Hal yang dapat ditonjolkan dalam aliran ini, misalnya: merkantilisme, realisme, statisme,
proteksionisme, ide pokok dari aliran nasionalis adalah bahwa aktivitas-aktivitas ekonomi harus
di subordinasikan atau diabadikan untuk tujuan pembangunan dan kepentingan nasional suatu
negara. Setiap orang nasionalis selalu harus mengutamakan negeri, keamanan, nasional dan
kekuatan militer dari negara, aktivitas ekonomi dalam aliran nasional adalah untuk mengejar
kekayaan atau wealth, yang mana kekayaan itu adalah bukan untuk kepentingan individu
melainkan lebih ditujukan bagi kepentingan power (kekuatan) dari negara. Dengan
memiliki power suatu negara dapat menjamin keamanan nasional dan power itu juga dapat
digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kekayaan nasional oleh karena itu, sumber
ekonomi merupakan
faktor penting dalam HI maka karena itu orang-orang nasionalis menyangkal teori liberal tentang
perdagangan bebas. Menurut mereka, bagaimana negara harus memiliki kekuatan untuk
membatasi atau mengendalikan operasi perdagangan terutama yang dilakukan oleh perusahaanperusahaan multilateral karena, proses bebas (cooperated) dapat mengeksploitasikan dan
memanipulasi ekonomi domestik.
Dan bila kekuatan ekonomi domestik suatu negara telah dieksploitasi maka kekuatan-kekuatan
nasional negara tersebut juga dapat terancam.Maka dengan demikian jelaslah bahwa bagi aliran
nasionalis, aktivitas ekonomi.
Pengamat Politik|Pangi Syarwi:Pemikiran Soekarno Tentang Nasionalisme
Print Email Details Category: Opini
Hits: 2707
Published Date
bukan pengajaran Islam, tetapi dalam prakteknya umatnya bersatu dengan Negara,
kita tidak mencela Islam. Sekularisme juga mempengaruhi pemikiran soekarno
dalam bentuk negara Indonesia, apakah negara Islam atau negara republik?. Islam
memang mayoritas, secara kultural, sosial, tapi yang menjadi pertanyaan apakah
Islam dominan secara politik? ternyata Indonesia tidak bisa menjadi negara Islam,
terbukti pada pemilu 1955, kekuatan Islam sendiri tidak muncul sebagai pemenang
dominan, karena partai Islam terpecah. Masyumi dan NU, kekuataannya sebagai
dominan secara politik tidak keluar, maka sampai sekarang kita tidak pernah
menjadi Negara Islam. Logikanya menurut penulis yang menjadi latar belakang
kenapa sampai sekarang kita tidak bisa menjadi negara Islam seperti Malaysia,
yang dominan secara kultural dan politik?