Anda di halaman 1dari 20

KESALAHAN BAHASA DALAM SURAT RESMI

Oleh
Drs. I Wayan Subaker, M.Hum.
1. Pendahuluan
Dalam pergaulan antarmasyarakat, kita tidak bisa lepas dari saling memberikan informasi atau saling
berkomunikasi. Infomasi itu dapat berupa pemberitahuan, pertanyaan-pertanyaan, laporan, permintaan,
dan lain-lain. Informasi itu dapat disampaikan kepada pihak lain dengan lisan atau tertulis.
Informasi dapat disampaikan dengan lisan, jika pemberi informasi itu berhadap-hadapan atau
bersemuka dengan penerima informasi. Menyampaikan informasi lewat telepon, radio, dan televisi dapat
digolongkan ke dalam penyampaian informasi secara lisan, sedangkan menyampaikan informasi kepada
orang lain dengan menggunakan surat digolongkan ke dalam penyampaian informasi secara tertulis.
Surat sebagai sarana komunikasi tertulis mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan sarana
komunikasi lisan karena surat merupakan bukti hitam di atas putih. Di samping itu, kelebihan lainnya
adalah pembaca dapat membacanya berulang-ulang apabila pembaca belum paham dengan isi surat itu
dan biaya yang diperlukan relatif murah bila dibandingkan dengan biaya yang diperlukan dengan
mempergunakan sarana komunikasi yang lain, seperti telepon atau telegraf.
Selain sebagai sarana komunikasi, surat juga mempunyai fungsi lain, yaitu sebagai duta atau wakil
penulis untuk berhadapan dengan lawan bicaranya. Oleh karena itu, sangat tepat jika dikatakan orang
bahwa isi surat merupakan gambaran mentalitas pengirimnya.
Sehubungan dengan hal di atas, bahasa yang digunakan dalam menulis surat hendaknya
dipertimbangkan sebaik mungkin dengan memperhatikan kaidah kaidah yang berlaku

2. Format Surat
Format surat merupakan salah satu aspek yang ikut juga menentukan baik atau kurang baiknya surat.
Yang dimaksud dengan format surat adalah tata letak atau posisi bagian-bagian surat. Dalam kegiatan
surat-menyurat sehari-hari, kita melihat adanya berbagai bacam format surat yang digunakan oleh
organisasi atau instansi. Hal ini menunjukkan bahwa dewasa ini belum ada pedoman yang baku. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini dikemukakan beberapa format surat yang dianggap memadai dalam
menulis surat resmi.
Format surat resmi pada instansi-instansi di Indonesia ada tiga macam variasi, yaitu
(1) Format resmi Indonesia variasi I (setengah lurus).

(2) Format resmi Indonesia variasi II (setengah lurus), dan


(3) Format resmi Indonesia variasi III (lurus).
Perlu juga dikemukakan di sini bahwa format resmi variasi I tergolong format resmi Indonesia yang
lama. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dalam kegiatan surat- menyuratnya melazimkan
penggunaan format resmi variasi II, yaitu format resmi Indonesia yang baru.
Perhatikan gambar berikut
FORMAT SURAT RESMI INDONESIA VARIASI I
( Format surat resmi Indonesia lama)
Kepala Surat
Nomor

Tanggal

Lampiran :
Hal

Yth. ...................
.......................... Alamat
...........................
Salam pembuka,
.......................................................................................................

Paragraf

...................................................................................................................

Pembuka

...................................................................................................................
.......................................................................................................

Paragraf

...................................................................................................................

Isi Surat

....................................................................................................................
........................................................................................................

Paragraf

....................................................................................................................

Penutup

...................................................................................................................
Salam penutup,
Nama Jabatan
Tanda tangan
Nama jelas
Tembusan:
......................................
......................................
Inisial
Format setengah lurus

FORMAT SURAT RESMI INDONESIA VARIASI II


( Format surat resmi Indonesia Baru)
Kepala Surat
Nomor

Tanggal

Lampiran :
Hal

Yth. ...................
..........................

Alamat

...........................
Salam pembuka,
.......................................................................................................

Paragraf

...................................................................................................................

Pembuka

...................................................................................................................
.......................................................................................................

Paragraf

...................................................................................................................

Isi Surat

....................................................................................................................
........................................................................................................

Paragraf

....................................................................................................................

Penutup

....................................................................................................................
Salam penutup,
Nama Jabatan
Tanda tangan
Nama jelas
Tembusan
......................................
......................................
Inisial
Format setengah lurus (format yang lazim digunakan oleh Pusat Bahasa)
FORMAT SURAT RESMI INDONESIA VARIASI III
( Format surat resmi Indonesia Baru)
Kepala Surat
Nomor

Lampiran :
Hal

Yth. ...................

Tanggal

..........................

Alamat

...........................
Salam pembuka,
...................................................................................................................

Paragraf

...................................................................................................................

Pembuka

...................................................................................................................
...................................................................................................................

Paragraf

...................................................................................................................

Isi Surat

....................................................................................................................

Paragraf

....................................................................................................................

Penutup

....................................................................................................................
Salam penutup,
Nama Jabatan
Tanda tangan
Nama jelas
Tembusan:
......................................
......................................
Inisial
Format lurus

3. Kesalahan Penulisan Kepala Surat

Sebaiknya, kepala surat disusun dan dicetak dalam bentuk yang menarik. Dalam kepala surat tercantum
nama kantor, alamat, nomor telepon (apabila ada), nomor kotak pos (apabila ada); nama kantor cabang,
nama bankir, bidang usaha, dan lambang instansi yang bersangkutan. Beberapa kesalahan bahasa dalam
kepala surat terlihat dalam contoh berikut.
Misalnya:
Bentuk Salah
(1) P.T. ASRI JAYA
Jln. Tanah Datar 5 Ciledug Tangerang Jawa Barat
PO. Box 519/K.B.Y. Telp. 5.864.238
Kesalahan pertama dalam kepala surat di atas adalah penulisan P.T., yang menggunakan tanda titik.
Singkatan itu merupakan singkatan nama badan atau organisasi yang terdiri atas huruf awal kata . Oleh
karena itu, singkatan itu ditulis PT tidak diikuti tanda titik. Kesalahan berikutnya adalah penulisan Jln.,
yang mestinya dituliskan lengkap Jalan. Pembatas unsur-unsur alamat haruslah tanda koma, bukan
tanda hubung seperti di atas. Yang benar adalah Jalan Tanah Datar 5, Ciledug, Tangerang, Jawa
Barat.PO Box merupakan kata asing yang berpadanan dengan bahasa IndonesiaKotak Pos. KBY juga
harus ditulis tanpa titik. Kata Telepon. harus ditulis lengkap, bukan Telp. Dengan nomor telepon tanpa
diberi tanda titik atau spasi, seperti 5.864.238 atau 5 864 238 karena bukan suatu jumlah, tetapi yang
benar adalah 5864238. Kepala surat di atas disarankan dicetak sebagai berikut.

Seharusnya (Bentuk Baku)


(1a) PT ASRI JAYA
Jalan Tanah Datar 5, Ciledug, Tangerang, Jawa Barat
Kotak Pos 519/KBY Telepon 5864239

4. Kesalahan Penulisan Nomor Surat


Nomor surat sering disebut identitas surat sebab dalam penyimpanan atau pengarsipan surat cukup
dengan disebut nomornya.
Pada surat-surat dinas nomor surat sering dituliskan sebagai berikut.

Misalnya:
Bentuk Salah
1. Nomor: 456 / MKDU / 87.Kesalahan penulisan nomor surat itu adalah penyingkatan angka dengan penggunaan tanda koma di atas
87 dan pencantuman titik dan tanda hubung setelah angka tahun. Kesalahan lain yang tampak dalam
nomor surat itu adalah tanda garis miring yang didahului dan diikuti spasi. Menurut aturan yang berlaku,
tanda garis mirng tidak didahului dan diikuti spasi. Perhatikan perbaikan yang disarankan.
Seharusnya (Bentuk Baku)
(1a) Nomor: 456/MKDU/1987
5. Kesalahan Penulisan Lampiran
Bagian lampiran tidak selamanya harus dicantumkan apabila misalnya, surat itu tidak melampirkan
sesuatu. Jika bersama surat itu ada sesuatu yang dilampirkan, apa yang dilampirkan itu hendaknya
dituliskan dengan lengkap. Akan tetapi, jika surat tersebut tidak melampirkan barang yang lain, seperti
brosur, fotokopi, atau buku, kata lampiran tidak perlu dicantumkan dalam surat.
Miasalnya:

Bentuk Salah
(1) Nomor

: 221/U/1987

Lampiran : - ,, Perihal

: Rapat Penilaian

Seperti tampak di atas, kata lampiran dicantumkan tanpa memiliki fungsi yang jelas karena memang
surat itu tidak melampirkan sesuatu. Pencantuman tanda hubung, tanda petik,atau mungkin angka nol
(o) terasa sangat dipaksakan karena secara sekedar mengisi kekosongan tanpa tujuan yang jelas. Karena
tanpa sesuatu yang dilampirkan, kata lampiran tidak harus dicantumkan, seperti perbaikan berikut.
Bentuk Baku
(1a) Nomor
Perihal

: 221/U/1987

: Rapat Penilaian

6. Kesalahan Penulisan Hal Surat


Hal atau perihal adalah bagian surat yang memuat pokok surat atau inti persoalan yang akan
disampaikan dalam surat itu. Bagian ini berguna untuk memudahkan pembaca untuk mengetahui
persoalan. Bagian ini tidak perlu ditulis panjang-panjang, tetapi singkat. Walaupun demikian pokok
persoalan itu harus dapat mewakili keseluruhan maksud surat.
Misalnya:
Bentuk salah
(1) Perihal: Penentuan tentang Petugas Pameran dalam Dies
Natalis yang akan diadakan 23 Mei 1987.
Penerima surat akan banyak tersita waktunya hanya untuk membaca perihal surat yang ditulis panjang
lebar dan lengkap. Padahal, informasi itu akan diulang lagi di dalam isi surat. Perhatikan perbaikannya.
Bentuk Baku
(1a) Perihal: Penentuan Petugas Pameran
7. Kesalahan Penulisan Tanggal Surat
Dalam surat-surat dinas dan surat niaga, sebelum tanggal surat tidak perlu dicantumkan nama kota sebab
nama kota itu sudah tercantum pada kepala surat.
Dalam surat-surat pribadi atau surat dinas yang tidak menggunakan kepala surat, nama kota harus
dicantumkan sebelum tangal surat. Selanjutnya, penulisan tanggal surat hendaknya, tanggal, bulan, dan
tahun ditulis secra lengkap. Tanggal 28 Oktber 1985 tidak disingkat menjadi 28 Okt. 1985 atau diganti
dengan lambang bilangan menurut urutannya, seperti (5) 28 -10 85, (6) 10 11 1985, tetapi harus
ditulis lengkap (5a) 28 Oktober 1985dan (6a) 10 November 1985.
8. Kesalahan Penulisan Alamat Surat
Selain dicantumkan pada sampul surat, alamat surat juga perlu dicantumkan pada lembar surat. Alamat
surat hendaknya ditulis dengan jelas, singkat, dan lengkap.
Penulisan alamat surat yang efisien dan efektif dapat dilakukan dengan aturan-aturan sebagai berikut.
(1) Alamat tidak diawali dengan kata kepada sebab siapa pun sudah mengetahui bahwa alamat yang
ditulis itu adalah alamat yang dituju. Selain itu, kata kepada berfungsi sebagai kata penghubung
intrakalimat yang menyatakan tujuan, sedangkan alamat surat bukan berupa kalimat, sama halnya
dengan alamat pengirim yang tidak perlu menggunakan kata dari.

2) Alamat pada lembar surat ditulis di sebelah kiri di antara perihal dan salam pembuka dengan tidak
diikuti tanda baca apa pun.
(3) Kata sapaan seperti Bapak, Ibu, Saudara, dan Tuan tidak perlu ditulis di depan gelar, pangkat, dan
jabatan. Kata sapaan digunakan jika diikuti langsung oleh nama orang yang dituju.
Bentuk Salah
(1) Kepada Yth.
Bapak Direktur CV Kencana
Jln. Wonosobo No, 40
SURABAYA
(2) Kepada Yth.
Bapak Kepala Kantor Wilatah Ditjen Binaguna
Propinsi Jawa Barat
Jln. Taman Sari No. 32
BANDUNG

(3) Kepada Yth.


Bapak Drs. Edy Sanjaya
Manjer Personalia PT Dahana
Jln. Gajah Mada No. 127
UJUNG PANDANG
(4) Kepada Yth.
Bapak Kolonel Sumengkar
Jl. Hasanudin IV/12
Kebon Kangkung

BANDUNG
(5)Yth. Ibu Ir. Sulistiani
Staf Bagian Perencanaan
Direktorat Jalan Raya
Depertemen Pekerjaan Umum
Jalan Sutisna 15
Jakarta
Kesalahan pada (1) adalah penggunaan kata kepada dan Bapak. Selain itu, kata jalan hendaknya ditulis
lengkap, tidak disingkat Jln. Nama kotaSurabaya tidak perlu ditulis dengan kapital seluruhnya, tetapi
awalnya saja yang kapital, yaitu Surabaya.
Kesalahan pada (2) sama seperti pada (1). Garis bawah dan segala tanda baca pada nama
kota Bandung merupakan tanda yang tidak akan menambah informasi.
Kesalahan pada (3) sama seperti (1). Gelar akademik Drs. Tidak perlu didahului kata Bapak. Kesalahan
(4) adalah pengunaan kata kepada dan pemakaian kata sapaan Bapak yang berimpit dengan
pangkat, kolonel.
Kesalahan pada (5) adalah penggunaan kata Ibu dan gelar akademik Ir.Yang berimpit. Perhatikan
perbaikannya.
Seharusnya (Bentuk Baku)
(1a)

Yth. Direktur CV Kencana Wungu

Jalan Wonosobo No. 40


Surabaya
(2a)

Yth. Kepala Kantor Wilayah Ditjen Binaguna

Propinsi Jawa Barat


Jalan Taman Sari No. 32
Bandung
(3a)

Yth. Drs. Edy Sanjaya

Manajer Personalia PT Dahana


Jalan Gajah Mada No. 127
Ujung Pandang
(4a)

Yth. Kolonel Sumengkar

Jalan Husada IV/12


Kebon Kangkung
Bandung
(5a)

Yth. Ir. Sulistiani

Staf Bagian Perencanaan


Direktorat Jalan Raya
Depertemen Pekerjaan Umum
Jalan Sutisna 15
Jakarta
9. Kesalahan Penulisan Salam Pembuka
Ungkapan salam pembuka yang lazim digunakan adalah Dengan hormat(dengan d kapital, h kecil),
diikuti tanda koma. Akan tetapi, dalam kenyataannya, penulisan salam pembuka tidak sesuai dengan
norma yang berlaku. Mungkin Anda bertanya Mengapa diakhiri dengan tanda koma, padahal kalimat
berikutnya dimulai dengan huruf kapital? Bukankah lebih tepat dengan tanda titik?
Memang apa yang dikemukakan itu beralasan, tetapi dalam hal ini ada kesepakatan bahwa salam
pembuka surat dan salam penutup dituliskan dengan tanda koma di belakangnya.
Misalnya:
Bentuk Salah
(1) Dengan hormat

Bentuk Baku
(1a) Dengan hormat,

Yang perlu juga dingatkan di sini ialah agar kita tidak menyingkatkan kata sapaan dengan hormat, itu
menjadi DH. Atau Dh., dan sebagainya. Kita ingin menghomati orang dengan kata sapaan itu, tetapi

dengan menyingkatkannya kita seolah-olah menarik kembali penghormatan kita itu karena penyingkatan
seperti itu rasanya kurang sopan, kurang adab.
10. Kesalahan Penulisan Paragraf Pembuka
Kalimat-kalimat yang lazim dipakai oleh penulis surat sebagai paragraf pembuka sangat bervariasi.
Marilah kita amati satu per satu.
Bentuk Salah
1.

Bersama ini kami beritahukan bahwa ...

2. Kami mohon bantuan daripada Tuan ...


3. Bersama ini kami mengundang ...
4. Dengan ini kami mengirimkan satu karung beras Cianjur untuk contoh.
Kesalahan pada (1) adalah penggunaan bersama ini, padahal surat tersebut hanya memberitahukan
sesuatu, tidak melampirkan atau mengirimkan barang lain. Ungkapan bersama ini artinya bersamasama dengan ini atau seiring dengan ini. Jadi tidak dapat dikatakan seiring dengan surat ini kami
beritahuka ... sebab pemberitahuan itu ridak diseiringkan dengan surat, melainkan dituliskan di dalam
surat itu. Ungkapan bersama inidigunakan untuk surat pengantar sebab dalam surat pengantar,
dituliskan apa yang dirimkan seiring dengan surat pengantar itu. Kebiasaan menulis ungkapan bersama
ini, kemudian ditiru orang bila menulis surat biasa yang bukan surat pengantar.
Kesalahan pada (2) adalah penggunaan bantuan daripada Tuan. Sebenarnya, cukup dituliskan bantuan
Tuan karena kata depan daripada digunakan untuk membandingkan dua hal atau masalah.
Kesalahan pada (3) adalah penggunaan kata bersama ini karena surat tersebut hanya mengundang.
Kesalahan pada (4) adalah penggunaan dengan ini, yang seharusnya diganti dengan bersama ini karena
surat tersebut mengirimkan sesuatu.
Seharusnya (Bentu Baku)
(1a) Dengan ini kami beritahukan
(2a) Kami mohon bantuan Tuan
(3a) Dengan ini kami mengundang
(4a) Bersama surat ini kami krimkan
Isi Surat Sesungguhnya

Isi atau pokok surat sesungguhnya memuat sesuatu yang diberitahukan, dilaporkan, ditanyakan, diminta,
dan lain-lain. Untuk menghindari salah tafsir dan demi efisiensi, isi surat hendaknya singkat dan jelas.
Hindari penulisan kalimat yang bertele-tele.

11. Kesalahan Penulisan Paragraf Penutup


Dalam paragraf penutup surat dijumpai pemakaian kalimat sebagai berikut.
Bentuk Salah
(1) Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan perhatiannya.
(2) Atas bantuan dan perhatian Bapak, kami menghaturkan banyak terima kasih.
(3) Demikian surat ini, atas perhatian bapak/ibu kami sampaikan terima kasih.
Kesalahan pada (1) adalah penggunaan bentuk perhatiannya. Perhatian siapa? Perhatian penerima surat
yang dimintai batuan? Kalau ia yang dimaksud, maka bukan nya yang seharusnya dipakai,
melainkan Bapakatau Ibu, atau Saudara, atau Anda karena orang yang disurati itu adalahBapak, Ibu,
Saudara, atau Anda (orang ke dua) bukan nya = dia atau ia(orang ke tiga).
Kesalahan pada (2) adalah penggunaan kata menghaturkan. Katamenghaturkan bukan kata bahasa
Indonesia. Dalam kamus tidak ada kata hatur, menghaturkan yang seperti itu maknanya. Kata itu
dipinjam dari bahasa daerah (Sunda, Bali) dipergunakan dalam surat karena orang ingin menyatakan
kehormatannya kepada orang yang menerima surat. Katamengucapkan menurut anggapannya mungkin
tidak halus, atau kurang hormat, sehingga dipakainya kata bahasa daerah itu.
Kesalahan pada (3) adalah penggunaan kata bapak/ibu. Kata bapak/ibupada kalimat ini digunakan
sebagai kata sapaan. Oleh karena itu, kata bapak/ ibu semestinya ditulis dengan huruf kapital. Jadi,
ditulisBapak/Ibu. Kesalahan berikutnya adalah penghilangan tanda baca koma di antara bapak/ibu dan
kami. Semestinya pada kalimat ini dibubuhi tanda baca koma untuk menghindari salah baca di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Dalam bahasa Indonesia tidak ada kata hatur. Ada kata atur, tetapi artinya lain sekali. Oleh karena itu,
gunakanlah kata mengucapkan yang dapat berarti 1) mengatakan, 2) menyampaikan. Jadi, kata itu tidak
terbatas pemakaiannya pada pada bahasa lisan saja. Kalau barbahasa Indonesia, perasaan bahasa
Indonesialah yang dipakai. Bila perasaaan dalam berbahasa daerah yang dibawa ke dalam bahasa
Indonesia, maka ada kecenderungan untuk menggantikan kata-kata Indonesia dengan kata bahasa
daerah.

Ada yang menanyakan, kata anda dalam surat ditulis dengan A kapital (Anda) atau dengan huruf kecil
(anda)? Pusat Bahasa telah mengambil keputusan bahwa kata anda yang dipakai dalam surat untuk
menyapa orang yang menerima surat sebaiknya dituliskan dengan A kapital, Jadi,Anda, walaupun
kata anda itu sejajar dengan kata engkau (dalam makna yang lebih halus, hormat).
Pertimbangan mengunakan huruf kapital pada kata anda adalah jika kita menyapa seseorang yang lebih
rendah kedudukannya dengan kita atau orang yang setara derajatnya dengan kita digunakan
kata Saudara,(dengan S kapital), maka kurang pada tempatnya bila kita menyapa orang yang lebih tinggi
kedudukannya daripada kita dengan kata anda (huruf a pertama huruf kecil). Oleh karena itu,
diputuskan menuliskan kata itu dengan A kapital, yaitu Anda.
Perhatikan perbaikannya sebagai berikut.
Seharusnya (Bentuk baku)
(1a) Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan perhatian Bapak/ Ibu/ Saudara.
(2a) Atas bantuan dan perhatian Bapak, kami mengucapkan banyak terima kasih.
(3a) Demikian surat ini , atas perhatian Bapak/ Ibu, kami sampaikan terima kasih.
12. Kesalahan Penulisan Salam Penutup
Salam penutup yang sering dipakai sebagai berikut.
Bentuk Tidak Baku

Bentuk Baku

(1) Hormat kami

(1a) Hormat kami,

(2) Wasalam

(2a) Wasalam,

Kesalahan pada (1) dan (2) adalah tidak menggunakan tanda baca koma, yang seharusnya menggunakan
tanda baca koma (,).
13 Kesalahan Penulisan Tembusan
Penulisan kata Tembusan: (dengan tidak digarisbawahi) cukup efektif bila dibandingkan dengan
ditulis Tembusan: yang digarisbawahi atauTembusan disampaikan kepada: Selain itu, dalam rincian
tembusan orang mencantumkan sebagai laporan, sebagai undangan, untuk diketahui, harap
dilaksanakan, dan arsip. Semua tambahan itu tidak diperlukan karena tanpa embel-embel tersebut, yang
ditembusi surat serta merta mengetahui apa yang harus dikerjakannya. Rincian terakhir dalam
tembusan, arsip juga tidak perlu karena setiap surat dinas sudah lazim memiliki arsip.
Mari kita bandingkan bentuk salah dan bentuk benar berikut.

Bentuk salah
Tembusan: disampaikan kepada:
1.

Direktur Bank Indonesia Pusat (sebagai laporan)

2. Kepala Pusdiklat Bank Indonsia (sebagai undangan)


3. Drs. Mahaban, S.H. (harap dilaksanakan)
4. Arsip.
Bentuk yang dianjurkan sebagai berikut.
Seharusnya (Bentuk Baku)
Tembusan:
1.

Direktur Bank Indonesia

2. Kepala Pusdiklat bank Indonesia


3. Drs, Marhaban, S.H.
Dalam surat resmi harus dicantumkan inisial.
Inisial adalah tanda pengenal nama penyusun konsep surat dan pengetik surat tersebut. Inisial ini
biasanya diambil dari huruf terdepan nama yang bersangkutan.
Misalnya:
RK/YP
RK singkatan dari Rudi Kurniawan (pengonsep)
YP singkatan dari Yuni Parwati (penegetik)

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Lukman. 1989. Berbahasa Baik dan Berbahasa dengan Baik. Bandung : Angkasa.
Arifin, E Zaenal. 1993. 1001 Kesalahan Berbahasa Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia. Jakarta :
Akademika Presindo.

Badudu, J.S. 1980. Membina Bahasa Indonesia Baku. Seri 1. Bandung: Pustaka Prima.
Badudu, J.S. 1980. Membina Bahasa Indonesia Baku. Seri 2. Bandung: Pustaka Prima.
Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar I. Jakarta : Gramedia.
Badudu, J.S. 1986. Inilah bahasa Indonesia Yang benar II. Jakarta: Gramedia.
Badudu, J.S. 1989. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar III. Jakarta: Gramedia.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1980. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1980 Pedoman Umum pembentukan Istilah. Jakarta: Balai
Pustaka.
Lampiran
Contoh Kesalahan yang Lain:
1. Kesalahan Penulisan Kepala Surat
Bentuk Salah
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Saraswati Tabanan
FAKULTAS PENDIDIKAAN BAHASA DAN SENI
JURUSAN/PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
(Terakreditasi BAN PTS 004/2002)
Jl. Pahlawan No. 2 Tabanan Telp. 811267 Po. Box 104 82113
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Saraswati Tabanan
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
SSENAT MAHASISWA
Jl. Pahlawan No. 2 Tabanan Telp. 811267 PO. Box 104 82113
Bentuk Baku
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Saraswati Tabanan

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI


JURUSAN/PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
(Terakreditasi BAN PTS 004/2002)
Jalan Pahlawan No. 2 Tabanan Telepon 811267 Kotak Pos 104 82113
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Saraswati Tabanan
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
SENAT MAHASISWA
Jalan Pahlawan No. 2 Tabanan Telepon 811267 Kotak Pos 104 82113
2. Kesalahan Penulisan Tanggal Surat
Bentuk Salah
Tabanan 16 Oktober 2006
Pada kepala surat sudah tercantum nama kota. Oleh karena itu, nama kota tidak usah lagi dicantumkan,
tetapi langsung ditulis tanggal surat.
Bentuk Baku
16 Oktober 2006
3. Kesalahan Penulisan Lampiran
Bentuk Salah
Nomor

: 05/SMF/2006

Lamp.

:-

Perihal

: Undangan

Pada contoh di atas terdapat kesalahan penulisan Lamp. Jika memang dalam surat itu tidak ada yang
dilampirkan, maka Lamp. (lampiran) tidak usah dicantumkan.
Bentuk Baku
Nomor

: 05/SMF/2006

Perihal

4. Kesalahan Penulisan Hal atau Perihal Surat


Bentuk Salah
Perihal

: Undangan

Perihal merupakan bagian surat yang memuat inti persoalan yang akan disampaikan dalam surat itu .
Oleh karena itu pada bagian ini ditulis pokok atau inti persoalan.
Bentuk Baku
Perihal

: Penentuan Petugas Pameran

5. Kesalahan Penulisan Alamat Surat


Bentuk Salah
Kepada
Yth. Bapak Dekan FPBS IKIP Saraswati Tabanan
di Tempat
Yth. Bapak/ibu Dosen FPBS IKIP Saraswati Tabanan
di Tempat
Yth. Bapak Drs. I Nyoman Suaka, M.Si.
di Tempat
Yth. Bapak Drs. I Wayan Subaker, M.Hum.
di Tempat
Bentuk Baku
Yth. Dekan FPBS IKIP Saraswati Tabanan
di Tempat
Yth. Dosen FPBS IKIP Saraswati Tabanan

di Tempat
Yth. Drs. I Nyoman Suaka, M.Si.
di Tempat
Yth. Drs. I Wayan Subaker, M.Hum.
di Tempat

6. Kesalahan Penulisan Gelar Akademik


Bentuk salah
Drs. Made Kerta Adhi, M.Pd
Drs. I Nyoman Suaka, M.Si
Penulisan nama gelar akademik diakhiri dengan tanda baca titik (.)
Bentuk Baku
Drs. Made Kerta Adhi, M.Pd.
Drs. I Nyoman Suaka, M.Si.
7. Kesalahan Penulisan Nomor Induk Pegawai (NIP)
Apabila angka tidak menyatakan jumlah, tanda titik tidak digunakan. Angka yang tidak menyatakan
jumlah terdapat pada nomor telepon, angka tahun, nomor NIP, dan nomor rekening.
Misalnya:
Bentuk salah
NIP 130.519.977
NIP 130 519 977

Bentuk Baku
NIP 130519977

Anda mungkin juga menyukai