Disusun oleh :
Richard Yehezkiel
112015038
Pembimbing :
dr. Diah, Sp.B
: Richard Yehezkiel
Tanda Tangan
Nim
: 112015038
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. D
Jenis Kelamin
: Laki-laki
: Wiraswasta
Alamat
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Status perkawinan
: Menikah
No.RM
: 01296984
ANAMNESIS
Diambil dari: Autoanamnesis
Keluhan Utama
Pasien dikonsultasikan dengan keluhan nyeri saat berkemih sejak tanggal 3 November
2016.
(-) Appendicitis
(-) Penyakit Jantung
(-) Tumor
(-) Perdarahan Otak
(-) Penyakit prostat (-) Gastritis
(-) Diare Kronis
(-) Hipertensi
(-) Diabetes Mellitus (-) Penyakit Pembuluh
(-) Penyakit Kongenital
(-) ISK
(-) Colitis
(-) Volvulus
(-) Tetanus
(-) Hepatitis
(-) Fraktur
(-) Fistel
(-) Penyakit degeneratif
(-) Luka Bakar
(-)Batu Empedu
Riwayat Keluarga
Hubungan
Kakek
Nenek
Ayah
Ibu
Saudara
Anak
Umur
Jenis Kelamin
Keadaan
Penyebab
(Tahun)
-
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki laki
-
Kesehatan
-
Meninggal
-
ANAMNESIS SISTEM
Kulit
(-) Bisul
(-) Rambut
(-) Kuku
(-) Kuning/Ikterus
(-) Sianosis
(-) Lain-lain
Kepala
(-) Trauma
(-) Sinkop
(-) Nyeri
(-) Radang
(-) Sekret
(-) Kuning/Ikterus
Mata
Telinga
(-) Nyeri
(-) Sekret
(-) Tinitus
Hidung
(-) Trauma
(-) Nyeri
(-) Sekret
(-) Pilek
(-) Epistaksis
Mulut
(-) Bibir kering
(-) Selaput
(-) Stomatitis
Tenggorokan
(-) Nyeri Tenggorokan
(-) Benjolan
Leher
Dada ( Jantung / Paru paru )
(-) Nyeri dada
(-) Berdebar
(-) Ortopnoe
(-) Batuk
(-) Wasir
(-) Mual
(-) Mencret
(-) Muntah
(-) Benjolan
(-) Stranguri
(-) Kolik
(+) Poliuria
(-) Oliguria
(-) Polakisuria
(-) Anuria
(-) Hematuria
(-) Ngompol
(-) Parestesi
(-) Ataksia
(-) Kejang
(-) Pingsan
(-) Afasia
Ekstremitas
(-) Bengkak
(-) Deformitas
(-) Nyeri
(-) Sianosis
Berat Badan :
Berat badan rata rata (kg)
: 63 kg
: 65 kg
: 61 kg
Skor IPSS
Dalam 1 bulan
Tidak
<1x
pernah
dalam
< setengah
+- 50%
>50%
Hamper
selalu
5x
1
2 jam
Terputus putus
0
Sulit menunda 0
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
kencing
Pancaran lemah 0
Mengejan untuk 0
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
berkemih
Berkemih pada 0
malam hari
Skor: 6 (0-7) Ringan
6
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Kelahiran
Tempat Lahir : (-) Di rumah (-) Rumah Bersalin
(-) Dukun
(+) Bidan
Riwayat Imunisasi
Tidak ingat.
Riwayat Makanan
Frekuensi / Hari
: 3 kali/hari.
Jumlah / kali
: Cukup.
Variasi / hari
: Bervariasi
Pendidikan
(-) SD
(-) SLTP
(+) SLTA
(-) Akademi
(-) Universitas
(-) Kursus
Kesulitan
Keuangan
: tidak ada
Pekerjaan
: tidak ada
Keluarga
: tidak ada
PEMERIKSAAN JASMANI
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tinggi Badan
: 165 cm
Berat Badan
: 61 kg
7
IMT
: 22,59kg/m2
Tekanan Darah
: 130/80 mmHg
Nadi
Suhu
: 36.9 0C
Pernafasaan
Keadaan gizi
: Baik
Sianosis
: Tidak ada
Udema umum
: Tidak ada
Aspek Kejiwaan
Tingkah Laku
: Tenang
Alam Perasaan
: Biasa
Proses Pikir
: Wajar
Kulit
Warna
: Sawo matang
Effloresensi
: Tidak ada
Jaringan Parut
: Tidak ada
Pigmentasi
: Tidak ada
Pertumbuhan rambut
: Normal, merata
Lembab/Kering
: Lembab
Suhu Raba
Pembuluh darah
Keringat
: Umum (+)
Turgor
: Baik
Ikterus
: Tidak ada
Lapisan Lemak
: Distribusi merata
Edema
: Tidak ada
Lain-lain
: (-)
Kepala
8
Ekspresi wajah
: Tenang
Simetri muka
Rambut
: Tidak ada
Enopthalamus
: Tidak ada
Kelopak
Lensa
: Jernih
Konjungtiva
Visus
: Normal
Sklera
Gerakan Mata
: Normal (ke segala arah), tidak ada jerky, tidak ada nistagmus
Lapangan penglihatan
: Normal
Deviatio Konjugate
: Tidak ada
Nistagmus
: Tidak ada
Telinga
Tuli
: Tidak ada
Selaput pendengaran
Lubang
Penyumbatan
: Tidak ada
Serumen
: ada
Perdarahan
Cairan
: Tidak ada
: Tidak ada
Mulut
Bibir
Tonsil
Langit-langit
Bau pernapasan
: Tidak ada
Gigi geligi
Trismus
: Tidak ada
Faring
: Tidak hiperemis
Selaput lendir
: Normal
Lidah
: Normal
Leher
Tekanan Vena Jugularis (JVP)
Kelenjar Tiroid
Kelenjar Limfe
Deviasi trachea
: Tidak ada
Dada
Bentuk
: Simetris kanan dan kiri, sela iga tidak mencekung atau mencembung
Paru Paru
Kiri
Inspeksi
Kanan
Kiri
Palpasi
Kanan
Perkusi
Auskultasi
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Depan
Simetris
statis
Belakang
dan Simetris saat statis dan dinamis,
saat
tekan(-),
Jantung
Inspeksi
nyeri
(-),
Palpasi
Perkusi
:
Batas atas
Batas kanan
Batas kiri
Pembuluh Darah
Arteri Karotis
: Teraba pulsasi
Arteri Brakhialis
: Teraba pulsasi
Arteri Radialis
: Teraba pulsasi
: Teraba pulsasi
: Teraba pulsasi
Abdomen
Inspeksi
: Bentuk perut datar, tidak terlihat lesi kulit ataupun luka bekas operasi
Palpasi
Dinding perut
Hati
Limpa
Ginjal
Lain-lain
: -
Lengan
Kanan
Kiri
Otot
Tonus
Normotonus
Normotonus
Massa
Eutrofi
Eutrofi
Sendi
Gerakan
Aktif
Aktif
Kekuatan
Lain-lain
CRT < 2s
CRT < 2s
Kanan
Kiri
Tidak ada
Tidak ada
Varises
Tidak ada
Tidak ada
Tonus
Normotonus
Normotonus
Massa
Eutrofi
Eutrofi
Sendi
Gerakan
Aktif
Aktif
Kekuatan
Edema
Tidak ada
Tidak ada
Lain-lain
Akral hangat
Akral hangat
Otot
Pemeriksaan khusus
Rectal Touche:
Regio analis tidak terdapat luka maupun benjolan
Canalis analis: mukosa licin, tidak tedapat benjolan
Prostat berada di sebelah ventral dengan konsistensi lunak, licin, tidak ada indurasi.
Tonus sfingter ani normotonus
12
Hasil
Nilai Rujukan
Haemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
10,3 g/dL
5,402/mm3
29,7 %
224.000/mm3
13,0-18,0 g/dL
4000-10000/mm3
40-50 %
150000-450000/mm3
Eritrosit
3,52 juta/uL
4,5-5,5 juta/uL
Natrium
129
135-150
Kalium
2.7
3,6-5,5
Clorida
91
94 111
AST (SGOT)
156
<40
ALT (SGPT)
81
<41
Albumin
2.19
3.5 5.2
Warna
Kuning
Kuning
Kejernihan
Agak Keruh
Jernih
Berat Jenis
1.010
1.002-1.030
pH
6.0
Protein Urin
Negatif
Negatif
Reduksi
Negatif
Negatif
Keton
Negatif
Negatif
Darah Samar
Negatif
Negatif
Bilirubin
Negatif
Negatif
Urobilinogen
0.2
0.1-1.0
Nitrit
Negatif
Negatif
KIMIA KLINIK
Elektrolit
Fungsi Liver
URIN LENGKAP
Makroskopik Urin
13
Lekosit
Negatif
Negatif
Eritrosit
2-3/lpb
<3
Lekosit
2-3/lpb
<5
Silinder
Negatif
Negatif
Sel Epitel
Positif
<7/lp
Kristal
Negatif
Negatif
Bakteri
Negatif
Negatif
Lain lain
Negatif
Negatif
PSA
0.84
04
Mikroskopik Urin
Ringkasan ( Resume )
Anamnesis :
Laki laki 58 tahun mengeluh nyeri saat berkemih Pasien mengeluh nyeri saat berkemih
sejak 1 minggu lalu. Nyeri yang dirasakan hilang timbul, dan merasakan lebih sering dari 2 hari
sebelum dikonsultasikan. Pasien sering buang air kecil lebih dari biasanya terlebih saat malam
hari, dan merasa kurang lampias saat berkemih. Pasien mengatakan bahwa pancaran saat
berkemihnya lemah dan pasien kadang sedikit mengedan saat berkemih. Skor IPSS: 5.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemerikssaan fisik, tidak ada nyeri perpalpasi pada region abdomen. Nyeri ketok CVA (-)
Ballotemen (-).
Pada pemeriksaan Rectal Touche:
Regio analis tidak terdapat luka maupun benjolan
Canalis analis: mukosa licin, tidak tedapat benjolan
Prostat berada di sebelah ventral dengan konsistensi lunak, licin, tidak ada indurasi.
Tonus sfingter ani normotonus
Diagnosis Banding:
14
Tinjauan Pustaka
Pendahuluan
Kelenjarprostatadalahsalahsatuorgangenitaliapriayangterletakdisebelahinferior
bulibulidanmembungkusuretraposterior.Bilamengalamipembesaran,organinimembuntu
uretra pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urin keluar dari bulibuli.
Bentuknyasebesarbuahkenaridenganberatnormalpadaorangdewasasekitar20gram.McNeal
(1976)membagikelenjarprostatdalambeberapazona,antaralain:zonaperifer,zonasentral,
zonatransisional,zonafibromuskuleranterior,danzonaperiuretra.Sebagianbesarhiperplasia
prostatterdapatpadazonatransisional,sedangkanpertumbuhankarsinomaprostatberasaldari
zonaperifer.1
Pertumbuhankelenjarinisangattergantungpadahormontestosteron,yangdidalamsel
selkelenjarprostatiniakandiubahmenjadimetabolitaktifyaitudihirotestosteron(DHT)dengan
bantuanenzim5alfareduktase.DihidrotestosteroninilahyangsecaralangsungmemacumRNA
15
di dalam selsel kelenjar prostat untuk mensintesis protein growth factor yang memacu
pertumbuhankelenjarprostat.1
Pada usia lanjut, beberapa pria mengalami pembesaran prostat benigna. Keadaan ini
dialamioleh50%priayangberusia60tahundankuranglebih80%priayangberusia80tahun.
Pembesaran kelenjar prostat mengakibatkan terganggunya aliran urin sehingga menimbulkan
gangguanmiksi.1
16
kelenjar prostat dan penis. Urethra pada pria memiliki fungsi ganda yaitu menjadi saluran untuk
mengeluarkan urin dari kandung kemih dan saluran untuk semen dari organ-organ reproduksi.2
Anamnesis
Anamnesisdilakukandenganjelasberdasarkankeluhanutamapadapasientersebut.
KeluhanutamapasienadalahseringBAK,terutamapadamalamhari,sertaBAKtidaklampias
&pancaranurinnyalemah.Berdasarkandatadiatasharusditanyakanjugaapakahterdapatnyeri
saatberkemih,demam,apakahterlihatwarnaurinyangbercampurdarah/kemerahan,apakah
urinberbaubusuk,berapakaliBAKdalamsehari,apakahterdapatnyeripinggang,apakah
terasaberatpadaperutbagianbawah,hinggamenanyakanriwayatpenyakitterdahulu,apakah
pernahterdapatbatu,gangguanginjallainnya,sertariwayatkeluargayangpernahmengidap
penyakitginjalataumemilikigejalayangsamadenganpasien.Pancaranurinharusdipastikan
bagaimanaaliranurintersebutkeluar,apakahlemah,masihmenetessetelahberkemih,dan
sebagainya.4
Tabel1.SkorIPSSdanQoL
17
PemeriksaanFisik
PemeriksaanfisikterkaitdenganBPHadalahdigitalrectalexamination(DRE)ataucolok
dubur.Selaininipemeriksaanfisikneurologisperlujugadilakukanpadasetiappasien.Ukuran
dankonsistensiprostatharusdilaporkan.Ingatbahwabesarnyaprostattidakberkorelasidengan
beratnyagejalaatautingkatobstruksi.BPHbiasanyaterjadipembesaranyanghalus,keras,dan
elastis.Jikaterdeteksiadanyaindurasi,makaperkiraanpertamayangmungkinmunculadalah
kankerprostat,dandengandemikianpemeriksaanlablanjutanuntukmemastikanhaltersebut
harusdilakukan(pemeriksaanPSA,transrectalultrasound,danbiopsi).Pemeriksaanpada
abdomenbagianbawahjugaharusdilakukanuntukmenilaiseberapatingkatdistensikandung
kemihpasientersebut.5
PemeriksaanPenunjang
PemeriksaanLaboratorium
Urinalisis harus dilakukan untuk menyingkirkan hematuria. Pemeriksaan PSA serum
biasanya opsional, namun kebanyakan klinisi memasukkannya dalam kriteria pemeriksaan
lanjutanjikaterdapatpembesaranprostatuntukmemastikanbahwapembesarantersebutbukan
terjadikarenakanker,sehinggajikaterdeteksidinimakaperkiraanselamatlebihdari10tahunke
depan. PSA meningkatkan sensitivitas untuk mendeteksi kanker prostat dibandingkan hanya
denganpemeriksaanDREsaja.Namun,karenamasihterlalubanyakoverlappingantaralevel
yangterlihatpadaBPHdankankerprostat,penggunaanpemeriksaanPSAmasihkontroversial.5
PemeriksaanPencitraan
a. Foto polos abdomen (Buik Nier Overzich, BNO)
Foto polos abdomen digunakan untuk mencari adanya batu opak di saluran kemih,
adanya batu atau kalkulosa prostat, dan kadang dapat menunjukkan bayangan kandung
kemih yang penuh terisi urin yang merupakan tanda dari suatu retensi urin.6
b. Intravenous Pyelography (IVP) IVP digunakan untuk melihat kemungkinan adanya
hidroureter atau hidronefrosis, memperkirakan besarnya kelenjar prostat yang
ditunjukkan oleh adanya indentasi prostat (pendesakan kandung kemih oleh kelenjar
18
Universitas Sumatera Utara prostat), dan penyulit-penyulit yang lain. Pemeriksaan IVP
sekarang tidak direkomendasikan pada BPH.
c. Transrectal Ultrasound (TRUS) TRUS digunakan untuk mengetahui volume kelenjar
prostat, adanya kemungkinan pembesaran prostat maligna, sebagai petunjuk untuk
melakukan biopsi aspirasi prostat, menentukan jumlah residu urin, dan mencari kelainan
lain yang mungkin ada di dalam kandung kemih.
d. Ultrasonografi transabdominal.
Ultrasonografi transabdominal digunakan untuk mendeteksi adanya hidronefrosis
ataupun kerusakan ginjal akibat obstruksi BPH yang lama.
e. Sistografi Sistografi digunakan bila terdapat hematuria atau kemungkinan terdapat
tumor.
f. CT-scan / MRI jarang digunakan.
PemeriksaanUroflowmetri
Uroflowmetridigunakanuntukpemeriksaanderajatobstruksiprostat.Dariuroflowmetri
dapatdiketahuilawawaktumiksi(voidingtime),lamapancaran(flowtime),waktuyang
dibutuhkanuntukmencapaipancaranmaksimum(timetomaxflow),pancaranmaksimum(max
flowrate),rataratapancaran(averageflowrate),danvolumeurinyangkeluarsewaktumiksi.6
DiagnosisBanding
CaProstat
Pasien kanker prostat stadium dini seringkali tidak menunjukkan gejala atau tanda klinis.
Tanda-tanda itu biasanya muncul setelah kanker berada pada stadium lanjut. Keluhan sulit miksi,
nyeri saat miksi, atau hematuria menandakan bahwa kanker telah menekan uretra. Kanker prostat
yang sudah bermetastasis ke tulang dapat memberikan gejala nyeri tulang, fraktur pada tempat
metastase, atau kelainan neurologis jika metastasis pada tulang vertebra.6
Pada pemeriksaan DRE dapat diraba nodul yang keras dan ireguler. Terdapat peningkatan
PSA. Pada pemeriksaan pencitraan sekitar 60-70% kanker prostat terdeteksi melalui pemeriksaan
TRUS dengan gambaran hypoechoic.6
Etiologi
19
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hiperplasia
prostat,tetapibeberapahipotesismenyebutkanbahwahyperplasiaprostateratkaitannyadengan
peningkatankadardihidrotestosteron(DHT)danprosesaging(menjaditua).Beberapahipotesis
yangdidugasebagaipenyebabtimbulnyahyperplasiaadalah:(1)teoridihidrotestosteron,(2)
adanyaketidakseimbanganantaraestrogentestosteron,(3)interaksiantaraselstromadansel
epitelprostat,(4)berkurangnyakematiansel(apoptosis),dan(5)teoristemsel.1
TeoriDehidrotestosteron
Dehidrotestosteron atau DHT adalah metabolit androgen yang sangat penting pada
pertumbuhanselselkelenjarprostat.Dibentukdaritestosteronedidalamselprostatolehenzim
5alfareduktasedenganbantuankoenzimNADPH.DHTyangtelahterbentukberikatandengan
reseptorandrogen(RA)membentukkompleksDHTRApadaintiseldanselanjutnyaterjadi
sintesisproteingrowthfactoryangmenstimulasipertumbuhanselprostat.1
Padaberbagaipenelitian,dikatakanbahwakadarDHTpadaBPH tidakjauhberbeda
dengankadarnyapadaprostatnormal,hanyasajapadaBPH,aktivitasenzim5alfareduktasedan
jumlahreseptorandrogenlebihbanyakpadaBPH.Halinimenyebabkanselselprostatpada
BPH lebih sensitif terhadap DHT sehingga replikasi sel lebih banyak terjadi dibandingkan
denganprostatnormal.1
KetidakseimbanganEstrogenTestosteron
Padausiayangsemakintua,kadartestosteronmenurun,sedangkankadarestrogenrelatif
tetap sehingga perbandingan antara estrogen dengan testosteron relatif meningkat. Telah
diketahuibahwaestrogendidalamprostatberperandalamterjadinyaproliferasiselselkelenjar
prostat dengan cara meningkatkan sensitivitas selsel prostat terhadap rangsangan hormon
androgen,meningkatkanjumlahreseptorandrogen,danmenurunkanjumlahkematianselsel
prostat (apoptosis). Hasil akhir dari semua keadaan ini adalah, meskipun rangsangan
terbentuknyaselselbaruakibatrangsangantestosteronemenurun,tetapiselselprostatyang
telahadamempunyaiumuryanglebihpanjangsehinggamassaprostatmenjadilebihbesar.1
InteraksiStromaEpitel
20
Cunha(1973)membuktikanbahwadiferensiasidanpertumbuhanselepitelprostatsecara
tidaklangsungdikontrololehselselstromamelaluisuatumediator(growthfactor)tertentu.
SetelahselselstromamendapatkanstimulasidariDHTdanestradiol,selselstromamensintesis
suatu growthfactor yangselanjutnyamempengaruhiselselstromaitusendirisecaraintrakrin
dan autokrin, serta mempengaruhi selsel epitel secara parakrin. Stimulasi itu menyebabkan
terjadinyaproliferasiselselepitelmaupunselstroma.1
BerkurangnyaKematianSelProstat
Programkematiansel(apoptosis)padaselprostatadalahmekanismefisiologikuntuk
mempertahankan homeostasis kelenjar prostat. Pada apoptosis terjadi kondensasi dan
fragmentasiselyangselanjutnyaselselyangmengalamiapoptosisakandifagositosisolehsel
seldisekitarnya,dankemudiandidegradasiolehenzimlisosom.1
Padajaringannormal,terdapatkeseimbanganantaralajuproliferasidengankematiansel.
Padasaatterjadipertumbuhanprostatsampaipadaprostatdewasa,penambahanjumlahselsel
prostatbarudenganyangmatidalamkeadaanseimbang.Berkurangnyajumlahselselprostat
yang mengalami apoptosis menyebabkan jumlah selsel prostat secara keseluruhan menjadi
meningkatsehinggamenyebabkanpertambahanmassaprostat.1
Sampai sekarang belum didapatkan keterangan secara pasti faktorfaktor yang
menghambatprosesapoptosis.Didugahormonandrogenberperandalammenghambatproses
kematian sel karena setelah dilakukan kastrasi, terjadi peningkatan aktivitas kematian sel
kelenjarprostat.Estrogendidugamampumemperpanjangusiaselselprostat,sedangkanfaktor
pertumbuhanTGFbetaberperandalamprosesapoptosis.1
TeoriSelStem
Untukmenggantiselselyangtelahmengalamiapoptosis,selaludibentukselselbaru.Di
dalamkelenjarprostatdikenalsuatustem,yaituselyangmempunyaikemampuanproliferasi
yangsangatekstensif.Kehidupanselinisangattergantungdengankeberadaanhormonandrogen,
sehinggajikahormoninikadarnyamenurunsepertiyangterjadipadakastrasi,menyebabkan
terjadinyaapoptosis.TerjadinyaproliferasiselselpadaBPHdipostulasikansebagai
21
ketidaktepatnyaaktivitasselstemsehinggaterjadiproduksiyangberlebihanselstromamaupun
selepitel.
Epidemiologi
BPHtentuterjadipadalakilaki,danmerupakantumorjinakterbanyakyangterjadipada
lakilaki. Studi menunjukkan bahwa terdapat bukti BPH melalui pemeiksaan histologis pada
20%lakilakiusia4150tahun,50%padausia5160,dan90%padausia80tahun.Gejalayang
ditimbulkan berbeda berdasarkan umur. Pada usia 55 tahun, 25% pasien mengeluh gejala
gangguan obstruksi dalam berkemih, sedangkan pada usia 75 tahun, 50% mengeluh gejala
penurunankekuatanpancaranurin.7
FaktorresikoterjadinyaBPHjugamasihbelumdipahamisecarapasti.Beberapastudi
menunjukkanadanyapredisposisigenetik,adajugayangmenunjukkanadanyahubungandengan
ras.Kirakirasekitar50%lakilakidibawah60tahunyangmenjalanibedahuntukBPHbiasanya
mengalamiBPHyangherediter.7
Patofisiologi
Pembesaranprostatmenyebabkanpenyempitanlumenuretraprostatikadanmenghabat
aliran urin. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan intravesikal. Untuk dapat
mengeluarkanurin,bulibuliharusberkontraksilebihkuatgunamelawantahananitu.Kontraksi
yang terus menerus ini menyebabkan perubahan anatomik bulibuli berupa hipertrofi otot
detrusor,trabelukasi,terbentuknyaselula,sakula,dandivertikelbulibuli.Perubahanstruktur
padabulibulitersebut,olehpasiendirasakansebagaikeluhanpadasalurankemihsebelahbawah
ataulowerurinarytractsymtoms(LUTS)yangdahuludikenalsebagaigejalaprostatismus.1
Tekananintravesikalyangtinggiditeruskankeseluruhbagianbulibulitidakterkecuali
padakeudaureter.Tekananpadakeduamuaraureterinidapatmenimbulkanaliranbalikurin
daribulibulikeureteratauterjadirefluksvesicoureter.Keadaaninijikaberlangsungterusakan
mengakibatkanhidroureter,hidronefrosis,bahkanakhirnyadapatjatuhkedalamgagalginjal.1
Obstruksiyangdiakibatkanolehhiperplasiaprostatbenignatidakhanyadisebabkanoleh
adanyamassaprostatyangmenyumbaturetraposterior,tetapijugadisebabkanolehtonusotot
22
polosyangadapadastromaprostat,kapsulprostat,danototpolospadaleherbulibuli.Otot
polositudipersarafiolehserabutsimpatisyangberasaldarin.pudendus.1
PadaBPHterjadirasiopeningkatankomponenstromaterhadapepitel.Kalaupadaprostat
normalrasiostromadibandingdenganepiteladalah2:1,padaBPH,rasionyameningkatmenjadi
4:1.HalinimenyebabkanpadaBPHterjadipeningkatantonusototpolosprostatdibandingkan
denganprostatnormal.Dalamhalinimassaprostatyangmenyebabkanobstruksikomponen
statik sedangkan tonus otot polos yang merupakan komponen dinamik sebagai penyebab
obstruksiprostat.1
GambaranKlinis
GejalayangmunculpadaBPHdapatdibagimenjadiduayaitugejalaobstuktif&gejala
iritatif.Gejalaobstruktifadalahberupaanyanganyangan/rasainginkencingtapiterasatidak
pasti,penurunanvolumurindanpancaranurinlemah,sensasiberkemihyangkuranglampias,
berkemihganda/doublevoiding(2xberkemihdalam2jam),rasainginkencingterusmenerus,
danpostvoiddribbling(urinmasihmeneteskeluarsetelahselesaiberkemih).Sedangkangejala
iritatifadalahberupaurgensi,peningkatanfrekuensiberkemih,dannokturia.5
AmericanUrologicalAssociation(AUA)merangkumgejalagejalayangterdapatpada
BPHdanmelakukanskoringterhadapapayangdirasakanolehpasien.Halinipentinguntuk
evaluasi dan perhitungan skor harus dilakukan sebelum terapi diberikan. Pada tabel yang
diberikan AUA terdapat 7 pertanyaan untuk menentukan tingkat beratnya gejala obstruktif
ataupuniritatifdenganmasingmasingberskala05.Dengandemikian,semakinmeningkatnya
skorsemakinberatlahgejalayangdilamiolehpasien(035).5
Anamnesis terkait dengan traktus urinarius harus dilakukan untuk menyingkirkan
penyebablainyangmungkinsepertikankerprostatataupenyakitlainyangtidakberhubungan
denganprostatsepertiinfeksitraktusurinarius,neurogenicbladder,ataustriktururetra.7
Penatalaksanaan
TujuanterapipadapasienBPHadalah(1)memperbaikikeluhanmiksi,(2)meningkatkan
kualitashidup,(3)mengurangiobstruksiintravesica,(4)mengembalikanfungsiginjaljikaterjadi
gagalginjal,(5)mengurangivolumeresiduurinsetelahmiksi,dan(6)mencegahprogresivitas
23
penyakit.4Terdapat berbagai macam terapi untuk penderita BPH, mulai dari obatobatan,
pembedahan,dantindakanenodurologiyangkuranginvasif.1
Untuk gejala yang ringan dapat dilakukanwatchful waiting, atau diartikan sebagai
mengontrol pola hidup bagi pasien dengan skor IPSS <7, yaitu keluhan ringan yang tidak
menggangguaktivitasseharihari.1
1. Berkemihlah saat muncul keinginan untuk BAK, bahkan pasien boleh disuruh untuk
berkemihjikaadakesempatan,walaupunbelumadakeinginaninginberkemih.
2. Hindarialkoholdankafeinsetelahmakanmalam.
3. Jangan minum terlalu banyak cairan dalam satu waktu. Bagi porsi tersebut secara
seimbanguntuksepanjanghari.Hindariminumair2jamsebelumtidur.
4. Cobauntukhindariobatobatanyangmengandungdekongestanatauantihistamin.Obat
jenisinidapatmeningkatkangejalaBPH.
5. LakukansenamKegeluntukmeningkatkankekuatanototototdisekitarkantungkemih.
6. Kurangistresskarenapadakeadaantertekan,keinginanuntukberkemihakansemakin
meningkatjuga.
7. Secara periodik, pasien diminta untuk datang kontrol untuk ditanya keluhan yang
mungkinmenjadilebihbaik(denganmenggunakanskoryangbaku),disampingituharus
dilakukanpemeriksaanlab,residuurin,atauuroflometri.Jikakeluhanbertambahparah,
makaperludipertimbangkanuntukmemilihterapiyanglain.4
Untukterapimedikamentosa,adabeberapapilihanobatobatanuntukmengurangigejalaBPH,
diantaranyaadalah:1
1. Beta blocker: obat yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi ini bertujuan untuk
merelaksasikanototdisekitarkantungkemihdandiprostatitusendirisehinggamembuat
proses berkemih lebih mudah. Yang tergolong jenis ini adalah Terazosin,doxazosin
(Cardura), tamsulosin (Flomax), alfuzosin (Uroxatral) dan silodosin (Rapaflo).Beta
blockerbekerja secara cepat, hanya dalam waktu 12 hari, aliran urin menjadi lebih
lancardanjugakeinginaninginberkemihberkurang.Tetapiefeksampingobatiniadalah
timbulnyaretrogradeejaculationyaitukeadaandimanasemennaikkekantungkemih,
bukanturunkeujungpenis.
24
2. Inhibitor5alfareduktase:obatgolonganinimenurunkanproduksihormonolehkelenjar
prostat,mengurangiukurankelenjarprostat,meningkatkankelancaranaliranurin,dan
menurunkan gejala BPH. Contoh obat golongan ini adalah finasteride (Proscar) dan
dutasteride(Avodart).2obatinimerupakanpilihanterbaikuntukBPH.Tetapi,perbaikan
barubisadilihatdalam36bulan.Efeksampingnyaadalahimpotensi(disfungsiereksi),
penurunangairahseksual,atauejakulasiretrograd.
3. Terapikombinasi:betablockerdaninhibitor5alfareduktasemerupakanpilihanyang
efektifdibandingkanhanyamengkonsumsisalah1obat.1,4,8
4. Tadalafil(Cialis):merupakanobatyangberasaldarigolonganinhibitorfosfodiesterase.
Biasanya diindikasikan untuk memperbaiki impotensi. Tetapi obat ini juga dapat
digunakan untuk mengobati BPH.Tadalafil tidak dapat dikombinasikan denganbeta
blockerdanobatlaingolongannitrat,sepertinitrogliserin.
Tindakanoperasiapapundapatmenyebabkanefeksampingberupaejakulasiretrograde,
inkontinensia, dan impotensi. Sehingga, tindakan bedah direkomendasikan bagi pasien yang
memiliki gejala seperti: (1) tidak menunjukkan perbaikan setelah terapi medikamentosa, (2)
mengalamiretensiurin,(3)infeksisalurankemihberulang,(4)hematuria,(5)gagalginjal,dan
(6) timbulnya batu saluran kemih atau penyulit lain akibat obstruksi saluran kemih bagian
bawah.Adabeberapajenistindakanbedah,yaitu:1
1. Pembedahanendourologi.Terdapat2jenisendourologi,yaitu:
a. Transurethral Resection of the Prostate(TURP): merupakan operasi paling
banyak dikerjakan di seluruh dunia. Operasi ini banyak dipilih karena tidak
memerlukan insisi pada kulit perut dan memberikan hasil yang tidak banyak
berbeda dengan tindakan operasi terbuka. Dengan TURP, dokter bedah akan
menempatkanresectoscopekedalamuretradanmenggunakanalatguntingyang
kecil untuk membuang seluruh bagian kecuali bagian terluar dari prostat itu
sendiri.TURPmembuatkelenjarprostatdipotongmenjadibagianbagiankecil
jaringan prostat yang dinamakan cip prostat, & selanjutnya cip ini akan
dikeluarkandarives.urinariamelaluievakuatorEllik.TURPdapatmengurangi
gejaladengancepatdankebanyakanpasiensetelahtindakanmemilikialiranurin
25
yanglebihbaik.SetelahtindakanTURPtetapadaresikoperdarahandaninfeksi,
oleh karena itu pasien disarankan menggunakan kateter untuk sementara dan
hanyabolehmelakukanaktivitasyangringansajahinggabenarbenarpulih.
b. TransurethralIncisionoftheProstate(TUIPorTIP):pembedahaninimerupakan
salahsatupilihanpadapasienyangpembesaranprostatnyamasihringan,maupun
bagimerekayangmemilikimasalahkesehatandimanajikamelakukantindakan
operasijenislainterlaluberbahaya.TUIPmiripdenganTURP.Bedanya,dokter
bedah tidak menyingkirkan jaringan prostat, melainkan ia akan membuat 12
sayatankecilpadakelenjarprostatsupayakelenjarprostatinibisamemilikijalur
terbukapadauretrauntukmempermudahaliranurinyangmelewatinya.
2. Pembedahan terbuka. Beberapa macam teknik operasi prostatektomi terbuka adalah
metodedariMillin,yaitumelakukanenukleasikelprostatmelaluipendekatanretropubik
infravesika, Freyer melalui pendekatan suprapubik transvesika, atau transperineal.
Tindakanbedahjenisinihanyadilakukanjikapasienmemilikiprostatyangsangatbesar,
kerusakanpadavesurinariaataufactorkomplikasilainnya(misalnyasepertiadabatu).
Tindakaninidisebutterbukakarenadokterbedahakanmenginsisiabdomenbagian
bawah untuk mencapai prostat. Sebenarnya, operasi terbuka merupakan terapi yang
palingefektifbagipasienBPHyangsudahsangatparah.
26
b. Prosedurenukleasi:miripdenganprostatektomiterbukatetapidenganresikoyang
lebihsedikit.Prosedurinimenghilangkanjaringanprostatyangmengobstruksi
aliranurindanmencegahpertumbuhanberlebihdarijaringan.
2. TransurethralNeedleAblation(TUNA)
3. TransurethralMicrowaveTherapy(TUMT)
4. HighIntensityFocusedUltrasound(HIFU)
Stent prostat dipasang intraluminal di antara leher ves.urinaria & di sebelah proksimal
verumontanumsehinggaurindapatleluasamelewatilumenuretraprostatika.Pemasanganini
diperuntukkanbagipasienyangtidakdapatmenjalanioperasikarenaresikopembedahanyang
cukuptinggi.Setelahpemasangankateterini,pasienmasihmerasakankeluhanmiksiberupa
gejalairitatif,perdarahanuretra,ataurasatidakenakdidaerahpenis.1
Prognosis
Prognosistergantungdengantingkatbesarnyapembesaranprostat,beratnyagejalayang
muncul,danadatidaknyakomplikasiyangtelahterjadiakibatBPHinisendiri.Jikaringanmaka
prognosisbaik.
DaftarPustaka
1. Purnomo BP. Dasar-dasar urologi. Edisi ke-2 Jakarta: CV Sagung Seto; 2009. p. 69-85.
2. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2012. p. 554, 594-6.
3. Campbell, Reece, Mitchell. Biologi. Edisi ke-5. Jilid ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga,
2004. p. 116.
4. Bickley LS. Bates guide to physical examination and history taking. 11th ed. Philadelphia:
Wolters Kluwer; 2013. p. 579.
27
5. McPhee SJ, Papadakis MA. Current medical diagnosis & treatment. USA: The
McGrawHill Companies; 2013. p. 956-61.
6. Tinjauan Pustaka Prostat.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38936/4/Chapter%20ll.pdf diunduh
tanggal 13 November 2016.
7. Tinjauan Pustaka BPH. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40979/4/Chapter
%20II.pdf diunduh 13 November 2016.
28