Modul 10 Geometrik Jalan Rel Jalan Rel
Modul 10 Geometrik Jalan Rel Jalan Rel
1. PENGANTAR
Yang di maksud geometri jalan rel adalah bentuk dan ukuran jalan rel, baik pada arah
memanjang maupun arah melebar yang meliputi lebar sepur, kelandaian, lengkung horizontal
dan lengkung vertical, peninggian rel, pelebaran sepur.
2. LEBAR SEPUR ( S )
S = r + 2.f + 2.c, dimana:
S = lebar sepur ( mm )
r = jarak antara bagian terdalam roda ( mm )
f = tebal flens ( mm )
c = celah antara tepi dalam flens dengan kepala rel
( mm )
Lebar sepur yang digunakan di Indonesia adalah
1067 mm ( 3 feet 6 inches )
3.
LENGKUNG HORIZONTAL
Pada saat kereta api berjalan melalui lengkung horizontal, timbul gaya sentrifugal ke arah luar
yang berakibat :
a. Rel luar mendapat tekanan yang lebih besar dibandingkan rel dalam.
b. Keausan rel luar akan lebih banyak dibandingkan dengan yang terjadi pada rel dalam
c. Bahaya teergulingnya kereta api.
Ir. Alizar, MT
JALAN REL
Untuk mencegah hal-hal diatas, maka lengkung horizontal perlu dibeeri peninggian pada rel
luarnya.
Terdapat 3 jenis lengkung horizontal :
1. Lengkung Lingkaran
= gaya sentrifugal
= jarak antara kedua titik kontak antara roda dengan kepala rel.
= berat kereta/gerbong/lokomotif
= peninggian rel
Ir. Alizar, MT
JALAN REL
Pada gambar diatas, untuk berbagai kecepatan, jari-jari minimum yang digunakan perlu ditinjau
dari dua kondisi, yaitu :
Ir. Alizar, MT
JALAN REL
Dimana :
V = kecepatan perancangan ( km/jam)
R = jari-jari lengkung horizontal ( m)
w = jarak antara kedua titik kontak roda dan rel ( 1120 mm)
h = peningian rel pada lengkung horizontal (mm)
g = percepatan gravitasi = 9.81 m/detik 2
8.8 x V2
8.8 x V2
didapat : h = -------------- sehingga, R = ----------------R
Ir. Alizar, MT
JALAN REL
Gaya sentrifugal yang timbul diimbangi oleh gaya berat dan kemampuan dukung
komponen struktur jalan rel
Kemampuan dukung struktur jalan rel yang dimaksud adalah kemampuan dukung total yang
dapat diberikan oleh komponen struktur jalan rel, yaitu rel, sambungan rel, penambat rel,
bantalan dan balas.
Besarnya dukungan komponen struktur jalan rel tergantung pada massa dan percepatan
sentrifugal, yaitu :
D=m.a
Karena tan = h / w
Maka :
Ir. Alizar, MT
JALAN REL
Besarnya percepatan sentrifugal ( a ) maksimum agar penumpang kereta api tetaap merasa
nyaman adalah 0,0478 . g , w jarak antara kedua titik kontak roda dan rel sebesar 1120m,
dengan penggunaan peninggian maksimum h maks sebesar 110m, maka :
Ir. Alizar, MT
JALAN REL
i. Lengkung Transisi
Untuk mengurangi pengaruh perubahan gaya sentrifugal sehingga penumpang
kereta api tidak terganggu kenyamanannya, dapat digunakan lengkung transisi
yang tergantung pada perubahan gaya sentrifugal tiap satuan waktu, kecepatan,
dan jari-jari lengkung lingkaran.
Gaya sentrifugal = m . a = V2 / R
t = waktu yang diperlukan untuk melintasi lengkung transisi = L/V
L = panjang lengkung transisi
V = kecepatan kereta api
Sehingga :
Ir. Alizar, MT
JALAN REL
p = L/2 R . sin
k = L R . sin
Ir. Alizar, MT
JALAN REL
q = ( L2 / 6R ) + R . cos - R
dengan L adalah panjang lengkung peralihan ( Lh )
Lengkung transisi terbentuk parabola dari TS melalui A hingga titik SC, mulai SC
didapatkan lengkung lingkaran.
ii. Lengkung S
Pada dua lengkung dari suatu lintas yang berbeda arah lengkungnya terletak
bersambungan akan membentuk suatu lengkung membalik ( reverse curve )
dengan membentuk huruf S yang dikenal dengan lengkung S, dimana harus
diberi bagian lurus minimum 20m di luar lengkung transisi.
b. PERCEPATAN SENTRIFUGAL
Gaya sentrifugal adalah fungsi dari massa benda dan percepatan sentrifugal.
Percepatan sentrifugal adalah fungsi dari kecepatan dan jari-jari lengkung.
a = V2 / R
percepatan sentrifugal yang timbul akan berpengaruh pada :
-
Gaya sentrifugal yang berpengaruh pada keausan rel dan bahaya tergulingnya
kereta api.
Ir. Alizar, MT
JALAN REL
c. PENINGGIAN REL
Terdapat 3 peninggian rel :
-
Peninggian normal
Peninggian minimum
Peninggian maksimum
i. Peninggian Normal
Peninggian normal disesuaikan pada kondisi komponen jalan, rel tidak ikut
menahan gaya sentrifugal.
h normal = 5,95 V2 / R
V
h normal
= peninggian normal ( mm )
Ir. Alizar, MT
JALAN REL
10
Peninggian minimum berdasar pada kondisi gaya maksimum yang dapat ditahan
oleh komponen jalan rel dan kenyamanan penumpang kereta api.
h min = ( 8,8 V2 / R ) 53,54
iii. Peninggian Maksimum
Peninggian Maksimum ditentukan berdasarkan pada stabilitas kereta api pada
saat berhenti di bagian lengkung horizontal dengan pembatasan kemiringan
maksimum sebesar 10%.
Apabila di gunakan h = h maks = 110 mm, w = 1120 mm dan y untuk
kereta/gerbong/lokomotif yang digunakan di Indonesia = 1700 mm, maka
SF = 3,35
SF = w2 / ( h . 2 . y )
= 0,01 . h . v
Ph
Ir. Alizar, MT
JALAN REL
11
d.
PERLEBARAN SEPUR
Ir. Alizar, MT
JALAN REL
12
gandar belakang akan tetap sejajar dengan gandar depan, sehingga pada waktu kereta
dengan gandar teguh melalui suatu lengkung, akan terdapat 4 kemungkinan posisi :
-
Posisi 1 : gandar depan mencapai rel luar, gandar belakang pada posisi bebas di
antara rel dalam dan rel luar. Posisi ini disebut Jalan bebas.
Posisi 2 : gandar depan mencapai rel luar, gandar belakang menempel pada rel
dalam tetapi tidak menekan, dan gandar belakang posisinya radial terhadap pusat
lengkung horizontal
Posisi 3 : gandar depan menempel pada rel luar, gandar belakang menempel dan
menekan rel dalam. Baik gandar depan maupun gandar belakang tidak pada posisi
radial terhadap pusat lengkung horizontal
Posisi 4 : gandar depan dan gandar belakang menempel pada rel luar. Posisi ini
dapat terjadi pada kereta/gerbong dengan kecepatan yang tinggi. Posisi 4 ini
disebut Jalan Tali Busur.
Ir. Alizar, MT
JALAN REL
13
Ir. Alizar, MT
JALAN REL
14