Oleh:
Yudhistiro Nungki Herlambang
A.
Latar Belakang
keperawatan dilihat sebagai praktik profesi, maka harus ada otoritas atau
kewenangan, ada kejelasan batasan, siapa melakukan apa. Karena diberi
kewenangan maka perawat bisa digugat, perawat harus bertanggung jawab
terhadap tiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001 merupakan
kekuatan hukum bagi perawat yang membuka praktik mandiri perawat. Menurut
konsorsium ilmu-ilmu kesehatan (1992), praktek mandiri perawat adalah
tindakan mandiri perawat profesional atau ners melalui kerjasama yang bersifat
kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan lain dalam upaya
memberikan asuhan keperawatan yang holistic sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya pada berbagai tatanan, termasuk praktik keperawatan
individu dan berkelompok. Didalam Kepmenkes 1239/2001, telah diatur
sedemikian rupa tentang praktik keperawatan seperti perizinan dan praktek
perawat.
Namun, dalam aplikasinya, masih terdapat perawat yang membuka praktik
mandiri dan tidak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Kepmenkes
1239/2001. Bahkan banyak perawat terutama di daerah yang tidak memiliki SIP
dan SIP. Misalnya dari catatan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
Babel, dari 300 perawat di Kota Pangkalpinang belum satupun yang memiliki SIK
dan SIPP, padahal banyak yang memberikan pengobatan medis kepada
masyarakat. Daerah-daerah yang lain juga memiliki kasus-kasus yang hampir
serupa. Hal ini dibuktikan dengan terdapatnya perawat yang ditangkap oleh
polisi dan sweeping-sweeping yang dilakukan oleh dinas kesehatan di beberapa
daerah.
Setelah di sahkannya undang-undang keperawatan pada September 2014 tahun
lalu. Perawat kini sudah dapat membuka praktik keperawatan mandiri dan juga
berhak memasang papan nama praktik perawat.
Tapi masih banyak teman-teman perawat yang bingung dan bertanya-tanya
tentang praktik keperawatan mandiri, apa saja syaratnya?, bagaimana mengurus
izinnya?, apa saja yang harus dipersiapkan?, nanti setelah ada kliniknya, apa
yang boleh dilakukan?, apa kewenangan perawat? dan lain sebagainya.
Untuk menjawab pertanyaan diatas, mari kita coba membahasnya satu persatu.
BAB II
PEMBAHASAN
Tindakan perawat yang tidak mengantongi izin berupa SIK dan SIPP termasuk
administrative malpractice. Pelanggaran hukum administrasi adalah sebagai
jalan menuju malpraktik.
19 Supriadi,
Hukum Kedokteran,
Bandung: CV Mandar Maju, 2001, hlm.16.
20 Sampurno, B,
Malpraktek dalam pelayanan kedokteran,
Materi seminar tidak diterbitkan. 2005.
21 Soenarto Soerodibroto,
KUHP & KUHAP dilengkapi yurisprodensi Mahkamah Agung dan Hoge Road
, Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada. 2001.
https://html2-f.scribdassets.com/4kn4qxfk47qltt/images/11-7418ad4083.jpg
12
Undang undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, bagian kesembilan
pasal 32 (penyembuhan penyakit dan pemulihan)
Undang undang No.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
Peraturan menteri kesehatan No.159b/Men.Kes/II/1998 tentang Rumah Sakit
Peraturan Menkes No.660/MenKes/SK/IX/1987 yang dilengkapi surat ederan
Direktur Jendral Pelayanan Medik No.105/Yan.Med/RS.Umdik/Raw/I/88 tentang
penerapan standard praktek keperawatan bagi perawat kesehatan di Rumah
Sakit.
Kepmenkes No.647/SK/IV/2000 tentang registrasi dan praktik perawat dan
direvisi dengan SK Kepmenkes No.1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi
dan praktik perawat.
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan. Perlindungan
hukum baik bagi pelaku dan penerima praktek keperawatan memiliki
akontabilitas terhadap keputusan dan tindakannya. Dalam menjalankan tugas
sehari-hari tidak menutup kemungkinan perawat berbuat kesalahan baik sengaja
maupun tidak sengaja. Oleh karena itu dalam menjalankan prakteknya secara
hukum perawat harus memperhatikan baik aspek moral atau etik keperawatan
dan juga aspek hukum yang berlaku di Indonesia.
22
Fry (1990) menyatakan bahwa akuntabilitas mengandung dua komponen utama,
yakni tanggung jawab dan tanggung gugat. Hal ini berarti tindakan yang
dilakukan perawat dilihat dari praktik keperawatan, kode etik dan undangundang dapat dibenarkan atau absah.
22
Staunton, P and Whyburn, B,
Nursing and the law
. 4thed.Sydney: Harcourt. 1997.
Alat untuk mengukur gula darah, asam urat dan kolesterol jika ingin
menambahkan, tergantung kemampuan finansial masing-masing.
Obat-obatan
Ingat, hanya boleh obat bebas dan obat bebas terbatas.
Perlengkapan administrasi
Meliputi formulir catatan tindakan asuhan keperawatan serta formulir rujukan
dan formulir persetujuan tindakan keperawatan (inform consent)
Praktik keperawatan mandiri yang kita jalankan harus berdasarkan pada kode
etik, standar pelayanan, standar profesi dan standar prosedur operasional (SPO).
Perawat berhak menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan
dengan kode etik, standar pelayanan, standar profesi dan standar prosedur
operasional (SPO).
Rujuk pasien yang tidak dapat ditangani kepada perawat lain, atau tenaga
kesehatan lain yang lebih kompeten.
Jangan melakukan pekerjaan tenaga medis/dokter, karena kita tidak
berwenang, kecuali jika sudah ada pendelegasian tertulis dari dokter yang
bersangkutan.
Pasien berhak memberi persetujuan atau menolak tindakan keperawatan yang
akan diterimanya, jadi sebelum melakukan suatu tindakan apapun itu, sebaiknya
minta surat persetujuan atau inform consent.
Dokumentasikan segala temuan pengkajian, tindakan, evaluasi yang telah
dilakukan kepada pasien
Jangan lupa memajang SIPP dan memasang papan nama di klinik yang
dijalankan
B.
Rumusan Masalah
Beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan makalah ini
adalah:
1.
2.
3.
4.
C.
Sesuai dengan masalah yang dirumuskan diatas maksud dan tujuan inipun
dirumuskan guna memperoleh suatu deskripsi tentang:
1.
2.
3.
4.
BAB III
KESIMPULAN
Praktik keperawatan mandiri sudah banyak dilakukan oleh perawat. Keputusan
Menteri Kesehatan nomor 1239/Menkes/SK/IX/2001 menjadi payung hukum bagi
perawat yang membuka praktik mandiri. Namun, dalam pengaplikasiannya,
terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan Kepmenkes 1239/2001. Berikut
ini, beberapa fakta dilapangan terkait praktik mandiri perawat :
1. Terdapat perawat yang membuka praktik mandiri tidak memiliki SIK dan SIPP.
2. Terdapat perawat yang memasang papan nama.
3. Terdapat perawat yang melakukan praktik medis dari pada praktik
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Bangka Pos. 2009. Buka Praktek Harus Punya SIK dan SIPP.
http://www.bangkapos.com