Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MUTASI BUATAN PADA TOMAT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) sudah tidak asing lagi bagi masyarakat karena
sebagai tanaman sayuran tomat memegang peranan yang penting dalam pemenuhan gizi
masyarakat. Dalam buah tomat banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh
manusia antara lain mengandung vitamin C, vitamin A (karotien) dan mineral.
Varietas-varietas tomat yang ada baik yang untuk dataran tinggi seperti Moneymaker,
maascross, Extase, Bonset, Monresist, Geraldton, Smoothskin dan Indian River maupun
varietas untuk dataran rendah seperti Intan, Ratna dan Berlian, tidak menunjukkan toleransi
terhadap kekeringan. Sehingga perlu dilakukan usaha penciptaan varietas unggul tahan kering
melalui perbaikan genetik. Perbaikan genetik dapat dilakukan melalui mutasi.

1.2.Rumusan masalah
a)

Apa yang dimaksud mutasi?

b)

Apa penyebab terjadinya mutasi?

c)

Bagaimana bentuk mutasi buatan pada tomat?

d)

apa manfaat dan kerugian mutasi?

1.3.Tujuan Penulisan
a)

Agar mahasiswa mengetahui pengertian mutasi

b)

Agar mahasiswa mengetahui penyebab mutasi

c)

Agar mahasiswa mengatahui bentuk mutasi buatan yang dapat dilakukan pada tomat

d)

Agar mahasiswa mengetahui manfaat dan kerugian mutasi yang terjadi pada tanaman

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Mutasi

Mutasi adalah peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau kromosom sehingga
menyebabkan perubahan sifat yang baka (diturunkan) tetapi bukan sebagai akibat persilangan
atau perkawinan. Mutasi dapat terlihat dalam jumlah kecil maupun besar. Mutasi kecil hanya
menimbulkan perubahan yang sedikit dan kadang kala tidak membawa perubahan fenotif
yang jelas, jadi hanya semacam variasi. Mutasi besar menimbulkan perubahan besar pada
fenotif, yang biasanya dianggap abnormal atau cacat. Mutasi terjadi karena perubahan
lingkungan yang luar biasa. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya sifat yang tidak tetap dan
selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik alamiah maupun buatan. Agar suatu
species tidak mengalami kepunahan diperlukan usaha untuk menyesuaikan diri terhadap
timbulnya suatu perubahan. Kejadian mutasi sangat jarang terlihat, hal ini disebabkan :

Mutasi yang terjadi pada suatu gen tidak dapat menunjukan penampakannya, karena
jumlah gen yang terdapat dalam satu individu banyak sekali

Gen yang bermutasi bersifat letal, sehingga gejala mutasi tidak dapat diamati sebab
individu segera mati sebelum dewasa

Gen yang bermutasi umumnya bersifat resesif, sehingga selama dalam keadaan
hetreozigot tidak akan terlihat
Zat atau sesuatu yang menyebabkan mutasi disebut dengan mutagen. Macam-macam
penyebab mutasi dapat di bedakan sebagai berikut :
1.

Mutasi alami (mutasi spontan)

Mutasi spontan adalah perubahan yang terjadi secara alamiah atau dengan sendirinya. Diduga
faktor penyebabnya adalah panas, radiasi sinar kosmis, batuan radioaktif, sinar ultraviolet
matahari, radiasi dan ionisasi internal mikroorganisme serta kesalahan DNA dalam
metabolisme.
2.

Mutasi buatan

Mutasi buatan adalah adalah mutasi yang disebabkan oleh usaha manusia, antara lain
dengan :

Pemakaian bahan radioaktif

Penggunaan senjata nuklir

Penggunaan roket, televisi

Pemakaian bahan kimia, fisika, dan biologi

Perintis mutasi buatan dengan sinar X adalah Herman J. Muller, dengan adanya prinsip yang
mula-mula diketahui yaitu mutasi berarti perubahan gen dalam kromosom.
a)

Mutasi Fisika

Mutasi fisika adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan fisika, antara lain :


sinar kosmis, sinar ultraviolet, unsur radioaktif seperti thorium, uranium, radium dan
isotop K.

alat nuklir dapat mlepaskan energi yang besar yang dapat menimbulkan radiasi
pengionisasi.

Radiasi sinar X, a, b, g

Neutron

Suhu tinggi

b)

Mutasi Kimia

Mutasi kimia adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan kimia, antara lain :

pestisida, seperti DDT, BHC

agen alkilase, seperti mustard, dimetil, dimetilsulfat, eter mulan sulfat, dapat
memberikan gugus alkil yang bereaksi dengan gugus fosfat dari DNA yang dapat
mengganggu replikasi DNA.

Hidroksil Amino (NH2OH) merupakan mutagen pada bakteriofage yang dapat


menyerang sitosina DNA dan urasil pada RNA.

Eosin, eritrin dan fluoresen

Peroksida organik

Fe dan Mg

Formaldehide

Asam nitrit, natrium nitrit

Antibiotik

H2O2

Glikidol

c. Mutasi Biologi
Mutasi biologi adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan biologi atau makhluk hidup
terutama mikroorganisme, yaitu : virus, bacteri dan penyisipan DNA. Virus dan bakteri
diduga dapat menyebebkan terjadinya mutasi. Tidak kurang dari 20 macam virus dapat
menimbulkan kerusakan kromosom. Bagian dari virus yang mampu mengadakan mutasi
adalah asam nukleatnya yaitu DNA.

2.2. Tomat
Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) berasal dari Amerika Selatan yakni sekitar
Pegunungan Andes. Kemudian oleh pedagang Spanyol dibawa ke Eropah, Asia, Amerika
Utara dan bagian dunia lainnya. Di Indonesia kapan tanaman ini mulai diusahakan belumlah
jelas. Pada tahun 1811 tanaman tomat telah tersebar ke daerah pegunungan Indonesia.
Umumnya diusahakan di dataran tinggi, hanya sedikit diusahakan di dataran rendah.
Tanaman tomat dapat tumbuh baik di daerah yang beriklim panas dan dapat menyesuaikan
diri pada keadaan yang berbeda-beda, tetapi pada persyaratan kelembaban dan temperature
yang tinggi hasilnya akan menurun. Pada keadaan yang terlalu basah buahnya kurang baik
misalnya membusuk, terserang penyakit dan buah-buahnya jatuh sebelum matang. Tanaman
tomat termasuk suku Solanaceae adalah tanaman setahun berbentuk perdu. Daunnya bercelah
menyirip dan tersusun dalam sebuah tangkai bersama. Sebenarnya tanaman tomat bersifat
racun, karena mengandung zat lycopersicin, akan tetapi kandungannya adalah rendah dan
setelah buahnya tua racunnya akan hilang. Mungkin tomat yang masih muda rasanya getir
(pahang), kesat dan bau tidak enak (merangsang). Walaupun demikian bau khas yang
merangsang di bagian daunnya tidak ilang. Dalam sistematika botani tanaman tomat adalah
sebagai berikut :
Kelas (Classis) : Dicotyledoneae (berkeping dua)
Bangsa (Orde) : Tubiflorae
Suku (Family) : Solanaceae (berbunga trompet)
Marga (Genus) : Lycopersicum (dulu Solanum)
Jenis (Species) : Lycopersicum esculentum Mill atau Solanum esculentum L.
Jenis-jenis tomat lainnya yang merupakan tomat liar yang tidak enak dimakan antara lain: L.
hirsutum, L. peruvianum, L. glandulosum dan lain-lain.
Berdasarkan bentuk buahnya, tomat komersial dibedakan menjadi beberapa tipe :
a)

Tomat Apel (f. pyriforme) yang buahnya berbentuk bulat besar seperti apel

b)

Tomat Porselen (f. commune) yang buahnya besar agak gepeng dan beralur

c)

Tomat Roma (f. validum), tomat gondol yang buahnya bulat lonjong seperti kedondong

d)

Tomat Ranti/Ranggeum (f. pimpinellifolium) yang buahnya bulat kecil seperti kelereng

Berdasarkan warna buah muda, tanaman tomat dibedakan menjadi 3 tipe :


a. Berbuah hijau merata
b. Berbuah hijau keputih-putihan merata

c. Berbuah hijau tua pada pangkal dan hijau muda sampai keputih-putihan pada bagian
lainnya.
Berdasarkan warna buah yang telah tua (masak) tanaman tomat dapat dibedakan menjadi 3
tipe :
a. Berbuah merah tua
b. Berbuah merah kekuning-kuningan sampai kuning
c. Berbuah merah jambu (pink) yang dikenal sebagai tipe Mikado pink
Tomat merupakan sayuran buah terpenting yang ditanam di seluruh wilayah Indonesia
terutama di dataran tinggi. Di dataran rendah hanya sedikit diusahakan karena sering terjadi
serangan penyakit layu yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum.
Bunga tomat berjenis kelamin dua dengan 2 buah kelopak berwarna hijau berbulu, 5 buah
daun mahkota berwarna kuning yang pada bagian dasarnya tumbuh menjadi satu sedangkan
pada 33 bagian atasnya meruncing hingga seolah-olah menyerupai bintang. Alat kelaminnya
terdiri dari benang sari (stamen) yang mengembang menjadi sebuah sarung dan membalut
sebuah putik (pistil). Tangkai sari pendek sekali, hingga hanya tampak sebuah sarung
(kantong) sari saja. Kantong sari tersebut mempunyai 12 alur, hingga bentuknya seperti
gamet. Kedudukan sarung (kantong) sari kadang-kadang sama tingginya dengan kepala putik
(stigma) dan kadang-kadang kepala putik tersebut lebih tinggi dari pada batang sarinya,
tergantung kepada jenisnya Pada jenis tomat liar, biasanya putik lebih tinggi daripada
kantong sarinya. Sifat inilah yang menyebabkan tanaman tomat dapat melakukan
penyerbukan silang. Walaupun demikian tanaman tomat komersial bersifat menyerbuk
sendiri (self pollination). Penyerbukan silang (cross pollination) terjadi dengan perantaraan
lebah madu, lebah sialang dan lalat hijau yang biasanya hanya 2-10 % saja tergantung kepada
varietas dan iklim. Pada waktu musim kering kemungkinan penyerbukan silang akan lebih
besar. Tepung sari (pollen) terdapat di bagian dalam kantong (theca). Tepung sari ini bersifat
kering, hingga setelah masak pada siang hari yang cerah tepung sari tersebut dapat keluar dari
kantong dengan mudah. Bakal buah (ovarium) terletak di atas dengan banyak ruangan dan
mempunyai bakal biji (ovulum) banyak. Pembuahan terjadi setelah penyerbukan berlangsung
96 jam sedang buah tomat masak antara 45 50 hari setelah pembuahan.
2.3. Mutasi Buatan pada Tomat
A. Penampilan Genotipe Tanaman Mutasi Buatan Pada Kondisi Stress Air Dan
Kondisi Optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penampilan genotip-genotip tanaman tomat
(Lycopersicum esculentum Mill) hasil mutasi buatan pada kondisi stress air dan kondisi
optimal.
Penelitian ini merupakan penelitian Faktorial dengan menggunakan pola dasar rancangan
Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang terdiri dari 2 faktor perlakuan Faktor I adalah

perlakuan dosis radiasi sinar Gamma C0-60 (D) yang terdiri atas 5 taraf yaitu D0 (0 krad), D1
(5 krad), D2 (10 krad), D3 (15 krad) dan D4 (20 krad). Sedangkan faktor II adalah periode
pemberian air (A) yang terdiri atas 3 taraf yaitu A0 (diairi sampai dengan 2 hari sebelum
panen), A1 (diairi sampai 60 hari setelah transplanting) dan A2 (diairi 40 hari setelah
transplanting). Sehingga diperoleh 15 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan. Peubah yang
diamati dalam penelitian ini meliputi: tinggi tanaman, jumlah cabang, umur berbunga, umur
berbuah, umur panen, jumlah tandan bunga, jumlah tandan buah, jumlah buah per tanaman,
berat buah per tanaman dan persentase daun gugur. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji
F (anova) kemudian dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncans Multiple Range Test) pada taraf
5%.
Setelah dilakukan penelitian terhadap mutasi buatan,diporoleh hasil sebagai berikut:
1.
Perlakuan periode pemberian air (A) berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman,
umur berbuah, dan persentase daun gugur. Berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang dan
umur panen. Tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga, jumlah tandan bunga
jumlah tandan buah, jumlah buah, berat buah.
2.
Perlakuan dosis radiasi (D) berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah tandan bunga,
jumlah tandan buah, jumlah buah dan berat buah. Berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman, jumlah cabang, umur berbunga, umur berbuah, umur panen, dan persentase daun
gugur.
3.
Interaksi antara perlakuan periode pemberian air dan dosis radiasi (AxD) berpengaruh
tidak nyata terhadap jumlah cabang, umur berbunga, umur berbuah,
3.
jumlah tandan bunga, jumlah tandan buah, jumlah buah, berat buah dan persentase daun
gugur. Berpengaruh nyata terhadap umur panen. Dan berpengaruh sangat nyata terhadap
tinggi tanaman.

B. Penggunaan Sinar Ultra Violet Untuk Menekan Penyakit Busuk Asam Pada Buah
Tomat Pasca Panen
Busuk asam merupakan salah satu penyakit utama pasca panen terutama pada musim hujan.
Kehilangan hasil tomat akibat busuk asam dapat mencapai kurang lebih 75% sehingga
menyebabkan kerugian di pasar buah dan pemrosesan tomat.
Tanaman banyak menyerap radiasi sinar UV gelombang panjang dan pendek. Radiasi sinar
UV gelombang panjang dapat mengarahkan beberapa jenis perubahan dalam struktur DNA
tanaman dan dapat juga menyebabkan mutasi. Jika mutasi terjadi maka dapat meningkatkan
ketahanan patogen tanaman inang dan dapat mempengaruhi hasil (buah).
Radiasi ultraviolet (UV) diketahui dapat menginduksi resistensi jika digunakan dengan cara
yang tepat. Induksi resistensi dikenal sebagai imunisasi karena pada prinsipnya induksi

resistensi adalah meningkatkan sistem pertahanan tanaman terhadap patogen tertentu. UV


juga diketahui dapat menstimulasi pembentukan fitoaleksin.
Perlakuan UV tidak terbatas hanya sebagai strerilan untuk mereduksi populasi inokulum,
karena UV merupakan radiasi yang bisa memenetrasi sampai ke dalam jaringan, maka
pengaruhnya terhadap penghambatan infeksi bukan hanya sekedar pada penghambatan
perkecambahan inokulum.
Inokulum G.. candidum diperoleh dengan cara mengisolasi dari jaringan buah yang sakit.
Setelah didapatkan biakan murni, dilihat di bawah mikroskop untuk memastikan bahwa
jamur tersebut benar-benar G. candidum. Selanjutnya, biakan tersebut disimpan dalam
inkubator. Untuk mendapatkan suspensi biakan murni, dilakukan pembiakan jamur G.
candidum hingga berumur kurang lebih dua minggu. Kemudian sporanya dipanen dengan air
dan diencerkan suspensinya hingga didapatkan kerapatan 106 spora per milliliter.
.
Inokulum yang telah disiapkan diinokulasikan pada buah uji. Inokulasi dilakukan
dengan merendam buah tomat dalam suspensi spora selama 5 menit. Setelah dibiarkan
selama 24 jam, buah tomat yang diinokulasi dilakukan penyinaran. Penyinaran dilakukan
sesuai dengan 88 perlakuan yang telah ditetapkan. Kemudian buah tersebut diinkubasikan
pada wadah yang relatif luas dan ditutup dengan plastik transparan. Hasil pengamatan masa
inkubasi menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit busuk asam pada buah tomat di bawah
pengaruh sinar UV berkisar antara 5 sampai 10 hari dengan rata-rata 7 hari
Perlakuan penyinaran lampu UV dengan lama penyinaran empat jam mampu menekan
jumlah bercak penyakit busuk asam pada buah tomat. Efek yang ditimbulkan secara langsung
pada jaringan yang terkena radiasi dapat disebabkan karena sel-sel pembentuk jaringan tidak
dapat membelah lagi, pembelahannya tertunda atau pembentukan selnya tidak normal
sehingga jaringan yang terkena radiasi tersebut mati. Proses biologis yang terkena radiasi
dapat tergantung dari lamanya paparan radiasi, mulai dari beberapa puluh menit sampai
beberapa puluh jam, tergantung pada tingkat kerusakan sel. Sehingga sinar UV mampu
menekan infeksi yang disebabkan oleh patogen.
Berkembangnya penyakit sebagian ditentukan oleh banyaknya inokulum yang dibentuk,
pembebasan inokulum dari tubuh buah atau subtrat, ketahanan yang tidak baik, luas dan lama
penbyebaran serta faktor yang lain yang mempengaruhi perkecambahan inokulum dan
infeksi. Penyinaran dengan menggunkan lampu UV dapat mereduksi populasi inokulum
sehingga dapat menghambat perkembangan penyakit. Radiasi UV dapat memenetrasi sampai
ke dalam jaringan sehingga pengaruhnya terhadap penghambatan infeksi bukan hanya
sekedar pada penghambatan inokulum tetapi menunjukkan adanya induksi resistensi.

C. Identifikasi Karakter Terpilih Pada Tanaman Tomat Tipe Apel Dan Tipe Ranti
Sehubungan dengan kebutuhan buah tomat yang makin meningkat, produktifitas rata-rata
Indonesia yang rendah kurang lebih 6 ton/ha (di Amerika Serikat 30 ton/ha) dan tuntutan
kualitas buah tomat yang baik, maka perlu dilakukan program penelitian tanaman tomat yaitu

menghasilkan varietas-varietas yang unggul (dibatasi 5 karakter saja) yaitu : buah besar, rasa
buah enak, warna buah muda green shoulder, warna buah masak merah muda dan bebas
penyakit layu pembuluh (oleh bakteri Pseudomonas solanacearum) Demikian percobaan ini
bertujuan untuk mendapatkan buah yang mempunyai karakterkarakter tersebut. Untuk
mendapatkan varietas yang unggul dengan mempunyai 5 karakter di atas diperlukan beberapa
kali percobaan sampai menghasilkan turunan kelima (F5).
Dalam percobaan ini hanya mengamati data kualitatif dari tetuanya (Parential P) yaitu tomat
tipe Apel dan tipe Ranti (ranggeum). Tomat tipe Apel dan Ranti masing-masing mempunyai
karakter-karakter yang terpilih dan tak terpilih. Turunan yang diharapkan adalah yang
mempunyai buah besar, rasa buah tidak begitu masam dan agak manis, warna buah muda
hijau keputihan, warna buah masak merah dn tanaman yang tahan terhadap peyakit layu.
Warna buah ditentukan oleh 2 gen dominant, ukuran buah oleh banyak gen dominant partial,
rasa buah oleh banyak gen secara kumulatif dan resintensi terhadap penyakit layu oleh
banyak gen resesif (minor gene).

D. Efek Sinar Ultraviolet Dan Lama Simpan Terhadap Karakteristik Sari Buah Tomat
Sari buah tomat merupakan komoditi yang mengandung vitamin C, mudah rusak oleh panas,
maka diperlukan perlakuan yang tepat untuk mencegah kerusakan tersebut. Selain itu,
kandungan likopen yang terdapat pada sari buah tomat juga dapat mengalami panurunan
selama proses pemanasan. Oleh sebab itu diperlukan salah satu cara yang efektif, dengan cara
menurunkan total mikroba pada sari buah tomat tanpa harus mengurangi mutu sari buah
tomat tersebut. Salah satu cara tersebut adalah dengan penyinaran sinar ultraviolet (UV).
Sinar ultra violet (UV) diketahui merupakan salah satu sinar dengan daya radiasi yang dapat
bersifat letal bagi roorganisme. Sari buah tomat disinari secara radiasi dengan sinar ultraviolet
menggunakan alat model STS-1968C sampai 50 detik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui lama penyinaran dengan sinar ultraviolet dan lama simpan untuk menurunkan
total mikroba tertinggi, mempertahankan kandungan likopen dan kandungan vitamin C
tertinggi pada sari buah tomat.
Dilakukan penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk mencari lama simpan awal sari buah
tomat yang tidak diberi perlakuan dan diamati pada suhu kamar, kemudian akan digunakan
sebagai penduga parameter lama penyimpanan untuk penelitian utama. Dari hasil penelitian
pendahuluan dapat diketahui bahwa sari buah tomat yang tanpa perlakuan apapun, hanya bertahan selama 24 jam.
Pengamatan dilakukan terhadap sari buah tomat, yang meliputi beberapa parameter
pengujian, yaitu : a). total mikroba , b).uji vitamin C, c).likopen, d) uji organoleptik dan
g).laju pengendapan .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyinaran 10, 20, 30, 40 hingga 50 detik tidak
menyebabkan penurunan kandungan vitamin C sari buah tomat. Sebagai kontrol digunakan
sari buah tomat yang dipasteurisasi pada suhu 72 oC selama 15 detik (kontrol). Pemanasan

dengan suhu yang tinggi dengan waktu yang relatif pendek sedikit merusak vitamin C, namun
pada suhu rendah untuk periode waktu yang lama sangat merusak vitamin C.
Pemanasan dengan suhu yang tinggi dengan waktu yang relatif pendek sedikit merusak
vitamin C, namun pada suhu rendah untuk periode waktu yang lama sangat merusak vitamin
C.
Penyinaran mempengaruhi total mikroba sari buah tomat. Semakin lama waktu penyinaran
maka total mikroba sari buah tomat semakin rendah. Lama waktu penyinaran yang
menghasilkan total mikroba terendah yaitu 50 detik.
Sinar ultraviolet diserap oleh protein dan asam nukleat. Bila mikroorganisme disinari oleh
sinar Ultraviolet, maka ADN (Asam Deoksiribonukleat) dari mikroorganisme tersebut akan
menyerap energi sinar ultraviolet. Energi itu menyebabkan terputusnya ikatan hidrogen pada
basa nitrogen, sehingga terjadi modifikasi-modifikasi kimia dari nukleoprotein serta
menimbulkan hubungan silang antara molekul-molekul timin yang berdekatan dengan
berikatan secara kovalen. Hubungan ini dapat menyebabkan salah baca dari kode genetik
dalam proses sintesa protein, yang akan menghasilkan mutasi yang selanjutnya akan merusak
atau memperlemah fungsi-fungsi vital organisme dan kemudian akan membunuhnya.
Penyinaran dengan sinar ultraviolet tidak berpengaruh pada kandungan vitamin C dan
kandungan likopen sari buah tomat. Penyimpanan selama 4 hari mengakibatkan penurunan
kandungan vitamin C dan likopen. Lama penyinaran 50 detik tidak berpengaruh terhadap
warna, aroma dan rasa sari buah tomat, dan dapat diterima oleh konsumen.

2.4. Manfaat dan Kerugian Mutasi


Peristiwa mutasi adalah terjadinya perubahan materi genetic yang akan diwariskan kepada
keturunannya. Individu yang mengalami mutasi disebut mutan, sedangkan faktor- faktor yang
menyebabkan terjadinya mutasi disebut mutagen. Mutasi gen dapat terjadi karena pergantian
pasangan basa nitrogen dan penyisipan basa nitrogen. Sedangkan Mutasi kromosom dapat
terjadi karena perubahan jumlah kromosom yang meliputi euploidi dan aneuploidi, dapat
disebabkan pula karena perubahan struktur kromosom yang meliputi inversi, translokasi,
duplikasi, delesi, isokromosom, dan katenasi.
Aplikasi mutasi dalam memperoleh bibit tanaman yang diharapkan. Mutan yang sudah dapat
dibuat menjadi tanaman yang poliploid artinya berkromosom banyak. Cara mendapatkan
poliploid dengan menggunakan kolkisin. Pengaruh positif mutasi buatan diantaranya tanaman
poliploid biasanya mempunyai ukuran yang lebih besar. Tindakan pembibitan dari mutasi
buatan harus diulang-ulang supaya di dapatkan sampai menjadi galur murni, yaitu jenisnya
sudah mantap. Apabila tidak diulang-ulang kemungkinan jenis itu mengadakan perkawinan
dengan jenis asal sebelum mutasi, maka akan ada kecenerungan untuk menurunkan keturunan
seperti semula. Seperti telah kita ketahui bahwa mutasi juga ada yang menguntungkan bila
dipandang darti hidupnya suatu organisasi atau individu. Contohnya adalah dapat
diperoleh buah tomat tanpa biji yangmerupakan penerapan dari peristiwa mutasi buatan

dengan menggunakan kolkisin,radiasi dapat digunakan untuk meningkatkan ukuran besar


buahnya, mutasi dalam sebuah gen tunggal dapat mengubah tanaman tomat hibrida menjadi
"produsen super" yang mampu menghasilkan lebih banyak buah yang lebih manis dan masih
banyak lagi. Hal ini sebenarnya merupakan bahan baku bagi terselenggaranya evolusi dari
sgala organisme. Sebagai contoh adanya mutan (individu yang bermutasi) keturunan ini
mengadakan mutasi-mutasi lagi dan keturunan ini mampu mempertahankan hidup sampai
beberapa generasi kemudian. Maka mungkin dapat bergenotif maupun fenotifnya jauh
berbeda dengan nenek moyangnya, sehingga akan terjadi individu baru yang mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya (evolusi dari sini perlu diingat bahwa mutasi itu
tidak selalu menjadi species baru). Selain itu mutasi juga dapat meningkatkan jumlah
produksi dan meningkatkan mutu hasil. Meskipun mutasi memiliki banyak keuntungan,
mutasi juga memiliki kekurangan. Salah satu bentuk kekurangan dari mutasi yaitu seperti
penemuan buah tanpa biji dapat menyebabkan tanaman mengalami kesulitan untuk
mendapatkan generasi penerusnya serta penyebab letal, artinya mutasi dapat menyebabkan
organisme yang mengalaminya akan mati.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Mutasi adalah perubahan struktur materi genetis yang dapat direproduksi dan dapat
diturunkan pada generasi berikutnya. Perubahan sifat karena mutasi dapat diturunkan apabila
mutasi terjadi pada sel-sel gamet (mutasi germina). Bila mutasi terjadi pada sel tubuh (mutasi
somatis) sifat baru yang didapat tidak akan diturunkan. Zat atau sesuatu yang menyebabkan
mutasi disebut dengan mutagen.
Macam-macam penyebab mutasi dapat di bedakan atas dua, yaitu mutasi alami (spontan) dan
mutasi buatan. Mutasi spontan adalah perubahan yang terjadi secara alamiah atau dengan
sendirinya. Sedangkan Mutasi buatan adalah adalah mutasi yang disebabkan oleh usaha
manusia.
Mutasi buatan pada tanaman tomat dapat dilakukan dengan menggunakan sinar UV
(ultraviolet). Sinar UV ini dapat digunakan untuk menekan penyakit dan juga hama pada
tanaman tomat serta dapat mempengaruhi lama penyimpanan, sinar gamma untuk penciptaan
varietas unggul tahan kering pada kondisi stress air. Kolkisin untuk menghasilkan buah tanpa
biji, radiasi dapat digunakan untuk meningkatkan ukuran besar buahnya dan masih banyak
lagi. Hal ini merupakan bentuk dampak positif atau keuntungan dari pemanfaatan mutasi
buatan. Meskipun memiliki banyak keuntungan, mutasi juga memiliki kerugian, seperti
penemuan buah tanpa biji dapat menyebabkan tanaman mengalami kesulitan untuk
mendapatkan generasi penerusnya.

3.2. Saran
Pemanfaatan mutasi dalam bidang pertanian sangat bermanfaat. Melalui mutasi
buatan kita dapat menghasilkan varietas baru tanaman. Diharapkan setelah membaca makalah
ini, kita dapat lebih memahami tentang bentuk mutasi pada tanaman tomat, serta dapat
mengaplikasikannya.

DAFTAR PUSTAKA
Nur Septyarini Justa
Anguelova, T dan J. Warthesen. (2004). Lycopene stability in tomato powders. Journal of
Food Science 65: 141-145.

Kurniadi, M. 2010. Efek Sinar Ultra Violet dan Lama Simpan Terhadap Karakteristik Sari
Buah Tomat. Yogyakarta: Jurnal Agritech ,2(2), 117-178
Nurhayati dan Lestari, Yuni. 2010. Penggunaan Sinar Ultraviolet untuk Menekan Penyakit
Busuk Asam pada Buah Tomat Pasca Panen. Palembang: Seminar Nasional Hasil Universitas
Sriwijaya.

Sri Nurul Utami


Ardisella,D. 2012. Identifikasi Karakter Terpilih Pada Tanaman Tomat Tipe Apel dan Ranti.
Jurnal LPPM:Paradigma,10(01)
Hartati,S Dan Mursito,D. 2000. Penampilan Genotipe Tanaman Mutasi Buatan Pada Kondisi
Stress Air Dan Kondisi Optimal. Surakarta: Agrosains,2(2), 35-42
Setyaningrum.2014. The Aplication Of Drip Irrigation System On Tomat. Jurnal Teknik
Pertanian, 3(2)

Regina Emmi
Arhyn. 2012. Makalah Mutasi . Diakses pada http://arhyn.blogspot.com/2012/12/makalahmutasi.html tanggal 15 Mei 2015.

Anisa Rahmawati
Anonim. 2013. Makalah Mutasi Gen. Diakses pada www.slideshare.net tanggal 17 Mei 2015.

Anda mungkin juga menyukai