Anda di halaman 1dari 16

Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya Pada

Masa Kanak dan Remaja (F90-98)


Gangguan Hiperkinetik (F90)
Prevalensi di seluruh dunia berkisar antara 2-10% dari populasi anak usia sekolah dasar.
Manifestasi Klinis
Gangguan ini ditandai dengan berkurangnya perhatian dan/adanya aktivitas yang berlebihan.
Kedua ciri ini menjadi syarat mutlak untuk diagnosis dan haruslah nyata ada pada lebih dari
situasi (misalnya di rumah, di kelas, dan di klinik).
Beberapa Subtipe yang Dikenal

Gangguan aktivitas dan perhatian


Gangguan tingkah laku hiperkinetik
Gangguan hiperkinetik lainnya
Gangguan hiperkinetik ytt

Pedoman Diagnostik

Ciri utama adalah berkurangnya perhatian dan aktivitas berlebihan. Kedua ciri ini
menjadi syarat mutlak untuk diagnosis dan haruslah nyata ada pada lebih dari satu
situasi (misalnya di rumah, di kelas, di klinik).
Berkurangnya perhatian nampak jelas dari terlalu dini dihentikan tugas dan
ditinggalkannya suatu kegiatan sebelum tuntas selesai. Anak-anak ini sering kali
beralih dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain karena kehilangan terhadap tugas
yang satu perhatiannya tertarik pada kegiatan lainnya.
Hiperaktivitas dinyatakan dalam kegelisahan yang berlebihan khususnya dalam
situasi yang menuntut keadaan yang relatif tenang. Ini tergantung situasinya
apakah anak-anak itu berlari-lari atau melompat sekitar ruangan maupun bangun
dari duduk/kursi dalam situasi yang menghendaki anak itu tempat duduk, banyak
bicara atau ribut atau bergugupan/kegelisahan dan berputar-putar (berbelit-belit).
Tolak ukur untuk penilaian dibandingkan dengan anak-anak lain yang sama umur
dan nilai IQ-nya, sambaran penyerta tidaklah cukup bahkan tidak diperlukan suatu
diagnosis namun dapat mendukung. Kecerobohan dalam hubungan-hubungan
sosial, kesembronoan dalam situasi yang berbahaya dan sikap yang secara
impulsif melanggar tata tertib sosial merupakan siri khas anak-anak dengan
gangguan ini.
Gangguan belajar serta kekakuan motorik sangat sering terjadi dan haruslah
dicatat secara terpisah (di bawah F80-F89 bila ada); namun demikian tidak boleh

dijadikan bagian dari diagnosis aktual mengenai gangguan hiperkinetik yang


sesungguhnya.
Gejala-gejala dari gangguan tingkah laku bukan merupakan kriteria eklusi atau
inklusi untuk diagnosis utama tetapi tidak adanya gejala-gejala tersebut dijadikan
dasar untuk sub divisi utama dari gangguan tersebut.

Kriteria Diagnosis menurut PPDGJ III


Berkurangnya perhatian dengan aktivitas berlebihan: kedua ciri ini menjadi syarat mutlak
untuk diagnosis dan haruslah nyata ada pada lebih dari satu situasi (misalnya di kelas, di
rumah, di klinik).
Diagnosis Banding

Aktivitas berlebihan sesuai umur


Gangguan tingkah laku
Gangguan afektif

Tata Laksana
Non-Farmakologis

Evaluasi Psikologik dan Psikoterapi dengan terapi perilaku


Konsultasi Keluarga dan Guru
Evaluasi Psikologik
Konsultasi Spesialis Neurologi dan EEG
Biasanya tidak perlu dirawat di Rumah Sakit

Farmakologis

Psikostimulansia (Methylphenidite 5-10mg)


Neuroleptika
Anti Depresan (Imipramine, Klomipramine 25-50mg, Fluoxetine)
Antipsikotik dosis rendah

Penyulit

Putus sekolah
Gangguan tingkah laku
Gangguan kepribadian antisosial

Prognosis

Umumnya membutuhkan pengobatan sampai usia remaja/seterusnya


Sembuh total menjelang remaja
Gangguan tingkah laku
Gangguan kepribadian antisosial

Daftar Pustaka
1. Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa III, 1997
2. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry. 8th ed. Lippincoltt Williams &
Wilkins, 1998
3. Panduan Pelayanan Medis Departemen Psikiatri RSUP Nasional Dr.Cipto
Mangunkusumo, 2007
4. Standar Pelayanan Medis Kasus-Kasus Psikiatri BLU RS Dr.Marzoeki Mahdi
Bogor.

Gangguan Tingkah Laku (F91)


Pedoman Diagnostik

Gangguan tingkah laku berciri khas dengan adanya suatu pola tingkah laku
disosial, agresif atau menantang yang berulang dan menetap.
Penilaian tentang adanya tingkah laku perlu memperhitungkan tingkat
perkembangannya. Tempertantrum, merupakan gejala normal pada perkembangan
anak usia 3 tahun, adanya gejala ini bukan merupakan dasar diagnosis. Begitu
pula pelanggaran terhadap orang lain (seperti tindak pidana dan kekerasan) tidak
termasuk kemampuan anak usia 7 tahun, dengan demikian bukan merupakan
kriteria diagnostik kelompok usia tersebut. Contoh-contoh perilaku yang menjadi
dasar diagnosis perkelahian, kejang terhadap hewan atau sesama manusia,
perusakan yang hebat terhadap barang milik orang, mencuri, berdusta berulangulang, sikap menentang yang berat serta menetap.
Diagnosis ini tidak dianjurkan kecuali bila tingkah laku seperti diatas berlanjut
selama 6 bulan atau lebih.

Kriteria menurut PPDGJ III


Adanya suatu pola tingkah laku disosial, agresif atau menentang, yang berulang dan menetap.
Sub Diagnostik

Gangguan tingkah laku yang terbatas pada lingkungan keluarga (F91.0)


Gangguan tingkah laku tak berkelompok (F91.1)
Gangguan tingkah laku berkelompok (F91.1)
Gangguan sikap menentang (membangkang) (F91.3)
Gangguan tingkah laku lainnya (F91.8)

Diagnosis Banding

Gangguan Psikosis
Gangguan Kepribadian Antisosial
Gangguan Hiperkinetik

Tata Laksana
Non-Farmakologis

Evaluasi Kepribadian, masalah psikososial/lingkungan


Terapiu Perilaku dan terapi keluarga
Konsultasi pada spesialis neurologi dan EEG
Dirawat bila membahayakan diri/lingkungan

Farmakologis

Medikasi diberikan jika dijumpai adanya gejala agresifitas yang menonjol. Obat
golongan antipsikotik seperti Haloperidol dikatakan dapat membantu mengurangi
gejala agresifits ini. Obat antipsikotik golongan lain seperti Risperidon dan
Olanzapin juga dikatakan akan memberikan manfaat yang sama. Obat pilihan
lainnya adalah Carbamazepine, fluoxetine dan Sertralin.
Haloperidol 1-6 mg/hari atau Imipramin 25-75 mg/hari
Metilfenidat 2,5-10 mg/hari (Bila kondisi ini didasari atau disertai oleh gangguan
hiperkinetik)

Penyulit
Akibat tindakannya atau pembalasan orang lain
Prognosis

Lama Rawatan minimal 2 minggu


Lama pemulihan minimal 6 bulan
Sembuh total atau parsial

Daftar Pustaka
1. Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa III, 1997
2. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry. 8th ed. Lippincoltt Williams &
Wilkins, 1998
3. Panduan Pelayanan Medis Departemen Psikiatri RSUP Nasional Dr.Cipto
Mangunkusumo, 2007
4. Standar Pelayanan Medis Kasus-Kasus Psikiatri BLU RS Dr.Marzoeki Mahdi
Bogor.

Gangguan Campuran Tingkah laku dan Emosi (F92)


Manifestasi Klinis
Adanya gabungan dari perilaku agresif, disosial atau menentang yang menetap dengan gejala
nyata dari depresi, ansietas atau gangguan emosional lainnya. Yang termasuk dalam kategori
ini adalah:

Gangguan tingkah laku depresif


Gangguan campuran tingkah laku dan emosi lainnya
Gangguan campuran tingkah laku da emosi ytt

Daftar Pustaka
1. Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa III, 1997
2. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry. 8th ed. Lippincoltt Williams &
Wilkins, 1998

Gangguan Emosional dengan Awitan Khas Pada Masa Kanak


dan Remaja (F93)
Manifestasi Klinis
Gangguan anxietas perpisahan masa kanak
Ciri khas adanya anxietas berlebihan yang terfokus dan berkaitan dengan perpisahan dari
tokoh yang akrab hubungannya dengan si anak (lazimnya orang tua atau kerabat akrab
lainnya), yang bukan hanya bagian dari anxietas umum berkenaan dengan aneka situasi.
Gangguan anxietas fobik masa kanak
Kategori ini hanya berlaku terhadap rasa takut yang khas timbul pada suatu fase
perkembangan yang spesifik pada anak.
Gangguan anxietas sosial masa kanak
Kategori ini hanya berlaku bagi gangguan yang timbul sebelum usia 6 tahun., yang tidak
lazim derajatnya dan disertai aneka masalah berkenaan dengan fungsi secara sosial dan yang
tidak merupakan bagian dari gangguan emosional yang bersifat lebih menyeluruh.
Gangguan persaingan antar saudara (Sibling Rivalry)
Ciri khas dari gangguan ini mencakup gabungan dari:

Bukti adanya rasa persaingan dan/atau iri hati terhadap saudara


Awitan selama beberapa bulan setelah kelahiran adik (terutama adik kandung)
Gangguan emosional melampaui taraf normal dan/atau berkelanjutan dan
berhubungan dengan masalah psikososial.

Pedoman diagnosis
Gangguan anxietas perpisahan masa anak
Adanya kecemasan yang menonjol dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak yang
ditandai dengan adanya cemas perpisahan terhadap perpisahan dengan rumah atau dengan
orang yang lekat terhadap anak.
Gangguan anxietas fobik masa kanak
Adanya kecemasan irasional terhadap benda-benda atau kejadian tertentu yang tidak sesuai
dengan tingkat perkembangan anak.

Ganggguan anxietas sosial masa kanan

o Adanya kecemasan terhadap relasi sosial dalam konteks lebih luas, dan
kondisi seperti ini biasanya tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Biasanya gejala dimulai pada usia sebelum 5 tahun.

Gangguan persaingan antar saudara (sibling rivalry)


o Kondisi ini ditandai dengan adanya persaingan baik dalam perilaku maupun
emosional antara seorang anak terhadap adiknya. Perasaan negatif dari kakak
terhadp adiknya ini ditunjukkan daam bentuk tantrum, regresi, disforik,
kesulitan tidur, perilaku menentang dan perilaku mencari perhatian lainnya.
Biasanya gejala timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kelahiran atau
kedatangan adik baru. Kondisi ini dikatakan akan menyebabkan terjadinya
gangguan fungsi anak di dalam menjalankan fungsi sehari-harinya.

Tatalaksana

Dukungan psikososial terhadap anak dan keluarganya


Psikoterapi baik secara individual maupun keluarga
Medikasi diberikan jika dirasakan bahwa kondisi sudah sangat bert dan
memerlukan tindakan segera. Obat yang diberikan pada umumnya adalah obat
golongan antidepressan jenis penghambat SSRI seperti Fluoxetine.

Daftar Pustaka
1. Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa III, 1997
2. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry. 8th ed. Lippincoltt Williams &
Wilkins, 1998

Gangguan Fungsi Sosial dengan Awitan Khas pada Masa Kanak


dan Remaja (F94)
Batasan dan uraian umum
Ini merupakan kelompok gangguan yang agak heterogen, yang keseluruhannya sama-sama
mencakup gangguan fungsi sosial yang berada pada kurun masa perkembangan, (namun
berbeda dengan gangguan perkembangan pervasif) terutama tidak ditandai oleh suatu tidak
mampuan atau defisit konstitusi sosial yang nyata yang mencakup keseluruhan fungsi.
Mutisme Selektif
Ciri khas kondisi ini adalah selektifitas yang ditentukan secara emosional dalam berbicara,
dimana anak itu menunjukkan selektifitasnya dalam hal kemampuan bertutur kata dalam
situasi-situasi tertentu, namun tidka mampu melakukannya dalam beberapa situasi (khas
tertentu) lainnya.
Gangguan Kelekatan Reaktif Masa Kanak
Pada kondisi ini terdapat pola abnormal dalam hubungan anak dengan para pengasuhnya
yang timbul sebelum anak mencapai usia 5 tahun, yang meliputi ciri-ciri maladaptif yang
lazimnya tidak dilihat pada anak-anak normal, dan yang tetap berlanjut namun reaktif
terhadap perubahan yang cukup jelas pola asuhnya.
Gangguan Kelekatan Tak Terkendali Masa Kanak
Pada gangguan ini didapati adanya pola kelekatan selektif yang kabur selama 5 tahun
pertama kehidupan anak dan umumnya berhubungan dengan perilaku melekat sewaktu masa
bayi dan/atau perangai ramah terhadap semua orang, dan perilaku menarik perhatian pada
masa dini atau pertengahan usia anak. Biasanya akan mengalami kesulitan dalam membina
hubungan akrab dan saling percaya dengan kelompok teman sebaya.
Pedoman Diagnosis
Mutisme Selektif
Adanya kegagalan secara konsisten unutk melakukan komunikasi verbal pada situasi spesifik
tertentu (yang menuntu anak untuk mampu melakukan komunikasi verbal, seperti sekolah).
Kondisi ini membuat anak mengalami gangguan dalam fungsinya disekolah, dan pencapaian
akademik yang diharapkan.
Gangguan kelekatan reaktif masa kanak

Kondisi ini ditandai oleh adanya kegagalan untuk memulai atau merepon interaksi sosial
yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak, yang ditandai dengan adanya perilaku
inhibisi yang menonjol, hipervigilian, ambivalensi atau respon-respon kontradiksi lainnya.

Tatalaksana

Dukungan psikososial terhadap anak dan keluarganya


Psikoterapi baik secara individual maupun keluarga
Medikasi diberikan jika dirasakan bahwa kondisi sudah sangat berat dan
memerlukan tindakan yang segera. Obat yang diberikan pada umumnya adalah
obat golongan antidepressan jenis SSRI seperti Fluoxetine.

Daftar Pustaka
1. Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa III, 1997
2. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry. 8th ed. Lippincoltt Williams &
Wilkins, 1998

Gangguan TIK (F95)


Manifestasi Klinis
Ciri khas yang membedakan tik dari gangguan motorik lainnya adalah gerakan yang
mendadak, cepat, sekejap dan terbatasnya gerakan tanpa bukti gangguan neurologis yang
mendasarinya; sifatnya berulang-ulang; biasanya berhenti saat tidur dan mudahnya gejala itu
menimbulkan kembali atau ditekan dengan kemauan. Tik seringkali terjadi sebagai fenomena
tunggal, namun tidak jarang disertai variasi gangguan emosional yang luas, khusunya
fenomena obsesi dan hipokondrik. Beberapa jenis gangguan yang masuk dalam kategori ini
adalah:
Gangguan Tik Sementara
Merupakan bentuk yang paling sering ditemukan pada anak usia 4-5 tahun, biasa berupa
kedipan mata, muka menyeringai, atau kedutan kepala. Pada sebagian kasus hanya episode
tunggal, namun pada beberapa kasus lain hilang timbul selama beberapa bulan.
Gangguan Tik Motorik atau Vokal Kronik
Ciri khas adanya tik motorik atau vokal (namun bukan kedua-duanya). Tik dapat tunggal atau
multipel.
Gangguan Campuran Tik Motorik dan Vokal Multipel (sindrom de la tourette)
Ciri khas adanya tik motorik multipel dengan satu atau beberapa tik vokal yang tidak harus
timbul secara serentak dan dalam riwayatnya hilang timbul. Awitan hampir selalu terjadi pada
masa kanak atau remaja.
Pedoman Diagnosis
Gangguan Tik Sementara
Kondisi ini ditunjukkan dengan adanya tik motorik dan atau vokal yang berjumlah satu buah
atau multipel. Tik yang timbul terjadi secara tiba-tiba, sering, berulang, non-ritmik. Pada
umumnya dalam satu waktu hanya ditemukan satu jenis tik saja. Tik terjadi beberapa kali
sehari, serta timbul hampir setiap hari. Gejala ini terjadi dalam periode 1 tahun atau lebih.
Dalam kurun waktu tersebut, tidak pernah ditemukan adanya waktu bebas tik selama 3 bulan
berturut-turut.
Gangguan Campuran Tik Motorik dan Vokal Multipel (Sindrome de la Tourette)

Pada kondisi ini ditemukan adanya tik motorik yang multipel dan adanya satu atau lebih tik
vokal pada saat yang bersamaan walaupun tidak timbul bertumpang tindih. Tik terjadi
beberapa kali sehari, serta timbul hampir setiap hari. Gejala ini terjadi dalam periode 1 tahun
atau lebih. Dalam kurun waktu tersebut, tidak pernah ditemukan adanya waktu bebas tik
selama 3 bulan berturut-turut.
Sub Diagnostik

Gangguan tik sementara (F95.0)


Gangguan tik motorik dan vokal multipel (Sidrom de la Tourette) (F95.2)
Gangguan tik lainnya (F95.8)

Tatalaksana

Dengan pemberian obat-obatan golongan antipsikotik seperti Haloperidol,


Trifluoperazin dan Pimozide. Obat lainnya yang juga dianjurkan adalah obat
antipsikotik atipikal seperti Risperidon atau Olanzapin.
Terapi perilaku untuk anak
Psikoedukasi Keluarga
Terapi perilaku
Evaluasi kepribadian, masalah psikososial/lingkungan
Konsultasi spesialis neurologi dan EEG

Daftar Pustaka
1. Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa III, 1997
2. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry. 8th ed. Lippincoltt Williams &
Wilkins, 1998
3. Panduan Pelayanan Medis Departemen Psikiatri RSUP Nasional Dr.Cipto
Mangunkusumo, 2007
4. Standar Pelayanan Medis Kasus-Kasus Psikiatri BLU RS Dr.Marzoeki Mahdi
Bogor.

Gangguan Perilaku dan emosional Lainnya dengan Awitan


Biasanya Pada Masa Kanak dan Remaja (F98)
Manifestasi Klinis
Merupakan sekelompok gangguan heterogen yang seringkali berhubungan dengan masalah
psikososial. Dalam kategori ini termasuk:
Enuresis non-organik
Merupakan suatu gangguan yang ditandai dengan buang air seni tanpa kehendak, pada siang
dan/atau malam hari, yang tidak sesuai dengan usia mental anak, dan bukan akibat kurangnya
pengendalian kandung kemih akibat gangguan neurologis, serangan epilepsi, atau kelainan
struktural pada saluran kemih.
Enkopresis non-organik
Pada kondisi ini terjadi pengeluaran tinja secara tidak layak. Kondisi ini dapat timbul dengan
berbagai cara seperti, 1) latihan toilet yang tidak sempurna, 2) adanya gangguan psikologis
dengan pengendalian fisiologis BAB yang normal tetapi karena adanya keengganan,
perlawanan atau kegagalan untuk menyesuaikan diri dengan norma sosial untuk buang air
besar di tempat yang layak, 3) akibat retensi fisiologis, yang bertumpuk pada perlekatan tinja
di tempat yang tidak layak.
Gangguan makan masa bayi dan kanak
Gangguan makan denga berbagai manifestasi biasanya spesifik pada masa bayi dan kanak.
Pada umumnya meliputi penolakan makanan dan rewel menghadapi makanan yang memadai
dari pengasuh yang baik, tanpa penyakit organik.
Pika Masa Bayi dan Kanak
Gejala pika adalah terus-menerus makan zat yang tidak bergizi (tanah, serpihan cat, dsb).
Pika dapat timbul sebagai salah satu gejala dari sejumlah gangguan psikiatrik yang luas
(seperti autisme), atau sebagai perilaku psikopatologis yang tunggal. Fenomena ini paling
banyak ditemukan pada anak dengan retardasi mental.
Gangguan gerakan stereotipik
Merupakan aneka gerakan yang volunter, berulang, stereotipik, non-fungsional (dan lebih
sering bersifat ritmik), dan bukan merupakan bagian dari suatu kondisi psikiatrik atau
neurologis yang dikenal.

Gagap
Cara berbicara yang ditandai dengan pengulangan suara atau perpanjangan suku kata atau
kata, atau sering gugup atau terhenti sehingga mengganggu irama alur bicara. Harus
digolongkan sebagai gangguan hanya bila keparahannya sangat mengganggu kelancaran
berbicara.
Pedoman diagnosis
Enuresis non-organik
Adanya riwayat berulang dari mengompol baik di ranjang maupun di tempat lain (baik
involunter maupun beryujuan). Kondisi ini terjadi dengan frekuensi minimal 2 kali seminggu
dalam kurun waktu minimal 3 bulan berturt-turut. Usia timbulnya minimal 5 tahun.
Enkopresis non-organik
Adanya riwayat berulang dari BAB yang dilakukan tidak pada tempatnya (pakaian dan
lantai). Kondisi ini dapat terjadi baik involunter maupun bertujuan. Kondisi ini terjadi dengan
frekuensi minimal 1 kali sebulan dalam kurun waktu minimal 3 bulan berturut-turut. Usia
timbulnya minimal 4 tahun.
Gangguan makan masa bayi dan kanak
Adanya gangguan makan yang dimanifestasikan dalam bentuk kegagalan yang persisten
untuk makan secara adekuat sehingga terjadi kegagalan untuk peningkatan berat badan atau
timbulnya penurunan berat badan yang signifikan. Kondisi ini sering terjadi paling sedikit
dalam kurun waktu 1 bulan.
Pika masa bayi dan kanak
Adanya riwayat yang menetap dari makan makanan yang bukan makanan yang sebenarnya,
dalam periode minimal 1 bulan. Pola makan ini tidak sesua dengan tingkat perkembangan
dan tidak sesuai dengan latar belakang kultural anak.
Gangguan gerakan stereotipik
Ditunjukkan dengan adanya perilaku motorik yang nonfungsional, berulang dan sepertinya
dikendalikan (misalnya gerakan tubuh, gerakan tangan seperti berjabat tangan, kepala
bergerak-gerak, menggigit lidah, dll). Kondisi ini menyebabkan timbulnya perlukaan pada
tubuh anak sehingga memerlukan terapi tersendiri untuk perlukaannya ini.
Gagap
Kondisi ini ditandai dengan adanya gangguan dalam kelancaran dan pola waktu berbicara
(tidak sesuai dengan tingkat usianya) yang dinyatakan dalam
Pengulangan suara atau silabel
Perpanjangan suara
Kata terpatah-patah

Interupsi dalam berbicara


Adanya jeda suara dalam berbicara
Pengulangan satu suku kata daam berbicara

Tata laksana
Enuresis non-organik

Terapi perilaku
Obat golongan trisiklik antidepressan seperti Imipramin

Enkoprasis non-organik

Terapi perilaku
Psikoterapi suportif
Edukasi keluarga

Gangguan makan masa bayi dan kanak

Edukasi keluarga
Terapi perilaku
Jika disertai dengan gangguan fisik atau mental lainnya maka pengobatan dapat
disesuaikan dengan kondisi tersebut.

Gangguan gerakan stereotipik

Terapi perilaku
Obat golongan antipsikotik tipikal seperti golongan Fenotiazin

Latihan mengatur nafas


Relaksasi
Terapi wicara

Gagap

Daftar Pustaka
1. Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa III, 1997
2. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry. 8th ed. Lippincoltt Williams &
Wilkins, 1998

Anda mungkin juga menyukai