Makassar

Penanggung Jawab

Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kementerian


Kesehatan Makassar

Dewan Redaksi
Ketua
Anggota

:
:

Drs. Jumain, M.Kes, Apt


Muhammad Saud, SH, S.Farm, M.Kes
Drs. H. Tahir Ahmad, Apt
Drs. Ismail Ibrahim, Apt
Drs. Rusli, Sp.FRS.,Apt

Redaksi Pelaksana
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Bendahara
Anggota

:
:
:

Humas

Mispari, SH, S.Farm, M.Kes


Rusdiaman, S.SI, M.Si, Apt
Raimundus Chaliks, S.Si
Arisanty, S.Si, Apt

Sirkulasi

Ahmad Murad, S.Sos


Hendra Stevani, S.Si, Apt

Alamat Redaksi

Jurusan Farmasi Politeknik Kementerian


Kesehatan RI Makassar
Jl. Baji Gau No. 10 Makassar
Telp. 0411-854021
Fax. 0411-830883
e-mail : farmasibajigau@yahoo.co.id

Rusdiaman, S.Si., M.Si.,Apt


Drs. H. Asyhari Asyikin, S. Farm, M.Kes
Dra. Hj. Nurisyah, M.Si.,Apt
Tajuddin Abdullah, ST, M.Kes
Dra. Hiany Salim, M.MKes, Apt
Dra. Hasnah Ibrahim, M.Mkes
Djuniasti Kari, S.Si, M.Si, Apt
Sesilia R. Pakadang, S.SI, M.Si, Apt
Sultan, S.Farm, M.Mkes
Harbiah, ST, M.Si

www.farmasi.poltekkes-mks.ac.id

Media Farmasi Vol XII. No. 21, Nopember 2014

ii

DAFTAR ISI
_________________________________________________________________________
MEDIA FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MAKASSAR ................

ii

EDITORIAL ...............................................................................................................................

iii

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................

iv

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

IDENTIFIKASI FENILBUTAZON DALAM JAMU ASAM URAT YANG


BEREDAR DI KOTA MAKASSAR SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Oleh Tajuddin Abdullah, H. Sultan...................................................................................

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN FARMASI DENGAN


KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS BATANG KABUPATEN BULUKUMBA
Oleh Mispari, Adriani Kadir, Astati, Wahyuni.................................................................

STUDI KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cd PADA TANAMAN SAYURAN


YANG DIBUDIDAYAKAN MASYARAKAT SEKITAR PEMBUATAN AIR
LIMBAH PT KAWASAN INDUSTRI MAKASSAR Oleh A.M. Fadhil Hidayat, Nur
Insani Yusuf, A. AR. Rakhmansya Iskandar......................................................................

12

UJI DAYA HAMBAT REBUSAN DAUN URANG ARING (Eclipta alba L)


TERHADAP Streptococcus mutans PENYEBAB KARIES GIGI Oleh Sesilia Rante
Pakadang, Sisilia Teresia Rosmala Dewi, Fadilah Jamil................................................

16

FORMULASI DAN UJI STABILITAS KRIM ANTIAGING EKSTRAK ETANOL


JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) Oleh Ariyani Buang, Trisnawati, Hartadi..

21

STANDARISASI PARAMETER NON SPESIFIK DAN UJI AKTIVITAS ANTI


OKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon
Stamineus Benth) DENGAN METODE DPPH Oleh Nurisyah, Asyhari Asyikin............

30

PEMANFAATAN MINYAK KAYU PUTIH (Melaleuca leucandendra L) SEBAGAI


BAHAN PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN Oleh Muthmainnah B, Andi Nur
Aisyah................................................................................................................................

36

UJI MUTU TABLET ASETOSAL DENGAN PENGIKAT PATI SINGKONG


(Manihot utilissima) TERGELATINASI SECARA KEMPA LANGSUNG Oleh Rusli,
Hesti Setiawati..................................................................................................................

40

MEDICATION ERROR TERKAIT PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN


PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI
MAKASSAR Oleh Raimundus Chalik, Rusli, Siti Aniah Hardianty...............................

46

PENENTUAN NILAI SPF EKSTRAK METANOL RUMPUT LAUT (Ulva


reticulata) SECARA IN VITRO. Oleh Santi Sinala.......................................................

50

Media Farmasi Vol.XII.No.20 April 2014

iv

FORMULASI DAN UJI STABILITAS KRIM ANTIAGING EKSTRAK ETANOL


JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae)
Ariyani Buang*, Trisnawati**, Hartadi**
*.Jurusan Farmasi Universitas Pancasakti
**Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Timur

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai Formulasi Dan Uji Stabilitas Krim Antiaging Ekstrak Etanol Jamur
merang (Volvariella volvacea). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat dan menentukan formulasi dari
sediaan Krim Antiaging Ekstrak Etanol Jamur Merang (Volvariella volvacea) yang memenuhi persyaratan uji
mutu fisik. Evaluasi kestabilan krim antiaging meliputi pemeriksaan organoleptis, homogenitas, uji stabilitas
dipercepat, uji daya sebar, uji daya lekat, dan pemisahan fase volume kriming. Kemudian dilakukan pengujian
tipe emulsi krim antiaging meliputi pengenceran, disperse larutan zat warna, dan hantaran listrik. Ekstrak Etanol
Jamur Merang dapat diformulasikan menjadi krim antiaging. Formulasi Krim Antiaging Ekstrak Etanol jamur
Merang dari beberapa variasi konsentrasi yaitu 5%, 10%, dan 15% telah memenuhi persyaratan uji mutu fisik.
Kata kunci :

Krim, antiaging, Uji stabilitas, Volvariella volvacea.

PENDAHULUAN
Kosmetik berasal dari kata Yunani
kosmetikos yang berarti keterampilan menghias,
mengatur. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
RI
No.445/MenKes/Permenkes/1998
adalah
sebagai berikut Kosmetik adalah sediaan atau
paduan bahan yang siap untuk digunakan pada
bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir,
dan organ kelamin bagian luar) gigi dan rongga
mulut untuk membersihkan, menambah daya
tarik,mengubah menampakan,melindungi supaya
tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan
tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit.
Kulit
melindungi bagian dalam tubuh manusia terhadap
gangguan fisik maupun mekanik, misalnya
tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi,
seperti zat-zat kimia iritan (lisol, karbol, asam atau
basa kuat lainnya), gangguan panas atau
dingin,gangguan sinar radiasi atau sinar
ultraviolet, gangguan kuman, jamur, bakteri atau
virus (Wasitaatmadja, 1997).
Untuk menjaga kesehatan kulit terutama pada
bagian wajah yang dapat mempengaruhi
penampilan seseorang, maka dewasa ini, telah
banyak beredar berbagai macam produk kosmetik
Media Farmasi Vol.XII.No.20 April 2014

salah satunya dalam bentuk sedian Krim


Antiaging untuk pemakaian topikal, namun berkat
perkembangan teknologi produk yang semakin
pesat, satu formula untuk suatu Krim Antiaging
yang dapat diterima belum tentu tetap dianggap
baik di tahun berikutnya. Karena itu, para ilmuan
kosmetik harus memperbarui ilmu mereka secara
kontinyu dengan memahami sifat-sifat pemukaan
kulit dan rambut, pemilihan bahan baku dan
emulgator yang tepat.
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat
berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih
bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam
bahan dasar yang sesuai dan mengandung air
tidak kurang dari 60% (Syamsuni, 2006).
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu
sediaan krim yang baik adalah bahwa Krim
tersebut memiliki kestabilan fisika yang baik
dimana tanpa adanya sifat-sifat koalesen dari fase
interen, kriming, dan terjaganya rupa yang baik
seperti: bau, warna, dan sifat-sifat fisis lainnya
(Moh.Anief, 1999).
Krim yang stabil harus menggunakan
emulgator yang tepat. Emulgator adalah bahan
aktif permukaan yang dapat menurunkan tegangan
antar muka antara minyak adan air dan bentuk
lapisan yang mengelilingi tetesan terdispersi
21

sehingga mencegah koelesensi dan tepisahnya


fase terdispersi, salah satunya adalah surfaktan
(Parrot,1971).
Maraknya pemakaian kosmetika dalam
bentuk sediaan Krim Antiaging (Anti Penuaan)
yang
mengandung
bahan-bahan
sintetis
mengundang berbagai kekhawatiran bagi para
pemakai akan efek sampingnya yang akhirnya
menyebabkan kulit terutama bagian wajah
menjadi iritasi. Oleh sebab itu, pada zaman dahulu
hingga saat ini, para ahli mengembangkan bahanbahan alamiah untuk dijadikan sebagai krim
(Wasitaatmadja, 1997). Salah satu bahan alam
yang dapat dijadikan sebagai bahan baku alternatif
dalam formulasi Krim Antiaging yaitu Ekstrak
Jamur Merang.
Dalam penggunaan tradisional, Jamur Merang
disamping dapat membantu proses penyembuhan
dari berbagai macam penyakit ternyata dapat pula
berkhasiat sebagai anti inflamasi, menghaluskan
kulit,
melembabkan,
dan
membantu
menghilangkan noda hitam di kulit serta
mempercepat penyembuhan jaringan kulit yang
rusak (Bambang,2004).
Dari hasil penelitian sebelumnya tentang uji
aktivitas peredam radikal bebas jamur merang dan
isolasi senyawa aktif peredam radikal bebas dari
jamur merang (Volvariella volvaceae) oleh Wisnu
A.W tahun 2005 didapatkan Ekstrak etanol jamur
merang mempunyai aktivitas peredam antiradikal
bebas yang tinggi karena mengandung senyawa
polifenol.
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana
memformulasikan Krim Antiaging dari Ekstrak
Etanol Jamur Merang (Volvariella volvaceae)
yang memenuhi persyaratan uji mutu fisik ?
Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan
menentukan formulasi dari sediaan Krim
Antiaging Ekstrak Etanol Jamur Merang
(Volvariella
volvaceae)
yang
memenuhi
persyaratan uji mutu fisik.
Manfaat dari penelitian ini adalah Formula ekstrak
etanol Jamur Merang yang dibuat dalam sediaan
topikal (Krim Antiaging) ditujukan untuk
memudahkan masyarakat dalam penggunaannya.
Alat yang digunakan
Timbangan analitik, alat Maserasi, batang
pengaduk, Erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur,
lemari pendingin, objek gelas dan dek gelas, pipet
volume, pipet tetes, mixer, cawan porselin,
thermometer dan waterbath.

22

Bahan yang digunakan


Aquadest, Setil alkohol, etanol 70%, Jamur
Merang, metil paraben, parafin cair, profil
paraben, Twen 80, Span 80.
Prosedur kerja
Pengambilan sampel
Sampel yang akan digunakan adalah sampel
jamur merang yang diambil disekitar kota
makassar.
Pengolahan sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Jamur Merang. dimana Jamur Merang
yang telah dikumpulkan, dibersihkan kemudian
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan pada
tempat yang tidak terkena sinar matahari
langsung. Selanjutnya diserbukkan dengan derajat
halus 4/18.
Pembuatan ekstrak etanol Jamur Merang
Pembuatan ekstrak etanol Jamur Merang
dilakukan dengan cara ditimbang Jamur Merang
yang telah dikeringkan 500 gram dan diekstraksi
dengan metode maserasi. Yaitu dengan merendam
sampel dengan etanol 70% hingga seluruh sampel
terendam, kemudian tutup dan simpan selama 5
hari sambil sesekali diaduk selanjutnya disaring.
Ampasnya dimasukan kembali ke dalam alat
maserasi dan dilakukan seperti semula sampai
cairan penyari tak berwarna. Hasil ekstraksi
dipekatkan dengan rotavapor kemudian diuapkan
di atas penangas air hingga diperoleh ekstrak
kental.

1.Rancangan Formula
Bahan

Ekstrak
Jamur
Merang
Parafin cair

Fk1
(%
b/v)
0

Fk2
(%
b/v)
5

Fk3
(%
b/v)
10

Fk4
(%
b/v)
15

Evaluasi kestabilan Krim Antiaging


1.Tes organoleptik

Tween 80

3,6

3,6

3,6

3,6

Span 80

1,4

1,4

1,4

1,4

Metil paraben

0,2

0,2

0,2

0,2

Propil
paraben

0.05

0.05

0.05

0.05

Air suling
hingga

100

100

100

100

Setil alkohol

5 g, 10 g, dan 15 g dan bahan dasar Krim


Antiaging sesuai jumlah yang dibutuhkan setiap
formula, kemudian dicampur dalam wadah hingga
homogen.

Pengujian organoleptik meliputi pemeriksaan


perubahan bentuk, warna, bau dari sediaan Krim
Antiaging.
2.Tes Homogenitas

Keterangan :
Fk1 = Formula Krim Antiaging kontrol negatif
Fk2 = Formula Krim Antiaging konsentrasi 5%
Fk3 = Formula Krim Antiaging konsentrasi 10%
Fk4 = Formula Krim Antiaging konsentrasi 15%
2.Pembuatan Krim Antiaging
Pembuatan bahan dasar Krim Antiaging
Ditimbang metil paraben lalu larutkan dalam
air kemudian panaskan diatas penangas air pada
suhu 70oC , lalu tambahkan tween 80 aduk hingga
homogen . (campuran I)
Ditimbang parafin cair lalu dicampurkan
dengan setil alkohol dan span 80, ditambahkan
propil paraben lalu dipanaskan diatas penangas
pada suhu 70o C (Campuran II).
Dimasukan campuran I dan II lalu diaduk
hingga homogen sampai terjadi massa Krim
Antiaging.
Pembuatan Krim Antiaging ekstrak Jamur
Merang
Untuk membuat Krim Antiaging ekstrak
Jamur Merang dengan konsentrasi 5%, 10%, dan
15% , maka ditimbang ekstrak masing-masing

Media Farmasi Vol.XII.No.20 April 2014

Sampel dioleskan pada lempeng kaca secara


merata, kemudian diamati secara visual
homogenitas Krim Antiaging ekstrak Jamur
merang dalam basis.
3.Uji mekanik (Centripuge test)
Sampel disentripugasi pada kecepatan 3750
rpm selama 5 jam atau 5000-10000 rpm selama 30
menit
4.Uji stabilitas dipercepat
Setiap Sampel Krim Antiaging dievaluasi
kemudian dilakukan sebelum dan setelah kondisi
penyimpanan dipercepat yaitu penyimpanan pada
suhu Kamar, Pada suhu 5OC dan 40OC secara
bergantian setiap 12 jam (1 siklus) selama 10
siklus selanjutnya dilakukan tes pH. Syarat :
sesuai pH kulit yaitu 4,6-6,5.
5.Daya sebar
Krim Antiaging dengan berat 0,5 g diletakkan
ditangah kaca bulat, ditutup dengan kaca lain yang
telah ditimbang beratnya, dibiarkan selama 1
menit kemudian diukur diameter sebar Krim
Antiaging.

6.Daya lekat
Uji daya lekat dengan cara Krim Antiaging
dengan berat 0,25 g diletakkan diatas dua gelas
objek yang telah ditentukan. Kemudian ditekan
beban 1 kg selama 5 menit, setelah itu di catat
waktu pelepasan Krim Antiaging dari gelas objek.

23

7. Volume Kriming
Sebanyak 25 ml Krim Antiaging dimasukkan
ke dalam gelas ukur kemudian diberi kondisi
penyimpanan dipercepat yaitu penyimpanan
selang seling pada suhu 5oC dan 40oC masingmasing selama 12 jam sebanyak 10 siklus.
Pengamatan volume Krim Antiaginging dilakukan
setiap 1 siklus penyimpanan. Volume Kriming
dihitung dengan % rumus :
Volume kriming =

Hu
H0

100%

Hu = Volume emulsi yang kriming


H0 = Volume total Krim
Evaluasi tipe Krim Antiaging
1.Metode pengenceran
Krim
Antiaging
yang
telah
dibuat
dimasukkan kedalam vial kemudian ditambah air.
Jika Krim Antiaging dapat diencerkan maka tipe
emulsinya adalah tipe M/A sebaliknya jika tdak
dapat diencerkan maka tipe emulsinya A/M.

2.Metode disperse larutan zat warna


Krim Antiaging yang telah dibuat
dimasukkan kedalam gelas piala kemudian ditetesi
beberapa tetes larutan metilen biru.Jika warna biru
segera terdispersi keseluruhan emulsi maka tipe
emulsinya M/A sebaliknya jika warna biru tidak
terdispersi seluruhnya maka tipe emulsinya tipe
A/M.

Media Farmasi Vol XI. No 18 April 2013

24

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian
1, Uji Organoleptik

Tabel 2. Hasil uji organoleptis sediaan Krim Antiaging ekstrak Jamur Merang
(Volvariella volvaceae)

UJI ORGANOLEPTIK
For
mula

Sesudah kondisi penyimpanan dipercepat


Sebelum kondisi
penyimpanan
Dipercepat (250C)
peruba
Perubahan
peruba
han
Warna
han
bentuk
bau

peruba
han
bentuk

peruba
han
warna

perubaha
n bau

perubahan
bentuk

peruba
han
warna

perubahan
bau

padat

putih

Tidak
berbau

padat

putih

Tidak
berbau

padat

Putih

Tidak
berbau

II

padat

coklat

Khas

padat

coklat

Khas

padat

Coklat

Khas

III

padat

coklat

Khas

padat

coklat

Khas

padat

Coklat

Khas

IV

padat

coklat

Khas

padat

coklat

Khas

padat

Coklat

Khas

50C

400C

Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Sediaan Krim Antiaging ekstrak Jamur Merang

Formula

Homogenitas
Suhu Penyimpanan 5oC

Homogenitas
Suhu Penyimpanan 40oC

II

III

II

III

II

III

IV
Sumber
Keterangan :

25

: Data Primer
(+) homogenitas

Tabel 4. Hasil Pengukuran pH Sediaan Krim Antiaging Ekstrak Jamur Merang (Volvariella volvaceae)

Suhu Penyimpanan 5oC

Formula

Suhu Penyimpanan 40oC

Replikasi

Replikasi
I

II

III

pH
rata-rata

II

III

pH
rata-rata

5,3

5,4

5,2

5,3

4,8

4,7

4,6

4,7

5,5

5,7

5,6

5,6

4,6

4,8

4,9

4,7

5,3

5,5

5,2

5,3

4,7

4,8

5,6

4,7

6,3

6,4

6,5

6,4

5,8

5,7

5,6

5,7

I
III
IV

Sumber

: Data Primer

Tabel 5. Uji Daya Sebar Sediaan Krim Antiaging Ekstrak Jamur Merang (Volvariella volvaceae)

Formula

Suhu Penyimpanan 5oC

Suhu Penyimpanan 40oC

Replikasi

Replikasi

II

III

rata-rata

II

III

ratarata

0,65

0,73

0,70

0,69

0,71

0,73

0,73

0,72

II

0,64

0,67

0,66

0,66

0,60

0,64

0,63

0,62

III

0,61

0,63

0,60

0,62

0,66

0,67

0,68

0,67

IV

0,55

0,57

0,56

0,55

0,71

0,72

0,72

0,72

Media Farmasi Vol XII. No 20 April 2014

26

Tabel 6. Hasil Pengukuran Pemisahan Fase Sediaan Krim Antiaging Ekstrak Jamur Merang
(Volvariella volvaceae)
Suhu Penyimpanan 5oC

Suhu Penyimpanan 40oC

Replikasi

Replikasi

Siklus
I
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
: Data primer

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Sumber

II
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

III
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

I
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

II
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

III
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Keterangan : 1 = Tidak terjadi pemisahan fase Krim Antiaging

Tabel 7.

Hasil Pengujian Tipe Krim Antiaging Ekstrak Jamu Merang (Volvariella volvaceae)
Tipe Krim Antiaging

Krim
Antiaging

Sebelum dan sesudah kondisi penyimpanan


5o dan 40o
Pengenceran

Pewarnaan

M/
A

II

M/
A

III

M/
A

IV

/A

Sumber : Data Primer


Keterangan : M/A = emulsi tipe minyak dalam air

27

/A
/A
/A
/A

PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan ekstrak etanol
Jamur Merang (Volvariella volvaceae). Sampel
penelitian berupa Jamur Merang yang telah
dikumpulkan, dibersihkan kemudian dipotong
kecil-kecil, lalu dikeringkan dengan cara dianginanginkan pada tempat yang tidak terkena sinar
matahari langsung, kemudian diekstraksi dengan
cara maserasi selanjutnya filtrat dikumpulkan
kemudian diuapkan dengan menggunakan
rotavapor hingga diperoleh ekstrak etanol kental.
Pembuatan sediaan Krim Antiaging Jamur
Merang (Volvariella volvaceae) dibuat sebanyak 4
formula dengan menggunakan ekstrak jamur
merang sebagai zat aktif pada sediaan, untuk
formula I (kontrol) tidak menggunakan zat aktif,
formula ke II menggunakan konsentrasi ekstrak
etanol Jamur Merang 5% dan untuk formula III
menggunakan ekstrak etanol Jamur Merang
konsentrasi 10% dan selanjutnya formula IV
menggunakan ekstrak etanol Jamur Merang
dengan konsentrasi 15%. Selanjutnya dilakukan
pemeriksaan organoleptis, pH, uji homogenitas,
uji daya sebar, pemisahan Krim Antiaging, dan
pengujian tipe sediaan Krim Antiaging ekstrak
etanol Jamur Merang.
Hasil pengamatan uji organoleptik terhadap
masing-masing formula Krim Antiaging disaat
sebelum dan setelah kondisi penyimpanan tidak
memperlihatkan perubahan baik itu bentuk,
warna, dan bau. Pengamatan organoleptis
menunjukkan bahwa Krim Antiaging yang dibuat
dengan formula I, II, III dan IV, tidak mengalami
perubahan warna dan bau setelah kondisi
penyimpanan. Warna tetap coklat dan beraroma
khas kecuali pada formula I warna tetap putih
karena tanpa zat aktif. Sedangkan uji homogenitas
memperlihatkan bahwa formula Krim Antiaging
dapat tercampur dengan baik dan tetap homogen.
Pengujian selanjutnya dilakukan pengujian pH
dari masing-masing Krim Antiaging dan semua
sediaan menunjukkan pH yang sesuai dengan kulit
yaitu dari range 4,6-6,5 pada penyimpanan 50C
ataupun pada penyimpanan 400C.
Hasil pengujian tipe emulsi Krim Antiaging
sebelum
dan
sesudah
penyimpanan
memperlihatkan
semua
Krim
Antiaging
mempunyai tipe emulsi m/a, baik dengan uji
pengenceran maupun dengan uji dispersi zat
warna metilen biru. Hal ini disebabkan karena
volume fase terdispersi (fase minyak) yang
digunakan dalam Krim Antiaging lebih kecil dari
fase pendispersi (fase air), sehingga globul-globul
Media Farmasi Vol XII. No 20 April 2014

minyak akan terdispersi ke dalam fase air dan


membentuk emulsi tipe m/a.
Hasil tipe Krim menunjukkan bahwa Krim
Antiaging tipe m/a mempunyai daya melekat
yang lebih besar yakni sebelum kondisi
penyimpanan 50C dan 400C. Dimana Krim
Antiaging dikatakan baik jika daya lekatnya itu
besar pada tempat yang dibersihkan. Hasil dari
pengujian formula Krim Antiaging untuk tipe M/A
ini yakni sebelum dan sesudah penyimpanan
dipercepat. Perubahan ukuran Krim Antiaging
suatu emulsi dipengaruhi jumlah dan efisiensi
emulgator, pencampuran, serta pengadukan pada
saat pembuatan Krim Antiaging. Hal ini dapat
dikatakan bahwa suatu Krim Antiaging dapat
dikatakan baik apabila daya menyebarnya besar
(diameternya besar). Semua Krim Antiaging yang
diperoleh bersifat mudah menyebar, lembut dan
konsisten setengah padat.
Hasil pengukuran pemisahan fase Krim Antiaging
pada saat diamati tidak menunjukkan suatu
pemisahan, hal ini kemungkinan disebabkan
karena Krim Antiaging mempunyai viskositas
yang cukup baik. Sedangkan hasil pengujian tipe
emulsi dari Krim Antiaging sebelum dan setelah
kondisi penyimpanan masing-masing mempunyai
tipe M/A baik itu pada saat menggunakan metode
pengenceran, metode pewarnaan, dan metode
hantaran listrik. Dimana dalam volume fase
terdispersi dalam hal ini fase minyak dalam Krim
Antiaging lebih sedikit dari fase pendispersi atau
fase air, sehingga fase minyak akan terdispersi
merata kedalam fase air dan membentuk emulsi
tipe M/A (minyak dalam air). Dalam penggunaan
tipe ini sangat disukai karena tidak lengket,
mudah menyebar kepermukaan kulit serta mudah
untuk dibersihkan. Krim Antiaging tipe M/A
banyak digunakan karena pada saat digunakan
tidak berminyak sehingga mudah dibilas dan
menyebar lebih cepat. Krim Antiaging tipe ini
juga mempunyai penampilan yang menarik dan
memberikan rasa nyaman setelah digunakan pada
kulit.
Dari seluruh hasil pengujian yang telah
dilaksanakan diatas, dengan membandingkan hasil
pengujian dari masing-masing sediaan Krim
Antiaging yang dibuat dengan variasi konsentrasi
zat aktif, didapatkan semua krim antiaging yang
diperoleh tetap stabil secara fisika dan efisien
dalam penggunaanya serta pada berbagai suhu
diperkirakan ekivalen dengan satu tahun
penyimpanan. Formulasi Krim Antiaging Ekstrak
Etanol jamur Merang dari beberapa variasi
konsentrasi yaitu 5%, !0%, dan 15% telah
memenuhi persyaratan uji mutu fisik
28

Krim adalah sediaan setengah padat mengandung


satu atau lebih bahan obat terlarut atau tesdirpersi
dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara
tradisional telah digunakan untuk sediaan
setengah padat yang mempunyai konsistensi
relative cair diformulasikan sebagai emulsi air
dalam minyak atau minyak dalam air dan sediaan
Krim Antiaging harus serupa dengan pH kulit
yaitu 4,6 - 6,5
Melihat dari kandungan kimia tanaman Jamur
Merang, yang mengandung unsur-unsur senyawa
kimia yang bemanfaat. Jamur Merang diketahui
banyak mengandung banyak serat. Disamping itu,
Jamur Merang mengandung berbagai vitamin;
vitamin A, vitamin B, vitamin B2, vitamin B6,
vitamin C, kalium, fosfor, tembaga, magnesium,
zat besi, dan protein. Maka ekstrak Jamur Merang
efektif diformulasi dalam bentuk sediaan Krim
Antiaging.

Depertemen Kesehatan R.I., 1979. Farmakope


Indonesia Edisi III. Jakarta
Depertemen Kesehatan R.I., 1995. Farmakope
Indonesia Edisi IV. Jakarta
Dwikarya, M.,2003, Merawat Kulit Dan Wajah,
Cetakan V, Kawan Pustaka, Jakarta.
Evelyn C, Pearce. 2009. Anatomi dan Fisiologi
untuk Paramedis.
Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Fowler, B. 2003. Functional and Biological
Markers of Aging. In : Klatz, R. 2003.
Anti-Aging Medical Therapeutics volume
5. Chicago

Kesimpulan

Gavrilov, L. 2004. Reliability Theory of Aging. In


: Klatz, R. 2004. Anti-Aging Medical
Therapeutics volume 7 . Chicago
Keithler.1956. Formulation of Cosmetics and
Cosmetic Spesialities. Drug and
Cosmetic Industry. New York

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan


yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa :

Parrot E.L., 1971, Pharmaceutical Technology


Fundamental Pharmaceutical, Burgess
Publishing Company Minneapois.

1. Ekstrak Etanol Jamur Merang


diformulasikan menjadi krim antiaging.

Rowe, R.C., J. S. Paul, J.W. Paul. 2009.


Handbook
of
Pharmaceutical
Exipients:
Pharmaceutical
Press.
London
Suharjo, E. 2010. Bertanam jamur merang di
media kardus, limbah, kapas, dan
limbah pertanian Jakarta. Agro Media
Pustaka

KESIMPULAN DAN SARAN

dapat

2.Formulasi Krim Antiaging Ekstrak Etanol jamur


Merang dari beberapa variasi konsentrasi yaitu
5%, !0%, dan 15% telah memenuhi persyaratan
uji mutu fisik.
Saran
Disarankan pengujian iritasi serta mengetahui
aktivitas antibakterinya.

Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan


Farmasi, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Wasitaatmadja, S.M.,1997, Penuntun Ilmu


Kosmetik Medik, UI-Press, Jakarta.

Anief, M., 1997. Formulasi Obat Topikal Dengan


Dasar Penyakit Kulit. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Anief, M., 1999. Sistem Dispersi, Formulasi
Suspensi dan Emulsi. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Bambang,S,2007. Tanaman Obat Popular
Penggempur Aneka Penyakit. Agromedia
Pustaka, Jakarta

29

Wisnu, A.W. 2005. Jurnal peredam antiradical


bebas beberapa jamur yang dapat
dikonsumsi dan Isolasi senyawa aktif
peredam radikal bebas dari Jamur
Merang
(Volvariella
volvaceae).
Sekolah farmasi ITB., Bandung.

Anda mungkin juga menyukai