PedomanKNS2011 PDF
PedomanKNS2011 PDF
Pedoman Keselamatan
dan Proteksi Radiasi
Kawasan Nuklir Serpong
Revisi 1
Daftar Isi
Daftar Isi ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................. 1
1.1 Lingkup dan Tujuan ............................................... 1
1.2 Sumber Acuan ....................................................... 1
1.3 Pembuat Dokumen ............................................... 3
1.4 Ketentuan Pelaksanaan ........................................ 3
BAB 2 PENGELOLAAN PROTEKSI RADIASI DAN
LINGKUNGAN ................................................................ 4
2.1 Lingkup dan Tujuan ............................................... 4
2.2 Umum ................................................................... 4
2.3 Organisasi.............................................................. 4
2.4 Tanggung Jawab .................................................... 7
2.5 Sarana ................................................................. 10
BAB 3 DASAR PROTEKSI RADIASI DAN LINGKUNGAN ............ 13
3.1. Lingkup dan Tujuan ............................................. 13
3.2 Umum ................................................................. 13
3.3 Aspek Biologi terhadap Proteksi Radiasi............. 14
3.4 Besaran yang Digunakan dalam Proteksi
Radiasi ................................................................. 17
3.5 Pengkajian Paparan Radiasi ................................ 20
3.6 Tingkatan Proteksi Radiasi .................................. 28
3.7 Prinsip Proteksi Radiasi ....................................... 28
3.8 Proteksi Lingkungan ............................................ 29
iv
LAMPIRAN C:
LAMPIRAN F:
vi
vii
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Sumber Acuan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
International Commission on Radiation Protection Publication No. 103, Recommendations for a System of
Radiological Protection, 2007
q.
r.
1.3
Pembuat Dokumen
Ketentuan Pelaksanaan
BAB 2
PENGELOLAAN PROTEKSI RADIASI DAN LINGKUNGAN
2.1
Umum
Organisasi
b.
c.
d.
e.
Direktur Utama
PT Batan Teknologi (Persero)
Direktur Produksi
PT Batan Teknologi (Persero)
Sub Divisi
Keselamatan dan Safeguard
Keselamatan Kerja
Safeguard dan
Akunting Bahan Nuklir
Tanggung Jawab
Para Pekerja
Sarana
2.5.1
Fasilitas
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
10
2.5.2
Poliklinik
Lingkungan
11
d. Laboratorium Lingkungan
Pelepasan zat radioaktif cair dan gas/aerosol meningkatkan
konsentrasi radionuklida di lingkungan. Nilai konsentrasi
radionuklida di lingkungan dapat diketahui dengan analisis
berbagai macam sampel lingkungan. Kawasan Nuklir
Serpong harus dilengkapi dengan laboratorium lingkungan
dengan peralatan pengambilan dan preparasi sampel serta
peralatan analisis seperti: spektrometer-, spektrometer-,
sistem pencacah latar rendah /, alat ukur kontaminasi
permukaan dan alat ukur paparan radiasi lingkungan.
2.5.4
12
BAB 3
DASAR PROTEKSI RADIASI DAN LINGKUNGAN
3.1.
Umum
13
Pada umumnya efek paparan radiasi terhadap kesehatan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu:
a.
b.
ICRP publikasi 60 (1991) mengklasifikasikan efek radiasi yang menimbulkan reaksi pada jaringan sebagai efek deterministik. Dan menggunakan istilah efek stokastik untuk efek
radiasi yang menimbulkan kanker dan penyakit yang dapat
diwariskan kepada keturunannya.
Energi radiasi pengion yang diterima jaringan/organ
dapat mengakibatkan perubahan pada molekul, kerusakan
pada elemen selular dan gangguan fungsi atau kematian sel.
Kerusakan pada jaringan hidup diakibatkan oleh adanya
transfer energi radiasi pengion ke atom dan molekul dalam
struktur sel. Radiasi pengion menjadikan atom dan molekul
tersebut terionisasi dan menyebabkan:
a.
b.
c.
d.
14
Sel-sel yang telah rusak pada tingkat kerusakan tertentu dapat mengalami perbaikan, misalnya pada dosis rendah
sebagaimana yang kita terima dari dosis radiasi latar, kerusakan selular dapat segera diperbaiki. Namun pada tingkat dosis
yang lebih tinggi, dapat terjadi kematian sel bahkan pada dosis
yang sangat tinggi sel tidak dapat tergantikan, jaringan menjadi
rusak dan organ tidak berfungsi.
3.3.1
15
16
17
Besaran Dosis
18
......................................... (3.1)
wR
Jenis Radiasi
1. Foton
20
5. Neutron
En < 1 MeV
2,5 18,2e[ln(En )]
1 MeV En 50 MeV
En > 50 MeV
/6
2
/6
2
/6
............. (3.2)
19
wT
No
Jaringan/organ
1.
0,12
2.
Gonad
0,08
3.
0,04
4.
0,01
*)
(masing-masing)
3.5
3.5.1
20
( )
( )
............................... (3.3)
21
( )
( )
.............................. (3.4)
Untuk memenuhi batasan dosis, ICRP merekomendasikan bahwa dosis terikat ditetapkan pada tahun pemasukan
terjadi. Untuk pekerja, dosis terikat biasanya dievaluasi selama
lebih dari 50 tahun setelah pemasukan. Jangka waktu terikat
50 tahun adalah suatu nilai yang dipertimbangkan oleh ICRP
sebagai harapan usia pekerja dihitung sejak ia masuk kerja di
usia muda. Dosis efektif terikat dari pemasukan radionuklida
juga digunakan dalam penentuan dosis perkiraan untuk anggota masyarakat. Dalam kasus ini, jangka waktu terikat 50 tahun
dianjurkan untuk orang dewasa. Untuk bayi dan anak-anak,
dosis dievaluasi hingga usia 70 tahun.
Dosis efektif dari pemasukan radionuklida karena kerja
dinilai berdasarkan pemasukan pekerja dan koefisien dosis
acuan. Perhitungan koefisien dosis untuk radionuklida tertentu
(SvBq-1) menggunakan model biokinetik dan dosimetrik yang
telah didefinisikan. Model-model tersebut digunakan untuk
menggambarkan masuknya berbagai bentuk kimia radionuklida
ke dalam tubuh dan distribusinya serta retensi setelah masuk
ke darah. Fantom pria dan wanita komputasi juga digunakan
untuk menghitung, untuk serangkaian sumber, fraksi energi
yang dipancarkan dari suatu daerah sumber S yang diserap di
daerah target T. Perkiraan ini dianggap memadai untuk tugastugas utama dalam proteksi radiasi.
Koefisien dosis efektif terikat rata-rata jenis kelamin
e() untuk pemasukan radionuklida tertentu dihitung menurut
persamaan:
( )
( )
( )
.................... (3.5)
22
Paparan Pekerjaan
............................... (3.6)
..... (3.7)
dengan
) : koefisien dosis efektif terikat untuk aktivitas pemasukan melalui inhalasi dari suatu radionuklida j;
: aktivitas pemasukan dari suatu radionuklida j melalui inhalasi;
) : koefisien dosis efektif terikat untuk aktivitas pemasukan dari suatu radionuklida j melalui injesi (jalur
pencernaan), dan
: aktivitas pemasukan dari radionuklida j melalui
injesi.
23
Paparan Masyarakat
24
dalam tahun tersebut. Dosis ini tidak diperoleh dengan pengukuran langsung paparan perorangan seperti pada paparan
pekerjaan tetapi terutama ditentukan oleh pengukuran efluen
dan lingkungan, perilaku data, dan pemodelan. Komponen
akibat pelepasan efluen radioaktif dapat diperkirakan dengan
pemantauan efluen untuk instalasi yang sudah ada, atau
prediksi efluen dari instalasi atau sumber selama periode
desain. Informasi tentang konsentrasi radionuklida dalam efluen
dan lingkungan digunakan bersama-sama dengan pemodelan
radioekologi (analisis jalur transportasi lingkungan, melalui
udara, air, tanah, sedimen, tanaman, dan hewan kepada
manusia) untuk mengkaji dosis dari paparan radiasi eksternal
dan pemasukan radionuklida. Kelengkapan informasi ini
diberikan dalam Annex B, ICRP 103.
3.5.5
b.
pengkajian dosis retrospektif untuk menunjukkan pemenuhan terhadap batas dosis, atau untuk membandingkan
dengan pembatas dosis atau tingkat acuan (reference
level).
25
26
................ (3.8)
27
a. Justifikasi
Justifikasi adalah semua kegiatan yang melibatkan paparan
radiasi hanya dilakukan jika menghasilkan nilai lebih atau
memberikan manfaat yang nyata (azas manfaat). Justifikasi
*)
28
b. Optimasi
Pada optimasi semua paparan harus diusahakan serendah
yang layak dicapai (As Low As Reasonably Achievable ALARA) dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan
sosial. Syarat ini menyatakan bahwa kerugian/kerusakan
dari suatu kegiatan yang melibatkan radiasi harus ditekan
serendah mungkin dengan menerapkan peraturan proteksi.
Dalam pelaksanaannya, syarat ini dapat dipenuhi misalnya
dengan pemilihan kriteria desain atau penentuan nilai
batas/tingkat acuan bagi tindakan yang akan dilakukan.
c. Pembatasan
Pada pembatasan semua dosis ekivalen yang diterima oleh
seseorang tidak boleh melampaui Nilai Batas Dosis (NBD)
yang telah ditetapkan. Pembatasan dosis ini dimaksud untuk
menjamin bahwa tidak ada seorang pun terkena risiko
radiasi baik efek sotakastik maupun efek deterministik akibat
dari penggunaan radiasi maupun zat radioaktif dalam keadaan normal.
3.8
Proteksi Lingkungan
29
30
BAB 4
PENGATURAN DAN PENGAWASAN TERHADAP
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
4.1
Penerapan
Pekerja Radiasi
Tahunan
*)
Triwulan
Masyarakat
Tahunan
Dosis Efektif
20 mSv
5 mSv
1,0 mSv
Lensa mata
150 mSv
35 mSv
15 mSv
Jaringan/organ lain
500 mSv
125 mSv
50 mSv
1 mSv
*)
31
32
4.3.2
Untuk penerapan optimisasi proteksi radiasi dan keselamatan radiasi agar besar dosis yang diterima pekerja radiasi
serendah mungkin sesuai dengan prinsip ALARA, maka diterapkan konsep pembatas dosis di KNS. Pembatas dosis adalah
suatu nilai batas atas prospektif dosis pekerja radiasi yang tidak
boleh melampaui NBD. Komisi Proteksi Radiasi KNS merekomendasikan Pembatas Dosis lebih kecil dari 20 mSv. Setiap
Pemegang Izin (PI) menetapkan pembatas dosis sesuai
dengan karakteristik masing-masing fasilitas. PI menetapkan
sasaran ALARA untuk maksud optimasi penerimaan dosis. Dari
hasil sasaran ALARA dapat ditentukan pembatas dosis yang
baru.
4.3.3
b.
c.
Kontraktor, pemasok
pegawainya.
d.
e.
bahan/barang
atau
pun
para
33
Penyinaran
Kecelakaan
Abnormal
dalam
Kedaruratan
atau
34
Pemantauan Kesehatan
b.
Mahasiswa magang, kontraktor, peneliti/ahli yang berkunjung dan bekerja di medan radiasi KNS kurang dari enam
bulan wajib menjalani pemeriksaan kesehatan fisik
sebelum bekerja.
c.
Mahasiswa magang, kontraktor, peneliti/ahli yang berkunjung dan bekerja di medan radiasi KNS lebih dari enam
bulan wajib menjalani pemeriksaan kesehatan fisik dan
laboratorium sebelum bekerja dengan biaya diluar
tanggung jawab PI.
d.
35
36
BAB 5
PEMANTAUAN DOSIS RADIASI PERORANGAN
5.1
perorangan
a.
b.
dilakukan
b.
Pemantauan
(in-vitro)
5.3
pekerja
radiasi
secara
tidak
langsung
37
Metode Pemantauan
38
5.5
Periode Pemantauan
b.
c.
d.
5.6
Dosimeter Perorangan
39
( )
( )
.... (5.1)
dengan
( )
( )
5.8
Dosis Efektif
40
............................... (5.2)
dengan
: dosis total dari paparan radiasi eksternal dan
paparan radiasi internal (Dosis Efektif)
5.9
nama pekerja,
b.
nomor identifikasi,
c.
d.
jenis pekerjaan,
e.
f.
41
b.
c.
d.
42
BAB 6
PENGENDALIAN DAERAH KERJA
6.1
b.
6.3
43
a)
b)
a)
b)
44
c)
Radiotoksisitas
Pb
226
Ra
227
231
Pa
233
238
Pu
241
Pu
243
Am
244
Cm
249
Cf
Po
228
Ra
228
230
234
239
Pu
242
Pu
242
Cm
245
Cm
250
Cf
Ra
227
Ac
230
232
232
237
Np
241
Am
243
Cm
246
Cm
252
Cf
Th
Th
Th
36
45
Co
95
Cl
60
Co
106
Sc
Ru
Sr
110m
90
Sr
115m
91
Mn
Zr
89
Ca
46
54
56
Na
125
Sb
127m
Te
Ag
129m
Cd
124
Te
I
114m
In
126
124
Sb
125
131
144
133
152
Ce
Cs
154
137
Cs
160
Ba
Eu
Tb
170
Hf
Eu
134
140
181
Tm
182
Ta
192
204
Ir
Tl
228
207
Bi
210
Bi
211
212
224
230
Ac
Pa
234
At
Th
236
Pb
249
Ra
Bk
45
65
Sc
Be
48
69m
14
C
51
Cr
72
52
Mn
90
Zn
125m
Ru
105
127
Ru
105
73
93
103
131m
56
74
97
Zr
109
132
52
76
93m
105
55
77
As
95
59
Fe
75
Se
99
57
Co
82
Na
Si
P
35
41
58
Co
42
47
47
239
Pr
166
Ho
185
Ag
130
147
Nd
169
191
Nb
111
Ag
132
149
171
193
Mo
109
Cd
134
147
171
190
Br
96
115
Cd
135
149
175
194
Ir
203
mKr
97
115m
Xe
Pt
Nb
Tc
Tc
Pr
Te
I
I
Nd
Pm
Pm
Re
Er
Er
Tm
Yb
Os
Hg
Os
Os
201
Tl
Tl
202
Tl
Pb
151
177
191
206
Sn
181
193
212
Sm
Kr
153
65
Ni
86
Rb
99
Tc
125
136
152
64
Cu
85
97
Ru
122
131
155
Cs
Sn
Sm
Cs
Sb
Lu
W
Eu
Ba
Eu
185
Pt
Hg
Hg
200
Ir
Np
203
135
131
Sr
Re
In
113
Tc
Dy
Pa
Au
143
Pd
Te
98
Sc
199
197m
Ce
87
Ca
233
188
Pd
Te
63
Re
Th
Au
Dy
85
Ni
43
183
Gd
231
198
166
Rh
143
159
142
As
Fe
32
Ce
187
Gd
197
As
Fe
31
141
153
186
As
Mn
Cl
Gd
165
Ga
129
140
Te
Te
38
103
Sr
92
18
24
91
Zn
Bi
Bi
197
Pt
220
196
Au
222
Rn
Rn
15
37
58m
59
69
71
Ge
87
Ni
85
Kr
91m
Zn
85
Sr
93
Co
Tabel 6.2
Rb
Y
Zr
97
103m
Rh
131m
96m
131m
In
133
99m
129
Nb
Tc
Tc
Xe
Xe
134m
Cs
135
Cs
191m
Os
147
Sm
193m
Pt Nat Th Nat U
Re
197m
Pt
187
232
Th
235
238
kec. 90Sr
Sr
Daerah kontaminasi
rendah
0,37
3,7**)
3,7
0,37
Daerah kontaminasi
sedang
3,7
37**)
37
3,7
> 3,7
> 37**)
> 37
> 3,7
46
47
6.4
Bahaya radiasi eksternal dapat dikurangi dengan memperkecil semua tingkat radiasi eksternal yang dapat dilaksanakan dengan cara berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
6.4.1
48
b.
Cahaya.
c.
49
Tabel 6.3
No.
Jarak dari
Sumber
Radiasi
Radiasi
1.
9.000.000
125.000
2.
830.000
14.000
3.
10
43.000
1.250
4.
30
1300
10
100
Kecil
10
5.
*)
Tabel 6.4
No.
Jarak
dari
Sumber
P,
90
Sr
137
Cs
1.
3.500.000
10.500.000
6.400.000
2.
370.000
1.060.000
730.000
3.
10
35.000
84.000
50.000
4.
30
3.900
8.000
4.800
5.
100
350
450
100
6.5
32
Pengendalian Kontaminasi
Pengendalian kontaminasi dimaksudkan untuk pencegahan bahaya kontaminasi baik di dalam daerah instalasi nuklir
maupun di daerah non instalasi nuklir. Upaya ini dilakukan
dalam bentuk pengaturan lalu lintas orang dan barang di dalam
instalasi, pengaturan lalu lintas orang, barang dan kendaraan di
luar instalasi.
6.5.1
50
51
6.6
Setiap fasilitas harus menyediakan sarana perlindungan pekerja (protective devices) berupa penutup sepatu (shoe
cover), baju kerja (lab coat), respirator dan pelengkapan lain
sesuai untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada pekerja.
Bagi instalasi/unit kerja yang memiliki daerah dengan
potensi kontaminasi harus menyediakan perlengkapan kerja
sesuai dengan potensi yang ada dan memiliki ruang ganti
pakaian.
Setiap pekerja radiasi yang bekerja di daerah pengendalian diwajibkan melakukan pemantauan kontaminasi sebelum
meninggalkan daerah kerja. Alat pemantau kontaminasi tangan
dan kaki ditempatkan pada jalur ke luar daerah pengendalian.
6.8
52
Tabel 6.5
Tingkat
kontaminasi
(TK) (Bq/cm2)
Tingkat
Kontaminasi
(TK)
(Bq/cm2)
TK < 3,7
TK < 0,37
TK > 3700
TK > 37
Catatan:
a. Tingkat tindakan ini berIaku untuk kontaminasi fixed yang
tetap lekat pada kulit sekali pun telah diusahakan
pembersihan berkali-kali dengan metode yang seharusnya.
Hubungi segera petugas proteksi radiasi tempat bekerja
untuk pengarahan dan bantuan.
b.
c.
bergantung
pada
luas
53
6.9
Persetujuan Kerja
b.
*)
DAC (Derived Air Concentration) hour atau jam konsentrasi udara turunan
merupakan ALI dikalikan fraksi tahunan, contoh untuk DAC hour 40 maka
fraksinya adalah 40/2000. ALI adalah Annual Limit on Intake atau Batas
Pemasukan Tahunan.
54
6.11
Batas Pelepasan
Fasilitas.
Cerobong
pada
Beberapa
Batasan, Bq/m3
Fasilitas
Radioaktivitas terukur
IRM
Gross
Gross
2
20
IEBE
Gross
RSG
GAS
Gas mulia
Iodine
Partikulat
4.000
-----
IPRR
Gas mulia
Iodine
Partikulat
1
0,4
2,2
IPEBRR
Gross
55
Bila batas lepasan di RSG GAS terlampaui, maka secara otomatis akan memberikan sinyal alarm radiasi pada panel
tegak di Ruang Kendali Utama (RKU), kemudian petugas
keselamatan akan menelusuri penyebab terjadinya alarm dan
melakukan tindakan penghentian kegiatan reaktor.
Pada fasilitas IPRR bila batas lepasan terlampaui,
maka akan dilakukan tindakan penghentian kegiatan kemudian
dilakukan pengaturan pola alir dan tekanan udara serta
ditelusuri penyebabnya.
Pada fasilitas IEBE dan IRM bila batas lepasan terlampaui, maka akan dilakukan penghentian kegiatan yang menyebabkan lepasan tersebut.
6.12
Labelisasi Radiasi
b.
c.
d.
56
57
58
b.
59
60
61
Daerah
Radiasi
62
DILARANG!
MAKAN MINUM
MEROKOK
BERHIAS
Gambar 6.8 Peringatan Bekerja di Daerah Radiasi
dan/atau Daerah Kontaminasi.
direncanakan dengan baik dan dikonsultasikan dengan pihak
petugas keselamatan dan keamanan.
Para pekerja bangunan yang selama kegiatannya berada di dalam fasilitas lebih dari 6 bulan harus mendapatkan
dosimeter perorangan dan diberlakukan persyaratan serta
kewajiban sebagaimana pekerja radiasi.
Seluruh peralatan, bahan dan perlengkapan lain yang
masih dan telah digunakan dalam kegiatan perbaikan dan
pembangunan di daerah pengendalian tidak diperkenankan
dibawa atau digunakan di daerah lain sebelum dilakukan pemeriksaan kontaminasi oleh petugas proteksi radiasi. Setiap
pekerja setelah selesai melaksanakan pekerjaannya di daerah
pengendalian diperiksa tingkat kontaminasinya oleh PPR dan
menyimpan perlengkapan kerja di tempat yang telah ditentukan
secara baik dan benar.
6.15
63
64
BAB 7
PENGENDALIAN ZAT RADIOAKTIF,
PERALATAN DAN BARANG
7.1
Zat radioaktif
b.
c.
b.
c.
d.
65
e.
f.
Nama pemilik.
b.
66
b.
c.
Sumber
netron
4
l0 neutron/cm2 dt.
7.2.3
yang
memancarkan
lebih
dari
b.
c.
Pemeriksaan keberadaan
Penyimpanan.
d.
zat
radioaktif
di
lokasi
67
7.2.4
Tanggal pemindahan
Jenis dan aktivitas zat radioaktif
Lokasi pemindahan
Tujuan pemindahan
Pelaksana pemindahan
b.
c.
d.
e.
68
b.
Kelengkapan dokumen.
c.
d.
e.
Kontaminasi permukaan.
69
b.
c.
d.
Packing list.
e.
Bukti pengiriman.
f.
g.
h.
Fotokopi surat
BAPETEN.
70
izin
pengalihan
zat
radioaktif
dari
i.
j.
71
b.
c.
d.
72
a.
b.
c.
d.
e.
f.
7.4.1
73
b.
c.
74
7.5
Bahan Nuklir
Pemindahan
Dokumen,
Perlengkapan Pribadi
Buku-Buku
dan
75
7.8
76
BAB 8
PENGELOLAAN LIMBAH
8.1
Pengelolaan limbah radioaktif didasarkan pada pencegahan dan perlindungan pekerja, masyarakat dan lingkungan
dari adanya potensi bahaya dari limbah, baik dalam jangka
pendek atau pun jangka panjang.
b.
c.
d.
77
8.3
Limbah Cair
Limbah radioaktif cair berdasarkan aktivitasnya diklasifikasikan dalam jenis limbah radioaktif tingkat rendah, tingkat
sedang dan tingkat tinggi.
Limbah cair yang tidak terkontaminasi yang berasal dari
limbah sanitasi, buangan air hujan dan proses lain dari instalasi
nuklir dibuang ke saluran pembuangan air hujan (drainase).
Limbah radioaktif cair berdasarkan aktivitasnya diklasifikasikan menjadi 3 seperti dalam Tabel 8.1 sebagai berikut.
Tabel 8.1
Klasifikasi
Aktivitas A (Bq/ml)
Keterangan
Rendah
Sedang
3,7.104< A 3,7.107
3,7.107< A 3,7.109
Tinggi
3,7.109< A 37.1010
Diolah (evaporasi)
Diolah dan sebagian perlu
penahan
Diolah dan perlu penahan
78
b.
Asal limbah
c.
Volume larutan/berat.
d.
Paparan radiasi.
e.
Keasaman/pH
f.
Konduktivitas
Aktivitas
b.
Waktu paro
c.
Jenis radionuklida
d.
e.
Sifat racun
f.
79
Laju dosis
permukaan
(D= mSv/jam)
D 0,2
0,2 < D 2
D> 2
Aktivitas
(Bq/gram)
Keterangan
Pemancar /
Pemancar /
Tidak mengandung
Dominan pemancar
/ umur panjang di
atas tingkat klierens
b.
c.
8.4
80
Limbah Radioaktif
dan
Pengelompokan
Limbah
81
82
b.
c.
83
d.
84
Survei meliputi:
a.
b.
8.4.3
85
BAB 9
PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA
9.1
Respirator
86
a.
87
b.
88
b.
c.
d.
e.
f.
b.
c.
d.
pasokan
udara
akan
89
9.2.2
90
91
92
93
94
a.
b.
c.
d.
e.
Pakaian pelindung yang digunakan dalam penanggulangan kedaruratan radiasi bentuk dan sifatnya umumnya sama
dengan pakaian yang digunakan dalam daerah kerja kontaminasi tinggi, bedanya pakaian ini dilengkapi dengan pemasok
udara jinjing (portable) dan dilengkapi pula dengan alat komunikasi.
Untuk melindungi tubuh atau bagian tubuh dari
kemungkinan terkena paparan radiasi berlebih, digunakan
pakaian pelindung radiasi (apron). Pakaian pelindung radiasi ini
digunakan oleh pekerja radiasi yang menangani sumber radiasi
tinggi pada jarak jangkau tertentu. Pakaian ini bahannya
mengandung timah hitam (Pb).
Pakaian pelindung untuk kebakaran merupakan pakaian yang digunakan untuk melindungi tubuh dari api. Pakaian ini
digunakan oleh petugas pemadam kebakaran pada saat memadamkan api.
Pakaian kerja yang digunakan di daerah instalasi nuklir
tidak boleh dibawa pulang dan harus dibersihkan/dicuci dan
didekontaminasi oleh masing-masing instalasi. Pakaian yang
95
96
Peralatan Rescue Kebakaran digunakan untuk melindungi atau melakukan evakuasi apabila terjadi kebakaran di
KNS. Peralatan yang diperlukan apabila terjadi kebakaran di
antaranya:
a. Ambulans
Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut korban
kebakaran dari lokasi kejadian ke rumah sakit.
b. Tandu
Tandu digunakan untuk memindahkan korban kebakaran
dari lokasi kejadian ke dalam ambulans.
97
d. Breathing Apparatus
Breathing Apparatus digunakan oleh petugas kebakaran
pada saat melakukan evakuasi korban kebaran dari lokasi
kebakaran atau pada saat memadamkan api.
9.4
Peralatan P3K
98
BAB 10
PEMANTAUAN RADIOLOGI LINGKUNGAN
mengevaluasi
hasil
pemantauan
lepasan
efluen
aerosol/gas maupun efluen cair terhadap ketentuan batas
lepasan efluen ke lingkungan;
b.
c.
d.
e.
10.2
Pemantauan lingkungan di daerah KNS meliputi pengamatan keadaan cuaca dan radiologi lingkungan di daerah KNS,
99
100
Pengamatan tingkat radiasi dan tingkat kontaminasi radionuklida dalam ekosistem yang diperkirakan dipengaruhi
secara langsung oleh kegiatan fasilitas nuklir dan limbahnya. Pengamatan terutama ditujukan terhadap tingkat radiasi lingkungan dan deteksi radionuklida dalam bahan
lingkungan yang diperkirakan menjadi media masuknya ke
manusia baik melalui pernapasan atau pun melalui bahan
makanan yang diproduksi di sekitar daerah pengamatan.
c.
10.3
pemantauan sumber,
b.
c.
pemantauan perorangan.
101
102
a. Paparan Radiasi
Pemantauan paparan radiasi udara ambien meliputi laju
dosis dan dosis kumulatif dilakukan dengan cara pengukuran secara kontinu, berkala 1 bulanan dan 3 bulanan di
berbagai titik pengamatan. Dengan cara ini dapat diketahui
adanya perubahan laju dosis terhadap hasil pengamatan
sebelumnya dan sesaat (real time). Laju dosis dan dosis di
udara (ambient air dose) dipantau secara kontinu dengan
menggunakan sistem pemantauan paparan radiasi gama
udara ambien terpusat yang dilengkapi dengan detektor tipe
GM, sistem alarm, komunikasi data dan pengolahan data.
Alat pantau terpasang pada 4 stasiun pengamatan yang
terletak dalam daerah KNS yakni di atas gedung 20, 30, 90
dan 93. Dari tiap stasiun pengamatan data dikirim ke pusat
pengolahan data yang terletak di Gedung 71 lantai 3.
Tingkat acuan peralatan ini diatur pada 0,25 Sv/jam, bila
laju dosis melampaui tingkat acuan maka sistem alarm akan
memberikan tanda bunyi sehingga lepasan abnormal dapat
diketahui secara dini. Laju dosis udara ambien juga dipantau
secara berkala 3 bulanan pada berbagai titik pengamat
dengan menggunakan alat ukur radiasi lingkungan (surveimeter). Dengan cara ini dapat diketahui perubahan laju dosis
selama waktu pengamatan.
103
c. Radioaktivitas Aerosol/Gas
Kandungan partikel dan gas radioaktif yang terdapat dalam
udara dipantau dengan alat pencuplik udara (air sampler)
yang dilengkapi dengan kertas saring sebagai penangkap
partikel dan karbon aktif (carbon catridge) untuk maksud
menangkap gas iodin radioaktif dan gas lainnya. Cuplikan
kertas saring dan karbon aktif diukur menggunakan alat
cacah / latar rendah dan spektrometer gama untuk
menentukan tingkat konsentrasi radioaktivitas udara.
10.6.2 Air
a. Air Sumur
Pemantauan kemungkinan adanya zat radioaktif yang
terdapat pada air tanah dangkal, dilakukan melalui pencuplikan air sumur penduduk dalam radius 5 km dari reaktor.
Analisis konsentrasi aktivitas dalam air dilakukan dengan
menggunakan alat cacah latar rendah dan spektrometer
gama.
b. Air Hujan
Pemantauan air hujan dilakukan dengan cara mengambil
cuplikan air hujan yang telah ditampung pada stasiun pengamatan air hujan. Pemantauan dilakukan secara berkala pada
periode tertentu dan cuplikan air hujan diolah untuk diukur
dan dianalisis kandungan zat radioaktifnya.
104
a. Tanaman Pangan
Pemantauan terhadap tanaman pangan dilakukan terhadap
sayur-sayuran dan atau buah-buahan yang dihasilkan dari
kegiatan pertanian pada daerah radius 5 km dari reaktor.
Pemantauan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya kontaminasi zat radioaktif dalam tanaman pangan.
Cuplikan tanaman pangan yang diperoleh, diolah dan
selanjutnya dianalisis menggunakan alat cacah latar
rendah dan spektrometer gama untuk mengidentifikasi
tingkat kontaminasi radioaktif pada tanaman pangan.
b. Tanaman Liar/Rumput
Pemantauan terhadap tanaman liar dilakukan melalui jenis
rumput lainnya yang merupakan bahan makanan ternak.
Pemantauan ini dilakukan dengan mengambil tanaman liar
di tempat penggembalaan ternakpada daerah radius 5 km
dari reaktor, sampel lingkungan tersebut diolah menjadi abu
kemudian diukur menggunakan alat cacah / latar rendah
untuk mengetahui tingkat kontaminasi zat radioaktifnya.
10.7 Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Waktu dan frekuensi pemantauan berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 2009 pasal 27 ayat
(1) menyebutkan bahwa pemantauan radioaktivitas lingkungan
harus dilakukan secara terus menerus/kontinu, berkala dan
105
b.
c.
daan:
a.
b.
c.
106
Instalasi
Nuklir
Reaktor
Serba
Guna,
G.A.
Siwabessy
Sumber Dampak
Penting
Pengoperasian RSGGAS dalam kegiatan,
Irradiasi bahan U235 untuk produksi
isotop, analisis
kimia, elemen
bakar, komponen
reaktor, uji bahan
reaktor dan
penelitian.
Pengujian elemen
bakar reaktor daya
(power ramp test)
Radiografi neutron
Penggantian dan
penyimpanan
bahan bakar bekas
2.
Instalasi
Produksi
Radioisotop
dan
Radiofarmaka
Kegiatan produksi
radioisotop,
Penyiapan bahan
untuk irradiasi
Pengolahan bahan
hasil irradiasi dan
pemisahan isotop
Radionuklida
Kr-85, Kr-85m,
Kr-87, Kr-88,
Xe-133, Xe-135,
Rb-88, Sr-89,
Sr-90, Sr-91,
Y-90, Y-91, Zr-95,
Zr-97, Nb-95,
Mo-99, Ru-103,
Ru-106, Rh-105,
Te-129, Te-129m,
Te-131m, Te-132,
Sb-125,I-125,
I-131, I-132,
I-133, I-134,
I-135, Zn-65,
Cs-134, Cs-137,
Ba-140, La-140,
Ce-141, Ce-143,
Ce-144.
I-131, I-132,
I-133, I-135,
Xe-33m, Xe-133,
Xe-135m, Xe-135,
Kr-85m, Kr-85
dan Kr-88
Pengemasan dan
distribusi isotop
siap pakai
Pengelolaan
limbah proses
pengolahan
107
3.
Instalasi
Litbang
Radioisotop dan
Radiofarmaka
Kegiatan produksi
radioisotop lainnya dan
radiofarmaka,
I-125, I-131
Produksi radioisotop
I-125
Produksi Kit
Radioimmunoassay
(RIA) & Immunoradiometric Assay (IRMA)
Pengujian kualitas
sediaan radioisotop/
radiofarmaka
4.
Instalasi
Radiometalurgi
Kr-85, Xe-133,
Sr-89, Sr-90,Y-90,
Y-91, Zr-95,
Nb-95, Ru-106,
Rh-106, Sb-125,
Te-127, Te-127m,
I-131, Cs-134,
Cs-137, Ba-140,
La-140, Ce-141,
Ce-144, Pr-143,
Nd-147, Pm-147,
Pm-148, Eu-156,
U-234, U-235,
U-238, Np-238,
Np-239, Pu-238,
Pu-239, Pu-240,
Pu-241, Am-241,
Cm-242,Zn-65
5.
Instalasi
Elemen
Bahan Bakar Eksperimen
(IEBE)
Uranium alam
6.
Instalasi
Pabrikasi
Elemen
Bahan Bakar Reaktor Riset
(IPEBRR)
Uranium
diperkaya
108
Parameter yang
Dipantau
Indikator
Dampak
dipantau
dari
Frekuensi
Pemantauan
tingkat
paparan
3 bulanan
& kontinu
tingkat dosis
3 bulanan
radioaktivitas aktivitas
gross
1&3
bulanan
Jatuhan
basah
radioaktivitas
aktivitas
3 bulanan
dalam air hujan radionuklida
sifat fisika-kimia
Tanah
radioaktivitas
dalam tanah
permukaan
aktivitas
radionuklida
3 bulanan
sifat fisika-kimia
Air
radioaktivitas
dalam:
aktivitas
3 bulanan
radionuklida
sifat fisika-kimia
air
permukaan
air sumur
Air PAM
radioaktivitas
dalam air
minum
aktivitas
3 bulanan
radionuklida
sifat fisika-kimia
Sungai
Cisadane
radioaktivitas
dalam:
aktivitas
3 bulanan
radionuklida
sifat fisika-kimia
air
permukaan
sedimen
Tanaman
radioaktivitas
dalam rumput/
tanaman
pangan
aktivitas
3 bulanan
radionuklida
indikator biologi
109
Parameter yang
dipantau
Frekuensi Pemantauan
dosis eksternal:
laju dosis gama
dosis gama
kumulatif
pengukuran 3 bulanan
deposisi udara:
udara
air hujan
Airborne
pengambilan dan
pengukuran sampel 1 dan
tanah
permukaan
3 bulanan
bahan makanan:
sayuran
pengumpulan secara
kontinu dan pengukuran 3
bulanan
air minum/air
tanah
indikator daratan:
rumput/tanaman
liar
sebaran perairan:
air permukaan
Cairan
sedimen
bahan makanan
akuatik:
ikan air tawar
110
Parameter yang
dipantau
Frekuensi Pemantauan
deposisi:
tanah permukaan
bahan makanan:
sayuran
susu
indikator daratan:
rumput/tanaman liar
Setelah pelepasan
dispersi perairan:
air permukaan
Cairan
sedimen
bahan makanan
akuatik:
ikan air tawar
pengambilan sampel
kontinu, pengukuran 1 kali
sehari
setiap minggu sekali
pemilihan sampel yang tepat
111
Ru-106
112
Note:
F
= Fastly
= Moderate
= Shortly
113
114
115
116
et
er
m
DEFINISI
117
Dekontaminasi adalah proses menghilangkan atau mengurangi kontaminasi zat radioaktif dalam bahan menggunakan
cara fisika dan atau kimia.
Disposal (pembuangan) adalah penempatan limbah radioaktif
tidak untuk maksud diambil lagi di tempat khusus dengan
rancangan yang memenuhi kriteria keselamatan.
Dosis efektif kolektif adalah dosis paparan radiasi pada
populasi yang dinyatakan oleh integrasi dosis efektif dengan
jumlah individu populasi yang terkena radiasi.
Dosis ekivalen adalah besaran dosis radiasi yang khusus
digunakan dalam proteksi radiasi untuk menyatakan besarnya
tingkat kerusakan pada jaringan tubuh akibat terserapnya
sejumlah energi radiasi dengan memperhatikan faktor yang
mempengaruhinya (dosis dan jenis radiasi serta faktor lain).
Dosis prospektif adalah prakiraan dosis dimuka biasanya
untuk maksud optimasi proteksi radiasi rancangan fasilitas
menetapkan dosis ini.
Dosis radiasi adalah jumlah radiasi yang terdapat dalam
medan radiasi atau jumlah energy radiasi yang diserap atau
diterima oleh materi yang dilaluinya.
Dosis retrospektif adalah penetapan dosis perorangan yang
dikaji dari hasil pengukuran dosis perorangan maupun daearh
kerja.
Dosis terikat adalah jumlah dosis ekivalen dalam suatu bagian
tubuh yang diakibatkan oleh kontaminasi bahan radioaktif
dalam tubuh.
Efek deterministik adalah efek radiasi di atas dosis tertentu
keparahannya bergantung pada besarnya dosis.
Efek genetik adalah pengaruh genetik baik somatik maupun
stokastik pada sel akibat radiasi. Efek ini mengakibatkan
penyakit keturunan akibat radiasi.
Efek somatik adalah efek radiasi hanya pada individu yang
terkena paparan, berbeda dengan efek genetik yang
mempunyai pengaruh pada generasi berikut, meskipun tidak
mengalami paparan.
Efek stokastik adalah efek radiasi yang keparahannya tak
tergantung pada besarnya dosis dan peluang terjadinya tanpa
dosis ambang.
Efluen radioaktif adalah lepasan terkendali zat radioaktif
dalam bentuk gas atau cairan ke lingkungan.
118
119
120
121
122
L-1
Menetapkan: KEPUTUSAN
KETUA
KOMISI
PR-KNS
TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN
REVISI PEDOMAN KESELAMATAN DAN
PROTEKSI RADIASI KAWASAN NUKLIR
SERPONG.
PERTAMA : Membentuk Tim Penyusun Revisi Pedoman
Keselamatan dan Proteksi Radiasi Kawasan
Nuklir Serpong yang selanjutnya dalam
keputusan ini disebut Tim Penyusun dengan
susunan seperti tersebut dalam Lampiran
Keputusan ini.
KEDUA
KETIGA
KEENAM
L-2
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 15 Maret 2011
KETUA KOMISI PROTEKSI RADIASI
KAWASAN NUKLIR SERPONG
ttd
L-3
SUSUNAN
TIM PENYUSUN REVISI PEDOMAN KESELAMATAN DAN
PROTEKSI RADIASI KAWASAN NUKLIR SERPONG
Ketua
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Nara Sumber :
PRSG
PRSG
PTBN
PTBN
PRR
PRR
PTBIN
PTBIN
PKTN
PTLR
PTLR
PTLR
PTLR
1. Ir. Suryantoro, MT
2. dr. Kemala Z. Yapas
PTLR
PKTN
Ttd
L-4
Bq/Minggu
Radionuklida
Bq/Minggu
Ag-110m
Am241
Am-243
Ba-137m
Ba-140
Br-82
Br-83
Ce-141
Ce-144
Cm-242
Cm-243
Cm-244
Cs-134
Cs-137
Eu-154
Eu-155
H-3
I-125
I-131
I-132
I-133
I-134
I-135
Kr-83m
Kr-85
Kr-85m
Kr-88
La-140
Nb-95
Nb-95m
Nd-147
Np-239
2.87E+06
1.05E+05
2.52E+05
1.92E+12
6.55E+07
5.44E+08
2.88E+11
8.07E+08
3.49E+07
6.94E+06
3.42E+05
1.02E+05
1.75E+06
5.31E+07
5.84E+05
2.08E+07
2.56E+11
1.75E+08
3.19E+08
9.45E+09
3.57E+09
2.15E+10
3.38E+09
7.32E+13
5.66E+07
6.37E+10
6.81E+09
5.50E+08
7.74E+07
7.57E+08
2.28E+08
9.40E+08
Pm-147
Pr-144
Pu-238
Pu-239
Pu-240
Pu-242
Rh-103m
Rh-106
Ru-103
Ru-106
Sb-125
Sm-151
Sn-125
Sr-90
Te-125m
Te-127
Te-127m
Te-129m
Te-131m
Te-132
Th-234
U-238
Xe-131m
Xe-133
Xe-133m
Xe-135
Xe-135m
Xe-138
Y-90
Y-91
Zr-95
1.41E+10
1.02E+12
1.68E+05
3.44E+05
6.09E+04
7.14E+04
5.72E+13
1.60E+13
1.11E+08
1.51E+07
4.52E+06
2.96E+10
2.28E+08
5.17E+06
5.88E+08
4.86E+11
2.64E+08
1.68E+08
7.24E+08
2.41E+08
2.26E+07
7.16E+04
1.05E+10
9.63E+09
1.22E+10
2.10E+10
2.80E+11
6.06E+10
6.65E+09
3.84E+08
2.08E+07
L-5
L-6
L-7
L-8
L-9
L-10
L-11
L-12
L-13
L-14
L-15