Abdomen 3 Posisi
Abdomen 3 Posisi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dunia kedokteran saat ini sangat maju dengn pesat terutama dengan
pekembangan dan aplikasi komputer bidang kedokteran sehingga ilmu radiologi
turut berkembang pesat mulai dari pencitraan organ sampai ke pencitraan selular
atau molekular. Di Indonesia perkembangan kedokteran terutama dalam bidang
radiologi masih banyak dilakukan serta perlu dukungan pemerintah.
Pemeriksaan radiografi polos dalam kasus kedaruratan di negara maju
perannya sudah semakin sempit dan diganti dengan teknologi CT scan serta
perangkat digital lainnya termasuk USG dan MRI meskipun demikian, alat
tersebut masih tetap dipakai karena murah, mudah dan cepat untuk kasus tertentu.
Di Indonesia dengan pengembangan program pemerintah pusat dan daerah sudah
banyak penempatan alat radiologi dasar di puskesmas besar sehingga dapat
membantu dokter yang bertugas dan tidak perlu merujuk ke kota atau RS besar
hanya untuk diagnosis penyakit tertentu.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi foto polos abdomen?
2. Bagaimana prinsip pemeriksaan foto polos abdomen?
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dilakukan foto polos abdomen?
4. Apa saja macam-macam pemeriksaan foto polos abdomen?
5. Bagaimana teknik pemeriksaan foto polos abdomen?
6. Bagaimana prosedur pemeriksaan foto polos abdomen?
7. Bagaimana anatomi radiografi pada foto polos abdomen?
8. Bagaimana cara mengitepretasi fotopolos abdomen?
9. Apa saja gambaran patologis pada foto polos abdomen?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi foto polos abdomen.
2. Mengetahui prinsip pemeriksaan foto polos abdomen.
3. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi dilakukan foto polos abdomen.
wawasan
mahasiswa
kedokteran
mengenai
peran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Foto polos abdomen adalah suatu pemeriksaan abdomen tanpa
menggunakan kontras dengan sinar X yang menggambaran struktur dan organ di
dalam abdomen, yaitu : lambung, hati, limpa, usus besar, usus kecil, dan
diafragma yang merupakan otot yang memisahkan dada dan daerah abdomen.
2.2 Prinsip Kerja
Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombang radio, panas, cahaya dan ultra violet, tetapi dengan panjang gelombang
yang sangat pendek. Gelombang /sinar elektromagnetik terdiri atas : listrik, radio,
inframerah, cahaya, ultraviolet, sinar-X, sinar gamma, dan sinar kosmik. Sinar-X
bersifat heterogen, panjang gelombangnya bervariasi dan tidak terlihat. Perbedaan
antara Sinar-X dengan sinar elektomagnetik lainnya juga terletak pada panjang
gelombang, dimana panjang gelombang sinar-X sangat pendek, yaitu hanya
1/10.000 panjang gelombang cahaya yg kelihatan. Karena panjang gelombang yg
pendek itu, maka sinar-X dapat menembus benda-benda. Panjang gelombang sinar
elektromagnetik
dinyatakan
dalam
satuan
Angstrom.
Gelombang
yang
berikut :
1. Katoda (filamen) dipanaskan (lebih dari 20.000C) sampai menyala
dengan menggunakan aliran listrik yang berasal dari transformator.
2. Karena panas, elektron- elektron dari katode (filamen) terlepas.
3. Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, elektronelektron akan dipercepat gerakannya menuju anoda dan dipusatkan ke alat
pemusat (focusing cup).
4. Filamen dibuat relatif negatif terhadap sasaran (target) dengan memilih
potensial tinggi.
5. Awan- awan elektron mendadak dihentikan pada sasaran (target) sehingga
terbentuk panas (>99%) dan sinar-X (<1%).
6. Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluanya sinar-X dari tabung,
sehingga sinar-X yang terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela.
7. Panas yang tinggi pada sasaran (terget) akibat benturan elektron ditiadakan
oleh radiator pendingin
Jumlah sinar-X yang dilepaskan setiap satuan waktu dapat dilihat dari alat
pengukur miliampere (MA), sedangkan jangka waktu pemotretan dikendalikan
oleh alat pengukur waktu.
Daya tembus sinar X berbeda-beda sesuai dengan benda yang dilaluinya.
Benda-benda yang mudah ditembus sinar X akan memberi bayangan hitam
(radiolusen). Benda-benda yang sukar ditembus sinar X akan memberi bayangan
putih (radioopak). Diantaranya terdapat bayangan perantara yang tidak terlalu
hitam atau radiolusen sedang (moderately radiolucent) dan tidak terlalu putih atau
radioopak (moderately radio-opaque). Diantara radiolusen sedang dan radioopak
sedang bayangan keputih-putihan (intermediate)/ berdasarkan mudah tidaknya
ditembus sinar X, maka bagain tubuh dibedakan atas :
1. Radiolusen (hitam) : gas dan udara.
Obstruksi usus
Pankreatitis
Distribusi faeces
2.4 Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi mutlak pada foto polos abdomen, tetapi jika
mungkin harus dihindari pada wanita sampai akhir periode reproduksi dan wanita
hamil untuk mencegah paparan radiasi.
2.5. Macam-macam Pemeriksaan Foto Polos Abdomen
a) Pemeriksaan radiodiagnostik sederhana, tanpa persiapan :
Foto polos abdomen tanpa persiapan dimana terutama melihat gambaran
distribusi dari gas dalam usus serta kelainannya (BOF).
b) Pemeriksaan radiodiagnostik sederhana dengan persiapan sebelumnya :
Dikerjakan terutama bila nantinya diperkirakan akan ada gangguan dari
hasil photo bila kondisi penderita belum memenuhi syarat, yaitu.:
Foto polos abdomen melihat saluran kencing (BNO atau KUB) dalam hal
ini kotoran dalam usus sangat mengganggu hasil photo sehingga harus
dibersihkan sebelumnya. Foto polos abdomen dengan persiapan untuk
dengan
pencahar/laxant/urus-urus
malam
sebelum
Obat-obatan :
Suppositoria
per
anum,
seperti
Dulcolax
terjadinya
artefak
pada
film
dan
memakai
Posisi obyek : bagian tengah kaset setinggi krista iliaka dengan batas
tepi bawah setinggi simfisis pubis, tidak ada rotasi pelvis dan bahu.
Pusat sinar pada bagian tengah film dengan jarak minimal 102 cm
2.
3.
4.
Pasien tidak bergerak saat difoto yang ditandai dengan tajamnya batas
gambar costae dan gas usus
5.
6.
simphisis pubis pada film. Titik tengah terletak pada garis tengah film.
Arah sinar horizontal 90o dengan film dengan proyeksi AP untuk
melihat air fluid level dan kemungkinan perforasi usus.
10
11
12
Abdomen atau lebih dikenal dengan perut berisi berbagai organ penting
dalam sistem pencernaan, endokrin dan imunitas pada tubuh manusia. Ada
sembilan pembagian regio (daerah) di abdomen berdasarkan regio organ yang ada
didalamnya, yaitu :
1. Hypochondrium kanan: sebagian hati, kantung empedu dan bagian atas
ginjal kanan
2. Epigastrium : ginjal kanan dan kiri, sebagian hati dan lambung serta
sebagian kantung empedu
3. Hypochondrium kiri: limpa, sebagian lambung, bagian atas ginjal kiri,
sbagian usus besar
4. Lateralis kanan: sebagian hati dan usus besar serta bagian bawah ginjal
kanan
5. Umbilicalis: sebagian besar usus halus, pankreas, ureter bagian atas,
usus besar, serta bagian bawah kantung empedu
6. Lateralis kiri: sebagian kecil usus besar dan bagian bawah ginjal kiri
7. Inguinalis kanan: sebagian kecil usus besar
8. Pubic : usus buntu, sebagian usus halus dan usus besar, ureter kanan dan
kiri, serta sebagian kantung kemih
9. Inguinalis kiri: sebagian kecil usus besar
sirosis hepatik.
Hypochondrium kiri: spleenomegali.
Lateralis kanan: batu empedu, batu ginjal.
Umbilicalis: ulcus usus halus 12 jari, kerusakan usus halus batu ureter
Lateralis kiri: batu ginjal
Inguinalis kanan: hernia, KET, appendisitis.
13
8.
9.
14
15
Bila terdapat gas di dalam usus halus atau dicurigai terdapat dilatasi usus
halus, dianjurkan melakukan foto tegak atau dekubitus abdomen untuk
memperlihatkan batas cairan.
Jejenum mengalami dilatasi bila diameternya >3,5 cm, usus halus
pertengahan mengalami dilatasi bila diameternya >3 cm dan ileum dilatasi bila
diameter yang terdilatasi terdapat plika sirkularis (valvulae coniventes) atau
lipatan yang menyilang diameter jejunum secara transversal.
Bila kolon tampak dilatasi, haustra harus ditemukan untuk memastikan
bahwa kolon tersebut mengalami dilatasi. Haustra tampak saling mengunci
(interdigitasi) dan tidak menyilang diameter kolon, berbeda dengan plika sirkulasi
(valvulae coniventes) di jejunum. Kolon mengalami dilatasi bil;a diameter kolon
transversum >3,5 cm atau diameter sekum pada dasarnya >8 cm.
Bayangan psoas diperiksa secara bilateral: seharusnya simetris dengan tepi
lateral sedikit konkaf. Periksa bayangan ginjal, seharusnya memiliki panjang
normal 10-12 cm atau panjang longitudinal sepanjang 3,5 vertebra. Bayangan
hati dan limpa. Tepi inferior hati berbatas tegas, khususnya di bagian lateral.
Cairan adanya pengumpulan atau cairan bebas intraperitoneum. Garis
lemak (fat line) properitoneal bergeser kearah lateral oleh cairan bebas. Cari
adanya batu radioopak dan kalsifikasi di daerah kandung empedu, ginjal dan
ureter. Hati-hati dengan phlebolith vena pelvis yang dapat menyerupai batu.
Phlebolith berbentuk oval, halus dan terdapat bayangan lusen kecil di dalamnya.
Batu tampak padat dengan tepi tidak teratur. Kalsifikasi pancreas berbentuk titiktitik dan aksis oblik. Kalsifikasi vascular sering ditemukan di aorta pada pasien
usia lanjut, penderita diabetes dan penderita aortitis yang disebabkan oleh
penyakit Takayashu.
Carilah adanya massa jaringan lunak dan gas ekstraluminal. Udara akan
terlihat hitam karena meneruskan sinar-X yang dipancarkan dan menyebabkan
kehitaman pada film sedangkan tulang dengan elemen kalsium yang dominan
akan menyerap seluruh sinar yang dipancarkan sehingga pada film akan tampak
putih. Diantara udara dengan tulang misalnya jaringan lunak akan menyerap
sebagian besar sinar X yang dipancarkan sehingga menyebabkan keabu-abuan
yang cerah bergantung dari ketebalan jaringan yang dilalui sinar X.
16
Udara akan terlihat relatif banyak mengisi lumen lambung dan usus besar
sedangkan dalam jumlah sedikit akan mengisi sebagian dari usus kecil. Sedikit
udara dan cairan juga mengisi lumen usus halus dan air fluid level yang minimal
bukan merupakan gambaran patologis. Air fluid level juga dapat djumpai pada
lumen usus besar, dan tiga sampai lima fluid levels dengan panjang kurang dari
2,5 cm masih dalam batas normal serta sering dijumpai di daerah kuadran kanan
bawah. Dua air fluid level atau lebih dengan diameter lebih dari 2,5 cm panjang
atau kaliber merupakan kondisi abnormal dan selalu dihubungkan dengan
pertanda adanya ileus baik obstruktif atau paralitik.
Banyaknya udara mengisi lumen usus baik usus halus dan besar tergantung
banyaknya udara yang tertelan seperti pada keadaan banyak bicara, tertawa,
merokok dan lain sebagainya. Pada keadaan tertentu misalnya asma atau pneumonia akan terjadi peningkatan jumlah udara dalam lumen usus halus dan usus
besar secara dramatik sehingga untuk pasien bayi dan anak kecil dengan keluhan
perut kembung sebaiknya juga difoto kedua paru sekaligus karena sangat besar
kemungkinan penyebab kembungnya berasal dari pneu-monia di paru. Beberapa
penyebab lain yang mempunyai gambaran mirip dengan ileus antara lain pleuritis,
pulmonary infarct, myocardial infarct, kebocoran atau diseksi aorta torakalis,
payah jantung, perikarditis dan pneumotoraks.
Selain komponen traktus gastrointestinal, juga dapat terlihat kontur kedua
ginjal dan muskulus psoas bilateral. Adanya bayangan yang menghalangi kontur
dari ginjal atau m.psoas dapat menujukkan keadaan patologis di daerah retroperitoneal. Foto radiografi polos abdmen biasa dikerjakan dalam posisi pasien
terlentang (supine). Apabila keadaan pasien memungkinkan akan lebih baik lagi
bila ditambah posisi berdiri. Untuk kasus tertentu dilakukan foto radiografi polos
tiga posisi yaitu posisi supine, tegak dan miring kekiri (left lateral decubitus).
Biasanya posisi demikian dimintakan untuk memastikan adanya udara bebas yang
berpindah-pindah bila difoto dalam posisi berbeda.
2.9. Gambaran Patologis Foto Polos Abdomen
A. Gambaran udara bebas intraperitoneum
Foto toraks tegak dan foto dekubitus kiri abdomen sangat sensitif untuk
mendeteksi udara bebas intraperitoneum dalam volume kecil (<5 ml).
17
Penyebab tersering gambaran ini adalah perforasi usus akibat luka tau
trauma tembus, dan infark dinding usus.
Pada foto toraks tegak, udara berbentuk bulan sabit tampak dibawah
diafragma. Udara subdiafragmatik harus dibedakan dengan pneumotoraks
subpulmonal.
Bila
tidak
yakin
apakah
terdapat
udara
bebas
intraperitoneum atau tidak, foto dekubitus kiri pada abdomen bagian atas
akan menunjukkan udara bebas dalam bentuk bulan sabit dengan densitas
rendah disebelah lateral dari tepi lateral lobus kana hati. Pada foto
terlentang abdomen, udara bebas sulit dideteksi. Ada dua tanda yang dapat
membantu : tanda Rigler, yaitu adanya gas di dinding usus sisi manapun,
dan tanda garis ligamentum falsiform hepatis yang terbentuk di kuadran
kanan atas oleh udara bebas.
18
Gambar 2.10. Foto ini menegaskan adanya udara bebas subdafragma pada
foto toraks tegak.
B. Gambaran gas di luar usus
Gas dapat dideteksi di dinding kandung empedu pada kolesistitis
emfisematosa dan di dalam lumen kandung empedu bila terdapat fistula
dengan usus atau bila terdapat anastomosis dengan percabangan bilier.
Gas berada di dalam parenkim ginjal disebabkan oleh pielonefritis
emfisematosa. Hal ini biasanya akibat infeksi ginjal berat oleh E. Coli
pada penderita diabetes.
Gambar 2.11. Gas bebas perirenal dan renal pada penderita diabetes yang
mengalami infeksi E. Coli pada ginjalnya
C. Gambaran gas intramural
Gas di dalam dinding usus tampak sebagai bayangan lusen linear di dalam
dinding usus. Ini biasanya disebabkan oleh infark dinding usus. Pada bayibayi prematur, gas intramural dapat terlihat pada keadaan necrotizing
enterocolitis (NEC). Pada bayi-bayi ini juga sering terdapat gas di dalam
vena porta.
19
20
atau
invaginasi
yang
21
22
23
sehingga tidak dapat dilihat pada foto polos abdomen yang biasanya
mengandung komponen asam urat. Dalam keadaan demikian dapat
dilakukan pemeriksaan CT scan polos tanpa media kontras untuk
mengevaluasinya.
Batu pada traktus urinarius biasanya bersifat multilayer dan permukaannya
dapat kasar atau halus. Batu pada vesica urinaria lebih bulat dengan
permukaan regular sedangkan batu pada ureter atau uretra biasanya
berbentuk irregular. Kadang-kadang dijumpai batu yang mengisi dan
menyerupai pelviocalices ginjal yang disebut staghorn stone. Batu kecil
dan halus yang dijumpai pada calices minores kedua ginjal dijumpai pada
kelainan yang disebut nephrocalcinosis.
24
Gambar 2.21. Foto polos abdomen dengan ascites tanpa adanya massa
atau kalsifikasi
Pada foto polos abdomen dalam posisi supine akan tampak gambaran
sebagai berikut :
a) Usus akan tampak melayang di dalam cairan ascites.
b) Abdomen berbentuk bulging.
25
26
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Foto polos abdomen adalah suatu pemeriksaan abdomen tanpa
menggunakan kontras dengan sinar X yang menggambaran struktur dan organ di
dalam abdomen. Daya tembus sinar X berbeda-beda sesuai dengan benda yang
dilaluinya. Benda-benda yang mudah ditembus sinar X akan memberi bayangan
hitam (radiolusen). Benda-benda yang sukar ditembus sinar X akan memberi
bayangan putih (radioopak).
27
DAFTAR PUSTAKA
28