Anda di halaman 1dari 5

Vitamin K

/Vitamin /Vitamin K

Vitamin

Huruf K dalam vitamin K berasal dari bahasa Jerman yang mewakili kata Koagulation
atau bisa diterjemahkan secara harafiah sebagai pembekuan atau pengentalan. Disebut
demikian karena fungsi utama vitamin K di dalam tubuh manusia adalah sebagai senyawa
yang membantu secara aktif proses pembekuan darah. Tanpa memiliki vitamin K, manusia
rentan mengalami haemorrhages (kondisi pendarahan yang terus menerus dan bisa
menyebabkan kematian) karena darah sulit membeku.
Vitamin K pertama kali diidentifikasi oleh ilmuwan asal Denmark bernama Henry Dam
ketika beliau menemukan suatu molekul yang bersama kolesterol bisa mencegah pendarahan
pada hewan percobaannya. Awalnya vitamin tersebut dinamakan vitamin-koagulasi usai
dikenal luas melalui jurnal medis terbitan Jerman yang melaporkan penemuan senyawa
vitamin baru tersebut. Setelah itu baru disematkan julukan vitamin K yang kemudian lebih
dikenal luas.
Vitamin K sendiri bisa dipisahkan dalam dua golongan yaitu K1 (phylloquinona,
phytomenadiona, atau phytonadiona) yang umumnya berasal dari tanaman berdaun hijau
(aktif dalam proses fotosintesis) dan K2 (menaquinones) yang biasa ditemukan dalam bakteri
yang menghuni sistem pencernaan manusia dan hewan serta makanan hasil fermentasi.
Vitamin K2 merupakan hasil dari metabolisme vitamin K1 .
Tubuh tidak bisa membuang vitamin K secara mudah dan tubuh manusia tidak membutuhkan
jumlah takaran vitamin K yang terlalu besar. Dengan kemampuan menyimpan vitamin K
yang terbatas, tubuh manusia mendaur ulang vitamin K melalui proses reduksi-oksidasi
berulang sehingga dapat mempergunakannya berkali-kali. Vitamin K sendiri tahan terhadap
suhu tinggi, namun vitamin K akan rusak dalam kondisi asam maupun basa, atau terpapar
sinar ultra violet secara langsung.
Daftar Isi

1 Sumber Vitamin K

2 Manfaat Vitamin K

3 Kekurangan Vitamin K

4 Keracunan vitamin K

Sumber Vitamin K
Banyak jenis makanan yang bisa menjadi sumber alami vitamin K. Umumnya semua jenis
sayur berhijau daun atau klorofil yang aktif melakukan proses fotosintesis mengandung
vitamin K dalam kadar yang cukup baik bagi manusia. Selain itu, hasil-hasil alam lainnya
termasuk dari hasil hewani juga mengandung vitamin K dalam porsi yang mencukupi
kebutuhan manusia akan vitamin K.
Berikut ini beberapa sumber-sumber vitamin K yang baik dan mudah ditemukan dalam pola
diet sehari-hari :

Bayam

Selada

Sawi

Kol atau kubis

Brokoli

Parsley dan seledri

Alpukat

Kiwi

Anggur

Keju dan olahan susu lainnya

Hati dan daging berlemak

Tauco dan natto (sejenis kedelai yang difermentasi)

Telur

Tidak diperlukan pengolahan khusus untuk mendapatkan kandungan vitamin K yang baik.
Meskipun demikian tetap disarankan memakan mentah sayuran dan buah-buahan untuk
mengambil kandungan vitamin K yang baik.

Manfaat Vitamin K

Vitamin K dalam ASI bagi ibu yang baru saja melahirkan tidak mencukupi kebutuhan
bayinya. Oleh karena itu diperlukan suntikan vitamin K untuk mencegah pendarahan pada
bagian kepala infant. Suntikan ini diberikan beberapa saat setelah bayi terlahir dan biasanya
bila kondisi normal, tidak memerlukan pengulangan.
Pemanfaatan lain dari vitamin K sangatlah luas. Selain fungsi utamanya yang sudah banyak
dikenal yaitu membantu proses pembekuan darah, Vitamin K juga bisa dipergunakan sebagai
pengobatan atau pencegahan terhadap beberapa gejala sebagai berikut :

Mencegah osteoporosis

Gangguan pada jantung

Kolesterol tinggi

Bekas luka dan memar

Stretch mark

Pembekakan dan luka bakar

Bagi pasien yang menerima pengobatan warfarin, vitamin K dapat membalikan efek samping
dimana warfarin secara normal bisa menyebabkan defisiensi vitamin K dan darah kembali
bisa mengental atau membeku. Penggunaan warfarin bersama vitamin K perlu mendapatkan
pengawasan ahli medis.

Kekurangan Vitamin K
Defisiensi atau kekurangan vitamin K jarang ditemui dalam situasi normal. Hanya infant
saja yang membutuhkan suplai tambahan vitamin K guna menjaga atau mencegah terjadinya
gangguan. Hal ini disebabkan karena infant atau bayi yang baru terlahir kurang mendapatkan
asupan vitamin K dikarenakan kurangnya kandungan vitamin K dalam ASI, sangat minimnya
kemampuan infant dalam menyimpan vitamin K, sistem daur ulang vitamin K belum berjalan
normal terutama bagi bayi yang terlahir prematur, atau akibat pengiriman zat gizi lewat
plasenta selama proses kehamilan yang terkondisi kekurangan vitamin K.
Bagi manusia dewasa, beberapa penyebab bisa mempengaruhi asupan vitamin K yang
dibutuhkan oleh tubuh normal, misalnya bagi penderita kelainan ginjal atau pengguna alkohol
berat, pasien yang baru mendapatkan bedah abdominal, peserta diet keras dan juga penderita
bulimia.
Gejala-gejala berikut bisa ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K :

Anemia

Memar tanpa benturan

Pendarahan gusi

Pendarahan hidung

Menstruasi parah bagi kaum wanita

Apabila mengalami beberapa gejala seperti di atas, disarankan segera memeriksakan diri
kepada tenaga medis untuk memastikan apakah kita mengalami defisiensi vitamin K.
Kekurangan vitamin K bisa segera diatasi dengan mendapatkan suntikan vitamin K ataupun
mengubah pola diet yang kaya akan vitamin K terkecuali tubuh mengalami gangguan yang
mengakibatkan gagalnya penyerapan vitamin K atau gagalnya proses daur ulang vitamin K
secara normal.

Keracunan vitamin K
Terjadinya alergi atau penolakan tubuh terhadap vitamin K memang dimungkinkan namun
belum ditemukan kondisi yang bisa berdampak kematian akibat keracunan oleh sebab over
dosis vitamin K. Beberapa pengamatan terhadap pengguna vitamin K dosis tinggi tidak
menunjukan gejala-gejala gangguan berat medis. Yang perlu menjadi catatan adalah bentuk
vitamin K yang dikenal sebagai vitamin K3 atau yang dikenal sebagai menadiona memiliki
kecenderungan beracun dalam dosis tinggi. Karena itu penggunaan vitamin K3 sangat tidak
disarankan dan hanya untuk tujuan medis yang sangat khusus. Pengguna vitamin K3, sebelum
akhirnya dilarang beredar umum, menunjukan gejala-gejala alergi, anemia hemolitik dan
kerusakan sel-sel dalam liver. Atas alasan inilah vitamin K3 tidak dipergunakan atau dikenal
luas secara umum lagi.
Meski relatif aman, gangguan-gangguan kesehatan yang berbahaya bisa terjadi akibat
interaksi vitamin K dengan pengobatan yang sedang dilakukan. Bagi pasien-pasien yang
mendapatkan perawatan dibawah ini tidak disarankan mendapatkan asupan vitamin K dosis
tinggi :

Anti koagulan seperti obat warfarin

TBC seperti obat rifampin dan isoniazid

Antibiotik spektrum luas seperti cefalosphorin dan salicylat

Penurun kolesterol seperti kolestyramin and kolestipol

Vitamin K diasosiasikan dengan koagulan atau pembekuan darah. Proses pembekuan darah
merupakan proses alami tubuh dalam memproteksi luka pendarahan yang terjadi sehingga
pendarahan bisa segera terhenti dan tidak merugikan tubuh manusia. Alasan tersebut
menjadikan vitamin K identik dengan pembekuan darah meski ternyata setelah mendalami
pengenalan vitamin K diketahui bahwa vitamin K juga memberikan berbagai manfaat
vitamin K dan sumber-sumber vitamin K tidak hanya terbatas pada tumbuhan berdaun hijau.
Berbagai jenis buah-buahan juga kaya akan vitamin K.
Suplemen vitamin K juga umum diberikan dalam kondisi medis tertentu misalnya bagi infant
yang menerima ASI atau infant yang terlahir prematur. Suplemen vitamin K yang dapat

berbentuk obat oral atau injeksi biasa digunakan untuk mengatasi kekurangan vitamin K juga
bisa diberikan untuk mencegah interaksi vitamin K dengan pengobatan sejenis warfarin
dengan cara membalikan efek samping dari warfarin yaitu mengencerkan darah. Efek-efek
berat dari keracunan vitamin K bisa dicegah dengan mempelajari interaksi vitamin K dengan
pengobatan lainnya

Anda mungkin juga menyukai