Anda di halaman 1dari 3

Presupposition (presuposisi/praanggapan)

Presuposisi atau praanggapan berasal dari kata to pre-suppose, yang dalam


bahasa Inggris berarti to suppose beforehand (menduga sebelumnya atau
dugaan sementara), dalam arti sebelum pembicara atau penulis
mengujarkan sesuatu ia sudah memiliki dugaan sebelumnya tentang lawan
bicara atau yang dibicarakan.
Sebenarnya, praanggapan (presupposition) ini berasal dari perdebatan
dalam ilmu falsafah, khususnya tentang hakekat rujukan (apa-apa,
benda/keadaan, dan sebagainya) yang dirujuk atau dihunjuk oleh kata, frase,
atau kalimat dan ungkapan-ungkapan rujukan (Nababan melalui Lubis,
2011:61).
Seorang ahli pragmatik Yan Huang mendefinisikan Presupposition atau
praanggapan sebagai berikut: Presupposition can be informally defined as
an inference or propostition whose truth is taken for granted in the utterance
of a sentence. (Huang, 2007:65) yang artinya Praanggapan secara resmi
dapat didefinisikan sebagai kesimpulan atau proposisi yang kebenarannya
diambil untuk diberikan dalam ucapan sebuah kalimat
George Yule (2006:43) menyatakan bahwa praanggapan atau presupposisi
adalah sesuatu yang diasumsikan oleh penutur sebagai kejadian sebelum
menghasilkan suatu tuturan. Yang memiliki presuposisi adalah penutur
bukan kalimat.
Louise Cummings (1999:42) menyatakan bahwa praanggapan adalah
asumsi-asumsi atau inferensi-inferensi yang tersirat dalam ungkapanungkapan linguistik tertentu.
Nababan (1987:46), memberikan pengertian praanggapan sebagai dasar
atau penyimpulan dasar mengenai konteks dan situasi berbahasa
(menggunakan bahasa) yang membuat bentuk bahasa (kalimat atau
ungkapan) mempunyai makna bagi pendengar atau penerima bahasa itu dan
sebaliknya, membantu pembicara menentukan bentuk-bentuk bahasa yang
dapat dipakainya untuk mengungkapkan makna atau pesan yang dimaksud.
Dari beberapa definisi dan pemahaman di atas, maka kita bisa
menyimpulkan arti dan fungsi dari praanggapan adalah untuk memberikan
anggapan atau prediksi yang dianggap sesuai dengan penggunaan yang ada
dalam kalimat yang diucapkan tersebut sehingga mampu memberikan
kesimpulan atau asumsi awal penutur sebelum melakukan tuturan bahwa
apa yang akan disampaikan juga dipahami oleh mitra tutur.

Untuk lebih memahami dan memperjelas tentang fungsi dan penggunaan


praanggapan, penulis mencoba memberikan beberapa contoh di bawah ini:
a. Saya membeli buku Laskar Pelangi karya Andrea Hirata
b. Buku itu mendapat penghargaan Best Seller kan?
Dari contoh percakapan di atas, contoh (a) kita bisa mengetahui
beberapa anggapan bahwa ada buku yang berjudul Laskar Pelangi, ada
seorang penulis bernama Andrea Hirata. Kemudian dari contoh (b) memiliki
hubungan dengan percakapan pertama yaitu buku yang ditulis Andrea Hirata
yang berjudul Laskar Pelangi merupakan salah satu buku yang mendapat
penghargaan Best Seller (Penjualan Terbaik).
-

I`m sure John`s wife is beautiful, if he has a wife (Grundy)


Dari contoh percakapan tadi, muncul beberapa praanggapan bahwa John
seorang laki-laki, John memiliki seorang istri, dan istri John sangat cantik.
Dengan adanya praanggapan yang tepat dalam sebuah percakapan
tentunya akan memberikan nilai tersendiri serta mempertinggi nilai
komunikatif sebuah ujaran yang diungkapkan. Makin tepat praanggapan
yang dihipotesiskan, makin tinggi pula nilai komunikatif sebuah ujaran yang
diungkapkan. Dalam beberapa hal wacana dapat dicari melalui praanggapan,
praanggapan dapat membantu memberikan jawaban sementara dalam
sebuah percakapan. Ia mengacu pada makna yang tidak dinyatakan secara
eksplisit di dalam sebuah perckapan.
Sebagai kesimpulan dalam pembahasan tentang teori Praanggapan
(presupposition) bahwa praanggpan adalah cabang dari kajian pragmatik
yang berhubungan dengan adanya makna yang tersirat atau tambahan
makna dari makna yang tersurat. Praanggapan selalu muncul dalam setiap
percakapan, karena dalam percakapan pastinya memiliki makna yang
implisit yang dapat diketahui oleh beberapa faktor yang mempengaruhi
munculnya sebuah praanggapan tersebut.
Referensi

Cummings, Louise. 2005. Pragmatics: A multidisciplinary Perspective. New Jersey:


Edinburgh University Press.
Grundy, P. 2008. Third Edition: Doing Pragmatics. London: Hodder Education (Part
of Hachette Livre UK)
Huang, Yan. 2007. Pragmatics. New York: Oxford University Press.
Nababan, P. W. J. 1984. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: PT Remeja
Rusdakarya.
Yule, George. 1996. Pragmatics. Oxford: Oxford University Press.

Anda mungkin juga menyukai