Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN ISU

KEMENTERIAN AKAN MELAKUKAN MORATORIUM


TERHADAP PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

I KADEK PRAPTA ADHI WIBAWA


HENOCH SCHONLEIN PURPURA
1602511203

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA


2016

PENDAHULUAN
Pendidikan dokter merupakan program studi yang menjadi primadona di setiap
universitas negeri maupun swasta di Indonesia dan sangat diminati bagi calon-calon
mahasiswa baru sebagai suatu prodi yang memiliki prospek kerja yang luasdan masa depan
yang cerah. Hampir di semua universitas di Indonesia, Pendidikan dokter selalu masuk ke
dalam 10 besar jurusan yang paling diminati, terutama untuk Pendidikan Kedokteran di
universitas negeri. Ujiannya sama seperti halnya ujian untuk masuk ke jurusan lain yaitu bisa
melalui SNMPTN, SBMPTN, UM atau jalur masuk lainnya yang telah diatur oleh
univerasitas, peserta ujian mencapai angka ribuan yang akan bersaing untuk merebutkan
prodi ini. Pendidikan dokter merupakan jurusan yang mendalami masalah kesehatan manusia
dan bagaimana cara serta proses penyembuhannya. Jurusan ini merupakan jurusan yang
mulia karena nantinya lulusan pendidikan dokter diharapkan dapat melakukan pengabdian
terhadap masyarakat terkait pengetahuan kesehatan dan penanganan terhadap suatu penyakit
dan permasalahan kesehatan masyarakat.
Jurusan ini memang terkenal jurusan yang mahal tetapi hal ini bisa dikatakan
sebanding dengan penghasilan yang bisa didapatkan. Angka pengeluaran yang cukup besar
dalam perkuliahan

tidaklah sepenuhnya bisa menjadi patokan biaya kuliah di fakultas

kedokteran karena di perkuliahan nantinya banyak akan disediakan beasiswa baik dari pihak
universitas ataupun pihak lain yang berkontribusi dalam pendidikan. Jumlah fakultas
kedokteran di Indonesia semakin bertambah. Sekarang ini Indonesia mempunyai 74 fakultas
kedokteran baik universitas negeri maupun swasta. Jumlah dokter di Indonesia saat ini ini
kurang lebih 100.000 orang, dengan jumlah kurang lebih 70.000 dokter umum serta 30.000
dokter spesialis. Jumlah dokter ini masih belum mencukupi untuk melakukan tindakan
pelayanan dan pengabdian masyarakat sebanyak 250 juta penduduk di negara kita.
Berdasarkan survey yang dilakukan HESA, lulusan jurusan pendidikan dokter memang cepat
dalam memperoleh pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan 99,4 persen lulusan pendidikan
dokter memperoleh pekerjaan atau meneruskan studi mereka setidaknya enam bulan setelah
lulus dari jurusan pendidikan dokter.
Dokter sebagai tenaga kesehatan yang terkait pengetahuan kesehatan dan penanganan
terhadap suatu penyakit serta permasalahan kesehatan masyarakat harus memiliki kualitas
sumber daya manusia yang berkualitas di bidangnya. Untuk menjadi seorang dokter
sepenuhnya akan melewati masa perkuliahan yang ditempuh minimal 6 tahun 4 bulan dengan

rincian perkuliahan selama 7 semester atau 3,5 tahun, selanjutnya koas atau profesi selama 3
semester atau 1,5 tahun, dilanjutkan dengan tahap tes UKDI dan pengurusan administrasi
selama 4 bulan kemudian dokter internship selama 1 tahun. Untuk menciptakan dokter yang
berkualitas serta memiliki daya saing tinggi maka perlu adanya pengawasan terhadap
keberlangsungan prodi pendidikan dokter dalam suatu universitas. Pengawasan ini dapat
divisualisasikan lewat Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD),
apabila nilai UKMPPD suatu pendidikan dokter masih dibawah standar maka

kemenristekdikti perlu melakukan moratorium terhadap prodi terkait dan melakukan


pembinaan secara intersif demi peningkatan kualitas dokter di Indonesia
PEMBAHASAN
Pemerintah

melalui

Kementerian

Riset, Teknologi dan

Pendidikan Tinggi

(Kemenristekdikti) akan melakukan moratorium fakultas kedokteran (FK) atau program studi
(Prodi) kedokteran yang baru. Hal itu dilakukan karena masih terdapat 32 FK atau prodi
Kedokteran yang masih bermasalah. Menristekdikti Mohammad Nasir menyatakan
moratorium tersebut akan diberlakukan mulai 2016 mendatang, rencana moratorium ini
masih akan dibicarakan terlebih dahulu dengan Konsil Kedokteran Indonesia. Kemungkinan
moratorium akan diterapkan mulai 2016. Penerapan moratorium ini bertujuan untuk
melahirkan sarjana kedokteran dan profesi dokter yang memiliki kualitas sumber daya
manusia yang baik dalam pengabdiannya di masyarakat, sehingga FK atau prodi kedokteran
yang bermasalah tidak boleh menerima mahasiswa baru dalam proses perkuliahan.
Moratorium harus dilakukan mengingat masih ada sejumlah FK atau Prodi dokter yang masih
bermasalah. Standar kelulusan dalam Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter
(UKMPPD) masih di bawah standar.
Walaupun sudah mendapat titel dokter tetapi hal ini tidak membuat seorang dokter
langsung dapat dengan bebas melaksanakan praktek kedokterannya, seorang dokter harus
mengikuti Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD), UKMPPD
diselenggarakan 4 kali dalam setahun pada waktu yang serentak di seluruh Indonesia, ujian
ini berfungsi sebagai standarisasi agar seluruh dokter dari Fakultas Kedokteran lulusan
universitas manapun mempunyai kompetensi minimal yang sama. Setelah lulus UKMPPD
dokter sudah mendapat ijin mengurus surat tanda registrasi (STR) yang menyatakan bahwa
seorang dokter sudah diperbolehkan melakukan praktek kedokterannya di Indonesia. Namun
apabila dinyatakan belum lulus UKMPPD, dokter tersebut dapat melakukan UKMPPD tiga

bulan setelahnya, dan wajib membayar lagi biaya UKMPPD ini sekitar Rp 1 juta, tetapi ada
informasi yang menyebutkan bahwa UKMPPD akan segera digantikan oleh EXIT EXAM
yang diselenggarakan oleh pihak unuversitas dan biaya administrasinya diurus oleh pihak
universitas. Exit exam ini dilakukan saat tingkat akhir sebelum yudisium dokter dan saat telah
melaksanakan koas. Hal ini bertujuan agar prodi pendidikan dokter memiliki perjalanan studi
yang jelas, sehingga tidak ada lagi dokter yang sudah bertitel dokter tetapi dilarang
melakukan praktek kedokterannya disebabkan belum lulus UKMPPD..
Moratorium ini memiliki fokus untuk memperbaiki prodi dokter yang bermasalah.
Selain itu, pemerintah akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap 32 prodi dokter
yang bermasalah. Pembinaan-pembinaan akan dilakukan pemerintah untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas prodi tersebut dari beberapa yang memiliki akreditasi C menuju ke
akreditasi yang lebih baik. Setelah semua masalah diperbaiki, lanjut Nasir, pihaknya baru
membuka kembali FK atau prodi kedokteran. Penahanan ijazah bagi lulusan prodi dokter
yang tak lolos UKMPPD demi menjaga kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Upaya
Peningkatan kualitas dokter merupakan harga mati guna menciptakan kualitas kesehatan yang
baik bagi masyarakat. Tingkat kesehatan yang baik merupakan salah satu indikator bagi
negara maju, masyarakat yang memiliki pengetahuan kesehatan yang baik serta tenaga
kesehatan yang memiliki kualitas kerja yang profesional akan memberikan kontribusi yang
positif bagi suatu negara.Dalam pandangannya Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan Indonesia saat ini memiliki 75
fakultas kedokteran di berbagai universitas. Bahkan, pada tahun ajaran 2016 akan dibuka
kembali delapan fakultas kedokteran. Dari 75 fakultas kedokteran yang ada saat ini, yang
terakreditasi A baru 14 fakultas (19 persen), akreditasi B sebanyak 31 fakultas (41 persen)
dan 30 fakultas terakreditasiC. Bila ingin konsisten dengan mutu pendidikan kedokteran dan
lulusannya, fakultas kedokteran yang memiliki akreditasi C sebaiknya berupaya
meningkatkan kualitas untuk memperoleh akreditasi B. Tulus mengatakan apabila fakultas
yang terakreditasi C tidak mampu meningkatkan performanya, maka bukan hal yang mustahil
dieliminasi saja sehingga tidak berpotensi merugikan mahasiswa dan masyarakat.

PENUTUP

Peningkatan kualitas tenaga medis khususnya dokter merupakan suatu hal yang sangat
penting untuk ditindaklanjuti pemerintah secara serius untuk menciptakan suatu tenaga
kesehatan dokter yang profesional dalam dunia kesehatan. Adanya rencana moratorium bagi
program studi pendidikan dokter yang dicanangkan oleh Kemenristekdikti merupakan
langkah awal untuk melahirkan dokter-dokter dengan kualitas kerja yang baik. Dilihat dari
hasil tes UKMPPD terlihat beberapa prodi dokter yang mencapai tinkat kelulusan yang
dibawah standar, apabila ini terus dibiarkan maka akan memicu ketidakteraturan dalam
system perkuliahan yang menyebabka rendahnya kualitas dokter yang dihasilkan. Pemerintah
melalui analisa hasil tes UKMPPD ini harus bisa mengadakan evaluasi terhadap prodi dokter
dalam suatu universitas yang masih dibawah standar . Dengan adanya data-data terkait prodi
dokter yang bermasalah, pemerintah melalui Kemenristekdikti harus mengadakan pelatihan
atau monev secara berjenjang terhadap fakultas atau prodi tersebut. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas tenaga kesehatan yang dihasilkan dengan tercermin melalui akreditasi
yang diperoleh. Dengan adanya moratorium dan pelatihan bagi prodi kedokteran yang masih
dibawah standar diharapkan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas khususnya
dalam profesi dokter.

UKMPPD Sebagai Penjaminan Mutu Pendidikan


Kedokteran
siaran-pers 17 Nov 2015

UKMPPD

bertujuan

untuk

menjaga mutu lulusan pendidikan


dokter, dan merupakan

bentuk

perlindungan terhadap masyarakat


serta

pengguna

jasa

layanan

kedokteran. ungkap Menteri Riset,


Teknologi, dan Pendidikan Tinggi,
Moh. Nasir saat konferensi pers Uji
Kompetensi Mahasiswa Program
Profesi Dokter (UKMPPD), Senin (28/9) di Gedung II BPPT, Thamrin. Pasalnya, sebagai
tindak lanjut dari tuntutan para dokter muda agar mendapatkan ijazah mereka, Kemristekdikti
telah membahas dengan berbagai pihak terkait yaitu 31 pimpinan perguruan tinggi pemilik
Fakultas Kedokteran (FK), stakeholders utama pendidikan kedokteran, yaitu Kementerian
Kesehatan, Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran
Indonesia (AIPKI), Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan Panitia Nasional
UKMPPD untuk membahas sistem penjaminan mutu pendidikan dokter. Hasilnya, seluruh
stakeholders utama pendidikan kedokteran sepakat mendukung implementasi UKMPPD
sesuai UU No.20/2013.
UKMPPD sudah berjalan selama 5 periode mulai Agustus 2014 hingga Agustus 2015.
Berbagai upaya untuk menjaga kualitas implementasi UKMPPD secara berkelanjutan terus
dilakukan. Pemerintah telah menyusun pembaharuan perangkat hukum untuk implementasi
UKMPPD 2015, yaitu Permenristekdikti No.18/2015 tentang Tata Cata Pelaksanaan
UKMPPD dan Kepmenristekdikti turunannya meliputi panitia nasional, panduan, dan satuan
biaya UKMPPD. Permenristekdikti No.18/2015 mengatur bahwa biaya UKMPPD
terintegrasi pada biaya pendidikan sehingga tidak memberatkan mahasiswa. Dalam
menjalankan UKMPPD ini, Kemristekdikti juga memberikan subsidi untuk mendukung biaya
operasional panitia UKMPPD sehingga satuan biaya UKMPPD dapat lebih kecil dari biaya
seharusnya.
Terkait isu-isu UKMPPD, Kemristekdikti telah membentuk tim ahli yang terdiri dari
stakeholders utama pendidikan dokter untuk menyusun analisis isu dan memberikan
rekomendasi kepada pemerintah sebagai upaya penyelesaian isu-isu tersebut. Kami juga

akan melakukan monev dan pembinaan setiap 6 bulan sekali terhadap FK yang bermasalah.
ujar Menteri Nasir. Kami pun sadar akan persoalan batas masa studi, biaya pendidikan dan
program remedial bagi para retaker UKMPPD, sehingga akan disusun kebijakan pada masa
transisi saat FK sedang dibina. lanjutnya menambahkan. Untuk meningkatkan akuntabilitas
dan keterbukaan informasi kepada publik, serta memberikan pencerdasan kepada masyarakat
tentang kinerja tiap FK berdasarkan hasil UKMPPD, Menristekdikti akan mengumumkan
hasil UKMPPD melalui media massa. Segala bentuk data dan informasi terkait UKMPPD
dapat diakses melalui laman pnukmppd.dikti.go.id. (sh/bkkpristekdikti)

DAFTAR PUSTAKA

Fitri. 2016. Akreditasi Fakultas Kedokteran Diumbar. http://www.kopertis12.or.id/


diakses pada tanggal 20 Agustus 2016
Pendidikan Kedokteran. 2014. Moratorium Fakultas Kedokteran.
http://pendidikankedokteran.net/diakses pada tanggal 20 Agustus 2016
Risetdikti.2016. UKMPPD Sebagai Penjamin Mutu Pendidikan Dokter.
http://ristekdikti.go.id/ukmppd-sebagai-penjaminan-mutu-pendidikankedokteran/.diakses pada tanggal 20 Agustus 2016
Rahayu, Shinta. 2014. Kualitas Pendidikan Dokter. http://www.kompasiana.com
diakses pada tanggal 20 Agustus 2016.
Supratiwi, Fitri. 2016. Hati- Hati Pilih Fakultas Kedokteran.
http://www.antaranews.com/ diakses pada tanggal 20 Agustus 2016.

Anda mungkin juga menyukai