91pergub 7 THN 2010 TTG Bmal PDF
91pergub 7 THN 2010 TTG Bmal PDF
GUBERNUR LAMPUNG
PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG
NOMOR 7 TAHUN 2010
TENTANG
BAKU MUTU AIR LIMBAH
BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN DI PROVINSI LAMPUNG
: a.
b.
c.
d.
Mengingat
: 1.
2.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
10. Kejadian Tidak Normal adalah kondisi dimana peralatan proses produksi dan/atau
instalasi pengolahan air limbah tidak beroperasi sebagaimana mestinya karena adanya
kerusakan dan/atau tidak berfungsinya peralatan tersebut.
11. Keadaan Darurat adalah keadaan tidak berfungsinya peralatan proses produksi dan/atau
instalasi pengelolaan air limbah tidak beroperasi sebagaimana mestinya karena adanya
bencana alam, kebakaran, dan/atau huru-hara.
12. Kadar Maksimum adalah ukuran batas tertinggi suatu unsur pencemar dalam air limbah
yang diperbolehkan dibuang ke sumber air.
13. Debit atau Kuantitas Air Limbah maksimum adalah volume air limbah terbanyak yang
diperbolehkan dibuang ke sumber air setiap satuan produk.
14. Beban Pencemaran Maksimum adalah jumlah tertinggi suatu unsur pencemar yang
terkandung dalam air limbah.
15. Pencemaran Lingkungan Hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
16. Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap
zat, energi dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud ditetapkannya Peraturan Gubernur ini adalah sebagai pedoman bagi setiap
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan penghasil air limbah, instansi pengelola
lingkungan hidup daerah dan pihak lainnya dalam mengupayakan pengendalian pencemaran
air akibat buangan air limbah.
Pasal 3
Tujuan ditetapkannya Peraturan Gubernur ini adalah dalam rangka mewujudkan kelestarian
fungsi lingkungan dan menjamin mutu air sehingga air tetap dapat bermanfaat bagi
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya serta dapat dijadikan pedoman
dalam upaya pengendalian pencemaran air.
BAB III
BAKU MUTU AIR LIMBAH JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Pasal 4
(1)
Baku mutu air limbah bagi 35 (tiga puluh lima) jenis usaha dan/atau kegiatan yang
diatur dalam Peraturan Gubernur ini, meliputi :
a.
Industri Kertas;
b.
Industri Karet;
c.
Industri Minyak Sawit Mentah (Crude Palm Oil / CPO)
d.
Industri Gula dan Gula Rafinasi;
e.
Industri Tapioka;
f.
Industri Alkohol (Etanol);
g.
Industri Mono Sodium Glutamat dan Bahan Penyedap Rasa.
h.
Industri Kayu Lapis dan Papan Partikel (Particle Board)
i.
Industri Minuman Ringan;
j.
Industri Sabun, Deterjen dan Produk-produk Minyak Nabati;
k.
Industri Bihun dan Sohun;
l.
Industri Biskuit dan Roti (Bakery);
m. Industri Kacang Garing (Kering);
n.
Industri Makanan Spesifik;
o.
Industri Pengolahan Kelapa;
4
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
x.
y.
z.
aa.
bb.
cc.
dd.
ee.
ff.
gg.
hh.
ii.
jj.
(2)
Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Gubernur ini.
(3)
Untuk jenis usaha dan/atau kegiatan lainnya diluar yang ditetapkan pada ayat (1), yang
belum ada baku mutunya, maka Baku Mutu Air Limbah usaha dan/atau kegiatan
tersebut diatur sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Gubernur ini.
(4)
Apabila hasil kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) atau
hasil kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) suatu usaha dan/atau kegiatan mensyaratkan Baku Mutu Air Limbah lebih ketat
dari Baku Mutu Air Limbah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2), maka untuk
usaha dan/atau kegiatan tersebut diberlakukan Baku Mutu Air Limbah sebagaimana
yang dipersyaratkan oleh AMDAL atau UKL dan UPL.
BAB IV
IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Pasal 5
(1)
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang akan membuang air limbah ke air atau sumber air,
wajib memiliki izin tertulis dari Menteri Negara Lingkungan Hidup, Gubernur atau
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.
(2)
Dalam memberikan izin pembuangan air limbah ditetapkan kadar maksimum bagi
setiap parameter dan volume limbah cair yang tidak boleh melampaui setiap saat dengan
memperhatikan daya tamping badan air serta tidak mengakibatkan penurunan kualitas
badan air sesuai dengan peruntukannya.
(3)
Penetapan volume air limbah maksimum dan beban pencemaran untuk menentukan
Mutu Air Limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didasarkan pada produksi
bulanan senyatanya dari industri atau kegiatan usaha yang bersangkutan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III Peraturan Gubernur ini.
(4)
Izin tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mencantumkan ketentuan
sebagai berikut :
a. kewajiban untuk mengolah limbah;
b. persyaratan mutu dan kuantitas air limbah yang boleh dibuang ke air atau sumber
air atau ke air laut;
c. persyaratan cara pembuangan air limbah;
d. persyaratan untuk mengadakan sarana dan prosedur penanggulangan keadaan
darurat;
e. persyaratan untuk melakukan pemantauan mutu dan debit atau kuantitas air limbah;
f. persyaratan lain yang ditentukan oleh hasil pemeriksanaan analisis mengenai
dampak lingkungan yang erat kaitannya dengan pengendalian pencemaran air bagi
usaha dan/atau kegiatan yang wajib melaksanakan analisis mengenai dampak
lingkungan;
g. larangan pembuangan air limbah secara sekaligus dalam satu saat atau melepaskan
air limbah secara mendadak (shock loading);
h. larangan untuk melakukan pengenceran air limbah dalam upaya penaatan batas
kadar yang dipersyaratkan; dan
i. kewajiban melakukan upaya
swapantau
pengolahan air limbahnya serta
melaporkan hasil-hasilnya
(5)
Ketentuan mengenai syarat, tata cara memperoleh perizinan pembuangan air limbah di
air atau sumber air dan air limbah ke laut harus mengikuti ketentuan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 111 Tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat
dan Tata Cara serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air.
sebagaimana diubah dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 142
Tahun 2003 dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2006
tentang Persyaratan dan Tata Perizinan Pembuangan Air Limbah Ke Laut;
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 6
(1)
(2)
e.
f.
g.
h.
i.
(3)
Selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2), setiap usaha dan/atau kegiatan
yang membuang air limbah ke air dan/atau sumber air atau air limbah ke air laut, wajib
membuat rencana penanggulangan pencemaran air pada keadaan darurat dan/atau
keadaan tidak terduga lainnya.
BAB VI
TANGGUNGJAWAB
Pasal 7
(1)
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang membuang air limbah ke air atau sumber air dan air
limbah ke laut, bertanggungjawab untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan.
(2)
Dalam hal terjadi keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (3), maka
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan bertanggungjawab melakukan
penanggulangan dan pemulihan lingkungan yang tercemar dan/atau rusak.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 8
(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan air
limbah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota melalui
instansi yang bertanggungjawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup.
(2) Pembinaan dan pengawasan oleh instansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
sekurang-kurangnya setiap 6 (enam) bulan sekali dan apabila dipandang perlu dapat
dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali.
(3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :
a. pembinaan dan penyuluhan mengenai peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
b. pembinaan tentang pengolahan air limbah;
c. penerapan kebijakan-kebijakan insentif reputasi dan disinsentif reputasi; dan
d. Evaluasi tingkat ketaatan usaha dan/atau kegiatan dalam melakukan upaya
pengendalian pencemaran air.
7
BAB VIII
LARANGAN DAN SANKSI
Pasal 9
Setiap usaha dan/atau kegiatan dilarang membuang air limbah air atau sumber air atau ke laut
yang dapat menimbulkan pencemaran, kerusakan lingkungan, kerugian pada orang lain
dan/atau lingkungan hidup.
Pasal 10
(1) Instansi yang bertanggungjawab dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
di Kabupaten/Kota agar memberikan peringatan tertulis kepada penanggungjawab usaha
dan/atau kegiatan di wilayah administratifnya masing-masing yang terbukti telah
melanggar Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Gubernur ini.
(2) Peringatan tertulis tersebut pada ayat (1) wajib disampaikan kepada Gubernur Lampung
dengan tembusan disampaikan kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup.
(3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh hari) sejak dikeluarkannya peringatan tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pihak yang diberi peringatan tidak mengindahkan
peringatan atau tetap tidak mematuhi ketentuan Pasal yang dilanggarnya, maka instansi
yang bertanggungjawab dapat melakukan pelarangan terhadap usaha dan/atau kegiatan
untuk melakukan pembuangan air limbah ke air atau sumber air atau pembuangan air
limbah ke laut.
(4) Bupati/Walikota dapat menghentikan sementara operasional usaha dan/atau kegiatan
apabila pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) dapat
membahayakan lingkungan hidup.
(5) Bupati/Walikota atau instansi penanggungjawab perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup di Kabupaten/Kota dapat mencabut Keputusan tentang penghentian
usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) apabila pihak yang
diberikan sanksi telah mematuhi ketentuan yang harus dilaksanakan.
Pasal 11
Apabila usaha dan/atau kegiatan melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7,
maka penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan wajib membayar kerugian dan/atau
melakukan tindakan tertentu, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 12
Apabila sanksi yang telah diberikan sebagaimana tersebut pada Pasal 10 ayat (1) dan ayat (3)
Peraturan Gubernur ini kepada suatu usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan pencemaran
air tidak efektif, dilain pihak perbuatan usaha dan/atau kegiatan tersebut memiliki tingkat
kesalahan yang relatif berat, akibat yang ditimbulkan relatif besar serta menimbulkan
keresahan masyarakat, maka usaha dan/atau kegiatan tersebut dapat diancam dengan sanksi
pidana sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
PROSES/PRODUK
COD
TSS
DEBIT
(m3/ton)
Kadar
Maks
(mg/L)
Beban
Pencemaran
Maks
(kg/ton)
Kadar
Maks
(mg/L)
Beban
Pencemaran
Maks
(kg/ton)
Kadar
Maks
(mg/L)
Beban
Pencemaran
Maks
(kg/ton)
Kraft dikelantang
85
100
8,5
350
29,75
100
8,5
Pulp larut
95
100
9,5
300
28,5
100
8,5
50
75
3,75
200
10
60
60
50
120
7,2
75
4,5
Semi kimia
70
100
200
14
100
Pulp soda
80
100
300
24
100
60
100
300
18
100
Halus
50
100
200
10
100
Kasar
40
90
3,6
175
80
3,2
Sparet
175
60
10,5
100
17,5
45
7,8
Kertas yang
dikelantang
35
75
2,6
160
5,6
80
2,8
A. PULP
B. KERTAS
pH
6,0 - 9,0
Catatan :
Penjelasan kategori proses di atas diberikan sebagai berikut :
A.
PULP
Proses kraft (dikelantang dan tidak dikelantang) adalah produksi pulp yang menggunakan
cairan pemasak natrium hidroksida yang sangat alkalis dan natrium sulfida.
Proses kraft yang dikelantang digunakan pada produksi kertas karton dan kertas kasar lain yang
berwarna. Pengelantangan adalah penggunaan bahan pengoksidasi kuat yang diikuti dengan
ekstraksi alkali untuk menghilangkan warna dari pulp, untuk suatu rentangan produk kertas
yang lengkap.
Proses pulp larut adalah produksi pulp putih dan sangat murni dengan menggunakan
pemasakan kimiawi yang kuat. Pulpnya digunakan untuk pembuatan rayon dan produk lain
yang mensyaratkan hampir tidak mengandung lignin.
Proses grounwood adalah penggunaan defibrasi mekanis (pemisahan serat) dengan
menggunakan gerenda atau penghalus (refiners) dari batu. CMP (proses pembuatan pulp
kimia mekanis) menggunakan cairan pemasak kimia untuk memasak kayu secara parsial
sebelum pemisahan serat secara mekanik. TMP (proses pembuatan pulp termo-mekanis)
merupakan pemasakan singkat dengan menggunakan kukus dan kadang-kadang bahan kimia
pemasak, sebelum tahap mekanis.
10
Proses semi kimia merupakan penggunaan cairan pemasak sulfit netral tanpa pengelantangan
untuk menghasilkan produk kasar untuk lapisan dalam karton gelombang berwarna coklat.
Proses soda adalah produksi pulp dengan menggunakan cairan pemasak natrium hidroksida
yang sangat alkalis.
Proses penghilangan tinta (De-ink) merupakan salah satu proses pembuatan kertas yang
menggunakan kertas bekas yang didaur ulang melalui proses penghilangan tinta dengan kondisi
alkali dan kadang-kadang dibuat cerah atau diputihkan untuk menghasilkan pulp sekunder,
seringkali berkaitan dengan proses konvensional.
B.
KERTAS
Kertas halus berarti produksi kertas halus yang dikelantang seperti kertas cetak dan kertas tulis.
Kertas kasar berarti produksi kertas kasar berwarna coklat, seperti linerboard kertas karton
berwarna coklat atau karton.
Kertas lain berarti produksi kertas yang dikelantang selain yang tercantum dalam golongan
halus, seperti kertas karton.
2.
Kadar Maks
(mg/L)
Beban Pencemaran
Maks (kg/ton)
Kadar Maks
(mg/L)
BOD5
100
60
2,4
COD
250
10
200
TSS
100
100
15
0,6
0,2
25
10
0,4
Amonia Total
(sbg NH3-N)
Nitrogen Total
sbg N
pH
Debit limbah
maksimum
6,0 - 9,0
6,0 - 9,0
Catatan :
1) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
2) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kilogram
parameter per ton produk karet kering atau lateks pekat.
3) Nitrogen Total jumlah N organik + Amonia Total + NO 3 + NO2
3.
Baku Mutu Air Limbah Industri Minyak Sawit (Crude Palm Oil / CPO).
Kadar Maks (mg/L)
BOD5
PARAMETER
100
0,25
COD
350
0,88
TSS
250
0,63
25
0,063
50
0,125
pH
Debit limbah maksimum
6,0 - 9,0
3
Catatan :
1) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
2) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per
ton produk minyak sawit (CPO).
3) Nitrogen Total adalah jumlah Nitrogen Organik + Amonia Total + NO3 + NO2
11
4.
BOD5
60
0,3
COD
100
0,5
TSS
50
0,25
0,025
Sulfida (sebagai S)
0,5
0,0025
pH
6,0 - 9,0
5,0 m3 per ton produk gula
Catatan :
1) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
2) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kilogram
parameter per ton produk gula.
3) Debit limbah cair maksimum tidak termasuk air injeksi dan air pendingin
5.
150
300
100
0,3
4,5
9
3
0,009
6,0 - 9,0
30 m per ton produk tapioka
3
Catatan :
1) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
2) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per
ton produk tapioca
6.
100
300
100
0,5
1,5
4,5
1,5
0,0075
6,0 - 9,0
15 m3 per ton produk ethanol
Catatan :
1) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
2) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kilogram per ton
produk ethanol
7.
Baku Mutu Air Limbah Industri Mono Sodium Glutamat dan Bahan Penyedap
Rasa.
PARAMETER
BOD5
COD
TSS
pH
Debit limbah maksimum
Catatan :
1) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
2) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kilogram per ton
produk MSG.
12
8.
Baku Mutu Air Limbah Industri Kayu Lapis dan Papan Partikel
Beban Pencemaran Maks (gr/m3 produk)
Kadar Maks
(mg/L)
PARAMETER
BOD5
COD
TSS
Fenol
Kayu Lapis
22,5
37,5
15
0,0750
75
125
50
0,25
Papan Partikel
18,75
31,25
12,5
0,0625
1,00
1,20
6,0 - 9,0
3
0,30 m per m3
produk kayu lapis
Catatan :
1) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
2) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam gram parameter
per m3 produk kayu lapis / papan partikel.
3) 1000 m2 produk = 3,6 m3 produk dengan ketebalan 3,6 milimeter
9.
PARAMETER
Kadar
(mg/L)
DENGAN
PENCUCIAN
BOTOL DAN
DENGAN
PEMBUATAN
SIROP
DENGAN
PENCUCIAN
BOTOL DAN
TANPA
PEMBUATAN
SIROP
TANPA
PENCUCIAN
BOTOL DAN
DENGAN
PEMBUATAN
SIROP
TANPA
PENCUCIAN
BOTOL DAN
TANPA
PEMBUATAN
SIROP
BOD5
50
175
140
85
60
COD
90
315
252
153
108
TSS
30
105
84
51
36
21
17
10,2
7,2
6,0-9,0
6,0-9,0
6,0-9,0
6,0-9,0
3,5 L / L produk
minuman
2,8 L / L produk
minuman
1,7 L / L produk
minuman
1,2 L / L produk
minuman
pH
Debit Limbah Maksimum
Catatan :
1) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
2) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam gram parameter
per m3 produk minuman ringan yang dihasilkan
10. Baku Mutu Air Limbah Industri Sabun, Deterjen dan Produk-produk Minyak
Nabati
PARAMETER
BOD5
COD
TSS
Minyak dan Lemak
Fosfat (PO4)
MBAS
pH
KADAR
MAKSIMUM
(mg/L)
75
180
60
15
2
3
MINYAK NABATI
DETERJEN
0,6
1,44
0,48
0,12
0,016
0,024
1,88
4,5
1,5
0,375
0,05
0,075
0,075
0,18
0,06
0,015
0,002
0,003
6,0-9,0
25 m3 per ton
8 m per ton
produk minyak
produk sabun
nabati
3
1 m3 per ton
produk
deterjen
Catatan :
1) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
2) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per
ton produk sabun atau minyak nabati atau diterjen
13
SOHUN
Kadar Maks
(mg/L)
Kadar Maks
(mg/L)
Beban Pencemaran
Maks (kg/ton)
BOD5
150
1,5
150
2,25
COD
250
2,5
250
3,75
TSS
100
100
1,5
pH
Debit limbah maksimum
6,0 - 9,0
6,0 - 9,0
Catatan :
1) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
2) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per
ton bahan baku.
12. Baku Mutu Air Limbah Industri Biskuit dan Roti (Bakery)
PARAMETER
BOD5
85
0,51
COD
175
1,05
TSS
85
0,51
pH
Debit limbah maksimum
6,0 - 9,0
3
6 m per ton produk
Catatan :
1) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
2) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per
ton produk biscuit dan backery.
100
250
100
0,1
0,5
0,5
1,3
0,5
0,0005
0,0025
BOD5
COD
TSS
H2S
Fenol
pH
Debit limbah maksimum
6,0 - 9,0
5 m3 per ton bahan baku
Catatan :
1) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
2) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per
ton bahan baku.
Kopi
Permen
Bumbu Mie
Makanan Kecil
Kadar
Maks
(mg/L)
Beban
Pencemara
n Maks
(kg/ton)
Kadar
Maks
(mg/L)
Beban
Pencemara
n Maks
(kg/ton)
Kadar
Maks
(mg/L)
Beban
Pencemaran
Maks
(kg/ton)
Kadar
Maks
(mg/L)
Beban
Pencemaran
Maks
(kg/ton)
Kadar
Maks
(mg/L)
Beban
Pencemar
an Maks
(kg/ton)
BOD5
50
0,15
50
0,15
50
0,25
50
0,25
50
0,25
COD
100
0,3
100
0,3
100
0,5
100
0,5
100
0,5
TSS
100
0,3
100
0,3
75
0,375
100
0,5
100
0,5
0,006
--
--
--
--
0,01
0,01
Parameter
Minyak dan
Lemak
pH
Debit maks.
6-9
6-9
6-9
6-9
6-9
3 m /ton produk
3 m /ton produk
5 m /ton produk
5 m /ton produk
5 m /ton produk
Catatan :
1) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
2) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per
ton produk makanan spesifik.
14
BOD5
COD
PARAMETER
75
150
1,125
2,250
TSS
Minyak dan Lemak
100
15
1,500
0,225
pH
Debit limbah maksimum
6,0 - 9,0
15 m3 per ton bahan baku
Catatan :
1) Usaha dan/atau kegiatan pengolahan kelapa adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang pengolahan kelapa
untuk dijadikan produk santan, produk tepung, minyak goreng kelapa, dan/atau produk olahan lainnya yang
digunakan untuk konsumsi manusia dan pakan.
2) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
3) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per
ton bahan baku
BOD5
125
0,75
COD
250
1,50
TSS
Amonia (NH3-N)
Minyak dan Lemak
100
10
10
0,60
0,06
0,06
pH
Debit limbah maksimum
6,0 - 9,0
6 m3 per ton produk
Catatan :
1) Usaha dan/atau kegiatan pengolahan daging adalah kegiatan pengolahan daging menjadi produk akhir berupa
daging beku, produk olahan setengah jadi, dan/atau produk olahan siap konsumsi.
2) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
3) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per
ton produk
Kadar Maks
(mg/L)
150
300
TSS
pH
Debit maks.
100
Tempe
Kadar Maks
(mg/L)
150
300
2,0
6-9
20 m3/ton bhn baku
100
1,00
6-9
10 m3/ton bahan baku
Catatan :
1) Usaha dan/atau kegiatan pengolahan kedelai adalah usaha dan/atau kegiatan yang memanfaatkan kedelai
sebagai bahan baku utama yang tidak bisa digantikan dengan bahan lain.
2) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
3) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per
ton bahan baku
100
250
100
5
3,00
7,50
3,00
0,15
6,0 - 9,0
30 m3 per ton produk
Catatan :
1) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
2) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per
ton produk.
15
BOD5
80
6,00
COD
TSS
pH
100
60
7,50
4,50
6,0 - 9,0
20. Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Pengolahan Buah-buahan dan/atau Sayuran.
Nenas
Parameter
Buah Lainnya
Kadar
Maks
(mg/L)
Beban
Pencemaran
Maks
(kg/ton)
BOD5
85
COD
160
TSS
60
pH
Debit maks.
Jamur
Kadar
Maks
(mg/L)
Beban
Pencemaran
Maks
(kg/ton)
0,765
75
1,440
140
0,540
60
Gabungan Buah2an
dan sayuran
Sayuran
Kadar
Maks
(mg/L)
Beban
Pencemaran
Maks
(kg/ton)
Kadar
Maks
(mg/L)
Beban
Pencemaran
Maks
(kg/ton)
0,450
75
0,840
140
0,360
60
Kadar
Maks
(mg/L)
Beban
Pencemaran
Maks
(kg/ton)
1,50
75
2,80
140
0,68
75
0,56
1,26
140
1,05
1,20
60
0,54
60
0,45
6-9
6-9
6-9
6-9
6-9
Catatan :
1) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
2) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per
ton bahan baku.
21. Baku Mutu Air Limbah Industri Pembekuan Hasil Perikanan (Cold Storage).
PARAMETER
100
200
100
1,0
2,0
1,0
BOD5
COD
TSS
pH
Debit limbah maksimum
6,0 - 9,0
10 m per ton bahan baku
3
Catatan :
1) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
2) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per
ton bahan baku.
4) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
5) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per
ton bahan baku.
Kegiatan Pengalengan
Beban Pencemaran Maks
(kg/ton)
Beban
Pencemaran
Maks (kg/ton)
Parameter
Kadar
Maks
(mg/L)
Ikan
Udang
Lain-lain
Ikan
Udang
Lain-lain
BOD5
100
1,000
1,500
75
1,125
2,250
1,500
100
1,200
COD
200
2,000
3,000
150
2,250
4,500
3,000
300
3,600
TSS
100
1,000
1,500
100
1,500
3,000
2,000
100
1,200
M-Lemak
15
0,150
0,45
0,225
15
0,225
0,450
0,300
15
0,180
Amonia
10
0,100
0,3
0,150
0,075
0,150
0,100
0,060
Klor Bebas
0,010
0,03
0,015
0,015
0,030
0,020
---
---
Sulfida
---
---
---
---
0,015
0,030
0,020
pH
Debit maks. (m3/ton)
Kadar
Maks
(mg/L)
Tepung Ikan
Kadar
Maks
(mg/L)
6-9
10
6-9
30
15
15
0,012
6-9
30
20
12
16
Catatan :
1) Usaha dan/atau kegiatan pengolahan hasil perikanan adalah usaha dan/atau kegiatan di bidang pengolahan
hasil perikanan (ikan, udang, dll) yang meliputi kegiatan pengalengan, pembekuan, dan/atau pembuatan
tepung.
2) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
3) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per
ton produk.
23. Baku Mutu Air Limbah Industri Rumah Pemotongan Hewan (RPH)
PARAMETER
BOD5
COD
TSS
Minyak dan lemak
Amonia (NH3-N)
pH
Debit limbah maksimum untuk sapi, kerbau
dan kuda
Debit limbah maksimum untuk kambing dan
domba
Debit limbah maksimum untuk babi
Satuan
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
Kadar Maksimum
100
200
100
15
25
6,0 - 9,0
1,50 m3 per ekor per hari
0,15 m3 per ekor per hari
0,65 m3 per ekor per hari
Catatan :
1) Usaha dan/atau kegiatan RPH meliputi : pemotongan, pembersihan lantai tempat pemotongan, pembersihan
kandang penampung, pembersihan kandang isolasi, dan/atau pembersihan isi perut dan air sisa perendaman.
2) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
24. Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Peternakan Sapi dan Babi.
PARAMETER
Sapi
20,0
40,0
20,0
5,0
6,0 - 9,0
200
BOD5
100
COD
200
TSS
100
NH3-N
25
pH
Debit limbah maksimum (liter/ekor/hari)
Babi
4,0
8,0
4,0
1,0
40
Catatan :
1) Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
2) Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per
ton produk.
26. Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Termal Sebagai
Proses Utama
a. Sebagai Blowdown Boiler*
Parameter**
Besi (Fe)
Tembaga (Cu)
pH
Catatan : *
Satuan
mg/L
mg/L
Kadar Maksimum
3
1
6,0 9,0
Blowdown boiler adalah upaya. untuk mengeluarkan air buangan minimum dari proses
resirkulasi air boiler berdasarkan best engineering practice
** Apabila sumber air limbah blowdown boiler tidak dialirkan ke IPAL
17
Satuan
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
TSS
Minyak dan Lemak
Klorin bebas (Cl2)**
Krom total (Cr)
Tembaga (Cu)
Besi (Fe)
Seng (Zn)
Phosphat (PO4-2)***
pH
Catatan :
Kadar Maksimum
100
10
0,5
0,5
1
3
1
10
6,0 9,0
Proses utama adalah proses yang menghasilkan air limbah yang bersurnber dari proses
pencucian (dengan atau tanpa bahan kimia} dari semua peralatan logam, blowdown cooling
tower) blowdown boiler, laboratorium, dan regenerasi resin water treatment plant.
**
Apabila cooling tower blowdown dialirkan ke IPAL
*** Apabila melakulcan injeksi Phospat
Satuan
mg/L
mg/L
mg/L
Kadar Maksimum
1
1
10
6,0 9,0
Blowdown cooling tower adalah upaya untuk mengeluarkan air buangan hasil kondensasi
dari proses pendinginan cooling tower berdasarkan best engineering practice.
** Apabila surnber air limbah blowdown cooling tower tidak dialirkan ke IPAL
Satuan
mg/L
Kadar Maksimum
100
6,0 9,0
Water treatment. plant (WTP) atau demineralisasi adalah proses pemurnian air baku untuk
keperluan proses maupun domestik.
** Apabila sumber air limbah demincralisasi / WTP tidak dialirkan ke IPAL
27. Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Termal Sebagai
Sumber Kegiatan Pendukung, yang meliputi kegiatan fasilitas air pendingin,
kegiatar. fasilitas desalinasi, kegiatan fasilitas stockpile batu bara, dan kegiatan air
buangan dari fasilitas flue gas desulphurization (FGD) sistem sea water scrubber.
a. Sumber Pendingin (Air Bahang)*
Parameter
Temperatur
Klorin bebas (Cl2)
Catatan
Satuan
o
C
mg/L
Kadar Maksimum
40 **
0,5
Air bahang adalah air limbah dari sumber proses pendinginan yang menggunakan air laut
sebagai air baku yang diaiirkan satu kali lewat (once through system) melalui kondensor
menuju badan airflaut..
** Apabila sumber air bahang tidak dialirkan ke IPAL , merupakan hasil pengukuran rata-rata
bulanan di oulet kondensor
b. Sumber Desalinasi*
Parameter**
Salinitas
pH
Catatan
Satuan
Kadar Maksimum
Pada radius 30 m dari lokasi pembuangan air limbah ke
laut, kadar salinitas air limbah sudah harus sama engan
kadar salinitas alami.
6,0 9,0
* Desalinasi atau reverse osmosis (ROJ adalah proses pernurnian air yang n .enghasilkan air
limbah berupa brine reject
** Apabila sumber air limbah desalinasi tidak dialirkan ke IPAl
18
Satuan
Sulfat (SO4-2)
pH
Catatan :
*
**
Kadar Maksimum
Kenaikan maksisum parameter sulfat 4% dibanding
kadar Sulfat titik penaatan Inlet air laut
6,0 9,0
Flue gas desulphurizatiori (FGD) Sistem sea water wet scrubber aclalah sistern penyerapan
sulfur dari emisi gas buang dengan menggunakan air laut.
Apabila surnber air limbah FGD Sistem Sea Water Wet Scrubber tidak dialirkan ke IPAL
: *
**
Satuan
%
mg/L
mg/L
Kadar Maksimum
200
5
2
6,0 9,0
Stockpile batu bara adalah timbunan batu bara yang merighasilkan air limbah berupa air
limpasan.
apabila sumber air limbah Coal Stockpile tidak diailrkan ke IPAL
28. Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Termal Air Limbah
Mengandung Minyak (Oily Water)*
Satuan
mg/L
mg/L
PARAMETER**
Minyak dan lemak
Total Organic Carbon (TOC)
Catatan
: *
**
Kadar Maks
15
110
Oily water adalah air limbah yang mengandung minyak yang berasal dari drainase lantai
kerja, kebocoran (seepage), kebocoran air limbah dari pencucian peralatan-peralatan, dan
tumpahan dari kegiatan operasional yang dibuang ke media lingkungan melalui kolam
separator atau oil separator atau oil catcher atau oil trap.
apabila sumber air limbah Coal Stockpile tidak diailrkan ke IPAL
29. Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Instalasi, Depo dan Terminal Minyak
PARAMETER
Minyak dan lemak
Total Organic Carbon (TOC)
Satuan
Kadar Maks
mg/L
mg/L
110
25
6,0 - 9,0
pH
Catatan
Depo adalah tempat kegiatan penerimaan, penimbunan dan penyaluran kembali bahan bakar minyak
(BMM) yang penerimaannya dilaksanakan dengan menggunakan sarana angkutan (sungai, laut), system
pipa, mobil tangki (bridgen) dan rail tank wagon (RTW).
30. Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Penambangan atau Pengolahan Bijih Emas
dan/atau Tembaga
PARAMETER
Satuan
Penambangan
Pengolahan
Kadar Maks
Kadar Maks
200
2
0,1
5
1
200,00
2,00
0,10
5,00
1,00
TSS
Cu*
Cd*
Zn*
Pb *
mg/L
As*
mg/L
0,5
0,50
Ni*
mg/L
0,5
0,50
Cr*
mg/L
1,00
CN**
mg/L
---
0,50
Hg*
mg/L
0,005
0,005
pH
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
6,0 9,0
19
Keterangan :
1). Kegiatan penambangan bijih emas dan atau tembaga adalah pengambilan bijih emas dan atau
tembaga yang meliputi penggalian, pengangkutan dan penimbunan baik pada tambang terbuka
maupun tambang bawah tanah;
2). Kegiatan pengolahan bijih emas dan atau tembaga adalah proses penghancuran, penggilingan,
pengapungan, pelindian, pemekatan dan atau pemurnian dengan metoda fisika dan atau kimia;
*
Sebagai konsentrasi ion logam terlarut
** CN sebagai cyanid bebas, khusus untuk kegiatan pengolahan bijih emas yang memakai proses
cyanidasi.
Satuan
TSS
Fe
Mn
Cu
Ni
Pb
Cr6+
pH
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
Kadar Maksimum
Penambangan
Pengolahan
200
50
5
5
1
1
1
1
0,5
0,5
0,1
0,1
0,1
0,1
6,0 9,0
Catatan :
1)
2)
Kegiatan penambangan bijih besi adalah pengambilan bijih besi dalam bentuk masif atau bongkahan
yang meliputi pembersihan dan pemindahan tanah penutup, penggalian, pengangkutan dan penimbunan
material di stockpile baik pada tambang terbuka maupun tambang bawah tanah.
Kegiatan pengolahan bijih besi adalah proses meningkatkan kadar besi dari bijih besi ke konsentrat
meliputi penghancuran penggilingan dan/atau pemurnian dengan metoda fisika dan/atau kimia.
Satuan
TSS
Fe
Mn
Cu
Ni
Pb
pH
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
Kadar Maksimum
Penambangan
Pencucian
200
200
5
5
2
2
--2
--0,5
--0,1
6,0 9,0
Catatan :
1) Kegiatan penambangan bijih bauksit adalah pengambilan bijih bauksit yang meliputi pengupasan tanah
penutup, penggalian dan pengangkutan.
2) Kegiatan pencucian bijih bauksit adalah proses untuk meningkatkan konsentrasi bijih bauksit meliputi
pencucian dan pemisahan bijih bauksit dari unsur lain yang tidak diinginkan dan pengotor lainnya.
33.
Satuan
TSS
Cu
Cd
Zn
Pb
Ni
Cr6+
Cr total
Fe
Co
pH
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
Kadar Maksimum
Penambangan
Pengolahan
200
100
2
5
0,05
0,05
5
5
0,1
0,1
0,5
0,5
0,1
0,1
0,05
0,5
5
5
0,4
0,4
6,0 9,0
Catatan :
1) Kegiatan penambangan bijih nikel adalah pengambilan bijih nikel yang meliputi penggalian, pengangkutan
dan penimbunan baik pada tambang terbuka, maupun tambang bawah tanah.
2) Kegiatan pengolahan bijih nikel adalah proses penghancuran, penggilingan, pengapungan, pelindian,
pemekatan pengeringan, peleburan dan/atau pemurnian dengan metode fisika dan atau kimia.
20
21
22
Penetapan baku mutu air limbah pada pembuangan air limbah melalui penetapan debit
air limbah maksimum, sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan ini, untuk
masing-masing jenis usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan, didasarkan pada
tingkat produksi bulanan yang sebenarnya. Untuk itu digunakan perhitungan:
DM = Dm x Pb
Keterangan :
DM = Debit air limbah maksimum yang dibolehkan bagi setiap jenis industri yang
bersangkutan, dinyatakan dalam m3/bulan
Dm = Debit air limbah maksimum sebagaimana tercantum dalam ketentuan Lampiran I
Peraturan ini yang sesuai dengan jenis usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan,
dinyatakan dalam m3 air limbah per satuan produk atau per satuan bahan baku.
Pb
= Produksi sebenarnya dalam sebulan, dinyatakan dalam satuan produk yang sesuai
dengan yang tercantum dalam Lampiran I Peraturan ini untuk jenis usaha dan/atau
kegiatan yang bersangkutan.
Debit baku air limbah yang sebenarnya dihitung dengan cara sebagai berikut :
DA = Dp x H
Keterangan :
DA = debit air limbah yang sebenarnya, dinyatakan dalam m3/bulan
Dp = hasil pengukuran debit air limbah, dinyatakan dalam m3/hari
H
= jumlah hari kerja pada bulan yang bersangkutan
Dengan demikian penilaian debit adalah :
DA tidak boleh lebih besar dari DM
2. Beban Pencemaran
Penerapan baku mutu air limbah pada pembuangan air limbah melalui penetapan beban
pencemaran maksimum sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan ini untuk
masing-masing jenis usaha dan/atau kegiatan didasarkan pada jumlah unsur pencemar yang
terkandung dalam aliran air limbah. Untuk itu digunakan perhitungan sebagai berikut :
a. BPM = (CM)j x Dm x f
Keterangan :
BPM
(CM)j
Dm
24