Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN ANALISIS PAUD DI TPA MUTIA BOJONG

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS


PENGEMBANGAN KEGIATAN ANAK USIA DINI MELUKIS DENGAN KELERENG
DI TEMPAT PENITIPAN ANAK MUTIA BOJONG KECAMATAN MREBET
KABUPATEN PURBALINGGA

Laporan ini disusun untuk memenuhi Tugas mata kuliah Analisis


Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD 4504)
Program S1 PAUD FKIP Universitas Terbuka

Disusun Oleh :
Nama :
NIM
Pokjar

Nelly Fauziyati

815202169
:

PURBALINGGA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
PURWOKERTO
2011
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun untuk diajukan memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini pada program Strata 1 pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka.
1. Nama : Nelly Fauziyati
2. NIM : 815202169
3. Tempat Penelitian

TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga

4. Waktu Pelaksanaan

5. Kelas Penelitian

Melukis Dengan Kelereng

13 dan 14 Oktober 2011

Purbalingga, 25 Oktober 2011


Tutor

Peneliti

Dra. Titin Tini Suhartinah


NIP. 196303131982012003

Nelly Fauziyati
NIM. 815202169

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Analisis Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini Melukis Dengan
Kelereng Di Tempat Penitipan Anak MUTIA Bojong Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembelajaran Melukis Dengan Kelereng Di Tempat
Penitipan Anak MUTIA Bojong Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga.
Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi.
Hasil penelitannya menyimpulkan bahwa Tempat Penitipan Anak mempunyai program
mengembangkan kemampuan seni melalui Melukis Dengan Kelereng. Kegiatan tersebut dapat
merangsang perkembangan seni, bahasa, sosial, emosional, fisik motorik, kognitif, kreativitas
dan berpikir kritis.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disarankan agar kepala sekolah dan guru senantiasa
mengembangkan kemampuan seni dan bahasa seni dan bahasa dan dapat merangsang aspek
perkembangan sosial emosional dan kreativitas sehingga anak akan selalu berpikir kritis.
KATA PENGANTAR

Puji syukur, Alhamdulillah kehadirat Alloh SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya. Sholawat
dan salam beriring salam semoga senantiasa terlimpah curah kepada suri tauladan kita Nabi
Muhammad SAW atas perkenan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Analisis
Penelitian Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini pada Tempat Penitipan Anak (TPA) MUTIA
Bojong Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga. Penyusunan ini didasarkan pada mata kuliah
Analisis Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.
Di Universitas Terbuka mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD
4505) wajib diikuti oleh seluruh Mahasiswa program S1 PG PAUD. Dengan Analisis
Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini mahasiswa diharapkan mampu melakukan penelitian
kelas secara sederhana dengan observasi, wawancara, pengumpulan dokumen serta menganalisis
hasil penelitian tersebut dengan kerangka keilmuan PAUD yang dimilikinya.
Selanjutnya penulis menyusun Laporan Analisis Penelitian Pengembangan Kegiatan Anak Usia
Dini untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia
Dini yang dilakukan di Tempat Penitipan Anak (TPA) MUTIA Bojong Kecamatan Mrebet
Kabupaten Purbalingga.

Akhirnya laporan ini dapat disusun berkat bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan laporan analisis ini.
2. Pengelola Pokjar Purbalingga.
3. Ibunda dan Adinda tercinta yang telah banyak memberi semangat dan bantuan baik moril
maupun materiil.
4. Suami tercinta yang telah memberi semangat, motivasi, materi dan meluangkan waktunya
untuk membantu penulisan laporan ini.
5. Anak-anak tersayang yang rela berbagi waktu dan memberi semangat.
6. Rekan-rekan guru maupun mahasiswa yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Pada kesempatan ini peneliti sangatlah menyadari dalam menyusun laporan ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini semua karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu saran dan kritik
yang membangun penulis harapkan demi kesempatan laporan di masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu
pendidikan.

Purbalingga, Oktober 2011


Penulis

Nelly Fauziyati

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN


ABSTRAK

iii

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

iv

DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

vi

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


2. Fokus Penelitian
3
3. Tujuan Penelitian

4. Manfaat Penelitian
BAB II

ii

LANDASAN TEORI

1. Pengembangan Seni
2. Pengertian Melukis

7
7

3. Manfaat Melukis Bagi Perkembangan Anak


4. Medium dan Bahan Baku Melukis
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
1. Subyek Penelitian
2. Metode Penelitian

8
8

3. Instrumen Penelitian
BAB IV

ANALISIS DATA

8
10

1. Tabulasi Data
2. Hasil Analisis

10
13

3. Analisis Kritis

15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

17

1. Kesimpulan
2. Saran
17

17

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Instrumen Wawancara


1. Instrumen Wawancara dengan Pendidik
2. Instrumen Wawancara dengan Pimpinan

18
19

Lampiran B : Instrumen Hasil Wawancara


1. Instrumen Hasil Wawancara dengan Pendidik
2. Instrumen Hasil Wawancara dengan Pimpinan
Lampiran C : Dokumentasi

20
21

22

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Tempat Penitipan Anak (Child Care Centre) merupakan wahana asuhan kesejahteraan sosial yang
berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya
berhalangan atau tidak punya waktu dalam memberikan pelayanan kebutuhan pada anaknya.
TPA MUTIA Bojong beralamat di Jl. Raya Bojong RT 01 RW 03 Kecamatan Mrebet
Kabupaten Purbalingga. Pendirian TPA MUTIA merupakan realisasi dari program pendidikan

anak usia dini yang menggalakan TPA sebagai salah satu bentuk pelayanan pendidikan anak
usia dini dan masyarakat.
Pengurus TPA MUTIA mempunyai perhatian besar terhadap pendidikan anak usia dini
sehingga mempunyai inisiatif untuk mendirikan Taman Penitipan Anak. Selain dengan
menggunakan menu generik, pemenuhan gizi anak dan pelayanan bagi anak berkebutuhan
khusus.
TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
Visi : Menciptakan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, mandiri,
kreatif dan berakhlak mulia.
Misi :

Mendidik dan mengasuh dengan pendekatan mutu intelegensi.

Tujuan : Terpenuhinya hak anak di bidang pendidikan dan pengasuhan


serta kesejahteraan sosial sehingga tumbuh dan berkembang kecerdasannya
secara optimal.
Program S1 PG PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusan menjadi tenaga pendidik
PAUD professional yaitu yang dapat mengembangkan program PAUD dan membuat inovasiinovasi. Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam
mata kuliah tersebut maka telah dilakukan penelitian di TPA MUTIA Bojong Mrebet
Purbalingga yang bertujuan mengumpulkan data mengenai kegiatan-kegiatan anak yang
dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis secara kritis.

1. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi di salah satu ruang kelas TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga
maka penelitian ini difokuskan pada salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan "Melukis dengan
Kelereng".

1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai :
1. Alasan pendidik melakukan kegiatan "Melukis dengan Kelereng".
2. Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut.

3. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.


2. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut.

1. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di TPA MUTIA Bojong
Mrebet Purbalingga.
2. Melatih mahasiswa melakukan tindakan kelas.
3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak di
lembaga PAUD.

BAB II
LANDASAN TEORI

1. Pengembangan Seni
Dalam kurikulum nasional pengembangan seni mengacu pada kompetensi dasar anak mampu
mengungkapkan gagasan dan daya cipta dalam berbagai bentuk.
Pembagian seni di TPA sangatlah penting. Lowen Feld dan Brittain (1980) (dalam Widia
Pekerti, dkk. 2008) menjelaskan bahwa kegiatan seni berperan dalam mengembangkan
berbagai kemampuan dasar dalam dirinya seperti kemampuan fisik, pikir/intelektual,
emosional, kreativitas, sosial dan estetika.
Haskel (1979) dalam Widia Pekerti, dkk. 2008 berpendapat bahwa pendidikan anak usia dini
tidak efektif atau kurang sempurna tanpa musik, rupa, gerak dan irama. Belajar melalui seni
pada hakekatnya menyenangkan dan menjadikan anak belajar dari dalam dirinya sendiri
sehingga belajar lebih bermakna dari pada sekedar melaksanakan perintah guru.

1. Pengertian Melukis

Berdasarkan arti melukis adalah membayangkan maka objek yang ada di depan mata
dibayangkan, dikaitkan, diasosiasikan dan diimajinasikan dengan objek yang pernah masuk
dalam ingatan. Melukis adalah memvisualkan/menyatakan bentuk bayangan dalam bentuk
gambar. Melukis mempunyai sifat bebas dan pada menggambar keterikatan mencurahkan
perasaan diperbolehkan sehingga objek yang dilihat seolah-olah sebagai dorongan untuk
menciptakan karya seni. Namun demikian konstelasi dunia seni lukis terdapat lukisan realis yang
lukisan yang menggambarkan kondisi nyata.

1. Manfaat Melukis Bagi Perkembangan Anak


Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2008 : 3.10) menyebutkan bahwa manfaat melukis bagi
perkembangan anak adalah :
1. Melukis sebagai media mencurahkan perasaan.
2. Melukis sebagai alat bercerita/bahasa visual/bentuk.
3. Melukis sebagai alat bermain.
4. Melukis dapat melatih ingatan.
5. Melukis dapat melatih berpikir komprehensif/menyeluruh.
6. Melukis sebagai media sublimasi perasaan.
7. Melukis dapat melatih keseimbangan.
8. Melukis dapat melatih kreativitas anak.
9. Melukis dapat mengembangkan rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi.

1. Medium dan Bahan Baku Melukis


Pada garis besar berkarya rupa terdiri dari dua jenis yaitu :
1. Medium konvensional
Medium konvensional artinya medium yang digunakan sesuai dengan penggunaannya seperti
kertas, kanvas, hardboard dan papan.
1. Medium inkonvensional

Medium inkonvensional artinya modifikasi medium yang sesuai dengan keinginannya misalnya
melukis di atas blako, terpal dan plastik.
Melukis inkonvensional pada prinsipnya melukis dengan cara berkreasi menggunakan
peralatan dan teknik yang tak biasa. Cara kerjanya eksperimentasi/percobaan. Hasil
percobaan ini bisa sekaligus menjadi karya seni. Cara ini disenangi oleh anak karena sifat
bermainnya lebih banyak dan anak menginterpretasikan bermacam-macam teknik.
Teknik melukis inkonvensional dalam melukis dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Teknik tutup.
2. Teknik campur warna kering dan warna basah.
3. Melukis dengan teknik gesek benang.
4. Melukis dengan teknik ikat celup.
5. Melukis dan menempel.
6. Melukis dengan kibasan warna cat air.
7. Melukis dengan kelereng.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak-anak, Pendidik, Pimpinan TPA MUTIA Bojong Mrebet
Purbalingga.

2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterpretasikan data
mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan.

3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi tertentu.
Observasi dalam penelitian dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, selama dua jam
pelajaran yaitu pada tanggal 13 Oktober 2011. Penelitian menggunakan teknik
observasi untuk memperoleh data yang berkaitan dengan aktifitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung melalui kegiatan melukis dengan kelereng.
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa digunakan untuk
menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian. Wawancara dilakukan
oleh peneliti dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pendidik dan
Pimpinan Sekolah untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar
kemampuan seni anak melalui pembelajaran melukis dengan kelereng.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data atau bukti-bukti serta
penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian. Dokumen digunakan dengan
tujuan mencari data yang berasal dari dokumen, wawancara dan catatan yang ada
hubungannya dengan objek penelitian sebagai sumber data.

BAB IV

ANALISIS DATA

1. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitian dibuat tabulasi sebagai berikut :

Observasi

Anak-anak
sedang
melaksanaka
n kegiatan
melukis
dengan
kelereng di
sentra alam
cair.

Wawancara dengan Guru

TPA MUTIA
Bojong menerima
peserta didik usis
2 5 tahun.

TPA MUTIA
Bojong
memberikan
kegiatan melukis
dengan kelereng
agar anak
mengenal berbagai
macam lukisan
tidak hanya
menggunakan
kuas atau pensil
tapi kelereng juga
bisa digunakan
untuk melukis.

Dalam
pelaksanaannya
memang kami
sengaja tidak satu

Wawancara dengan
Pimpinan KB
Melalui
kegiatan
bermain
kelereng
diharapkan
dapat
mengembangka
n kreativitas
anak dan dapat
melatih kerja
sama dengan
temannya.

Dokumentasi

Sesuai dengan
jadwal pemutaran
sentra.

anak satu nampan


tapi kami dapat
melaksanakan
dengan kerja sama
dan saling
membantu untuk
melatih tangan
satu anak dengan
pasangannya.

Terdapat
ruangan
khusus
untuk
kegiatan
melaluli
kelereng.

Hari ini kami


membentuk dua
sentra yaitu sentra
alam cair dan
sentra persiapan.
Untuk
memberikan
kesempatan pada
anak agar dapat
melukis dengan
leluasa.
Penyusunan
kegiatan dibuat
setiap bulan sesuai
dengan tema dan
mengacu pada
menu generik serta
dari sumber
lainnya untuk
membantu
kelancaran
pembelajaran dan
menambah
pengetahuna dan
wawasan.
Pemenuhan gizi
bagi anak
sangatlah penting
karena dengan
pemenuhan gizi
yang tepat anak
akan tumbuh dan
berkembang
secara optimal.

Supaya anak
dapat
melaksanakan
kegiatan
dengan aman,
nyaman dan
menyenangkan.

Untuk
pemenuhan gizi
anak pun kami
sangat
perhatikan
karena dapat
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
anak.

Disesuaikan
dengan sentra.

Terdapat
ruangan
kamar
khusus yang
ada tulisan
terapi.

Tentang pelayanan
kami pada anak
berkebutuhan
khusus memang
kami menerima
juga untuk kami
tangani melalui
terapi yang
biasanya diberikan
oleh guru khusus.

Untuk anak
berkebutuhan
khusus kami
tangani dengan
diterapi secara
rutin dengan
harapan dapat
berbaur dengan
yang lain..

Jumlah tenaga
pendidik di
TPA kami ada 4
orang.

Jumlah peserta
didik di TPA
kami ada 21
peserta didik.

Program
dirancang oleh
semua pendidik
dan kepala
TPA.

1. Hasil Analisis
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis pada saat penelitian maka diperoleh
hasil dalam kegiatan melukis dengan kelereng di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga
adalah sebagai berikut :
Di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga guru melakukan kegiatan pembelajaran melukis
dengan kelereng yang dilakukan di TPA Bojong Mrebet Purbalingga diharapkan mampu
mengembangkan kreativitas anak melalui warna dan gerakan tangan yang dapat
menghasilkan lukisan inkonvensional serta dapat mengembangkan rasa kesetiakawanan yang
tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2008 : 3.10) yang
mengatakan bahwa manfaat melukis bagi perkembangan anak diantaranya adalah melatih
kreativitas anak dan dapat mengembangkan rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi.
Hasil wawancara dengan pendidik TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga bahwa kegiatan
melukis dengan kelereng dapat mengembangkan seni seperti yang diungkapkan oleh Lowen

Feld dan Brittain (1980) dalam Widia Pakarti, dkk. (2008) menjelaskan bahwa kegiatan seni
berperan dalam mengembangkan fisik, pikir/intelektual, emosional, kreativitas, sosial dan
estetika.
Hasil wawancara dengan pimpinan TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga bahwa belajar
melalui seni pada hakekatnya menyenangkan yang menjadikan anak belajar dari dalam
dirinya sendiri sehingga belajar lebih bermakna dari pada sekedar perintah guru.
Jadi, analisis data diperoleh dari data yang terkumpul melalui observasi, wawancara dengan
pendidik dan pimpinan dan dokumentasi pada saat penulis melakukan penelitian dan disusun
menjadi tabulasi data. Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif. Hasil data yang telah
dicapai oleh siswa melalui observasi dalam pembelajaran melukis dengan kelereng yang
dilakukan di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga.

1. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan melukis dengan kelereng merupakan
kegiatan yang bermaksud mengembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki anak yang salah
satunya adalah mengembangkan kemampuan seni motorik anak.
Melalui kegiatan melukis dengan kelereng yang dilakukan di TPA Bojong Mrebet
Purbalingga diharapkan mampu mengembangkan kreativitas anak melalui warna dan gerakan
tangan yang dapat menghasilkan lukisan inkonvensional serta dapat mengembangkan rasa
kesetiakawanan yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hajar Pamadhi dan Evan
Sukardi (2008 : 3.10) yang mengatakan bahwa manfaat melukis bagi perkembangan anak
diantaranya adalah melatih kreativitas anak dan dapat mengembangkan rasa kesetiakawanan
sosial yang tinggi.
Dengan kegiatan melukis dengan kelereng dapat mengembangkan seni seperti yang
diungkapkan oleh Lowen Feld dan Brittain (1980) dalam Widia Pakarti, dkk. (2008)
menjelaskan bahwa kegiatan seni berperan dalam mengembangkan fisik, pikir/intelektual,
emosional, kreativitas, sosial dan estetika.
Sedangkan Haskel (1979) berpendapat belajar melalui seni pada hakekatnya menyenangkan
yang menjadikan anak belajar dari dalam dirinya sendiri sehingga belajar lebih bermakna dari
pada sekedar perintah guru.
Secara umum TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga telah mempunyai kegiatan-kegiatan
yang baik dan terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun sedemikian rupa sesuai
dengan tahap perkembangan anak sehingga anak berkembang dengan optimal.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1. TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga mempunyai program unggulan yaitu pelayanan
anak berkebutuhan khusus/autis dengan terapi rutin.
2. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak salah satunya dikembangkan melalui
kegiatan melukis dengan kelereng sehingga anak dapat mengembangkan kreativitas dan
rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi.
3. Lingkungan/pemetaan sentra di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga juga disiapkan
sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pencapaian kemampuan yang dimiliki anak.
4. Tenaga pendidik yang sesuai dengan bidangnya.

1. Saran-Saran
1. Dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak melalui melukis dengan
kelereng hendaknya nampan/bahan perlengkapan yang ada jumlahnya memenuhi
jumlah anak sehingga anak dapat bebas berkreasi.
2. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak melalui melukis dengan kelereng
hendaknya pendidik terlibat langsung dengan anak untuk memberi motivasi dan
bantuan anak ketika mengalami putus asa.
DAFTAR PUSTAKA

Musfiroh Tadkiroatun. 2008. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta : Universitas


Terbuka.
Pamadhi Hajar. Evan Sukardi S. 2008. Seni Ketrampilan Anak. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Pekerti Widia. 2008. Metode Pengembangan Seni. Jakarta : Universitas Terbuka.

LAMPIRAN
LAMPIRAN A
INSTRUMEN WAWANCARA

1. Instrumen Wawancara Dengan Pendidik.


2. Instrumen Wawancara Dengan Pimpinan.
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN PENDIDIK

1. Usia berapakah peserta didik yang diterima di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga
ini?
2. Media dan metode apa yang diterapkan/digunakan untuk mendukung kegiatan di TPA
MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga ini?
3. Siapakah yang menyusun/merancang kegiatan-kegiatan di TPA MUTIA Bojong Mrebet
Purbalingga ini?
4. Mengapa di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga ini ada ruangan khusus bertuliskan
TERAPI?

INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN PIMPINAN

1. Apa keistimewaan yang dimiliki oleh TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga ini?
2. Mengapa terdapat ruangan khusus bertuliskan TERAPI di TPA MUTIA Bojong Mrebet
Purbalingga ini?
3. Apa yang menjadi alasan anak yang berkebutuhan khusus diterima menjadi peserta didik
di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga ini?
LAMPIRAN B
INSTRUMEN HASIL WAWANCARA

1. Instrumen Hasil Wawancara Dengan Pendidik.


2. Instrumen Hasil Wawancara Dengan Pimpinan.
HASIL WAWANCARA DENGAN PENDIDIK

1. TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga menerima peserta didik dengan usia antara 2
sampai 5 tahun.
2. Media kelereng dan nampan. Di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga kelereng dan
nampan digunakan untuk melukis. Anak dilatih melukis dengan kelereng. Anak menjadi
tahu bahwa untuk melukis tidak hanya bisa pakai kuas dan pensil saja, tapi kelerengpun
bisa untuk melukis.

3. Penyusunan program kegiatan di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga dibuat setiap
bulan dengan tema mengacu menu generik dan sumber lain agar pembelajaran lancar dan
pengetahuan serta wawasan bertambah.
4. TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga menerima peserta didik berkebutuhan khusus
dengan alasan untuk memberikan pelayanan minimal agar mereka dapat bergaul dengan
teman sebayanya walaupun ada kekurangan. Ada tenaga pendidik khusus yang
menangani peserta didik berkebutuhan khusus ini. Tidak semua guru bisa menanganinya.

HASIL WAWANCARA DENGAN PIMPINAN

1. Melalui kegiatan melukis dengan kelereng diharapkan dapat mengembangkan kreativitas


anak dan dapat melatih kerja sama dengan temannya. Ada juga program pemenuhan gizi
anak yang sangat kami perhatikan karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
anak.
2. Di TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga ada ruangan khusus bertuliskan TERAPI
bertujuan agar anak dapat melaksanakan kegiatan dengan aman, nyaman dan
menyenangkan tanpa merasa terganggu dengan proses kegiatan anak berkebutuhan
khusus di ruangan TERAPI.
3. Alasan TPA MUTIA Bojong Mrebet Purbalingga menerima anak berkebutuhan khusus
adalah agar mereka dapat bergaul dengan teman sebayanya walaupun ada kekurangan.
Penanganannya kami lakukan dengan terapi secara rutin.
4.
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI

1. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Melukis Dengan Kelereng.

DOKUMENTASI

Guru menjelaskan melukis dengan kelereng.

Anak melukis dengan kelereng.

Anak bergantian melukis dalam nampan.

Anak memajang hasil karya di dinding.


LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS
PENGEMBANGAN KEGIATAN ANAK USIA DINI BERCERITA MENGGUNAKAN
BUKU CERITA DI KELOMPOK BERMAIN AL-AMANAH GEMBONG KECAMATAN
BOJONGSARI KABUPATEN PURBALINGGA

Laporan ini disusun untuk memenuhi Tugas mata kuliah Analisis


Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD 4504)
Program S1 PAUD FKIP Universitas Terbuka

Disusun Oleh :
Nama :
NIM
Pokjar

Nelly Fauziyati

815202169
:

PURBALINGGA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
PURWOKERTO
2011
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun untuk diajukan memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini pada program Strata 1 pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka.
1. Nama : Nelly Fauziyati
2. NIM : 815202169
3. Tempat Penelitian

KB AL-AMANAH Gembong Bojongsari Purbalingga

4. Waktu Pelaksanaan

5. Kelas Penelitian

Bercerita Menggunakan Buku Cerita

13 dan 14 Oktober 2011

Purbalingga, 25 Oktober 2011

Tutor

Peneliti

Dra. Titin Tini Suhartinah


NIP. 196303131982012003

Nelly Fauziyati
NIM. 815202169

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Analisis Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini Bercerita Menggunakan
Buku Cerita Di Kelompok Bermain Al-Amanah Gembong Kecamatan Bojongsari Kabupaten
Purbalingga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembelajaran Bercerita Menggunakan
Buku Cerita Di Kelompok Bermain Al-Amanah Gembong Kecamatan Bojongsari Kabupaten
Purbalingga.
Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi.
Hasil penelitannya menyimpulkan bahwa Kelompok Bermain mempunyai program
mengembangkan kemampuan bahasa melalui Bercerita Menggunakan Buku Cerita. Kegiatan
tersebut dapat merangsang perkembangan bahasa, sosial, emosional, fisik motorik, kognitif,
kreativitas dan berpikir kritis.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disarankan agar kepala sekolah dan guru senantiasa
mengembangkan kemampuan bahasa dalam bercerita menggunakan buku cerita sehingga dapat
menstimulasi kegiatan belajar bahasa dan dapat merangsang aspek perkembangan sosial
emosional dan kreativitas sehingga anak akan selalu berpikir kritis.
KATA PENGANTAR

Puji syukur, Alhamdulillah kehadirat Alloh SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya. Sholawat
dan salam beriring salam semoga senantiasa terlimpah curah kepada suri tauladan kita Nabi

Muhammad SAW atas perkenan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Analisis
Penelitian Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini pada Kelompok Bermain Al-Amanah
Gembong Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga. Penyusunan ini didasarkan pada mata
kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.
Di Universitas Terbuka mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD
4505) wajib diikuti oleh seluruh Mahasiswa program S1 PG PAUD. Dengan Analisis
Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini mahasiswa diharapkan mampu melakukan penelitian
kelas secara sederhana dengan observasi, wawancara, pengumpulan dokumen serta menganalisis
hasil penelitian tersebut dengan kerangka keilmuan yang dimilikinya.
Selanjutnya penulis menyusun Laporan Analisis Penelitian Pengembangan Kegiatan Anak Usia
Dini untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia
Dini yang dilakukan di Kelompok Bermain Al-Amanah Gembong Bojongsari Purbalingga.
Akhirnya laporan ini dapat disusun berkat bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan laporan analisis ini.
2. Pengelola Pokjar Purbalingga.
3. Ibunda dan Adinda tercinta yang telah banyak memberi semangat dan bantuan baik moril
maupun materiil.
4. Suami tercinta yang telah memberi semangat, motivasi, materi dan meluangkan waktunya
untuk membantu penulisan laporan ini.
5. Anak-anak tersayang yang rela berbagi waktu dan memberi semangat.
6. Rekan-rekan guru maupun mahasiswa yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Pada kesempatan ini peneliti sangatlah menyadari dalam menyusun laporan ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini semua karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu saran dan kritik
yang membangun penulis harapkan demi kesempatan laporan di masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu
pendidikan.

Purbalingga, Oktober 2011


Penulis

Nelly Fauziyati

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN


ABSTRAK

iii

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

iv

DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

vi

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


2. Fokus Penelitian
3
3. Tujuan Penelitian

4. Manfaat Penelitian
BAB II

LANDASAN TEORI

3
4

1. Pengertian Metode Bercerita


7
2. Tujuan Metode Bercerita
7
3. Bentuk Metode Bercerita

4. Fungsi Metode Bercerita

5. Manfaat Bercerita

ii

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
1. Subyek Penelitian
2. Metode Penelitian

8
8

3. Instrumen Penelitian
BAB IV

ANALISIS DATA

8
10

1. Tabulasi Data
2. Hasil Analisis

10
13

3. Analisis Kritis

15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
2. Saran
17

17

17

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Instrumen Wawancara


1. Instrumen Wawancara dengan Pendidik
18
2. Instrumen Wawancara dengan Pimpinan Kelompok Bermain

19

Lampiran B : Instrumen Hasil Wawancara


1. Instrumen Hasil Wawancara dengan Pendidik
20
2. Instrumen Hasil Wawancara dengan Pimpinan Kelompok Bermain
Lampiran C : Dokumentasi

BAB I

22

21

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
PAUD Al-Amanah Gembong adalah lembaga pendidikan yang sejak berdirinya sampai sekarang
telah mengelola beberapa unit kegiatan yaitu POS PAUD, Kelompok Bermain dan Taman
Penitipan Anak dimana pada umumnya memiliki watak dan warna Islam.
PAUD Al-Amanah Gembong berdiri tanggal 11 November 2006 dan disahkan sebagai badan
hukum oleh Notaris Heri Prastowo Wisnu Widodo, S.H. pada tanggal 28 Juli 2009. Pada
kesempatan itu dihadapan Notaris Heri Prastowo Wisnu Widodo, S.H. disertai oleh ketiga
orang yang merupakan petinggi dari Lembaga PAUD antara lain Tohar, Siti Nafsiyati, S.P.
dan Dariyah Parsiyah, A.Ma.
PAUD Al-Amanah Gembong telah memperoleh izin operasional dari Dinas Pendidikan
Kabupaten Purbalingga. Untuk POS PAUD dengan Nomor SK Pendirian 800/008/2008.
Untuk Kelompok Bermain (KB) dengan Nomor SK Pendirian 800/013/2008. Untuk Taman
Penitipan Anak (TPA) dengan Nomor SK Pendirian 800/045/2010.
Sedangkan tanah yang dipakai untuk menyelenggarakan proses pendidikan tersebut adalah
tanah Desa Gembong. Bangunan yang ada merupakan bantuan dari PNPM-Mandiri tahun
2008.
PAUD Al-Amanah Gembong mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
Visi : Terwujudnya pendidikan anak yang berkualitas, kreatif,
menyenangkan dan islami yang mampu menghasilkan lulusan yang
memiliki kesalehan pribadi, sosial, kecendekiawanan dan kebangsaan.
Misi : 1. Mewujudkan lembaga pendidikan anak usia dini yang
unggul dan islami.
1. Menciptakan lingkungan belajar dan bermain yang menumbuhkan
suasana belajar aktif, kreatif, menyenangkan, sehat dan inovatif bagi
anak.
2. Mencetak lulusan yang memiliki prestasi kesalehan pribadi, sosial,
kecendekiawanan dan kebangsaan serta memiliki komitmen kemanusiaan
dan keberadaban yang islami.
Program S1 PG PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusan menjadi tenaga pendidik PAUD
professional yaitu yang dapat mengembangkan program PAUD dan membuat inovasi-inovasi.
Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis Pengembangan
Pendidikan Anak Usia Dini. Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam mata kuliah tersebut

maka telah dilakukan penelitian di PAUD Al-Amanah Gembong yang bertujuan mengumpulkan
data mengenai kegiatan-kegiatan anak yang dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya
dianalisis secara kritis.

1. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi di salah satu ruang kelas Kelompok Bermain Al-Amanah Gembong
Purbalingga maka penelitian ini difokuskan pada salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan
"Bercerita Menggunakan Buku Cerita".

1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai :
1. Alasan pendidik melakukan kegiatan "Bercerita Menggunakan Buku Cerita".
2. Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut.
3. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.
2. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut.

1. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di KB Al-Amanah Gembong
Purbalingga.
2. Melatih mahasiswa melakukan tindakan kelas.
3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak di
lembaga Taman Kanak-Kanak.

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Pengertian Metode Bercerita


Metode bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyampaikan suatu
pesan, informasi atau sebuah dongeng belaka yang bisa dilakukan secara lisan atau tertulis. Cara
penuturan cerita tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga atau tanpa alat
peraga. Seorang anak yang berada pada rentang usia 3 sampai 4 tahun mulai menyukai tuturan
cerita atau ia sendiri mulai senang untuk menuturkan cerita. (dalam Winda Gunarti, dkk. 2008 :
5.3).
Cerita disajikan untuk anak usia 3 sampai 4 tahun tentu saja harus sesuai dengan dunia
kehidupan mereka. Isi cerita harus bersumber dari pengalaman sehari-hari yang mungkin
dialaminya atau hal-hal sederhana yang mudah dicerna oleh tahapan berfikirnya.

1. Tujuan Metode Bercerita


Metode ini dapat digunakan untuk mengembangkan perilaku dan kemampuan dasar pada anak
usia dini termasuk pada anak usia 3 sampai 4 tahun. Menurut Winda Gunardi, dkk. 2008 : 5.4
tujuan dari metode bercerita adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan kemampuan berbahasa diantaranya kemampuan menyimak/listening
juga kemampuan dalam berbicara/speaking serta menambah kosa kata yang dimilikinya.
2. Mengembangkan kemampuan berpikirnya karena dengan bercerita anak diajak untuk
memfokuskan perhatian dan berfantasi mengenai jalan cerita serta mengembangkan
kemampuan berpikir secara simbolik.
3. Menanamkan pesan-pesan moral yang terkandung dalam cerita yang akan
mengembangkan kemampuan moral agama misalnya konsep benar salah atau ketuhanan.
4. Mengembangkan kepekaan sosial emosi anak tentang hal-hal yang terjadi di sekitarnya
melalui tuturan cerita yang disampaikan.
5. Mengembangkan potensi kreatif anak melalui keragaman ide cerita yang dituturkan.

1. Bentuk-Bentuk Metode Bercerita


Bentuk-bentuk bercerita terbagi menjadi 2 jenis yaitu :

1. Bercerita tanpa alat peraga


Bercerita tanpa alat peraga dapat diartikan sebagai kegiatan bercerita yang dilakukan oleh guru
atau orang tua tanpa menggunakan media atau alat peraga yang bisa diperlihatkan pada anak.
1. Bercerita dengan alat peraga
Bercerita dengan menggunakan alat peraga berarti kita menggunakan media atau alat pendukung
untuk memperjelas penuturan cerita yang kita sampaikan.
Bercerita menggunakan alat peraga dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu :
1. Bercerita dengan menggunakan alat peraga langsung
Bercerita dengan menggunakan alat peraga langsung yaitu kita bercerita dengan menggunakan
alat peraga asli sesuai dengan kenyataannya.
1. Bercerita dengan menggunakan alat peraga tidak langsung
Bercerita dengan menggunakan alat peraga tidak langsung yaitu bercerita dengan menggunakan
alat peraga atau media bukan asli atau tiruan. Salah satu contohnya adalah bercerita dengan
menggunakan buku cerita.
Kegiatan bercerita ini menggunakan buku cerita sebagai alat peraga pendukung cerita.
Kegiatan bercerita ini sering disebut juga dengan kegiatan membacakan cerita karena
buku cerita yang kita gunakan biasanya dibacakan pada anak. Anak usia 3 sampai 4
tahun mulai tumbuh minat terhadap buku dan senang mendengarkan cerita. Mereka
senang meminta pada orang tuanya untuk dibacakan cerita.
Kegiatan bercerita dengan menggunakan buku cerita ini berpengaruh positif untuk
memupuk kecintaan anak terhadap buku yang nantinya akan mengembangkan minat
awal untuk membaca. Menurut Tampubolon (1991 : 50) "Baik sekali jika cerita
diambil dari buku cerita anak."

1. Fungsi Bercerita
Masih menurut Tampubolon, 1991 : 50 "Bercerita pada anak memainkan peranan penting bukan
saja dalam menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca, tetapi juga dalam mengembangkan
bahasa dan pikiran anak".

1. Membacakan Cerita
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat membacakan cerita untuk anak yang lebih tua atau anak
toddler (2-4 tahun) adalah sebagai berikut (Dombro, Colker, Dodge, 1999):
1. Yakinkan bahwa semua anak merasa nyaman, juga pendidik.
2. Dorong anak menggunakan ilustrasi dalam buku untuk mengira-ngira apa yang terjadi.
3. Berikan jeda sejenak saat membaca dan memperbolehkan anak-anak untuk menebaknebak kalimat atau cerita selanjutnya pada halaman berikutnya.
4. Loncati episode tertentu dari cerita dalam buku yang sudah dihafal anak dari waktu ke
waktu.
5. Berikan respon terhadap kode-kode verbal dan non verbal dari anak tentang gambar yang
tertera dalam buku.
6. Hubungkan isi cerita dengan kehidupan keseharian anak.
7. Jika anak terlihat responsif dan antusias, cobalah membaca buku secara keseluruhan
sekaligus.
8. Doronglah anak untuk merefleksikan cerita dalam buku.
9. Bersiap-siaplah untuk membacakan cerita yang sama berulang-ulang dari hari ke hari.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak-anak, Pendidik, Pimpinan Kelompok bermain AlAmanah Gembong Purbalingga.

2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterpretasikan data
mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan.

3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi
tertentu. Observasi dalam penelitian dilaksanakan dalam satu kali pertemuan,
selama dua jam pelajaran yaitu pada tanggal 4 Oktober 2011. Penelitian
menggunakan teknik observasi untuk memperoleh data yang berkaitan dengan
aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui pembelajaran
memcoba dan menceritakan apa yang terjadi jika benda-benda didekatkan dengan
magnet.
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa digunakan
untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian. Wawancara
dilakukan oleh peneliti dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan
pendidik dan Pimpinan Sekolah untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil
belajar kemampuan bahasa anak melalui kegiatan bercerita menggunakan buku
cerita.

BAB IV
ANALISIS DATA

1. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitian dibuat tabulasi sebagai berikut :

Observasi

Anak-anak
duduk di
karpet
mendengar
kan cerita
menggunak
an buku
cerita dari
pendidik.

Wawancara dengan Guru

Kelompok
Bermain kami
menerima usia 3
4 tahun dan
kami sudah
mengembangkan
minat awal anak
untuk membaca
lewat kegiatan
membacakan
cerita pada anak.

Tentunya cerita
sesuai dengan
dunia kehidupan
mereka serta isi
cerita bersumber
dari pengalaman
sehari-hari anak.

Hari ini adalah


sentra persiapan
dan kami
memberikan
kegiatan untuk
mengembangkan

Wawancara dengan
Pimpinan KB
Melalui kegiatan
bercerita maka
diharapkan
kemampuan
berbahasa anak
berkembang
dengan optimal
dengan kata lain
kegiatan ini
bertujuan
menambah kosa
kata bahasa tulis
anak.

Dokumentasi

Dalam rencana
kegiatan tertulis
bahwa anakanak akan
mendenarkan
cerita dan
menceritakan
kembali isi cerita
dari pendidik.

Dalam dokumen
pendirian
lembaga
tercantum bahwa
tujuan pendirian
KB Al-Amanah
Gembong adalah
membantu anak
mengembangkan
kemampuan
yang dimiliki
agar berkembang
dengan optimal.

tahap
perkembangan
bahasa anak
lewat
membacakan
buku cerita.

Guru
meminta
anak-anak
untuk
menceritak
an kembali
cerita yang
dibacakan
dengan
bahasa
anak.

Di dinding
ditempeli
gambargambar
dengan
tulisannya
juga ada
gambar
tokoh
perwayanga
n yaitu
Werkudara.

Dengan anakanak
menceritakan
kembali ceritanya
maka anak akan
berlatih untuk
menyimak dan
mengembangkan
kemampuan
berbicara anak.

Sesuai dengan
logonya yaitu
Werkudara kita
ingin
mengenalkan
kebudayaan asli
Indonesia kepada
anak sedini
mungkin agar
anak-anak tahu
dan nantinya
dapat mencintai
budayanya
sendiri.

Kami
berkeinginan agar
kemampuan anak
dapat berkembang
dengan optimal
termasuk
kemampuan
bahasa anak dan
anak dapat
mengekspresikan
perasaannya lewat
bercerita.
Selain
menggunakan
menu generik
kami juga
mengembangkan
cinta budaya
bangsa agar nanti
anak dapat
mengenal
kebudayaannya
sendiri dan dalam
pengembangannya
kita mengenalkan
tarian Jawa.

Program
dirancang
bersama-sama
sesuai dengan
tahap
perkembangan
anak.

Jumlah pendidik
kami di KB ini
ada 4 orang.

Jumlah anak 20
dibagi dalam 2

ruang.

Pada KB kami
menggunakan
model sentra dan
ada 5 sentra dalam
KB kami ini.

1. Hasil Analisis
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis pada saat penelitian maka diperoleh
hasil dalam kegiatan bercerita menggunakan buku cerita di KB Al-Amanah Gembong Bojongsari
Purbalingga adalah sebagai berikut :
Di KB Al-Amanah Gembong Bojongsari Purbalingga guru melakukan kegiatan pembelajaran
diharapkan mampu menumbuhkan minat awal anak untuk membaca melalui kegiatan
mendengar dan berbicara sesuai pendapat Bromley (1992) yang menyatakan bahwa terdapat
empat macam bentuk bahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis.
Hasil wawancara dengan pendidik KB Al-Amanah Gembong Bojongsari Purbalingga bahwa
kemampuan anak dalam mendengar dan menambah perbendaharaan kosa kata sehingga dapat
membantu kemampuan anak berbicara. Pendidik memberikan kegiatan bercerita dengan
posisi anak duduk di lantai sehingga anak merasa nyaman mendengarkan cerita. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Hilderbrand (1986 : 337) "Beberapa guru lebih menyukai anak duduk
di lantai terutama bila lantainya diberi tikar atau karpet." Mereka menganggap pengaturan
seperti itu lebih memberikan iklim yang menyenangkan dan ketenangan
Hasil wawancara dengan pimpinan KB Al-Amanah Gembong Bojongsari Purbalingga bahwa
dengan anak menceritakan kembali isi cerita yang telah didengarnya maka anak akan belajar
menyimak dan membaca. Thaiss (dalam Bromley, 1992) mengemukakan bahwa anak dapat
memahami dan dapat mengingat suatu informasi jika mereka mendapatkan kesempatan untuk
membicarakannya, menuliskannya, menggambarkannya atau memanipulasinya.
Jadi, analisis data diperoleh dari data yang terkumpul melalui observasi, wawancara dengan
pendidik dan pimpinan KB dan dokumentasi pada saat penulis melakukan penelitian dan
disusun menjadi tabulasi data. Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif. Hasil data
yang telah dicapai oleh siswa melalui observasi dalam pembelajaran bercerita menggunakan
buku cerita yang dilakukan di KB Al-Amanah Gembong Bojongsari Purbalingga.

1. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan anak Bercerita dengan Buku Cerita
merupakan suatu kegiatan yang bermaksud mengembangkan kemampuan bahasa anak yang
merupakan kemampuan yang dikembangkan di KB Al-Amanah Gembong Purbalingga.
Melalui kegiatan bercerita dengan buku cerita yang dilakukan di KB Al-Amanah Gembong
Purbalingga diharapkan mampu menumbuhkan minat awal anak untuk membaca melalui
kegiatan mendengar dan berbicara sesuai pendapat Bromley (1992) yang menyatakan bahwa
terdapat empat macam bentuk bahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis.
Kegiatan bercerita yang dikembangkan oleh pendidik di KB Al-Amanah Gembong
Purbalingga akan meningkatkan kemampuan anak dalam mendengar dan menambah
perbendaharaan kosa kata sehingga dapat membantu kemampuan anak berbicara. Pendidik
memberikan kegiatan bercerita dengan posisi anak duduk di lantai sehingga anak merasa
nyaman mendengarkan cerita. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hilderbrand (1986 : 337)
"Beberapa guru lebih menyukai anak duduk di lantai terutama bila lantainya diberi tikar atau
karpet." Mereka menganggap pengaturan seperti itu lebih memberikan iklim yang
menyenangkan dan ketenangan.
Dengan anak menceritakan kembali isi cerita yang telah didengarnya maka anak akan belajar
menyimak dan membaca. Thaiss (dalam Bromley, 1992) mengemukakan bahwa anak dapat
memahami dan dapat mengingat suatu informasi jika mereka mendapatkan kesempatan untuk
membicarakannya, menuliskannya, menggambarkannya atau memanipulasinya.
Secara umum KB Al-Amanah Gembong Purbalingga telah mempunyai kegiatan-kegiatan
yang baik dan terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun sedemikian rupa sesuai
dengan tahap perkembangan anak sehingga anak berkembang dengan optimal.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :

1. KB Al-Amanah Gembong Purbalingga mempunyai program unggulan yaitu pengenalan


seni budaya dan kegiatan iqra.
2. Pengembangan kemampuan bahasa anak salah satunya dikembangkan melalui kegiatan
bercerita dengan buku cerita. Sehingga anak dapat belajar menyimak dan
mengembangkan imajinasi anak terhadap isi cerita/objek dalam cerita.
3. Lingkungan di KB Al-Amanah Gembong Purbalingga juga disiapkan sedemikian rupa
sehingga dapat mendukung pencapaian kemampuan bahasa anak.
4. Tenaga pendidik yang sesuai dengan bidangnya.

1. Saran-Saran
1. Dalam mengembangkan kemampuan seni anak pendidik bisa memberikan
kegiatan yang lain yang lebih bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan
anak sehingga kemampuan bahasa anak berkembang dengan optimal.
2. Pengembangan kemampuan seni budaya dikemas melalui kegiatan yang
menyenangkan sehingga anak lebih termotivasi dan menikmati dunia bermainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Asmawati Luluk, dkk. 2008. Pengolahan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.
Jakarta : Universitas Terbuka.
Dhieni Nurbiana, dkk. 2007. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Gunarti Winda, dkk. 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak
Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka.

LAMPIRAN
LAMPIRAN A
INSTRUMEN WAWANCARA

1. Instrumen Wawancara Dengan Pendidik.


2. Instrumen Wawancara Dengan Pimpinan.
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN PENDIDIK

1. Usia berapa saja yang diterima di KB Al-Amanah Gembong Purbalingga ini dan apa
keistimewaan KB ini dari KB lainnya?
2. Mengapa anak disuruh menceritakan kembali cerita yang sudah didengarnya dengan
bahasa sendiri?
3. Kenapa di dinding ditempeli gambar-gambar dan tulisan-tulisan serta ada gambar tokoh
wayang Werkudara?

INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN PIMPINAN

1. Apa dasar pemikiran di KB Al-Amanah Gembong diterapkan kegiatan bercerita dengan


buku cerita?
2. Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan di KB Al-Amanah Gembong
Purbalingga ini dan siapa yang merancangnya?

LAMPIRAN B
INSTRUMEN HASIL WAWANCARA

1. Instrumen Hasil Wawancara Dengan Pendidik.


2. Instrumen Hasil Wawancara Dengan Pimpinan.
HASIL WAWANCARA DENGAN PENDIDIK

1. Di KB Al-Amanah Gembong Purbalingga kami menerima usia 3 sampai 4 tahun dan


kami sudah mengembangkan minat awal anak untuk membaca lewat kegiatan
membacakan cerita pada anak.
2. Dengan anak-anak menceitakan kemabali ceritanya maka anak akan berlatih untuk
menyimak dan mengembangkan kemampuan berbicara anak.
3. Sesuai dengan logonya yaitu Werkudara kita ingin mengenalkan budaya asli Indonesia
kepada anak sedini mungkin agar anak-anak tahu dan nantinya dapat mencintai
budayanya sendiri.

HASIL WAWANCARA DENGAN PIMPINAN

1. Melalui kegiatan bercerita maka diharapkan kemampuan berbahasa anak berkembang


dengan optimal dengan kata lain kegiatan ini bertujuan menambah kosa kata anak dan
anak dapat berani mengekspresikan perasaannya lewat cerita.
2. Di KB Al-Amanah Gembong Purbalingga kami menggunakan model sentra dan ada 5
sentra dalam KB ini dan program dirancang bersama sesuai dengan tahap perkembangan
anak.
3.
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI

1. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Bercerita Menggunakan Buku Cerita.

DOKUMENTASI

Guru membacakan buku cerita.

Anak mendengarkan cerita

Anak menceritakan kembali isi cerita.

Anak melihat buku cerita bergambar.

anak yang bisa mengenal dan menyebut huruf


-huruf pada daftar abjad dalam belajar
membaca memiliki kesulitan lebih sedikit

dari anak yang tidak mengenal huruf.


Sesuai dengan Peratura
n Menteri Pendidikan Nasi
onal Republik Indonesia
No 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, kemampuan
mengenal huruf merupakan bagian dari
perkembangan bahasa anak, diantaranya
kemampuan mengetahui simbol-simbol hur
uf dan mengetahui huruf depan dari
sebuah benda.
Jadi dari pendapat tersebut dapat
ditegaskan bahwa kemampuan mengenal
huruf adalah kesanggupan anak dalam me
ngetahui dan memahami tanda-tanda
aksara dalam tata tulis yang merupaka
n huruf abjad dalam melambangkan bunyi
bahasa. Kemampuan anak dalam mengetahui huruf dapat dilihat saat anak
mampu
menyebutkan suatu simbol huruf, dan ke
mampuan anak dalam memahami huruf
dapat dilihat dari kemampuan anak s
aat memaknai huruf sehingga anak mampu
menyebutkan huruf depan dari sebuah kata.
b.
Manfaat Mengenal Huruf Anak Usia Dini
Carol seefelt dan Barbara A. Wa
sik (2008: 375) mengungkapkan bahwa
belajar huruf adalah tonggak kurikulum
Taman Kanak-kanak lewat penyingkapan
berulang dan bermakna kepada peristiwaperistiwa baca tulis, sehingga anak menjadi
tahu akan huruf-huruf dan mengerti bahw
a huruf-huruf membentuk sebuah kata.
Menurut Agus Hariyanto (2009:82)
mengungkapkan bahwa dengan setrategi
pengenalan huruf sejak usia di
ni sangat bermanfaat bagi
perkembangan bahasa anak,

karena membantu mempersiapkan anak


untuk dapat membaca dengan mudah. Bond
dan Dykstra (Slamet Suyanto, 2005: 165)
mengungkapkan bahwa anak yang dapat
14

mengenal hurf dengan baik cenderung me


miliki kemampuan membaca dengan lebih
baik.
Jadi berdasarkan hal-hal tersebut dapat ditegaskan bahwa, anak-anak yang
belajar mengenal huruf sejak usia dini da
pat memberikan manf
aat bagi anak-anak
untuk mempersiapkan diri dalam belajar membaca dan menulis.
5.
Metode Permainan Kartu Huruf
a.
Pengertian Metode Permainan Kartu Huruf
Conny R. Semiawan (2008: 19-20) me
ngungkapkan bahwa permainan adalah
berbagai kegiatan yang sebenarnya di
rancang dengan maksud agar anak dapat
meningkatkan beberapa kemampuan tertentu berdasarkan pengalaman belajar.
Permainan adalah alat bagi anak untuk me
njelajahi dunianya dari
yang tidak anak
kenal sampai pada yang anak ketahui dan dari yang tidak dapat diperbuatnya
sampai
mampu melakukannnya.
Maimunah hasan (2009: 65) mengungka
pkan bahwa kartu huruf adalah
penggunaan sejumlah kartu sebagai alat
bantu untuk belajar membaca dengan cara
melihat dan mengingat bentuk huruf dan gamb
ar yang disertai tulisan dari makna
gambar pada kartu. Azhar Arsyad (
2005: 119) mengungkapkan bahwa kartu huruf
adalah kartu abjad yang berisi gambar, hur
uf, tanda simbol, yang meningkatkan atau
menuntun anak yang berhubungan dengan simbol

-simbol tersebut. Namun demikian


kata huruf yang dimaksud disini adalah
kartu huruf yang dibuat sendiri dengan
bentuk persegi panjang terbuat dari kertas
putih. Satu sisi terdapat tempelan
potongan huruf dan satu sisinya
lagi terdapat tempelan
gambar benda yang disertai
tulisan dari makna gambar tersebut.
15

Agus Hariyanto (2009: 84) mengungkapka


n bahwa metode permainan kartu
huruf adalah suatu cara dalam kegiatan pemb
elajaran untuk anak usia dini melalui
permainan kartu huruf. Kartu huruf yang di
gunakan berupa kartu yang sudah diberi
simbol huruf dan gambar beserta tulisan
dari makna gambarnya. Anak-anak belajar
mengenal huruf dari melihat simbol hur
uf dan gambar pada kartu huruf.
Jadi berdasarkan penjelasan terse
but dapat ditegaskan bahwa metode
permainan kartu huruf adalah suatu kegiat
an dengan menggunakan
alat berupa kartu
huruf yang terdapat simbol huruf dan ga
mbar yang disertai tulisan dari makna
gambarnya, dengan tujuan meningkatkan
kemampuan mengetahui atau mengenal
dan memahami huruf abjad.
b.
Langkah-langkah Permainan Kartu Huruf
Cucu Eliyawati (2005: 72) menyebutka
n langkah-langkah dalam bermain
kartu huruf diantaranya yaitu ambilah satu
persatu kartu huruf secara bergantian.
Amatilah simbol huruf pada kartu yang sedang dipegang, kemudian sebutkanlah
simbol huruf yang tertera pada kartu huruf
. Baliklah kartu huruf, amatilah gambar

dan tulisan yang terdapat pada kartu, kem


udian sebutkanlah gambar benda dan huruf
depan dari gambar benda yang
tertera pada kartu huruf.
Berdasarkan pendapat tersebut, ma
ka dalam penelitian ini kemudian
mengembangkan langkah-langkah permaina
n kartu huruf sebagai berikut:
1)
Anak dikondisikan duduk melingkar di karpet.
2)
Anak-anak diberi penjelasan tentang
permainan yang akan dilakukan, yaitu
permainan kartu huruf

Anda mungkin juga menyukai