Anda di halaman 1dari 2

Aliran Pemikiran Nasionalisme (Neo-Merkantilisme)

Hal yang dapat ditonjolkan dalam aliran ini, misalnya: merkantilisme, realisme, statisme,
proteksionisme, ide pokok dari aliran nasionalis adalah bahwa aktivitas-aktivitas ekonomi harus
di subordinasikan atau diabadikan untuk tujuan pembangunan dan kepentingan nasional suatu
negara. Setiap orang nasionalis selalu harus mengutamakan negeri, keamanan, nasional dan
kekuatan militer dari negara, aktivitas ekonomi dalam aliran nasional adalah untuk mengejar
kekayaan atau wealth, yang mana kekayaan itu adalah bukan untuk kepentingan individu
melainkan lebih ditujukan bagi kepentingan power (kekuatan) dari negara. Dengan
memiliki power suatu negara dapat menjamin keamanan nasional dan power itu juga dapat
digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kekayaan nasional oleh karena itu, sumber
ekonomi merupakan
faktor penting dalam HI maka karena itu orang-orang nasionalis menyangkal teori liberal tentang
perdagangan bebas. Menurut mereka, bagaimana negara harus memiliki kekuatan untuk
membatasi atau mengendalikan operasi perdagangan terutama yang dilakukan oleh perusahaanperusahaan multilateral karena, proses bebas (cooperated) dapat mengeksploitasikan dan
memanipulasi ekonomi domestik.

Dan bila kekuatan ekonomi domestik suatu negara telah dieksploitasi maka kekuatan-kekuatan
nasional negara tersebut juga dapat terancam.Maka dengan demikian jelaslah bahwa bagi aliran
nasionalis, aktivitas ekonomi.
Pengamat Politik|Pangi Syarwi:Pemikiran Soekarno Tentang Nasionalisme
Print Email Details Category: Opini
Hits: 2707

Published Date

Written by Pangi Syarwi

Nasionalisme menurut Soekarno bukan Nasionalisme chauvinism, akan tetapi


nasionalisme yang sejati, nasionalisme bukan copy atau tiruan dari Nasionalisme
Barat, akan tetapi timbul kecintaan kemanusian dan keindonesian itu sendiri.

Soekarno mengiginkan bersatunya paham Nasionalisme dengan Islamisme dan


Marxisme, mengapa mereka harus bersatu? karena prinsip persamaannya kita
sama-sama dijajah, apakah Nasionalisme dalan penjajahan dapat bersatu dalam
Islamisme? yang pada hakikatnya tiada bangsa, yang dalam lahirnya dipeluk oleh
berbagai macam, bangsa, ras, etnis. Apakah Nasionalisme itu dalam politik kolonial
bisa rapat diri dengan Marxisme yang internasional?.

Kembali kepada pemikiran soekarno tentang Sekularisme, yang menceritakan


apakah alasan-alasan ekonomi dari pemimpin-pemimpin Turki untuk memisahkan
agama dari Negara, alasan ekonomi, prakteknya umat Islam di Turki tak mampu
meningkatkan perekonomian di Turki, bahkan cenderung melemahkan dan
mengendorkan keadaan ekonomi di Turki, bukan ajaran Islam yang mereka maksud,

bukan pengajaran Islam, tetapi dalam prakteknya umatnya bersatu dengan Negara,
kita tidak mencela Islam. Sekularisme juga mempengaruhi pemikiran soekarno
dalam bentuk negara Indonesia, apakah negara Islam atau negara republik?. Islam
memang mayoritas, secara kultural, sosial, tapi yang menjadi pertanyaan apakah
Islam dominan secara politik? ternyata Indonesia tidak bisa menjadi negara Islam,
terbukti pada pemilu 1955, kekuatan Islam sendiri tidak muncul sebagai pemenang
dominan, karena partai Islam terpecah. Masyumi dan NU, kekuataannya sebagai
dominan secara politik tidak keluar, maka sampai sekarang kita tidak pernah
menjadi Negara Islam. Logikanya menurut penulis yang menjadi latar belakang
kenapa sampai sekarang kita tidak bisa menjadi negara Islam seperti Malaysia,
yang dominan secara kultural dan politik?

Soekarno juga punya pemikiran tentang Sekularisme, selain pemikirannya tentang


Nasionalisme, Kapitalisme, Marxisme, itulah ragam pemikiran Soekarno, tapi inti
dari gagasan dan buah pemikirannya tidak lain adalah nation state. Setelah
kemenangan Turki dibawah rezim Mustapa Kemal attartuck yang begitu fenomenal,
telah mengubah bentuk dan sistem Negara Turki itu sendiri, Kemal merasa ketika
agama tidak dipisahkan dengan Negara, Turki telah menjadi Negara yang tinggal
dibandingkan dengan Negara Eropa lain, Turki menjadi kolot. Untuk memajukan dan
modernitas Turki maka perlu kemudian agama dipisah dari Negara, bukan berarti
agama dibuang tidak, tapi diletakkan pada tempatnya, dengan begitu agama akan
semakin tumbuh subur dan berkembang.

Nasionalisme kita adalah nasionalisme yang membuat perkasanya Tuhan, membuat


kita menjadi hidup di dalam roh, membuat kita insyaf, bahwa kita adalah bagian
dari Asia, dan Asia bagia dari dunia, dan penduduk dunia adanya kita kaum
pergerakan, sebagai abdi Asia, abdi, hamba, dan abdi yang menderita. Anti
kapitalisme, walaupun kapitalisme bangsa sendiri, tapi dijanjikan pula untuk
menerangkan, bahwa kita dalam perjuangan kita mengejar Indonesia yang
merdeka, tidak semata mata perjuangan kelas, tetapi harus mengutamakan
perjuangan Nasionalisme, mengutamakan perjuangan kebangsaan, tidak harus
melawan ketamaan kapitalisme, tetapi kita harus mendidik rakyat agar benci
kepada kapitalisme, kita harus melawan kapitalisme bangsa sendiri tapi
mengutamakan perjuangan Nasional, Mengutip apa yang disampaikan oleh Jawahral
Nehru dalam kongresnya mengatakan jangan terus terang dengan seorang sosialis,
juga anti segala kapitalisme, tapi kita tidak boleh lupa bahwa Jawahral Nehru juga
seorang Nasionalisme.

Anda mungkin juga menyukai