METAFORA
METAFORA
Metafora adalah salah satu majas dalam Bahasa Indonesia, dan juga
berbagai bahasa lainnya. Majas ini mengungkapkan ungkapan secara tidak
langsung berupa perbandingan analogis. Seperti halnya majazi dalam bab
kata dan makna (ilmu logika), makna yang terkandung dalam majas
metafora adalah suatu peletakan kedua dari makna asalnya, yaitu makna
yang bukan mengunakan kata dalam arti sesungguhnya, melainkan sebagai
kiasan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) metafora /mtafora/
didefinisikan sebagai "pemakaian kata atau kelompok kata bukan
dengan arti yg sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang
berdasarkan persamaan atau perbandingan , misal tulang punggung
dalam kalimat "pemuda adalah tulang punggung negara".Metafora adalah
majas (gaya bahasa) yg membandingkan sesuatu dengan yang lain secara
langsung. Metafora adalah gaya bahasa perbandingan.
Andi memata-matai Indi yang sedang bersama cowok lain. Artinya Andi
mengintai Indi.
Isyana Sarasvati adalah keturunan darah biru. Artinya Isyana Sarasvati
adalah keturunan raja atau bangsawan.
Pak Tarno membanting harga satenya agar laris. Artinya Pak Tarno menjual
satenya dengan harga murah.
Dono membuat Doni naik darah. Artinya Dono membuat Doni marah.
Dono adalah kaki tangan Doni. Artinya Dono merupakan anak buah/bawahan
Doni.
Wanita itu ternyata telah memiliki buah hati. Artinya Wanita tersebut sudah
memiliki anak.
Contoh Puisi yang Mengandung Majas Metafora
7 Alasan Mencela Diriku
Puisi By : Kahlil Gibran
Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku,
pertama kali ketika aku melihatnya lemah,
padahal seharusnya ia bisa kuat.
Kedua kali ketika melihatnya berjalan terjongket-jongket
dihadapan orang yang lumpuh
Ketiga kali ketika berhadapan dengan pilihan yang sulit dan mudah
ia memilih yang mudah
Keempat kalinya, ketika ia melakukan kesalahan dan cuba menghibur diri
dengan mengatakan bahawa semua orang juga melakukan kesalahan
Kelima kali, ia menghindar kerana takut, lalu mengatakannya sebagai sabar
Keenam kali, ketika ia mengejek kepada seraut wajah buruk
padahal ia tahu, bahawa wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia
pakai
Dan ketujuh, ketika ia menyanyikan lagu pujian dan menganggap itu sebagai
suatu yang bermanfaat
Dari contoh puisi di atas bisa dilihat ada kalimat yang mengandung gaya
bahasa/majas metafora contohnya "Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku", di
sini berarti si penyair/orang yang membacakan puisi pernah merendahkan
diri atau menjelekkan dirinya sendiri sebanyak tujuh kali, mencela diriku bisa
berarti merendahkan diri.