Anda di halaman 1dari 28

Laporan Kasus

Benign Prostat Hyperplasia

Disusun oleh :
Richard Yehezkiel
112015038
Pembimbing :
dr. Diah, Sp.B

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah


RSUD Tarakan Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta
2016
1

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA


(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)
Jl. Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk - Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Ujian / Presentasi Kasus: Kamis, 3 November 2016
RUMAH SAKIT : RSUD Tarakan Jakarta
Nama

: Richard Yehezkiel
Tanda Tangan

Nim

: 112015038

Dr. Pembimbing/Penguji: dr. Diah, Sp.B

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. D

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Tempat/tanggal lahir (umur) : Jakarta, 28 Mei 1958 (58 Tahun)


Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Jl. Bungur Buntu RT 02/06

Bangsa

: Indonesia

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Status perkawinan

: Menikah

No.RM

: 01296984

ANAMNESIS
Diambil dari: Autoanamnesis

Tanggal: 07 November 2016

Jam: 14.30 WIB

Keluhan Utama
Pasien dikonsultasikan dengan keluhan nyeri saat berkemih sejak tanggal 3 November
2016.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien laki-laki berusia 58 tahun dirawat sejak tanggal 29 Oktober 2016 dengan diagnosa
masuk Tb Paru. Pasien mengeluh nyeri saat berkemih sejak 1 minggu lalu. Nyeri yang dirasakan
hilang timbul, dan merasakan lebih sering dari 2 hari sebelum dikonsultasikan. Pasien sering
buang air kecil lebih dari biasanya terlebih saat malam hari, dan merasa kurang lampias saat
berkemih. Pasien mengatakan bahwa pancaran saat berkemihnya lemah dan pasien kadang
sedikit mengedan saat berkemih. Tidak ada darah saat berkemih. Demam dan penyakit lainnya di
sangkal. Tidak ada gangguan saat buang air besar.
Riwayat Penyakit Dahulu
(-) Wasir/hemorroid
(-) Batu ginjal/saluran kemih
(-) Burut (Hernia)
(-) Batuk Rejan
(-) Tifoid
(-) Batu Empedu
(-) Tifus Abdominalis
(-) Ulkus Ventrikuli
(+) Tuberkulosis
(-) Invaginasi
(-) Struma, tiroid

(-) Appendicitis
(-) Penyakit Jantung
(-) Tumor
(-) Perdarahan Otak
(-) Penyakit prostat (-) Gastritis
(-) Diare Kronis
(-) Hipertensi
(-) Diabetes Mellitus (-) Penyakit Pembuluh
(-) Penyakit Kongenital
(-) ISK
(-) Colitis
(-) Volvulus
(-) Tetanus
(-) Hepatitis
(-) Fraktur
(-) Fistel
(-) Penyakit degeneratif
(-) Luka Bakar
(-)Batu Empedu

Riwayat Keluarga
Hubungan
Kakek
Nenek
Ayah
Ibu
Saudara
Anak

Umur

Jenis Kelamin

Keadaan

Penyebab

(Tahun)
-

Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki laki
-

Kesehatan
-

Meninggal
-

ANAMNESIS SISTEM
Kulit
(-) Bisul

(-) Rambut

(-) Keringat Malam

(-) Kuku

(-) Kuning/Ikterus

(-) Sianosis
(-) Lain-lain

Kepala
(-) Trauma

(-) Sakit Kepala

(-) Sinkop

(-) Nyeri pada Sinus

(-) Nyeri

(-) Radang

(-) Sekret

(-) Gangguan Penglihatan

(-) Kuning/Ikterus

(-) Ketajaman Penglihatan menurun

Mata

Telinga
(-) Nyeri

(-) Gangguan Pendengaran

(-) Sekret

(-) Kehilangan Pendengaran

(-) Tinitus

Hidung
(-) Trauma

(-) Gejala Penyumbatan

(-) Nyeri

(-) Gangguan Penciuman


4

(-) Sekret

(-) Pilek

(-) Epistaksis
Mulut
(-) Bibir kering

(-) Lidah kotor

(-) Gangguan pengecapan

(-) Gusi berdarah

(-) Selaput

(-) Stomatitis

Tenggorokan
(-) Nyeri Tenggorokan

(-) Perubahan Suara

(-) Benjolan

(-) Nyeri Leher

Leher
Dada ( Jantung / Paru paru )
(-) Nyeri dada

(-) Sesak Napas

(-) Berdebar

(-) Batuk Darah

(-) Ortopnoe

(-) Batuk

Abdomen ( Lambung Usus )


(-) Rasa Kembung

(-) Wasir

(-) Mual

(-) Mencret

(-) Muntah

(-) Tinja Darah

(-) Muntah Darah

(-) Tinja Berwarna Dempul

(-) Sukar Menelan

(-) Tinja Berwarna Ter

(-) Nyeri Perut

(-) Benjolan

(-) Perut Membesar


Saluran Kemih / Alat Kelamin
(+) Disuria

(-) Kencing Nanah

(-) Stranguri

(-) Kolik

(+) Poliuria

(-) Oliguria

(-) Polakisuria

(-) Anuria

(-) Hematuria

(-) Retensi Urin

(-) Kencing Batu

(-) Kencing Menetes

(-) Ngompol

(-) Penyakit Prostat


5

Saraf dan Otot


(-) Anestesi

(-) Sukar Mengingat

(-) Parestesi

(-) Ataksia

(-) Otot Lemah

(-) Hipo / Hiper-esthesi

(-) Kejang

(-) Pingsan

(-) Afasia

(-) Pusing (Vertigo)

Ekstremitas
(-) Bengkak

(-) Deformitas

(-) Nyeri

(-) Sianosis

Berat Badan :
Berat badan rata rata (kg)

: 63 kg

Berat tertinggi kapan (kg)

: 65 kg

Berat badan sekarang

: 61 kg

Skor IPSS
Dalam 1 bulan

Tidak

<1x

pernah

dalam

< setengah

+- 50%

>50%

Hamper
selalu

5x
1

2 jam
Terputus putus
0
Sulit menunda 0

1
1

2
2

3
3

4
4

5
5

kencing
Pancaran lemah 0
Mengejan untuk 0

1
1

2
2

3
3

4
4

5
5

berkemih
Berkemih pada 0

Merasa ada sisa 0


setelah
berkemih
Kembali
kencing setelah

malam hari
Skor: 6 (0-7) Ringan
6

RIWAYAT HIDUP
Riwayat Kelahiran
Tempat Lahir : (-) Di rumah (-) Rumah Bersalin

(+) R.S Bersalin

Ditolong oleh : (-) Dokter

(-) Dukun

(+) Bidan

(-) Lain - lain

Riwayat Imunisasi
Tidak ingat.
Riwayat Makanan
Frekuensi / Hari

: 3 kali/hari.

Jumlah / kali

: Cukup.

Variasi / hari

: Bervariasi

Pendidikan
(-) SD

(-) SLTP

(+) SLTA

(-) Sekolah Kejuruan

(-) Akademi

(-) Universitas

(-) Kursus

(-) Tidak sekolah

Kesulitan
Keuangan

: tidak ada

Pekerjaan

: tidak ada

Keluarga

: tidak ada

PEMERIKSAAN JASMANI
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Compos mentis

Tinggi Badan

: 165 cm

Berat Badan

: 61 kg
7

IMT

: 22,59kg/m2

Tekanan Darah

: 130/80 mmHg

Nadi

: 84 kali/menit, reguler, kuat angkat

Suhu

: 36.9 0C

Pernafasaan

: 24 kali/menit, reguler, abdominotorakal

Keadaan gizi

: Baik

Sianosis

: Tidak ada

Udema umum

: Tidak ada

Mobilitas ( aktif / pasif )

: Aktif, dapat berjalan tanpa bantuan

Aspek Kejiwaan
Tingkah Laku

: Tenang

Alam Perasaan

: Biasa

Proses Pikir

: Wajar

Kulit
Warna

: Sawo matang

Effloresensi

: Tidak ada

Jaringan Parut

: Tidak ada

Pigmentasi

: Tidak ada

Pertumbuhan rambut

: Normal, merata

Lembab/Kering

: Lembab

Suhu Raba

: Sama dengan pemeriksa

Pembuluh darah

: Tidak tampak pelebaran

Keringat

: Umum (+)

Turgor

: Baik

Ikterus

: Tidak ada

Lapisan Lemak

: Distribusi merata

Edema

: Tidak ada

Lain-lain

: (-)

Kepala
8

Ekspresi wajah

: Tenang

Simetri muka

: Simetris, tidak ada edema

Rambut

: Warna hitam, distribusi merata, tidak mudah rontok

Pembuluh darah temporal : tidak terlihat


Mata
Exophthalamus

: Tidak ada

Enopthalamus

: Tidak ada

Kelopak

: Tidak ptosis, tidak edema, tidak hiperemis

Lensa

: Jernih

Konjungtiva

: Tidak anemis (CA -/-)

Visus

: Normal

Sklera

: Tidak ikterik (SI -/-)

Gerakan Mata

: Normal (ke segala arah), tidak ada jerky, tidak ada nistagmus

Lapangan penglihatan

: Normal

Tekanan bola mata

: Normal per palpasi

Deviatio Konjugate

: Tidak ada

Nistagmus

: Tidak ada

Telinga
Tuli

: Tidak ada

Selaput pendengaran

: Tidak ada tanda radang/hiperemis, tidak ada bulging, refleks


cahaya positif

Lubang

: Lapang di kedua liang telinga

Penyumbatan

: Tidak ada

Serumen

: ada

Perdarahan
Cairan

: Tidak ada
: Tidak ada

Mulut
Bibir

: Tidak sianosis, tidak kering, simetris

Tonsil

: T1-T1, tidak hiperemis


9

Langit-langit

: Tidak ada kelainan

Bau pernapasan

: Tidak ada

Gigi geligi

: Utuh, tidak ada karies dentis

Trismus

: Tidak ada

Faring

: Tidak hiperemis

Selaput lendir

: Normal

Lidah

: Normal

Leher
Tekanan Vena Jugularis (JVP)

: Normal (5-2 cmH2O )

Kelenjar Tiroid

: Tidak teraba membesar

Kelenjar Limfe

: Tidak teraba membesar

Deviasi trachea

: Tidak ada

Dada
Bentuk

: Simetris kanan dan kiri, sela iga tidak mencekung atau mencembung

Pembuluh darah : Teraba pulsasi

Paru Paru

Kiri
Inspeksi
Kanan
Kiri
Palpasi
Kanan
Perkusi
Auskultasi

Kiri
Kanan
Kiri
Kanan

Depan
Simetris

statis

Belakang
dan Simetris saat statis dan dinamis,

dinamis, tidak ada lesi


Simetris saat statis

tidak ada lesi


dan Simetris saat statis dan dinamis,

saat

dinamis, tidak ada lesi


tidak ada lesi
Benjolan (-), nyeri tekan (-), Benjolan (-),

tekan(-),

Fremitus taktil simetris


Fremitus taktil simetris
Benjolan (-), nyeri tekan (-), Benjolan (-), nyeri tekan
Fremitus taktil simetris
Sonor
Sonor
Vesikuler, Rh (-), Wh (-)
Vesikuler, Rh (-), Wh (-)

Jantung
Inspeksi

nyeri

: Ictus cordis tidak terlihat


10

Fremitus taktil simetris


Sonor
Sonor
Vesikuler, Rh (-), Wh (-)
Vesikuler, Rh (-), Wh (-)

(-),

Palpasi

: Ictus cordis teraba di sela iga 4 garis mid-clavicularis kiri

Perkusi

:
Batas atas

: Sela iga 2 garis parasternalis kiri

Batas kanan

: Sela iga 4 garis sternalis kanan

Batas kiri

: Sela iga 5, dua jari lateral dari garis mid-clavicularis kiri

Auskultasi : BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-)

Pembuluh Darah
Arteri Karotis

: Teraba pulsasi

Arteri Brakhialis

: Teraba pulsasi

Arteri Radialis

: Teraba pulsasi

Arteri Tibialis Posterior

: Teraba pulsasi

Arteri Dorsalis Pedis

: Teraba pulsasi

Abdomen
Inspeksi

: Bentuk perut datar, tidak terlihat lesi kulit ataupun luka bekas operasi

Palpasi
Dinding perut

: Supel, nyeri tekan epigastrium (-), benjolan (-), defense


muscular (-)

Hati

: Tidak teraba pembesaran hati

Limpa

: Tidak teraba pembesaran limpa

Ginjal

: Ballotement (-), nyeri ketok CVA (-)

Lain-lain

: -

Perkusi : Timpani, shifting dullness (-), undulasi (-)


Auskultasi: Bising usus (+), normoperistaltik
Alat Kelamin : skrotum tidak membesar dan tidak ada benjolan
Anggota Gerak
11

Lengan

Kanan

Kiri

Otot
Tonus

Normotonus

Normotonus

Massa

Eutrofi

Eutrofi

Sendi

Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan

Gerakan

Aktif

Aktif

Kekuatan

Lain-lain

CRT < 2s

CRT < 2s

Kanan

Kiri

Tungkai dan Kaki


Luka

Tidak ada

Tidak ada

Varises

Tidak ada

Tidak ada

Tonus

Normotonus

Normotonus

Massa

Eutrofi

Eutrofi

Sendi

Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan

Gerakan

Aktif

Aktif

Kekuatan

Edema

Tidak ada

Tidak ada

Lain-lain

Akral hangat

Akral hangat

Otot

Pemeriksaan khusus
Rectal Touche:
Regio analis tidak terdapat luka maupun benjolan
Canalis analis: mukosa licin, tidak tedapat benjolan
Prostat berada di sebelah ventral dengan konsistensi lunak, licin, tidak ada indurasi.
Tonus sfingter ani normotonus

LABORATORIUM & PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA

12

Laboratorium 16 Oktober 2016 / 14.05


Pemeriksaan
HEMATOLOGI

Hasil

Nilai Rujukan

Haemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit

10,3 g/dL
5,402/mm3
29,7 %
224.000/mm3

13,0-18,0 g/dL
4000-10000/mm3
40-50 %
150000-450000/mm3

Eritrosit

3,52 juta/uL

4,5-5,5 juta/uL

Natrium

129

135-150

Kalium

2.7

3,6-5,5

Clorida

91

94 111

AST (SGOT)

156

<40

ALT (SGPT)

81

<41

Albumin

2.19

3.5 5.2

Warna

Kuning

Kuning

Kejernihan

Agak Keruh

Jernih

Berat Jenis

1.010

1.002-1.030

pH

6.0

Protein Urin

Negatif

Negatif

Reduksi

Negatif

Negatif

Keton

Negatif

Negatif

Darah Samar

Negatif

Negatif

Bilirubin

Negatif

Negatif

Urobilinogen

0.2

0.1-1.0

Nitrit

Negatif

Negatif

KIMIA KLINIK
Elektrolit

Fungsi Liver

URIN LENGKAP
Makroskopik Urin

13

Lekosit

Negatif

Negatif

Eritrosit

2-3/lpb

<3

Lekosit

2-3/lpb

<5

Silinder

Negatif

Negatif

Sel Epitel

Positif

<7/lp

Kristal

Negatif

Negatif

Bakteri

Negatif

Negatif

Lain lain

Negatif

Negatif

PSA

0.84

04

Mikroskopik Urin

Ringkasan ( Resume )
Anamnesis :
Laki laki 58 tahun mengeluh nyeri saat berkemih Pasien mengeluh nyeri saat berkemih
sejak 1 minggu lalu. Nyeri yang dirasakan hilang timbul, dan merasakan lebih sering dari 2 hari
sebelum dikonsultasikan. Pasien sering buang air kecil lebih dari biasanya terlebih saat malam
hari, dan merasa kurang lampias saat berkemih. Pasien mengatakan bahwa pancaran saat
berkemihnya lemah dan pasien kadang sedikit mengedan saat berkemih. Skor IPSS: 5.

Pemeriksaan Fisik
Pada pemerikssaan fisik, tidak ada nyeri perpalpasi pada region abdomen. Nyeri ketok CVA (-)
Ballotemen (-).
Pada pemeriksaan Rectal Touche:
Regio analis tidak terdapat luka maupun benjolan
Canalis analis: mukosa licin, tidak tedapat benjolan
Prostat berada di sebelah ventral dengan konsistensi lunak, licin, tidak ada indurasi.
Tonus sfingter ani normotonus

Diagnosis Banding:
14

Benign Prostat Hyperplasia


Karsinoma Prostat
Diagnosa Kerja:
Benign Prostat Hyperplasia
Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanasionam : dubia ad bonam

Tinjauan Pustaka
Pendahuluan
Kelenjarprostatadalahsalahsatuorgangenitaliapriayangterletakdisebelahinferior
bulibulidanmembungkusuretraposterior.Bilamengalamipembesaran,organinimembuntu
uretra pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urin keluar dari bulibuli.
Bentuknyasebesarbuahkenaridenganberatnormalpadaorangdewasasekitar20gram.McNeal
(1976)membagikelenjarprostatdalambeberapazona,antaralain:zonaperifer,zonasentral,
zonatransisional,zonafibromuskuleranterior,danzonaperiuretra.Sebagianbesarhiperplasia
prostatterdapatpadazonatransisional,sedangkanpertumbuhankarsinomaprostatberasaldari
zonaperifer.1
Pertumbuhankelenjarinisangattergantungpadahormontestosteron,yangdidalamsel
selkelenjarprostatiniakandiubahmenjadimetabolitaktifyaitudihirotestosteron(DHT)dengan
bantuanenzim5alfareduktase.DihidrotestosteroninilahyangsecaralangsungmemacumRNA
15

di dalam selsel kelenjar prostat untuk mensintesis protein growth factor yang memacu
pertumbuhankelenjarprostat.1
Pada usia lanjut, beberapa pria mengalami pembesaran prostat benigna. Keadaan ini
dialamioleh50%priayangberusia60tahundankuranglebih80%priayangberusia80tahun.
Pembesaran kelenjar prostat mengakibatkan terganggunya aliran urin sehingga menimbulkan
gangguanmiksi.1

Gambaran Umum Sistem Kemih


Sistem kemih terdiri dari organ pembentuk urin, yaitu ginjal, serta struktur-struktur yang
membawa urin dari ginjal ke luar untuk dieliminasi dari tubuh. Ginjal adalah sepasang organ
berbentuk kacang yang terletak di belakang rongga abdomen, satu di masing-masing sisi
kolumna vertebralis, sedikit di atas garis pinggang. Setiap ginjal mendapat satu arteri renalis dan
satu vena renalis, yang masing-masing masuk dan keluar ginjal di identasi (cekungan) medial
ginjal yang menyebabkan organ ini berbentuk seperti kacang. Ginjal bekerja pada plasma yang
mengalir melaluinya untuk menghasilkan urin, menghemat bahan-bahan yang akan
dipertahankan di dalam tubuh dan mengeluarkan bahan-bahan yang tidak diinginkan melalui
urin. Meskipun ginjal manusia hanya meliputi sekitar 1% bobot tubuh, ginjal menerima sekitar
20% dari darah yang dipompakan dalam setiap denyutan jantung.2,3
Setelah terbentuk, urin mengalir ke suatu rongga pengumpul sentral, pelvis ginjal, yang
terletak di bagian tengah medial masing-masing ginjal. Dari sini urin disalurkan ke dalam ureter,
suatu saluran berdinding otot polos yang keluar di batas medial dekat dengan arteri dan vena
renalis. Terdapat dua ureter, satu mengangkur urin dari masing-masing ginjal ke sebuah kandung
kemih.2
Kandung kemih, yang menampung urin secara temporer, adalah suatu kantung berongga
berdinding otot polos yang dapat teregang. Secara periodic, urin dikosongkan dari kandung
kamih ke luar melalui saluran lain, urethra, akibat kontraksi kandung kemih. Urethra pada
wanita berukuran pendek dan lurus, berjalan langsung dari leher kandung kemih ke luar. Pada
pria urethra jauh lebih panjang dan berjalan melengkung dari kandung kemih ke luar, melewati

16

kelenjar prostat dan penis. Urethra pada pria memiliki fungsi ganda yaitu menjadi saluran untuk
mengeluarkan urin dari kandung kemih dan saluran untuk semen dari organ-organ reproduksi.2

Anamnesis

Anamnesisdilakukandenganjelasberdasarkankeluhanutamapadapasientersebut.
KeluhanutamapasienadalahseringBAK,terutamapadamalamhari,sertaBAKtidaklampias
&pancaranurinnyalemah.Berdasarkandatadiatasharusditanyakanjugaapakahterdapatnyeri
saatberkemih,demam,apakahterlihatwarnaurinyangbercampurdarah/kemerahan,apakah
urinberbaubusuk,berapakaliBAKdalamsehari,apakahterdapatnyeripinggang,apakah
terasaberatpadaperutbagianbawah,hinggamenanyakanriwayatpenyakitterdahulu,apakah
pernahterdapatbatu,gangguanginjallainnya,sertariwayatkeluargayangpernahmengidap
penyakitginjalataumemilikigejalayangsamadenganpasien.Pancaranurinharusdipastikan
bagaimanaaliranurintersebutkeluar,apakahlemah,masihmenetessetelahberkemih,dan
sebagainya.4

Tabel1.SkorIPSSdanQoL

17

PemeriksaanFisik
PemeriksaanfisikterkaitdenganBPHadalahdigitalrectalexamination(DRE)ataucolok
dubur.Selaininipemeriksaanfisikneurologisperlujugadilakukanpadasetiappasien.Ukuran
dankonsistensiprostatharusdilaporkan.Ingatbahwabesarnyaprostattidakberkorelasidengan
beratnyagejalaatautingkatobstruksi.BPHbiasanyaterjadipembesaranyanghalus,keras,dan
elastis.Jikaterdeteksiadanyaindurasi,makaperkiraanpertamayangmungkinmunculadalah
kankerprostat,dandengandemikianpemeriksaanlablanjutanuntukmemastikanhaltersebut
harusdilakukan(pemeriksaanPSA,transrectalultrasound,danbiopsi).Pemeriksaanpada
abdomenbagianbawahjugaharusdilakukanuntukmenilaiseberapatingkatdistensikandung
kemihpasientersebut.5
PemeriksaanPenunjang
PemeriksaanLaboratorium
Urinalisis harus dilakukan untuk menyingkirkan hematuria. Pemeriksaan PSA serum
biasanya opsional, namun kebanyakan klinisi memasukkannya dalam kriteria pemeriksaan
lanjutanjikaterdapatpembesaranprostatuntukmemastikanbahwapembesarantersebutbukan
terjadikarenakanker,sehinggajikaterdeteksidinimakaperkiraanselamatlebihdari10tahunke
depan. PSA meningkatkan sensitivitas untuk mendeteksi kanker prostat dibandingkan hanya
denganpemeriksaanDREsaja.Namun,karenamasihterlalubanyakoverlappingantaralevel
yangterlihatpadaBPHdankankerprostat,penggunaanpemeriksaanPSAmasihkontroversial.5

PemeriksaanPencitraan
a. Foto polos abdomen (Buik Nier Overzich, BNO)
Foto polos abdomen digunakan untuk mencari adanya batu opak di saluran kemih,
adanya batu atau kalkulosa prostat, dan kadang dapat menunjukkan bayangan kandung
kemih yang penuh terisi urin yang merupakan tanda dari suatu retensi urin.6
b. Intravenous Pyelography (IVP) IVP digunakan untuk melihat kemungkinan adanya
hidroureter atau hidronefrosis, memperkirakan besarnya kelenjar prostat yang
ditunjukkan oleh adanya indentasi prostat (pendesakan kandung kemih oleh kelenjar

18

Universitas Sumatera Utara prostat), dan penyulit-penyulit yang lain. Pemeriksaan IVP
sekarang tidak direkomendasikan pada BPH.
c. Transrectal Ultrasound (TRUS) TRUS digunakan untuk mengetahui volume kelenjar
prostat, adanya kemungkinan pembesaran prostat maligna, sebagai petunjuk untuk
melakukan biopsi aspirasi prostat, menentukan jumlah residu urin, dan mencari kelainan
lain yang mungkin ada di dalam kandung kemih.
d. Ultrasonografi transabdominal.
Ultrasonografi transabdominal digunakan untuk mendeteksi adanya hidronefrosis
ataupun kerusakan ginjal akibat obstruksi BPH yang lama.
e. Sistografi Sistografi digunakan bila terdapat hematuria atau kemungkinan terdapat
tumor.
f. CT-scan / MRI jarang digunakan.
PemeriksaanUroflowmetri
Uroflowmetridigunakanuntukpemeriksaanderajatobstruksiprostat.Dariuroflowmetri
dapatdiketahuilawawaktumiksi(voidingtime),lamapancaran(flowtime),waktuyang
dibutuhkanuntukmencapaipancaranmaksimum(timetomaxflow),pancaranmaksimum(max
flowrate),rataratapancaran(averageflowrate),danvolumeurinyangkeluarsewaktumiksi.6
DiagnosisBanding
CaProstat
Pasien kanker prostat stadium dini seringkali tidak menunjukkan gejala atau tanda klinis.
Tanda-tanda itu biasanya muncul setelah kanker berada pada stadium lanjut. Keluhan sulit miksi,
nyeri saat miksi, atau hematuria menandakan bahwa kanker telah menekan uretra. Kanker prostat
yang sudah bermetastasis ke tulang dapat memberikan gejala nyeri tulang, fraktur pada tempat
metastase, atau kelainan neurologis jika metastasis pada tulang vertebra.6
Pada pemeriksaan DRE dapat diraba nodul yang keras dan ireguler. Terdapat peningkatan
PSA. Pada pemeriksaan pencitraan sekitar 60-70% kanker prostat terdeteksi melalui pemeriksaan
TRUS dengan gambaran hypoechoic.6
Etiologi
19

Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hiperplasia
prostat,tetapibeberapahipotesismenyebutkanbahwahyperplasiaprostateratkaitannyadengan
peningkatankadardihidrotestosteron(DHT)danprosesaging(menjaditua).Beberapahipotesis
yangdidugasebagaipenyebabtimbulnyahyperplasiaadalah:(1)teoridihidrotestosteron,(2)
adanyaketidakseimbanganantaraestrogentestosteron,(3)interaksiantaraselstromadansel
epitelprostat,(4)berkurangnyakematiansel(apoptosis),dan(5)teoristemsel.1
TeoriDehidrotestosteron
Dehidrotestosteron atau DHT adalah metabolit androgen yang sangat penting pada
pertumbuhanselselkelenjarprostat.Dibentukdaritestosteronedidalamselprostatolehenzim
5alfareduktasedenganbantuankoenzimNADPH.DHTyangtelahterbentukberikatandengan
reseptorandrogen(RA)membentukkompleksDHTRApadaintiseldanselanjutnyaterjadi
sintesisproteingrowthfactoryangmenstimulasipertumbuhanselprostat.1
Padaberbagaipenelitian,dikatakanbahwakadarDHTpadaBPH tidakjauhberbeda
dengankadarnyapadaprostatnormal,hanyasajapadaBPH,aktivitasenzim5alfareduktasedan
jumlahreseptorandrogenlebihbanyakpadaBPH.Halinimenyebabkanselselprostatpada
BPH lebih sensitif terhadap DHT sehingga replikasi sel lebih banyak terjadi dibandingkan
denganprostatnormal.1
KetidakseimbanganEstrogenTestosteron
Padausiayangsemakintua,kadartestosteronmenurun,sedangkankadarestrogenrelatif
tetap sehingga perbandingan antara estrogen dengan testosteron relatif meningkat. Telah
diketahuibahwaestrogendidalamprostatberperandalamterjadinyaproliferasiselselkelenjar
prostat dengan cara meningkatkan sensitivitas selsel prostat terhadap rangsangan hormon
androgen,meningkatkanjumlahreseptorandrogen,danmenurunkanjumlahkematianselsel
prostat (apoptosis). Hasil akhir dari semua keadaan ini adalah, meskipun rangsangan
terbentuknyaselselbaruakibatrangsangantestosteronemenurun,tetapiselselprostatyang
telahadamempunyaiumuryanglebihpanjangsehinggamassaprostatmenjadilebihbesar.1
InteraksiStromaEpitel
20

Cunha(1973)membuktikanbahwadiferensiasidanpertumbuhanselepitelprostatsecara
tidaklangsungdikontrololehselselstromamelaluisuatumediator(growthfactor)tertentu.
SetelahselselstromamendapatkanstimulasidariDHTdanestradiol,selselstromamensintesis
suatu growthfactor yangselanjutnyamempengaruhiselselstromaitusendirisecaraintrakrin
dan autokrin, serta mempengaruhi selsel epitel secara parakrin. Stimulasi itu menyebabkan
terjadinyaproliferasiselselepitelmaupunselstroma.1
BerkurangnyaKematianSelProstat
Programkematiansel(apoptosis)padaselprostatadalahmekanismefisiologikuntuk
mempertahankan homeostasis kelenjar prostat. Pada apoptosis terjadi kondensasi dan
fragmentasiselyangselanjutnyaselselyangmengalamiapoptosisakandifagositosisolehsel
seldisekitarnya,dankemudiandidegradasiolehenzimlisosom.1
Padajaringannormal,terdapatkeseimbanganantaralajuproliferasidengankematiansel.
Padasaatterjadipertumbuhanprostatsampaipadaprostatdewasa,penambahanjumlahselsel
prostatbarudenganyangmatidalamkeadaanseimbang.Berkurangnyajumlahselselprostat
yang mengalami apoptosis menyebabkan jumlah selsel prostat secara keseluruhan menjadi
meningkatsehinggamenyebabkanpertambahanmassaprostat.1
Sampai sekarang belum didapatkan keterangan secara pasti faktorfaktor yang
menghambatprosesapoptosis.Didugahormonandrogenberperandalammenghambatproses
kematian sel karena setelah dilakukan kastrasi, terjadi peningkatan aktivitas kematian sel
kelenjarprostat.Estrogendidugamampumemperpanjangusiaselselprostat,sedangkanfaktor
pertumbuhanTGFbetaberperandalamprosesapoptosis.1

TeoriSelStem
Untukmenggantiselselyangtelahmengalamiapoptosis,selaludibentukselselbaru.Di
dalamkelenjarprostatdikenalsuatustem,yaituselyangmempunyaikemampuanproliferasi
yangsangatekstensif.Kehidupanselinisangattergantungdengankeberadaanhormonandrogen,
sehinggajikahormoninikadarnyamenurunsepertiyangterjadipadakastrasi,menyebabkan
terjadinyaapoptosis.TerjadinyaproliferasiselselpadaBPHdipostulasikansebagai
21

ketidaktepatnyaaktivitasselstemsehinggaterjadiproduksiyangberlebihanselstromamaupun
selepitel.
Epidemiologi
BPHtentuterjadipadalakilaki,danmerupakantumorjinakterbanyakyangterjadipada
lakilaki. Studi menunjukkan bahwa terdapat bukti BPH melalui pemeiksaan histologis pada
20%lakilakiusia4150tahun,50%padausia5160,dan90%padausia80tahun.Gejalayang
ditimbulkan berbeda berdasarkan umur. Pada usia 55 tahun, 25% pasien mengeluh gejala
gangguan obstruksi dalam berkemih, sedangkan pada usia 75 tahun, 50% mengeluh gejala
penurunankekuatanpancaranurin.7
FaktorresikoterjadinyaBPHjugamasihbelumdipahamisecarapasti.Beberapastudi
menunjukkanadanyapredisposisigenetik,adajugayangmenunjukkanadanyahubungandengan
ras.Kirakirasekitar50%lakilakidibawah60tahunyangmenjalanibedahuntukBPHbiasanya
mengalamiBPHyangherediter.7
Patofisiologi
Pembesaranprostatmenyebabkanpenyempitanlumenuretraprostatikadanmenghabat
aliran urin. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan intravesikal. Untuk dapat
mengeluarkanurin,bulibuliharusberkontraksilebihkuatgunamelawantahananitu.Kontraksi
yang terus menerus ini menyebabkan perubahan anatomik bulibuli berupa hipertrofi otot
detrusor,trabelukasi,terbentuknyaselula,sakula,dandivertikelbulibuli.Perubahanstruktur
padabulibulitersebut,olehpasiendirasakansebagaikeluhanpadasalurankemihsebelahbawah
ataulowerurinarytractsymtoms(LUTS)yangdahuludikenalsebagaigejalaprostatismus.1
Tekananintravesikalyangtinggiditeruskankeseluruhbagianbulibulitidakterkecuali
padakeudaureter.Tekananpadakeduamuaraureterinidapatmenimbulkanaliranbalikurin
daribulibulikeureteratauterjadirefluksvesicoureter.Keadaaninijikaberlangsungterusakan
mengakibatkanhidroureter,hidronefrosis,bahkanakhirnyadapatjatuhkedalamgagalginjal.1
Obstruksiyangdiakibatkanolehhiperplasiaprostatbenignatidakhanyadisebabkanoleh
adanyamassaprostatyangmenyumbaturetraposterior,tetapijugadisebabkanolehtonusotot

22

polosyangadapadastromaprostat,kapsulprostat,danototpolospadaleherbulibuli.Otot
polositudipersarafiolehserabutsimpatisyangberasaldarin.pudendus.1
PadaBPHterjadirasiopeningkatankomponenstromaterhadapepitel.Kalaupadaprostat
normalrasiostromadibandingdenganepiteladalah2:1,padaBPH,rasionyameningkatmenjadi
4:1.HalinimenyebabkanpadaBPHterjadipeningkatantonusototpolosprostatdibandingkan
denganprostatnormal.Dalamhalinimassaprostatyangmenyebabkanobstruksikomponen
statik sedangkan tonus otot polos yang merupakan komponen dinamik sebagai penyebab
obstruksiprostat.1
GambaranKlinis
GejalayangmunculpadaBPHdapatdibagimenjadiduayaitugejalaobstuktif&gejala
iritatif.Gejalaobstruktifadalahberupaanyanganyangan/rasainginkencingtapiterasatidak
pasti,penurunanvolumurindanpancaranurinlemah,sensasiberkemihyangkuranglampias,
berkemihganda/doublevoiding(2xberkemihdalam2jam),rasainginkencingterusmenerus,
danpostvoiddribbling(urinmasihmeneteskeluarsetelahselesaiberkemih).Sedangkangejala
iritatifadalahberupaurgensi,peningkatanfrekuensiberkemih,dannokturia.5
AmericanUrologicalAssociation(AUA)merangkumgejalagejalayangterdapatpada
BPHdanmelakukanskoringterhadapapayangdirasakanolehpasien.Halinipentinguntuk
evaluasi dan perhitungan skor harus dilakukan sebelum terapi diberikan. Pada tabel yang
diberikan AUA terdapat 7 pertanyaan untuk menentukan tingkat beratnya gejala obstruktif
ataupuniritatifdenganmasingmasingberskala05.Dengandemikian,semakinmeningkatnya
skorsemakinberatlahgejalayangdilamiolehpasien(035).5
Anamnesis terkait dengan traktus urinarius harus dilakukan untuk menyingkirkan
penyebablainyangmungkinsepertikankerprostatataupenyakitlainyangtidakberhubungan
denganprostatsepertiinfeksitraktusurinarius,neurogenicbladder,ataustriktururetra.7
Penatalaksanaan
TujuanterapipadapasienBPHadalah(1)memperbaikikeluhanmiksi,(2)meningkatkan
kualitashidup,(3)mengurangiobstruksiintravesica,(4)mengembalikanfungsiginjaljikaterjadi
gagalginjal,(5)mengurangivolumeresiduurinsetelahmiksi,dan(6)mencegahprogresivitas
23

penyakit.4Terdapat berbagai macam terapi untuk penderita BPH, mulai dari obatobatan,
pembedahan,dantindakanenodurologiyangkuranginvasif.1
Untuk gejala yang ringan dapat dilakukanwatchful waiting, atau diartikan sebagai
mengontrol pola hidup bagi pasien dengan skor IPSS <7, yaitu keluhan ringan yang tidak
menggangguaktivitasseharihari.1
1. Berkemihlah saat muncul keinginan untuk BAK, bahkan pasien boleh disuruh untuk
berkemihjikaadakesempatan,walaupunbelumadakeinginaninginberkemih.
2. Hindarialkoholdankafeinsetelahmakanmalam.
3. Jangan minum terlalu banyak cairan dalam satu waktu. Bagi porsi tersebut secara
seimbanguntuksepanjanghari.Hindariminumair2jamsebelumtidur.
4. Cobauntukhindariobatobatanyangmengandungdekongestanatauantihistamin.Obat
jenisinidapatmeningkatkangejalaBPH.
5. LakukansenamKegeluntukmeningkatkankekuatanototototdisekitarkantungkemih.
6. Kurangistresskarenapadakeadaantertekan,keinginanuntukberkemihakansemakin
meningkatjuga.
7. Secara periodik, pasien diminta untuk datang kontrol untuk ditanya keluhan yang
mungkinmenjadilebihbaik(denganmenggunakanskoryangbaku),disampingituharus
dilakukanpemeriksaanlab,residuurin,atauuroflometri.Jikakeluhanbertambahparah,
makaperludipertimbangkanuntukmemilihterapiyanglain.4

Untukterapimedikamentosa,adabeberapapilihanobatobatanuntukmengurangigejalaBPH,
diantaranyaadalah:1
1. Beta blocker: obat yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi ini bertujuan untuk
merelaksasikanototdisekitarkantungkemihdandiprostatitusendirisehinggamembuat
proses berkemih lebih mudah. Yang tergolong jenis ini adalah Terazosin,doxazosin
(Cardura), tamsulosin (Flomax), alfuzosin (Uroxatral) dan silodosin (Rapaflo).Beta
blockerbekerja secara cepat, hanya dalam waktu 12 hari, aliran urin menjadi lebih
lancardanjugakeinginaninginberkemihberkurang.Tetapiefeksampingobatiniadalah
timbulnyaretrogradeejaculationyaitukeadaandimanasemennaikkekantungkemih,
bukanturunkeujungpenis.
24

2. Inhibitor5alfareduktase:obatgolonganinimenurunkanproduksihormonolehkelenjar
prostat,mengurangiukurankelenjarprostat,meningkatkankelancaranaliranurin,dan
menurunkan gejala BPH. Contoh obat golongan ini adalah finasteride (Proscar) dan
dutasteride(Avodart).2obatinimerupakanpilihanterbaikuntukBPH.Tetapi,perbaikan
barubisadilihatdalam36bulan.Efeksampingnyaadalahimpotensi(disfungsiereksi),
penurunangairahseksual,atauejakulasiretrograd.
3. Terapikombinasi:betablockerdaninhibitor5alfareduktasemerupakanpilihanyang
efektifdibandingkanhanyamengkonsumsisalah1obat.1,4,8
4. Tadalafil(Cialis):merupakanobatyangberasaldarigolonganinhibitorfosfodiesterase.
Biasanya diindikasikan untuk memperbaiki impotensi. Tetapi obat ini juga dapat
digunakan untuk mengobati BPH.Tadalafil tidak dapat dikombinasikan denganbeta
blockerdanobatlaingolongannitrat,sepertinitrogliserin.

Tindakanoperasiapapundapatmenyebabkanefeksampingberupaejakulasiretrograde,
inkontinensia, dan impotensi. Sehingga, tindakan bedah direkomendasikan bagi pasien yang
memiliki gejala seperti: (1) tidak menunjukkan perbaikan setelah terapi medikamentosa, (2)
mengalamiretensiurin,(3)infeksisalurankemihberulang,(4)hematuria,(5)gagalginjal,dan
(6) timbulnya batu saluran kemih atau penyulit lain akibat obstruksi saluran kemih bagian
bawah.Adabeberapajenistindakanbedah,yaitu:1
1. Pembedahanendourologi.Terdapat2jenisendourologi,yaitu:
a. Transurethral Resection of the Prostate(TURP): merupakan operasi paling
banyak dikerjakan di seluruh dunia. Operasi ini banyak dipilih karena tidak
memerlukan insisi pada kulit perut dan memberikan hasil yang tidak banyak
berbeda dengan tindakan operasi terbuka. Dengan TURP, dokter bedah akan
menempatkanresectoscopekedalamuretradanmenggunakanalatguntingyang
kecil untuk membuang seluruh bagian kecuali bagian terluar dari prostat itu
sendiri.TURPmembuatkelenjarprostatdipotongmenjadibagianbagiankecil
jaringan prostat yang dinamakan cip prostat, & selanjutnya cip ini akan
dikeluarkandarives.urinariamelaluievakuatorEllik.TURPdapatmengurangi
gejaladengancepatdankebanyakanpasiensetelahtindakanmemilikialiranurin
25

yanglebihbaik.SetelahtindakanTURPtetapadaresikoperdarahandaninfeksi,
oleh karena itu pasien disarankan menggunakan kateter untuk sementara dan
hanyabolehmelakukanaktivitasyangringansajahinggabenarbenarpulih.
b. TransurethralIncisionoftheProstate(TUIPorTIP):pembedahaninimerupakan
salahsatupilihanpadapasienyangpembesaranprostatnyamasihringan,maupun
bagimerekayangmemilikimasalahkesehatandimanajikamelakukantindakan
operasijenislainterlaluberbahaya.TUIPmiripdenganTURP.Bedanya,dokter
bedah tidak menyingkirkan jaringan prostat, melainkan ia akan membuat 12
sayatankecilpadakelenjarprostatsupayakelenjarprostatinibisamemilikijalur
terbukapadauretrauntukmempermudahaliranurinyangmelewatinya.
2. Pembedahan terbuka. Beberapa macam teknik operasi prostatektomi terbuka adalah
metodedariMillin,yaitumelakukanenukleasikelprostatmelaluipendekatanretropubik
infravesika, Freyer melalui pendekatan suprapubik transvesika, atau transperineal.
Tindakanbedahjenisinihanyadilakukanjikapasienmemilikiprostatyangsangatbesar,
kerusakanpadavesurinariaataufactorkomplikasilainnya(misalnyasepertiadabatu).
Tindakaninidisebutterbukakarenadokterbedahakanmenginsisiabdomenbagian
bawah untuk mencapai prostat. Sebenarnya, operasi terbuka merupakan terapi yang
palingefektifbagipasienBPHyangsudahsangatparah.

Tindakan invasif minimalmengurangi kemungkinan perdarahan selama proses


pembedahan, mengurangi rasa sakit, dan hanya membutuhkan (jika ada) waktu yang lebih
singkatuntukrawatinapdirumahsakit.Yangtermasuktindakaniniadalah:1
1. Bedahlaserbertujuanuntukmenghancurkanataumenghilangnkanjaringanprostatyang
terlalucepatbertumbuh.Penggunaanlasermengurangigejaladalamwaktusingkatdan
memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan TURP.Bedah laser dapat
dilakukandenganberbagaitipelaserdandenganberbagaicara,diantaranya:
a. Prosedurablasi:menghilangkanjaringanprostatdenganmembakarsehingga
uretrasepertitertekandandenganbegitu,aliranurinbisakembalilancar.

26

b. Prosedurenukleasi:miripdenganprostatektomiterbukatetapidenganresikoyang
lebihsedikit.Prosedurinimenghilangkanjaringanprostatyangmengobstruksi
aliranurindanmencegahpertumbuhanberlebihdarijaringan.
2. TransurethralNeedleAblation(TUNA)
3. TransurethralMicrowaveTherapy(TUMT)
4. HighIntensityFocusedUltrasound(HIFU)
Stent prostat dipasang intraluminal di antara leher ves.urinaria & di sebelah proksimal
verumontanumsehinggaurindapatleluasamelewatilumenuretraprostatika.Pemasanganini
diperuntukkanbagipasienyangtidakdapatmenjalanioperasikarenaresikopembedahanyang
cukuptinggi.Setelahpemasangankateterini,pasienmasihmerasakankeluhanmiksiberupa
gejalairitatif,perdarahanuretra,ataurasatidakenakdidaerahpenis.1

Prognosis
Prognosistergantungdengantingkatbesarnyapembesaranprostat,beratnyagejalayang
muncul,danadatidaknyakomplikasiyangtelahterjadiakibatBPHinisendiri.Jikaringanmaka
prognosisbaik.

DaftarPustaka
1. Purnomo BP. Dasar-dasar urologi. Edisi ke-2 Jakarta: CV Sagung Seto; 2009. p. 69-85.
2. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2012. p. 554, 594-6.
3. Campbell, Reece, Mitchell. Biologi. Edisi ke-5. Jilid ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga,
2004. p. 116.
4. Bickley LS. Bates guide to physical examination and history taking. 11th ed. Philadelphia:
Wolters Kluwer; 2013. p. 579.

27

5. McPhee SJ, Papadakis MA. Current medical diagnosis & treatment. USA: The
McGrawHill Companies; 2013. p. 956-61.
6. Tinjauan Pustaka Prostat.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38936/4/Chapter%20ll.pdf diunduh
tanggal 13 November 2016.
7. Tinjauan Pustaka BPH. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40979/4/Chapter
%20II.pdf diunduh 13 November 2016.

28

Anda mungkin juga menyukai